Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

FISIKA KIMIA PERAIRAN

HENDRA

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019

1
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM
FISIKA KIMIA PERAIRAN

KARBONDIOKSIDA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


dalam Menyelesaikan Mata Kuliah
Fisika Kimia Perairan

Oleh :
HENDRA
O 271 18 059

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika kimia perairan membahas beberapa hal mengenai hubungan antara

parameter-parameter kualitas air yang meliputi sifat fisika dan kimiannya salah satu

faktor dari parameter yang sangat berpengaruh terhadap kualitas air yaitu oksigen

terlarut. Kualitas air sering diistilakan kesesuaian atau kecocokan yang

menggambarkan penggunaan tertentu misalnya air minum, perikanan, pengairan,

industry, dan sebagiannya. yuliastuti (2011)

Karbondioksida merupakan senyawa kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon

dan 2 atom oksigen (CO2) yang muda terlarut dalam air dingin, tidak berbau dan

tidak pula berwarna karbon dioksida termasuk salah satu gas yang reaktif dan banyak

terdapat dalam air laut. Karbon dioksida yang terdapat pada suatu perairan air laut

pada umumnya berasal dari udara melalui proses difusi (Susana, 1988). Oleh karena

itu pentingnya diadakan praktikum pada pengukuran karbon dioksida, agar supaya

bisa mengatahui karbon dioksida yang terdapat dalam suatu perairan serta bisa

memahami dan mengatahui prosedur dalam mengukur karbon dioksida

3
1.2 Tujuan dan kegunaan

Tujuan dari praktikum ini dalam pengukuran karbon dioksida adalah agar

praktikan dapat mengatahui karbon dioksida dalam suatu perairan agar praktikan

dapat menentukan karbon dioksida dalam perairan serta metode dalam

pengukurannya.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Karbondioksida (CO2)

Karbon dioksida merupakan senyawa kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon

dan 2 atom oksigen (CO2) yang muda terlarut dalam air dingin, tidak berbau dan

tidak pula berwarna karbon dioksida termasuk salah satu gas yang reaktif dan banyak

terdapat dalam air laut. Karbon dioksida yang terdapat pada suatu perairan air laut

pada umumnya berasal dari udara melalui proses difusi (Susana, 1988). Pada karbon

dioksida total yang ada dalam air laut berkisar pada 1,5-2,5 µgA C/l atau 18 ppm-30

ppm. (Harne, 1969 dalam Susana, 1988)

2.2 Manfaat Karbondioksida dalam Akuakultur

Karbondioksida merupakan unsur utama dalam proses utama pada fotosintesis

yang dibutuhkan oleh fitoplankton dan tumbuhan air. (Sahabudin, dkk 2014).

Karbondioksida, sering disebu dengan gas asam arang yang merupakan senyawa

kimia yang sang berperan penting dalam kehidupan organism yang ada di dunia ini

udara yang bersih mengandung kira-kira 0,03% karbon dioksida, (Marsun, 1980

dalam Susana, 1988). Karbondioksida mempunyai peranan yang sangat besar

terhadap bagi kehidupan organisme. Namun jika karbondioksida dalam keadaan

berlebihan akan mengganggu bahkan bisa menjadi racun bagi beberapa jenis ikan

(Barus, 2002)

5
2.3 Hubungan Karbondioksida dengan Parameter Lainnya

2.3.1 Hubungan karbondioksida dengan suhu

Pada peningkatan konsentrasi karbondioksida dan suhu sangat mempengaruhi

pertumbuhan kandungan klorofil dan kandungan pada kalsium serta jaringan

histopatologi makroalga tropik Halimeda sp. Karbon dioksida dan suhu merupakan

sebagai unsur antara peruban iklim dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan produktifitas makroalga Halmidae sp ( Sahabudin, dkk 2015)

2.3.2 Hubungan karbondioksida dengan turbiditas (Kekeruhan )

Keekruhan akan menggambarkan kurangnya kecerahan pada perairan yang

mengakibatkan adanya bahan-bahan koloid dan tersuspensif contonya lumpur, bahan

organik dan anorganik dan mikroorganisme perairan, kekeruhan yang cukup tinggi

tersebut disebabkan adanya kandungan organik oleh aliran air tawar maupun air lau

Menurut (Wilson, 2010 dalam Sarawati, 2017)

