Anda di halaman 1dari 49

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah salah satu kebutuhan hidup yang paling penting dalam kehidupan.

Meskipun air merupakan semberdaya yang dapat diperbaharui oleh alam. Air juga

merupakan zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang dike tahui

sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet lain. Air mempunyai rumus kimia yaitu

H2O yang tersusun atas salah satu molekul, yaitu dua atom hydrogen yang terikat

secara kovalen pada satu atom oksigen. Sifat air yaitu tidak berwarna, tidak

mempunyai rasa, tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 1 bar dan

temperature 00C (Isnaini, 2011).

Fisiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi,

mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organism. Fisiologi juga

mempelajari tentang bagaimana organisme menampilkan tingkah laku dan respon

normal terhadap lingkungannya. Fisiologi menerangkangkan factor-faktor fisika dan

kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan (Fujaya, 2004).

Osmoregulasi terjadi pada hewan perairan, karena adanya perbedaan tekanan

osmosis ( osmosis berasa dari bahasa yunani yang berarti mendorong) antara larutan

(biasanya kandungan garam-garam) di dalam tubuh dan diluar tubuh sehingga

osmoregulasi merupakan upayah hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan

ion-ion yang terdapat di dalam tubuhnya dengan lingkungan melalui sel permeabel
2

(Nicol, 1967 dalam Lantu, 2010). Pengaturan osmoregulasi ini sangat mempengaruhi

metabolism tubuh hewan perairan dalam menghasilkan energi (Ricklefs, 1997 dalam

Lantu, 2010).

Oleh karena itu, dengan adanya praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui

bagaimana daya toleransi ikan-ikan terhadap kandungan salinitas serta respirasi pada

ikan apabila dilakukan penurunan suhu air.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui daya toleransi ikan laut,

serta pernapasan pada ikan laut apabila dilakukan penurunan suhu air. Kegunaan

yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa lebih luas lagi.
3

II. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan

Habitat utamanya dari ikan lion fish yaitu berada di perairan pantai Panjang
tubuh biasanya mencapai 38 cm; ukuran maksimum yang direkam adalah 47cm
(Harrell, 2015)

Klasifikasi Lion Fish:

Filum: chordata

Kelas: actinopterygii

Ordo: scorpaeniformes

Family: scorpaenidae

Subfamily: ptroinae

Genus: pterois
4

2.2 Habitat dan Penyebaran

Lionfish tumbuh subur di lingkungan energi gelombang rendah yang terlindung

(Anton et al., 2014). Seperti kebanyakan ikan predator, perilaku lionfish biasanya

crepuscular, artinya dipengaruhi oleh cahaya sekitar dan karenanya umumnya tidak

aktif selama siang hari dan paling aktif selama periode senja dan fajar (Cure et al.,

2012).

Lionfish mungkin kanibalistik, tetapi sebaliknya beberapa pemangsa alami yang

terdokumentasi di negara asalnya range (Bernadsky & Goulet 1991). Meskipun

penting menyebutkan bahwa studi ekstensif tentang predasi pada lionfish belum

dilaporkan, kekurangannya jelas predator alami mungkin disebabkan, sebagian, oleh

duri punggung, dubur, dan tulang panggul singa laut, yang menghasilkan racun kuat

yang bisa berakibat fatal bagi ikan (Allen & Eschmeyer 1973). Mungkin sedikit

mewakili spesies asli Atlantik (termasuk Karibia) pemangsa potensial lionfish yang

signifikan. Meskipun bukti terbaru bahwa kerapu asli dapat memangsa lionfish

(Maljkovi´c et al. 2008), seperti ikan besar predator telah ditangkap secara sistematis

di seluruh wilayah (Sadovy & Eklund 1999)


5

2.3 Osmoregulasi

Osmoregulasi adalah suatu sistim homeostasis pada ikan untuk menjaga

kemantapan millieu interieurnya atau lingkungan internalnya, dengan cara mengatur

keseimbangan konsentrasi osmotik antara cairan intra sel dan ekstra selnya. Beberapa

organ tubuh ikan yang berperan dalam proses osmoregulasi ikan, antara lain: Insang,

ginjal, dan usus. Organ-organ ini melakukan fungsi adaptasi dibawah kontrol

hormone osmoregulasi, terutama hormon-hormon yang disekresi oleh pituitari, ginjal,

dan urofisis (Smith, 1982 dalam Asnawia, 2014).

Proses-proses fisiologi dalam tubuh ikan akan berjalan normal apabila

keseimbangan konsentrasi garam cairan tubuh dengan lingkungannya dapat

dipelihara dan dijaga. Untuk mempertahankan keseimbangan tersebut, maka ikan

melakukan proses pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak dan disebut

dengan sistem osmoregulasi (Rahardjo, 1980 dalam Nugrahaningsih, 2008).

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Osmoregulasi

Alkalinitas merupakan media berpengaruh terhadap proses osmoregulasi.

Alkalinitas media berkaitan dengan tekanan osmotik media dan selanjutnya tekanan

osmotik media akan berpengaruh terhadap tekanan osmotik tubuh. Pada koudisi

seperti ini, ion-ion cenderung keluar tubuh secara difusi dan cairan internal akan

kekurangan ion karena ekskresi dan air dari media/ lingkungan hidup akan

mempunyai kecenderungan menembus masuk kedalam bagian tubuh ikan yang

mempunyai dinding tipis (Affandi dan Usman, 2002 dalam Yulfiperius, 2004).
6

Menurut Effendie (1997) dalam Asnawia 2014 menyatakan bahwa Beberapa

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah faktor genetik, hormon, dan

lingkungan (zat hara). Dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu organisme

dapat digolongkan yaitu faktor luar dan dalam. Ketiga faktor tersebut saling bekerja

sama mempengaruhi, baik dalam arti saling menunjang maupun saling menghalangi

untuk perkembangan ikan.


