Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM KIMIA ORGANIK

KROMATOGRAFI KOLOM

Oleh :

Nama : Suci Ramadhani Noor


Kelas : 1A
No BP : 1920016
Analisis Kimia

POLITEKNIK NEGERI ATI PADANG


2019/2020
KROMATOGRAFI KOLOM

I. Tujuan
 Melakukan pemisahan komponen komponen dari campurannya menggunakan
kromatografi kolom
 Melakukan pemurnian senyawa dari suatu campuran senyawa

II. Prinsip kerja

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan


pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen berupa
molekul yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak akan
melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang
berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan
berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom,
komponen tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan detektor atau dapat
dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut.
Kromatografi pertukaran ion biasa digunakan untuk pemurnian materi biologis
seperti asam amino, peptida, protein. Metode ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu
dalam kolom maupun ruang datar (planar). Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu
pertukaran kation dan pertukaran anion. Pada pertukaran kation, fase stasioner
bermuatan negatif sedangkan pada pertukaran anion, fase stasioner bermuatan positif.
Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati kolom. Jika muatan
pada molekul sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan terelusi. Namun jika
muatan pada molekul tidak sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan
membentuk ikatan ionik dengan kolom. Untuk mengelusi molekul yang menempel
pada kolom diperlukan penambahan larutan dengan pH dan kekuatan ionik tertentu.
Pemisahan dengan metode ini sangat selektif karena biaya untuk menjalankan metode
ini murah serta kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa digunakan pada awal
proses keseluruhan.
Berdasarkan penjabaran di atas maka untuk memperdalam pengetahuan tentang
resin pertukaran ion maka dilakukanlah percobaan tentang teknik pemisahan
kromatografi kolom.
III. Teori dasar

Dalam kromatografi partisi cair-cair, suatu pemisahan dipengaruhi oleh distribusi


sampel antara fase cair diam dan fase cair bergerak dengan membatasi kemampuan
pencampuran. Jika suatu zat terlarut dikocok dalam sistem dua pelarut yang tidak
bercampur atau saling melarutkan maka zat terlarut akan terdistribusi di antara kedua
fase.
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat
untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa
gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran
zat cair, ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan.
Secara umum perbandingan panjang dan diameter kolom sekitar 8:1 sedangkan
daya penyerapnya adlah 25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Teknik banyak
digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organic dan konstituen-konstituen
yang sukar menguap sedangkan untuk pemisahan jenis logan-logam atau senyawa
anorganik jarang dipakai.
Dalam proses kromatografi selalu terdapat salah satu kecenderungan molekul-
molekul komponen untuk melarut dalam cairan, melekat pada permukaan padatan
halus, bereaksi secara kimia dan terekslusi pada pori-pori fasa diam. Komponen yang
dipisahkan harus larut dalam fasa gerak dan harus mempunyai kemampuan untuk
berinteraksi dengan fasa diam dengan cara melarut di dalamnya, teradsorpsi atau
bereaksi secara kimia. Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang
menyusun suatu sampel. Hasil pemisahan dapat digunakan untuk keperluan analisis
kualitatif, analisis kuantitatif dan pemurnian suatu senyawa. Dalam beberapa hal
metode pemisahan kromatografi mempunyai kemiripan dengan metode pemisahan
ekstraksi. Kedua metode ini sama-sama menggunakan dua fasa, dimana fasa satu
bergerak terhadap fasa lainnya, kesetimbangan solut selalu terjadi di antara kedua
fasa.
Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-
komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam.
Kromatografi kolom terabsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair padat, substrat
padat bertindak sebagai fasa diam yang sifafnya tidak larut dalam fasa cair, fasa
bergeraknya adalah cairan atau pelarut yang mengalir membawa komponen campuran
sepanjang kolom. Pemisahan bergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada
bidang antar muka diantara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan
relatif komponen pada fasa bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan
pelarut terjadi kompetisi untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga
menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa saat di
permukaan adsorben dan masuk kembali pada fasa bergerak.
Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fasa
bergerak yang ditambahkan secara kontinu, akibatnya hanya komponen yang
mempunyai afinitas lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif tertahan.
Komponen afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat mengikuti aliran pelarut.
Pada kromatografi adsorpsi, besarnya koefisien distribusi sama dengan konsentrasi zat
terlarut pada fasa teradsorpsi dibagi konsentrasinya pada fasa larutan. Ketergantungan
jumlah zat terlarut yang teradsorpsi terhadap konsentrasi zat terlarut dalam larutan
dinyatakan dengan isoterm adsorpsi Langmuir.
Metode pemisahan kromatografi kolom ini memerlukan bahan kimia yang cukup
banyak sebagai fasa diam dan fasa bergerak bergantung pada ukuran kolom gelas.
Untuk melakukan pemisahan campuran dengan metode kromatografi kolom
diperlukan waktu yangcukup lama, bias berjam-jam hanya untuk memisahkan satu
campuran. Selain itu, hasil pemisahan kurang jelas artinya kadang-kadang sukar
mendapatkan pemisahan secara sempurna karena pita komponen yang satu
bertumpang tindih dengan komponen lainnya. Masalah waktu yang lama disebabkan
laju alir fasa gerak hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, ukuran diameter
partikel yang cukup besar membuat luas permukaan fasa diam relative kecil sehingga
tempat untuk berinteraksi antara komponen-komponen dengan fasa diam menjadi
terbatas.
Apabila ukuran diameter partikel diperkecil supaya luas permukaan fasa diam
bertambah menyebabkan semakin lambatnya aliran fasa gerak atau fasa gerak tidak
mengalir sama sekali. Selain itu fasa diam yang sudah terpakai tidak dapat digunakan
lagi untuk pemisahan campuran yang lain karena sukar meregenerasi fasa diam.
Untuk memisahkan campuran, kolom yang telah dipilih sesuai campuran diisi
dengan bahan penyerap seperti alumina dalam keadaan kering atau dibuat seperti
bubur dengan pelarut. Pengisian dilakukan dengan bantuan batang pengaduk untuk
memanfaatkan adsorben dan gelas wool pada dasar kolom. Pengisian harus dilakukan
secara hat-hati dan sepadat mungkin agar rata sehingga terhindar dari gelembung-
gelembung udara, untuk membantu homogenitas biasanya kolom setelah diisi
divibrasi diketok-ketok. Sejumlah cuplikan yang dilarutkan dalam sedikit pelarut,
dituangkan melalui sebelah atas kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam adsorben.
Komponen-komponen dalam campuran diadsorpsi dari larutan secara kuantitatif oleh
bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom. Dengan penambahan
pelarut secara terus-menerus, masing-masing komponen akan bergerak turun melalui
kolom dan pada bagian atas kolom akan terjadi kesetimbangan baru antara bahan
penyerap, komponen campuran dan eluen. Kesetimbangan dikatakan tetap apabila
suatu komponen yang satu dengan yang lainnya bergerak ke bagian bawah kolom
dengan waktu atau kecepatan berbeda-beda sehingga terjadi pemisahan.