2.3.3 Hubungan Karbondioksida dengan derajat keasaman(pH)

Derajat keasaman atau pH yang merupakan salah satu parameter yang berperan

penting dalam memantau kestabilan perairan. Perubahan nilai pada pH merupakan

suatu perairan yang akan mempengaruhi kehidupan biotanya karena tiap biota

memiliki keterbatasan tertenu pada nilai pH yang bervariasi. ( Simajuntak, 2012

dalam Sarawati, 2017)

6
2.3.4 Hubungan karbondioksida dengan oksigen terlarut

Ketersedian okigen dalam perairan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam

proses respirasi dan fotosintesis. Selain itu juga secara langsung di pengaruhi oleh

kualitas air tersebut akibat aktifitas respirasi organisme yang menyebabkan

berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Terlebih itu proses fotosintesis tidak terjaga

sehingga mengakibatkan tumbuhan dan hewan bersaing untuk mendapatkan oksigen

2.4 Peningkatan dan Penurunan Karbondioksida dalam Perairan

Faktor lingkungan terutama CO2 sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

disebabkan karena CO2 digunakan dalam proses fotosintesis. Peningkatan pada

kandungan CO2 dalam perairan akan menyebabkan meningkatnya pertumbuhan

rumput laut (Raven, 1997: Garadillo dkk 2001)

7
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum fisika kimia perairan mengenai karbondioksida dilaksanakan pada

hari rabu tanggal 2 oktober 2019 pukul 14:30-17:30 WITA, dilaboratorium budidaya

perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako, Palu

3.2 Alat dan bahan

Pada tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum dapat dilihat pada

tabel berikut:

tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan


No Nama Alat Kegunaan
1 Labu Erlenmeyer Wadah untuk titrasi
2 Labu semprot Berisi akuades untuk membilas
3 Gelas ukur Mengukur volume air
4 Pipet tetes Memindahkan cairan dalam volume sedikit
5 Pipet skala memindahkan larutan atau cairan ke dalam suatu
wadah dengan berbagai volume
6 Alat tulis menulis Untuk mencatat hasil yang di dapatkan

Bahan yang digunakan pada pengamatan karbondioksida yaitu. Aquades.

Indikator Phenolphthalein Indikator Methyl Orange.

8
3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada saat melaksanakan praktikum

pengenalan alat yaitu sebagai berikut :

1. Memasukkan 50 ml air sampel ke dalam labu erlenmeyer dengan hati-hati untuk

mengurangi pengaruh aerasi atau difusi CO2 dalam air yang akan diperiksa.

2. Meneteskan 0,25 ml indikator PP. dan memutar labu dengan tenang dan teratur

agar PP tersebut tersebar merata.

3. Bila larutan PP yang diberikan tetap bening (tidak berwarna), maka titar larutan

tersebut dengan Na2CO3 0,0454 N dari buret setetes demi setetes. Tiap kali

tetesan jatuh, memutar labu tersebut dengan cepat dan teratur dengan tidak terlalu

keras.

4. Bila warna pink yang ditimbulkan oleh tetesan titran tersebut masih tetap bening,

maka titrasi masi terus dilakukan hingga warna pink tetap berwarna pink.

5. Jika setelah penambahan indikator PP larutan larutan berubah menjadi warna

merah jambu, maka air sampel di titrasi dengan menggunakan H2SO4 (HCL) 0,02

N dari buret setetes demi setetes hingga larutan kembali menjadi bening.

9
3.4 Analisa Data

Kadar Karbondioksida dalam air dihitung dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

Karbondioksida bebas (bening)

mg/L CO2 bebas = 1000 x p x 0,5


V

Dimana : 1000 = ml per liter air


0,5 = jumlah mg/l CO2 SETARA 0,0454 N N2CO3
V = Volume air sampel yang dititrasi
P = Volume titran (N2CO3)

10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, maka diperoleh hasil yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Air Sampel


No. Sampel Volume Air Volume Total
Sampel Penitrat karbondioksida
1. Air laut 25 mL 0,2 mL 4 mg/L
2. Air laut 25 mL 0,15 mL 3 mg/L

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum dapa kita lihat pada percobaan pertama, kita

mendapatkan hasil karbondioksida yaitu 4 mg/l. Sedangkan pada percobaan 2 kita

mendapatkan hasil 3 mg/l. Terdapat perbedaan hasil yang signifikan terhadap kadar

karbondioksida dari dua percobaan yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena

terdapat reaksi-reaksi yang terjadi. Total kadar karbondioksida yang terdapat dalam

suatu perairanair tawar yaitu 0,1 μg A C/l (Horne, 1969 dalam Susana, 1988).

11
V. SIMPULAN DAN SARAN

1.

12

Anda mungkin juga menyukai