7

III. METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Biota Air tentang Osmoregulasi dilaksanakan pada hari

kamis 26 September 2019 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai, bertempat di

Laboratorium Akuakultur, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako

Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat beserta kegunaannya yang digunakan pada saat praktikum matakuliah

Fisiologi Biota air tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan


No Nama Alat Kegunaan

1. Akuarium Sebagai wadah


2. Timbangan analitik Mengukur bobot ikan
3. Gelas ukur Mengambil air secara terukur
4. Refraktometer Mengukur salinitas
5. Stopwatch Menentukan waktu

Bahan yang digunakan pada saat praktikum Fisiologi Biota air adalah sampel

yang digunakan adalah sampel air laut, sampel air tawar dan ikan air laut.
8

3.3 Prosedur Kerja

Berdasarkan praktek Fisiologi Biota Air yang dilakukan maka prosedur kerja

sebagai berikut :

1. Mengisi akuarium dengan air laut sebanyak 5 liter.

2. Menimbang ikan kemudian memasukkan ikan ke dalam akuarium.

3. Selanjutnya menghitung jumlah pernapasannya dan mencatat tingkah laku ikan.

4. Menambahkan air tawar sebanyak 250 ml secara bertahap setiap 5 menit kemudian

mengaduk air.

5. Mengukur salinitas air setiap menambahkan air tawar.

6. Mencatat nilai salinitas, jumlah pernapasan ikan, tingkah laku ikan serta dampak

dari proses adaptasi tersebut ( banyaknya feses, jumlah ikan yang mati/mortalitas,

dan kondisi air media.


9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Bobot Ikan

Hasil pengukuran bobot ikan yang diamti pada praktikum Fisiologi Biota Air

tertera pada Tabel 2 yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil pengukuran Bobot ikan


No. Jenis Ikan Bobot awal (gr) Bobot akhir (gr)

1 Lion Fish 8,54 7,87

4.1.2 Pernapasan dan tingkah laku ikan

Hasil pengukuran pernapasan dan tingkah laku ikan yang kami dapatkan pada

praktikum Fisiologi Biota Air tertera pada Tabel 3 yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil pengukuran pernapasan dan tingkah laku ikan


Air Tawar Salinitas Jumlah Respirasi
No. Tingkah laku Ikan
(ml) (ppm) Ikan

1. 250 33 203 Berdiam Diri

2. 500 30 187 Bergerak Lambat

3. 750 29 200 Bergerak Lambat

4 1000 29 202 Mulai Bergerak

5 1250 27 235 Berdiam Diri

6 1500 26 320 Berdiam Diri


10

7 1750 25 331 Berdiam Diri

8 2000 25 401 Berdiam Diri

9 2250 25 441 Berdiam Diri

10 2500 24 450 Berdiam diri

11 2750 22 444 Mulai Tidak Seimbang

12 3000 20 591 Mulai Tidak Seimbang

4.2 Pembahasan

4.2.1 Bobot ikan

Hasil praktikum yang dilakukan diperoleh bobot awal ikan sebelum di

masukkan di akuarium adalah 7,87 gr dan bobot akhir ikan setelah dilakukan

penurunan salinitas dengan penambahan air tawar adalah 7,69 gr. Menurut Rahardjo,

dkk (2011) bahwa salinitas adalah salah satu yang mempegaruhi pertumbuhan. Energi

akan lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan dan lebih sedikit untuk proses

metabolisme pada ikan yang dipelihara pada salinitas yang mendekati konsentrasi ion

dalam darahnya (Stickney, 1979 dalam Nugrahaningsih, 2008).

Penurunan salinitas dari air laut menjadi air tawar dapat mempengaruhi proses

osmoregulasi yaitu keseimbangan antara konsentrasi air dan ion dalam tubuh ikan

yang saling berkaitan (Rayes,dkk 2013). Menurut Fujaya (2004) dalam Rayes, dkk

(2013) menyatakan bahwa osmoregulasi dapat terjadi karena adanya penyesuaian

keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan.


11

Penurunan berat badan disebabkan oleh terjadinya stress akibat penurunan

suhu lingkungan (thermal stress) yang disebabkan suhu air di luar rentang suhu

optimal. Hal tersebut menyebabkan terjadinya stres yang membutuhkan energi yang

besar dan berpotensi menurunkan daya tahan tubuh individu (Hjeltnes et al. 2008

dalam Wijayanti, dkk 2011).


12

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum osmoregulasi ikan dengan bobot, setelah dilakukan

penimbangan ikan memiliki berat awal 8.54 gram namun setelah diberikan perlakuan

dengan penambahan air pada akuarium sebanyak 250 ml sebanyak 12 kali

penambahan mengakibatkan tingkah laku ikan menjadi kurang aktif sehingga berat

akhir ikan adalah 7,87 gram

5.2 Saran

Praktikum selanjutnya, sebaiknya waktu praktikum lebih bisa di maksimalkan

dengan baik, agar semua praktikum bisa melakukan pengamatan dengan baik dan

berjalan lancer saat praktikum berlangsung


13

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah salah satu kebutuhan mahluk hidup yang paling penting dalam

kehidupan.. Air mempunyai rumus kimia yaitu H2O yang tersusun atas satu molekul,

yaitu dua atom hidrogen yang terkait secara kovalen pada satu atom oksigen. Air

bersifat tidak berwarna, yang tidak mempunyai rasa, dan tidak berbau pada kondisi

standar yaitu pada tekanan 1 bar dan tempratur 00C (Isnaini, 2011).

Fisiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara kerja organ, jaringan,

dan sel-sel organisme. Fisiologi juga mempelajari bagaimana organisme

menampilkan tingkah lakunya dan respon normal terhadap lingkungannya, fisiologi

menerapkan faktor-faktor terhadap parameter fisikan dan kimia yang mempengaruhi

seluruh proses kehidupan ikan (Fujaya, 2004)

Ikan nila (Oreochromis niloticus) atau biasa disebut ikan tilapia merupakan salah

satu jenis ikan yang hidup diperairan tawar yang mempunyai nilai yang ekonomis

yang cukup tinggi di beberapa daerah asia termasuk Indonesia. Ikan nila pertama kali

masuk ke Indonesia pada tahun1969. sejak saat itu pula perkembangan budidaya ikan

nila berkembang pesat, karena ikan nila mempunyai kemampuan adaptasi yang baik

terhadap lingkungannya (Lasena, dkk 2016)


14

Oleh karena itu dengan adanya praktikum ini mahasiswa dapat mengatahui

bagaimana daya respirasi ikan air tawar terhadap kandungan salinitas serta respirasi

pada ikan apabila dilakukan penurunan suhu air.

1.2`Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengatahui respirasi pada ikan nila

apabila dilakukan penurunan suhu pada media. Serta menambah wawasan mahasiswa

terhadap pengaruh pada parameter fisika dan kimia.


15

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Terdapat tiga jenis ikan nila yang dikenal, yaitu nila biasa, nila merah (nirah) dan

nila albino (sugiarto, 1988) menerut saanin (1984) ikan nila (Oreochromis niloticus)

mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom :Animalia

Filum :Chordata

Subfilum :Vertebrata

Famili :Cichildae

Genus :Oreochromis

Spesies :Oreocrhomis niloticus

Gambar 1 Ikan nila (Oreochromis niloticus)


Saanin (1968)
16

Morfologi ikan nila (Oreocrhomis niloticus) mempunyai cirri-ciri bentuk tubuh

bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan sirip ekor (caundal fin) ditemukan

garis lurus (vertical). Pada sirip pungung ditemukan garis punggung memanjang. Ikan

nila (Oreocrhomis niloticus) dapat hidup diperairan tawar dan menggunakan ekor

untuk bergerak, sirip perut, dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung

badanya.

2.2 Habitat dan penyebaran

Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umumnya hidup di perairan tawar,

terkadang ikan nila juga ditemukan hidup diperairan yang agak asin (payau). Ikan

nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup dikisaran salinitas

yang lebar). Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang

dangkal, kolam, sungai dan danau. Ikan nila dapat menjadi masalah sebagai spesies

invasive pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya pada daerah beriklim sedang

ketidakmampuan ikan nila untuk bertahan hidup di perairan dingin, yang umumnya

sersuhu di bawah 21°C (Harrysu, 2012). Pada umunnya ikan nila mempunyai

kemampuan tubuh secara normal pada kisaran suhu 14-38°C. dengan suhu optimum

bagi pertumbuhan dan perkembangan yaitu 25-30°C. Pada suhu 14°C atau suhu

tinggi 38°C pertumbuhan ikan nila akan terganggu. Pada suhu 6°C atau 42°C ikan

nila akan mengalami kematian. kandungan oksigen yang baik bagi pertumbuhan ikan

nila minimal 4 mg/L, dan kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/L dengan

derajat keasaman (pH) berkisar 5-9 (Amri, 2003)


17

2.3 Respirasi

Respirasi adalah proses pemecahan oksidatif dari substrat yang kompleks

terdapat dalam sel,seperti senyawa pati, gula, lemak, asam oragnik menjadi molekul

yang lebih sederhana yaitu CO2 dan H2O, disertai pembentukan energi siap pakai

dalam bentuk ATP dan energi yang dibebaskan (Pujimulyanni, 2011)

Sistem pernapasan mempunyai peran penting dalam mempengaruhi aktivitas dan

kehidupan. Pernapaan adalah peristiwa menghirup udara yang mengandung oksigen

dalam tubuh serta menghembuskan uadara mengandung karbondioksida sebagai sisa

dari oksidasi ke laur tubuh ( Syarifuddin, 2008 dalam Rahayu dkk,, 2016). Fungsi

dari pernapasan adalah menjamin ketersedian oksigen bagi kelangsungan

metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan karbondioksida hasil dari<

metabolisme sel (Somantri, 2008)

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respirasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju respirasi, salah satu contohnya

yaitu suhu. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan cepatnya terkonsumsi O2,

sebaliknya pada suhu yang rendah laju penurunan konsentrasi O2 berrjalan lambat

(Sinaga, 2016). Laju respirasi akan meningkat dua sampai dua setengah kali untuk

pada setia kenaikan suhu 10°C jika laju respirasi meningkat otomatis konsumsi O2

juga akan meningkat (Santoso, 1991)


18

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Biota Air tentang Respirasi dilaksanakan pada hari Rabu 3

Oktober 2019 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium

Akuakultur, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat beserta kegunaannya yang digunakan pada saat praktikum matakuliah

Fisiologi Biota air tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan


No Nama Alat Kegunaan

6. Akuarium Sebagai wadah


7. Timbangan analitik Mengukur bobot ikan
8. Gelas ukur Mengambil air secara terukur
4 Stopwatch Menentukan waktu
5 Thermometer Mengukur suhu
6 Handcounter

Bahan yang digunakan pada saat praktikum Fisiologi Biota air adalah sampel

yang digunakan adalah ikan air tawar (ikan nila) dan Es batu.