IV. Prosesur kerja


a. Alat
 Kolom kromatografi
 Gelas piala
 Corong
 Batang pengaduk
 Kaca arloji
 Erlenmeyer
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Botol vial

b. Bahan
 Silika gel 60
 n – heksana
 Etil asetat
 Kapas

c. Cara kerja
Penyiapan kolom dan fase diam
1. Siapkan kolom untuk kromatografi, masukkan kapas dan kertas saring
pada bagian kolom dan kran kolom ditutup.
2. Tuangkan cairan fase gerak sampai setengah bagian kolom, masukkan
fase diam yang akan digunakan sampai jumlah yang dikehendaki.
3. Keluarkan cairan fase gerak sampai 1 cm diatas permukaan fase diam.
Amati dengan baik. Perhatikan jangan sampai ada gelembung udara
dalam fase diam. Kolom siap digunakan.
4. Secara perlahan buka kran kolom sehingga eluen akan mengalir keluar.
5. Catat waktu pertama setelah penetesan fase gerak.
6. Fraksi yang keluar ditampung tiap 2 mL, catat pada menit beberapa
tetesan atau fraksi yang berisi analit pertama mulai keluar (menit
pertama dan terakhir untuk suatu analit yang sama).
7. Demikian seterusnya untuk analit berikutnya.
8. Perhatian: penambahan fase gerak jangan sampai terlambat yaitu
jangan sampai cairan fase gerak diatas fase diam habis.

V. Kesimpulan
Prinsip analisa dengan kromatografi kolom adalah dengan teknik adsorbs,
dengan fasa diam berupa padatan dan fase grak cairan. Teknik analisis dengan
kromatografi kolom berdasarkan perbedaan kecepatan terelusinya zat-zat warna yang
diukur dengan waktu penetesannya.

VI. Daftar pustaka


Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007
Anonim. Kromatografi. http//id. Wikipedia. Org/ 8 Mei 2012
Anonim. Kromatografi Kolom. http//id. Wikipedia. Org/ 8 Mei 2012
Anonim. Pemisahan Kromatografi. http//www. Chem.-is-try. Org/ 8 Mei 2012
Hendayana, Sumar. Kimia Pemisahan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006
Khopkar, S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Erlangga, 2008
Yazid, Estien. Kimia Fisika Paramedis. Yogyakarta: Andi, 2005

Anda mungkin juga menyukai