Anda di halaman 1dari 5

Penetapan Kadar CO2 Terlarut

A. Tujuan Percobaan
Mampu menetapkan kadar gas CO2 yang terlarut dalam sampel air
B. Dasar Teori
Karbondioksida (CO2) adalah komponen normal dalam semua air alami dan
merupakan gas yang mudah larut dalam air. CO 2 di dalam air terdiri dari CO 2 bebas dan
CO2 terikat yang tergantung pada pH air. CO 2 terdiri dari CO2 yang berada dalam
kesetimbangan, diperlukan untuk memelihara ion bikarbonat (HCO3) dan CO2 agresif
yang dapat melarutkan CaCO3 dan bersifat korosif.
Karbondioksida yang ada di udara maupun dalam air digunakan untuk proses
fotosintesis dan menghasilkan zat-zat organik. Semua organisme yang tidak
berfotosintesis terkecuali beberapa macam bakteri yang hidup sendiri memperoleh zat
arang (CO2) organik langsung ataupun tidak langsung dari tanaman-tanaman. Semua
organisme (kecuali bakteri-bakteri anaerob) akan terus menerus mengeluarkan zat asam
dan melepaskan CO2 ke dalam lingkungan dengan pernafasan dan banyak pula CO 2
dilepaskan dengan penguraian dan pembakaran bahan-bahan organik (Bayard, 1983).
Karbondioksida di perairan sangat dibutuhkan oleh tumbuhan baik mikro maupun
yang berukuran makro (tumbuhan tingkat tinggi) untuk proses fotosintesis. Walaupun
memiliki peranan yang penting dalam perairan untuk kelangsungan hidup organisme air,
namun kandungannya yang berlebihan dapat menggangu bahkan menjadi racun bagi
organisme di perairan (Kordi, 2004).
Ekosistem air yang proses fotosintesisnya berjalan dengan cepat dan membutuhkan
sejumlah karbondioksida. Namun pemakaian CO2 dalam proses ini yang berlebihan,
akan menyebabkan CO2 berkurang bahkan hilang, sehingga tidak baik bagi pertumbuhan
organisme. Kadar CO2 bebas yang bisa ditolelir oleh ikan adalah lebih dari 5 mg/liter.
Dapat pula sebesar 10 mg/liter asal diimbangi dengan kadar oksigennya (Barus, 2002).
Karbondioksida terbentuk dari hasil reaksi oksigen dengan berbagai bahan makanan.
Karbondioksida seperti oksigen juga bergabung dengan zat kimia di dalam darah yng
meningkatkan trasport karbondioksida 15-20 kali lipat (Susanto, 2000).
Karbondioksida merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan untuk
melakukan fotosintesis. Gas ini berasal dari pembongkaran bahan-bahan organik oleh
jasad renik di dasar perairan. Oleh karena itu, karbodioksida memegang peran yang
sangat penting sebagai unsur makanan untuk semua tumbuh-tumbuhan hidup yang
mampu berasimulasi (Gufran, 2000).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
 Buret
 Statif
 Klem buret
 Erlenmeyer
 Pipet takar
 Pipet tetes
 Pipet ukur
2. Bahan
 Sampel air
 Larutan standar NaOH 0,001 N
 Indikator pp

D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan labu Erlenmeyer 250 mL, kemudian dimasukkan 100 mL sampel air
ke dalam labu Erlenmeyer dan segera ditetesi dengan indikator pp.
2. Jika timbul warna merah berarti kandungan CO2 tidak ada dan apabila tidak
timbul warna merah, maka sampel air mengandung CO2.
3. Sampel air dititrasi dengan larutan NaOH 0,001 N
4. Langkah 1 dan 3 diulangi sampai sebanyak 3x
5. Dicatat volume NaOH yang dibutuhkan

E. Data Pengamatan
No Lokasi Vol NaOH (mL) Rerata Vol NaOH (mL) Keterangan
Sungai 2 1,8
Kwayangan 1,5
2
F. Analisis Data dan Pembahasan