3.3 Prosedur Kerja

Berdasarkan praktek Fisiologi Biota Air yang dilakukan maka prosedur kerja

sebagai berikut :
19

1. Mengisi akuarium dengan air laut sebanyak 5 liter.

2. Menimbang ikan kemudian memasukkan ikan ke dalam akuarium.

3. Mengukur dan mencatat suhu air.

4. Memasukkan ikan kedalam akuarium dan menghitung jumlah pernapasan ikan

selama 1 menit pada suhu tersebut.

5. Menambah air es sebanyak 500 ml mengukur dan mencatat suhu air setelah

penambah air es,

6. Menghitung jumlah pernafasan ikan selama 1 menit

7. Mengulangi perlakuan tadi hingga penambahan air es sebanyak 10 kali.


20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Bobot Ikan

Hasil pengukuran bobot ikan yang diamti pada praktikum Fisiologi Biota Air

tertera pada Tabel 2 yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil pengukuran Bobot ikan


No. Jenis Ikan Bobot awal (gr) Bobot akhir (gr)

1 Ikan Nila 93,15 93,75

4.1.2 Jumlah Respirasi ikan

Hasil pengukuran jumlah respirasi ikan kami dapatkan pada praktikum

Fisiologi Biota Air tertera pada Tabel 3 yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil pengukuran Jumlah Respirasi Ikan


Jumlah
Menit Suhu
Penambahan Air Jumlah Respirasi Ikan Tingkah laku Ikan
ke- (0C)
Es (ml)
Hanya berdiam
1. 500 27 93
diri
Mulai aktif
2. 1000 25 81
bergerak
Hanya berdiam
3. 1500 23 75
diri
4 2000 24 80 Hanya berdiam
21

diri
Mulai bergarak
5 2500 22 69 dan dan berpindah
tempat
Mulai banyak
6 3000 21 75
bergerak
Hanya berdiam
7 3500 22 73
diri
Hanya berdiam
8 4000 21 70
diri
Pergerakan ikan
9 4500 20 69
semakin lambat
Hanya berdiam
5000 20 68
10 diri

Jumlah respirasi ikan


100
93
80 81 75 80 75
69 73 70 69 68
60
40
20 27 25 23 24 22 21 22 21 20 20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Pernapasan Suhu (oC)

Grafik 1. Jumlah respirasi ikan


22

4.2 Pembahasan

4.2.1Bobot Ikan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang respirasi pada ikan nila bobot

awalnya yaitu 93,15 gr dan bobot akhirnya yaitu 93,75 gr. Bertambahnya bobot ikan

disebabkan oleh suhu yang rendah, sehingga ikan bergerak secara aktif dan panik

karna memerlukan oksigen untuk bernapas ketika air ditambah dengan air es. Hal ini

yang sesuai dengan pendapat wijaya dkk, (2011) yang menyatakan bahwa ketika

ketika suhu terus turun dan mencapai batas toleransinya ikan mulai mengalami

hypoxia yaitu rendahnya kemampuan mengambil oksigen (Suwandi 2011 dalam

Wijayanti dkk, 2011). Hal tersebut dicirikan dari pergerakan operculum insang ikan

mulai berjalan lambat dan ikan mulai kehilangan keseimbangan (Chen 2001 dalam

Wijayanti dkk, 2011) melaporkan bahwa stress akibat suhu rendah (cold stress)

menyebabkan perubahan nilai cortisol dan catecholamine pada ikan nila.

Catecholamin dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular, kapasitas respirasi, energi

metabolisme dan imunitas.

4.2.2 Pengaruh suhu terhadap respirasi

Respirasi biasanya dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dengan

tingkat perkembangan susunan kimiawi jaringan. Ukuran produk, pada lapisan alami

dan beberapa jenis jaringan serta faktor eksternal yaitu suhu, dan zat pengatur

pertumbuhan terhadap konsentrasi O2, CO2 yang ada di lingkungan sekitar

(Swadianto, 2010)
23

Laju respirasi dapat kita ukur dengan menentukan jumlah pada subtrat yang

hilang . jumlah O2 yang diserap oleh CO2 yang dikeluarkan, panas yang dihasilkan

dan energi yang terbentuk. Pengukuran laju terhadap respirasi biasanya hanya

ditentukan dengan mengukur O2 dan CO2 yaitu dengan hanya mengukur laju

penggunaan O2 atau pengeluaran CO2 (Pantastico, 1986 dalam Swadianto, 2010)

4.2.3 Pengaruh suhu terhadap tingka laku ikan

Tingkah laku ikan adalah salah satu adaptasi ikan terhadap faktor lingkungan

eksternal maupun internal. Selanjutnya dikatakan bahwa tingkah laku ikan dapat kita

klassifikasikan kedalam beberapa bagian seperti instinct behavior, taxis dan reflekx.

Karena (He, 1989 dalam Sulaiman, 2006)


24
25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Simpulan

Berdasarkan dari hasil praktikum yang kami lakukan mengenai respirasii pada

ikan (Oreochromis niloticus) adalah sebagai berikut:

1. Ikan nila merupakan salah satu ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis

penting, sehingga ikan ini banyak dibudidayakan.

