M1D118037
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah tugas besar teknik pengolahan lindi dengan baik
Penulis pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama pembuatan makalah ini. Penulis memohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat kesalahan penulisan dan kekeliruan dalam penulisan
sehingga membingungkan pembaca dalam memahami. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan membantu dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Teknik Lingkungan.
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
Kota Jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan luas 20,538 ha atau
seluas 205,38 Km2. Topografi wilayah Kota Jambi terdiri atas wilayah datar
dengan kemiringan 0 hingga 2%, bergelombang dengan kemiringan 2 hingga 15%
dan curan dengan kemiringan 15 hingga 40%. Dari sisi iklim, Kota Jambi
termasuk beriklim tropis. Musim hujan jatuh pada bulan Oktober sampai April
(dipengaruhi oleh Musim Timur Selatan) dan musim kemarau pada bulan April
sampai Oktober.
Kualitas debit lindi yang keluar dari timbunan sampah sangat berfluktuasi
karena bergantung pada curah hujan dan karakter sampah yang ditimbun,
demikian juga beban cemaran lindi yang digunakan. Berdasarkan karakteristik
dari Lindi, pengolahan lindi sangat diperlukan sebelum lindi dibuang ke badan air.
Pengolahan lindi bertujuan untuk mengurangi kandungan nutrient seperti NH4,
mengurangi kandungan bahan organik, dan mengurangi kandungan logam berat
yang ikut larut dalam lindi. Lindi tanpa pengolahan yang baik akan menjadi
sumber penyakit bagi penduduk yang berada di sekitar timbunan sampah.
Kolama aerasi (aerated lagoon) pada dasarnya menggunakan peralatan aerator
mekanik berupa surface aerator yang digunakan untuk membantu mekanisasi
supply oksigen larut dalam air. Aerator ini menggunakan propeler yang setengah
terbenam dalam air dengan putarannya memecah permukaan air agar lebih banyak
bagian air yang kontak dengan udara dan menyerap oksigen bebas dari udara.
2.1 Lindi
Air lindi merupakan air dengan konsentrasi kandungan organik yang
tinggi dan terbentuk dalam landfill akibat adanya air hujan yang masuk ke
dalam landfill. Air lindi merupakan cairan yang sangat berbahaya, karena
selain kandungan organiknya tinggi, juga mengandung unsur logam
(Seperti Zn dan Hg). Jika tidak ditangani dengan baik, air lindi dapat
terserap ke dalam tanah sekitar landfill kemudian dapat mencemari air
tanah di sekitar landfill (Arief, 2016). Air lindi merupakan cairan yang
dihasilkan dari timbunan sampah dan dari hasil samping pengolahan
sampah organik, anorganik dan mikroorganisme (Rizki, 2014). Air lindi
memerlukan perlakuan awal, yaitu dengan menghilangkan kandungan
anorganik dalam air lindi. Setelah kandungan inorganik dalam air lindi
dapat dihilangkan atau dikurangi, kemudian air lindi dapat diolah lebih
lanjut untuk menghilangkan kadar kandungan organiknya (Arief, 2016).
Baku mutu lindi adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
lindi yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari kegiatan
TPA. Baku mutu lindi ditunjukkan oleh Tabel 1.
a. Suhu
Perubahan suhu mempengaruhi proses fisika, kimia, dan
biologi badan air. Peningkatan suhu mengakibatkan
peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, volatilisasi
penurunan kelarutan gas O2, CO2, dan N2 (Effendi, 2003).
b. TSS
Padatan Total Tersuspensi (TSS) adalah bahan-bahan
tersuspensi (diameter >1μm) yang tertahan pada saringan
millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas
lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang
terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah
yang terbawa ke badan air (Effendi, 2003)
a. pH
b. BOD
d. Kadmium (Cd)
Neraca air thornwaite diperlukan unutk mengetahui debit air lindi yang
dihasilkan dengan menggunakan data curah hujan dan data temperatur
sehingga dapat diprediksi debit air lindi yang dihasilkan. Berdasarkan
perhitungan neraca air thornwaite didapatkan hasil perhitungan yang dapat
dilihat pada Tabel 2 Hasil Perhitungan Neraca Thornwaite (Krisnawati et
al., 2014).
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah ini didapatkan adalah efektivitas
pengolahan lindi dengan menggunakan metode aerated lagoon dapat
mencapai 90% jika dengan kondisi kadar polutan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S., Sudarno, & Purwono. (2017). Pengolahan Sampah Organik Secara
Biodrying Studi Kasus : Sayuran Kangkung. Jurnal Teknik Lingkungan, 6(1),
1–8.
Kasman, M., Herawati, P., & Hikmah. (2014). Pengolahan Leachate Dengan
Menggunakan Multi Soil Layering (MSL). Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi Vol.14, 14(3), 107–112.
Krisnawati, A., Sururi, M. R., & Ainun, S. (2014). Pengaruh Karakteristik Lindi
terhadap Ozonisasi Konvensional dan Advanced Oxidation Processes ( Aop
). Jurnal Online Institute Teknologi Nasional, 2(Rekayasa Lingkungan), 1–9.
Sitorus, febri revelino, Ilfan, F., & Hutagalung, winny laura christina. (2020).
Optimalisasi Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah Tempat Pemrosesan
Akhir Talang Gulo Lama. Jurnal Engineering, 2(1), 50–53.