Kadar CO2 (mg/L) =

mg/L
Kadar CO2 terlarut dalam sungai Kwayangan sebesar 0,792 mg/L. Air permukaan
pada umumnya mengandung kurang dari 10mg CO2 bebas/liter. Kadar CO2 bebas pada
sungai Kwayangan sesuai dengan teori yaitu kurang dari 10 mg/L. CO 2 di dalam perairan
penting adanya karena memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH (sebagai buffer
capacity). CO2 diperairan juga menentukan kesadahan air karena dapat bereaksi dengan
komponen kapur menjadi CaCO3 dan mengendap menjadi senyawa karbonat. Oleh
karena itu, kadar CO2 dalam perairan berhubungan dengan pH larutan. Pada percobaan
ini tidak dilakukan pengukuran pH karena sampel yang diuji tidak segar (tidak langsung
diuji setelah sampling) sehingga akan mempengaruhi nilai pH sampel tersebut. Pada
percobaan ini hanya dapat diketahui kadar CO2 terlarut. Air yang banyak mengandung
CO2 akan bersifat korosif karena dapat melarutkan logam yang terdapat pada pipa
penyaluran air sehingga dapat terjadi korosi pada pipa distribusi air minum. Korosi
disebabkan air mempunyai pH rendah, yang disebabkan adanya kandungan CO 2 agresif
yang tinggi.

G. Kesimpulan
Kadar CO2 terlarut dalam sungai Kwayangan sebesar 0,792 mg/L.

H. Daftar Pustaka
Tim Pengajar Praktikum Kimia Lingkungan. 2017. Buku Petunjuk Praktikum Kimia
Lingkungan. Universitas Negeri Malang : Malang
I. Pertanyaan
1. Sebutkan zat-zat apa saja yang dapat mempengaruhi dalam penetapan kadar CO2
terlarut? jelaskan secara singkat!
Adanya arus dan angin diduga menyebabkan bergeraknya massa CO2 terlarut ini.
Selain faktor cuaca seperti kecepatan angin, arah angin dan curah hujan, salinitas
dan pH juga mempengaruhi konsentrasi karbondioksida terlarut. Karbondioksida
yang terdapat di perairan berasal dari berbagai sumber yaitu sebagai berikut:
Difusi dari atmosfer, karbondiosida yang terdapat di atmosfer, air hujan, air yang
melewati tanah organik, karbondioksida hasil dekomposisi ini akan terlarut dalam
air, respirasi tumbuhan, hewan dan bakteri aerob maupun anaerob respirasi
tumbuhan dan hewan mengeluarkan karbondioksida

2. Adakah perbedaan kadar CO2 terlarut antara lokasi satu dengan lokasi lainnya?
Ada, karena setiap lokasi memiliki keadaan yang berbeda-beda (suhu, pH, dan
banyaknya organisme yang hidupdi dalam perairan tersebut).
3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perbedaan hasi penetapan gas CO2
terlarut diatas? jelaskan masing-masing secara singkat!
Suhu : Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,
evaporasi, volatilisasi, serta menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air (gas
O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya)
pH : Semakin tinggi nilai pH, semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin
rendah kadar karbondioksida bebas. Larutan yang bersifat asam (pH rendah)
bersifat korosif. pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia.
Toksisitas logam memperlihatkan peningkatan pada pH rendah
keberadaan orhganisme hiidup : tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme di dalam
perairan mempengaruhi kadar CO2 terlarut dalam perairan.
4. Apakah banyak sedikitnya tumbuhan air dan mikroorganisme lain dapat
mempengaruhi besar kecilnya kadar CO2 terlarut? Jelaskan!
Ya. Karbondioksida yang ada di udara maupun dalam air digunakan untuk proses
fotosintesis dan menghasilkan zat-zat organik. Semua organisme yang tidak
berfotosintesis terkecuali beberapa macam bakteri yang hidup sendiri
memperoleh zat arang (CO2) organik langsung ataupun tidak langsung dari
tanaman-tanaman. Karbondioksida di perairan sangat dibutuhkan oleh tumbuhan
baik mikro maupun yang berukuran makro (tumbuhan tingkat tinggi) untuk
proses fotosintesis. Ekosistem air yang proses fotosintesisnya berjalan dengan
cepat dan membutuhkan sejumlah karbondioksida. Sedangkkan keberadaan
mikroorganisme dan organisme lain dalam perairan dapat menambah pasokan
CO2 melalui hasil dekomposisi dan ekskresi.

Anda mungkin juga menyukai