2. Insang merupakan organ respirasi yang utama dan vital pada ikan. Suhu

(controlling faktor) merupakan salah satu parameter yang sangat penting karena

mempengaruhi proses yang terjadi dalam ekosistem perairan, baik secara

biologi maupun kimia.

3. Proses pernafasan pada ikan dimulai dari ikan membuka mulut dan menutup

operculumnya sedemikian rupa sehingga air yang kaya oksigen dapat terdorong

ke dalam mulut dan melewati insang. Jaringan pembuluh darah dalam insang

akan menangkap oksigen dan melepaskan karbondioksida dan buangan

respirasi lainnya.

4. Ikan nila bobot awalnya yaitu 93,15 gr dan bobot akhirnya yaitu 93,75 gr

Bertambahnya bobot ikan disebabkan oleh suhu yang rendah, sehingga ikan

bergerak secara aktif dan panik karna memerlukan oksigen untuk bernapas

ketika air ditambah dengan air es.


26

5.2 Saran

Saran untuk peraktikum selanjutnya yaitu sebaiknya sampel yang digunakan dalm

praktikum bukan hanya air tawar tapi menggunakan air laut seperti penurunan suhu

menggunakan es batu
27

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah salah satu kebutuhan hidup yang paling penting dalam kehidupan.

Meskipun air merupakan semberdaya yang dapat diperbaharui oleh alam. Air juga

merupakan zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang dike tahui

sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet lain. Air mempunyai rumus kimia yaitu

H2O yang tersusun atas salah satu molekul, yaitu dua atom hydrogen yang terikat

secara kovalen pada satu atom oksigen. Sifat air yaitu tidak berwarna, tidak

mempunyai rasa, tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 1 bar dan

temperature 00C (Isnaini, 2011).

Fisiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi,

mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organism. Fisiologi juga

mempelajari tentang bagaimana organisme menampilkan tingkah laku dan respon

normal terhadap lingkungannya. Fisiologi menerangkangkan factor-faktor fisika dan

kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan (Fujaya, 2004).

Ikan merupakan hewan vertebrata, namun diantara hewan vertebrata, ikan

merupakan hewan vertebrata yang khas untuk hidup di dalam air dan merupakan

vertebrata yang tingkatannya paling rendah dan didalam melakukan reproduksinya

terdapat beberapa tipe reproduksi yakni ada yang berumah dua dan adapula yang

berumah satu (hermaprodit) (Riani, dkk 2004). Oleh karena itu, dengan adanya
28

praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistem peredaran darah pada

ikan dan sistem saraf otak pada ikan.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sistem peredaran darah

pada ikan dan sistem saraf pada ikan. Kegunaannya yaitu untuk menambah wawasan

dan pengetahuan mahasiswa lebih luas lagi.


29

II. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ikan mas menurut (Khairuman dan Khairul, 2008) dapat dilihat

sebagaia berikut :

Filum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Famili : Cyprinidae

Genus : Chyprinus

Spesies : Cyprinus carpio linn.

Gambar 1. Ikan Mas


30

Menurut Bachtiar (2002) dapat dilihat dari morfologi atau bentuk tubuh, ikan

mas memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1. Bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke samping

2. Mulut terletak di ujung tengah/terminal dan dapat disembulkan (protakil) serta

dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan

3. Dua pasang sungut ikan terletak di bibir bagian atas

4. Gigi kerongkongan terdiri dari tiga baris yang berbentuk geraham

5. Memiliki sirip punggung, sirip perut, sirip dubur daqn sirip ekor.

2.2 Habitat dan Penyebaran

Ikan mas di alam aslinya, sring ditemui di pinggiran sungai, danau, atau periaran

lainnya yang airnya tidak begitu dalam dan alirannya tidak terlalu deras (Susanto,

2008). Ikan mas hidup di daerah dengan ketinggian 150-600 m diatas permukaan laut

dengan suhu anatar 25-30°C. Meskipun ikan mas tergolong ikan air tawar, ikan mas

terkadang ditemukan di perairan air payau atau muara sungai dengan salinitas

mencapai 25-30 % ( Khairuman dan Khairul, 2008)

2.3 Sistem Peredaran Darah Pada Ikan

Sistem pembuluh darah dalam tubuh ikan dapat dibedakan atas - Pembuluh

utama, yaitu arteri dan vena, yang terdapat di sepanjang tubuh. Arteri (pembuluh

nadi) merupakan pembuluh darah yang mempunyai dinding yang tebal dan kuat tetapi

tidak mempunyai klep-klep, berfungsi untuk membawa darah meninggalkan jantung.


31

Vena (pembuluh balik) merupakan pembuluh darah yang berdinding tipis dan

mempunyai klep-klep pada setiap jarak tertentu, berfungsi untuk membawa darah

kembali ke jantung. Pembuluh cabang, yaitu cabang-cabang dari pembuluh utama

yang menuju ke kulit, rangka, otot, spina cord (sumsum tulang belakang), organ

pencernaan, dan lain-lain (Omar, 2011).

2.4 Sistem Kerja Jantung

Sinus venosus, berdinding tipis dan berwarna merah coklat, terdapat pada bagian

caudo-dorsal dari bagian jantung yang lain. Menerima darah dari vena hepatica dan

ductus Cuvier. Atrium (serambi), berdinding tipis dan berwarna merah tua, bersifat

tunggal dan menerima darah dari sinus venosus.Ventikel (bilik), berwarna merah

muda karena dindingnya tebal, bersifat tunggal, menerima darah dari atrium. Bulbus

arteriosus (conus arteriosus), merupakan lanjutan dari ventrikel, berwarna putih,

menerima darah dari ventrikel dan mengalirkannya ke aorta ventralis (Omar, 2011).
32

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum fisiologi biota air tentang jantungikan dilakukan pada hari Kamis, 10

Oktober 2019, pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum dilaksanakan di

Laboratorium Fisiologi, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako,

Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Bahan


No Nama Alat Kegunaan Jumlah
Digunakan untuk menulis 1
1. Alat Tulis Menulis
hasil praktek
2. Kater Untuk membadah ikan 2

Untuk mengangkat jantung 1


3. Pingset
ikan
Gunting 2
4. Untuk memotong jantung ikan

5. Mistar Mengukur panjang ikan 1

6. Ikan mas Sebagai bahan praktikum 2

8. Air tawar Sebagai media hidup ikan 5L

9. Minyak Cengkeh Untuk membius ikan 1 botol


33

3.3 Prosedur Kerja

Berdasarkan praktek Fisiologi Biota Air yang dilakukan maka prosedur kerja

sebagai berikut :

1. Menyediakan alat dan bahan yang digunakan

2. Mengambil ikan dan mengukur panjang ikan.

3. Memasukkan ikan kedalam tempat penimbangan, lalu memasukkan kedalam baki

plstik.

4. Membedah ikan dengancara menggunting, mulai dari anus kearah dorsal,

kemudian gunting sejajar tulang belakang anterior hingga dibelakang overkulum.

5. Membuka perlahan sisik tubuh yang digunting kearah berlawanan hingga rongga

perut terbuka.

6. Mengamati denyut jantung setiap menit hingga rongga perut terbuka, amati

pembulu darah arteri maupun vena setiap kali jantung berdenyut.

7. Menggunting vertikel jantung amati dan catat apa yang terjadi pada jantung .

menghitung aliran darah dari jantung ke insang.

8 . Mengtitung ketahanan kerja jantung setelah jantung tidak berdenyut lagi


34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil praktikum tentang sistem kerja jantung ikan Mas (cyprinus

carpio) maka didapatkan denyut jantung ikan yang tertera pada tabel berikut:

Tabel .Denyut jantung ikan mas (cyprinus carpio)

Jenis Ikan Perlakuan Waktu (Menit) Denyut jantung

Ikan mas 1 1 73

Ikan mas 2 1 60

Ikan mas 3 1 54

4.1 Pembahasan

Darah akan dipompa oleh jantung menuju insang yang mempunyai kadar oksigen

rendah. Pada insang terjadi pertukaran gas sehingga begitu darah keluar dari insang,

kandungan oksigen dari darah mengikat dan kemudian akan disebarkan keseluruh

tubuh.Jantung adalah otot lurik dan bekerja tanpa pengaruh saraf sadar atau bekerja

tanpa sadar. Jantung terus berdenyut walaupun semua syaraf yang menuju kepadanya

dipotong. Hal ini disebabkan oleh adanya jaringan permanen khusus dalam jantung

yang berfungsi membangkitkan potensial aksi yang berulang (pace maker) (Omar,

2010).
35

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu

sebagai berikut :

1. Peredaran darah ikan mas sebelumnya dilakukan perlakuan denyut jantung

dalam waktu 1 menit yaitu 73 denyutan, setelah dilakukan perlakuan dengan

memotong bagian ventrikel mengeluarkan darah, denyut jantung mulai

berkurang dalam waktu 1menit 60 denyutan

2. Memotong bagian aorta dipisahkan dari bagian tubuhnya ikan mas tersebut

mati

5.2 Saran

Perlu adanya pengamatan lanjutan untuk mengatahui kerja jantung dan sirkulasi

darah ikan mas tersebut


36

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah salah satu kebutuhan hidup yang paling penting dalam kehidupan.

Meskipun air merupakan semberdaya yang dapat diperbaharui oleh alam. Air juga

merupakan zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang dike tahui

sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet lain. Air mempunyai rumus kimia yaitu

H2O yang tersusun atas salah satu molekul, yaitu dua atom hydrogen yang terikat

secara kovalen pada satu atom oksigen. Sifat air yaitu tidak berwarna, tidak

mempunyai rasa, tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 1 bar dan

temperature 00C (Isnaini, 2011).

Fisiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi,

mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organism. Fisiologi juga

mempelajari tentang bagaimana organisme menampilkan tingkah laku dan respon

normal terhadap lingkungannya. Fisiologi menerangkangkan factor-faktor fisika dan

kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan (Fujaya, 2004).

Ikan merupakan hewan vertebrata, namun diantara hewan vertebrata, ikan

merupakan hewan vertebrata yang khas untuk hidup di dalam air dan merupakan

vertebrata yang tingkatannya paling rendah dan didalam melakukan reproduksinya

terdapat beberapa tipe reproduksi yakni ada yang berumah dua dan adapula yang

berumah satu (hermaprodit) (Riani, dkk 2004). Oleh karena itu, dengan adanya
37

praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana bagian-bagian otak pada ikan

dan sistem saraf otak pada ikan.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sistem kerja otak pada ikan

dan serta bagian-bagian otak ikan. Kegunaannya yaitu untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mahasiswa lebih luas lagi.


38

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele ( Clarias gariepinus )

Menurut (Saanin, 1984) kalsifikasi ikan lele adalah sebagai berikut

Kindom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : pisces

Ordo : Ostariophysi

Famili : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariepinus

Gambar 1. Ikan lele (Clarias gariepinus)


Sumber : (Dokumentasi pribadi)
39

Ikan lele memiliki tubuh yang licin, berlendir, dan licin, tidak bersisik dan

mempunyai organ arborecent, yaitu alat yang membuat lele dapat hidup di lumpur

atau air yang mengandung sedikit oksigen. Ikan lele berwarna kehitaman atau

keabuan dan memiliki bentuk badan yang panjang piph ke bawah (depressed),

berkepala pipih dan mempunyai empat pasang kumis yang memanjang sebagai alat

peraba.

Ikan lele mempunyai jumlah sirip punggung D.68-79, sirip dada p.9-10 sirip perut

V.5-6, sirip anal A.50-60 dan memiliki sungut sebanyak empat pasang satu pasang

diantaranya lebih panjang dan besar. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam dan

patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm terutama pada ikan lele

dewasa, sedangkan pada ikan lele yang tua suda berkurang racunnya panjang baku 5-

6 kali tinggi badan dengan perbandingan antara panjang baku dan panjang kepal

adalah 1: 3-4 serta ukuran matanya sekitar 1/8 panjang kepalanya ( Rahardjo dan

Muniarti, 1984 dalam Ikbal, 2011)

2.2 Habitat dan Penyebaran

Habita dan penyebaran hidup ikan lele adalah hidup di semua perairan tawar,

yang meliputi sungai dengan aliran yang tidak terlalu deras atau perairan tawar yang

teanang seperti waduk, danau, telaga, rawa dan genangan air seperti kolam serta

hidup di perairan yang mengandung sedikit oksigen dan relatif tahan terhadap

pencemaran bahan-bahan organik (Ikbal, 2011)


40

Ikan lele dapat hidup normal dilingkungan yang memiliki kandungan oksigen

terlarut 4 ppm, dan air yang ideal mempunyai kadar karbondioksida kurang dari 2

ppm, namun pertumbuhan dan perkembangan ikan lele akan cepat dan sehat jika

dipelihara air yang cukup bersih, seperti sungai, mata air, saluran irigasi ataupun air

sumur ( Suyanto, 2006 dalam Ikbal, 2011)

2.3 Pengertian Otak

Ikan memiliki beberapa organ dalam antara lain : otak, insang, mulut, esofagus,

jantung, hati, lambung renang, lambung, usus dan anus. Sehingga struktur anatomi

mulut erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan otak merupakan salah satu

organ yang sangat penting fungsinya bagi ikan. Organ otak ini dibentuk pada saat

ikan masih embrio sedangkan organ-organ lainnya dibentuk kemudian. Bersamaan

dengan pembentukan organ-organ lainnya, otak berkembang menjadi lebih sempurna

terlebih dahulu. pada saat ikan dewasa, otak mengalami proses penyempurnaan, yaitu

pada bagian procencephalon terbagi menjadi dua bagian: telencephalon dan

dielencephalon. Bagian rhombencephalon terbagi pula menjadi dua bagian yaitu

metencephalon dan myelencephalon, sedangkan bagian mecencephalon tidak

mengalami perubahan. (Achjar, 1985)

2.4 FungsiOtak

Otak mempunyai tiga tugas utama, yaitu bagian input otak menerima dan

menafsirkan informasi dari semua alat indra, internal maupun eksternal, bagian pada

output otak mengirim peringatan yang terkoordinir kesemua bagian tubuh, bisa
41

sebagai simpul saraf atau hormone dan perpaduan antara kedua aspek funsi otak

(Rahardjodkk, 2010).
42

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Biota Air ini dilaksanakan pada hari selasa, Tanggal 21

April 2015, pada pukul 10:30 Wita sampai dengan selesai, praktikum ini bertempat di

Laboratorium Perikanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako,

Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Ikan mas, Pisau,

Papan kayu (landasan), pinset, gunting dan kapas.

3.3 Cara Kerja

1.Mengambil seekor ikan Mas, potong melintang tepat dibelakang operculum.

2. Meletakan Kepala ikan menghadap keatas dan ibu jari kiri kita masukan

kedalam mulut ikan.

3. Memotong mulai cekung hidung kebawah dekat kelopak mata.

4. Mengambil otak tersebut dengan pinset

5. Mengamati dan bagian-bagian otak


43

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Otak terletak di bagian kepala ikan dan dilindungi oleh tulang-tulang keras dan

kuat yang mengelilingi organ otak. Otak ikan yang belum sempurna pada waktu

embrio terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Procencephalon, pada bagian depan

2. Mecencephalon, pada bagian tengah

3. Rhombencephalon, pada bagian belakang

Gambar 1: Otak ikan lele

Otak ikan lele Keterangan

1. Telecephalon

2. Mycepephalon

3. Diencephalon

4. Melencephalon

5. Mesencephalon
44

4.2 Pembahasan

Pada ikan bagian yang menonjol adalah otak tengah (mesecephaton).Otak

tengah merupakan daerah otak yang terkecil dan tidak berkembang seperti dua bagian

otak lainnya. Fungsi utamanya adalah menyampaikan impuls antara otak tengah dan

otak belakang serta antara otak depan dan mata. Selain itu juga turut menjaga

keseimbangan.Bagian otak tengah yang penting adalah lobus optikus.

Telencephalon adalah bagian otak depan sebagai pusat untuk hal yang

berhubungan dengan pembauan. Ikan-ikan yang mengutamakan hidung untuk

mencari makanannya, otak bagian depan menjadi lebih berkembang. Di belakang

telencephalon terdapat dielencephalon yang didalamnya terdapat thalamus dan

hypothalamus yang berfungsi untuk aktivitas kelenjar endokrin terutama kelenjar

hyfisa yang terdapat di bawah hypothalamus.

Mesencephalon (otak tengah), sebagai pusat penglihatan terdiri dari dua buah

lobus opticus. Sel-sel yang terdapat di bagian atas lobus opticus ini disebut tectum

opticum.Bayangan benda-benda yang ada pada retina akan disampaikan kepada sel-

sel tectum opticum.

Carebellum di daerah metencephalon berfungsi dalam hal keseimbangan

badan dalam air, daya orientasi dan tegangan urat daging. Myelencephalon (medula

oblongata) sebagai komponen utama menyalurkan rangsangan yang keluar dari otak

tersebut masing-masing diberi nama yang berhubungan dengan organ yang

dirangsangnya
45

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
46

1. Otak terletak di bagian kepala ikan dan dilindungi oleh tulang-tulang keras

dan kuat yang mengelilingi organ otak.

2. Otak pada ikan memiiliki tiga bagian utama yaitu (Procencephalon) pada

bagian depan, (Mecencephalon) pada bagian tengah, (Rhombencephalon)

pada bagian belakang.

5.2 Saran

Saran saya sebagai praktikan, agar dalam praktek peserta praktikum tertib

dalam menjalani praktek dilaboratorium. Dan praktek yang selanjutnya dapat

menggunakan jenis ikan yang lain.


47

DAFTRA PUSTAKA

Lantu, S. 2010. Osmoregulasi Adji, K. 2008. Evaluasi Kontaminasi Bakteri Pathogen


Pada Ikan Segar Diperairan Teluk Semarang. Tesis. Progam Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro Semarang.

Asnawia. 2014. Pengaruh Salinitas Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan Ikan Nila
Best (Oreochromis Niloticus). Skripsi. Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu
Kelautan Dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Makassar.

Hadid, Y., Syaifudin, M., Amin, M. 2014. Pengaruh Salinitas Terhadap Daya Tetas
Telur Ikan Baung (Hemibagrus Nemurus Blkr.). Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia, Vol. 2, No. 1.

Isnaini, A. 2011. Penilaian Kualitas Air Dan Kajian Potensi Situ Salam Sebagai Air
Di Universitas Indonesia, Depok. Tesis. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Biologi.

Pada Ikan Akuatik. Jurnal Perikanan Dan kelautan. Vol. 6, No. 1.

Nugrahaningsih, K. A. 2008. Pengaruh Tekanan Osmotik Media Terhadap Tingkat


Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Patin (Pangasius Sp.) Pada
Salinitas 5 Ppt. Skripsi. Program Studi Teknologi Dan Manajemen Akuakultur,
Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.

Praseno, O., Krettiawan, H., Asih, S., Sudradjat, A. 2010. Uji Ketahanan Salinitas
Beberapa Strain Ikan Mas Yang Dipelihara Di Akuarium. Proseding Forum
Inovasi Teknologi Akuakultur.

Rayes, R. D., Sutresna, I. W., Diniarti, N., Supii, A. I. 2013. Pengaruh Perubahan
Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates
Calcarifer Bloch). Jurnal Kelautan, Vol. 6, No.1.

Thoyibah, Z. 2012. Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Betok (Anabas


Testudineus) Yang Dipelihara Pada Salinitas Berbeda. Jurnal Ikan Betok.
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Mataram. Vol. 9, No. 2.
48

Yulfiperius. Toelihere, M. R., Affandi, R. Sjafei, D. S. 2004. Pengaruh Alkalinitas


Teriiadap Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Ikan Lalawak Burbodes Sp.
Jurnol Iktiologi Indonesin, Vol. 4, No. I.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Rineka


Cipta, Jakarta.

Isnaini, A. 2011. Penilaian Kualitas Air Dan Kajian Potensi Situ Salam Sebagai Air
Di Universitas Indonesia, Depok. Tesis. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Biologi.
.
Pujiastuti, N. 2015. Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Konsumsi Di
Balai Benih Ikan Siwarak. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

Rudiyanti, S., Ekasari, A. D. 2009. Pertumbuhan Dan Survival Rate Ikan Mas
(Cyprinus Carpio Linn) Pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0,3 G.
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1,

Wijayanti, I., Tapotubun, E. J., Salim, A. M., Nuer’aenah, N., Litaay, C., Putri, R. M.
S., Kaya, A. O W., Suwandi, R. 2011. Pengaruh Temperatur Terhadap Kondisi
Anastesi Pada Bawal Tawar Colossoma Macropomum Dan Lobster Tawar
Cherax Quadricarinatus. Prosiding Seminar Nasional.

Lasena, A., Nasraini., Irdja, M, Ad. 2016. Pengaruh Dosis Pakan Yang Dicampur
probiotik Terhadap pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Program Studi Budidaya Perairan. Universitas
muhammadiyah Gorontalo

Rahayu, A,E,B., Muninggar, J., Ayub, M.R.S.S.N.2016. Menentukan Karakteristik


Dinamika Fluida Pada laju Aliran Pernapasan upper Respiratory Airway para
Perokkok Aktif. Pascasarjana Ilmu Fisika. Universitas Sebelas Maret

Swardianto, S. 2010. Pengaruh Suhu terhadap Laju Respirasi Dan Produksi Elilena
Pada Pascapanen Buah. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengatahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Sulaiman, M. 2016. Pendekatan Akustik dalam Studi Tingka Lakun Ikan Pada Proses
Penangkapan Dengan Alat Bantu Cahaya. Sekolah Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor.
49

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai