I. PENDAHULUAN
Air adalah salah satu kebutuhan hidup yang paling penting dalam kehidupan.
Meskipun air merupakan semberdaya yang dapat diperbaharui oleh alam. Air juga
merupakan zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang dike tahui
sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet lain. Air mempunyai rumus kimia yaitu
H2O yang tersusun atas salah satu molekul, yaitu dua atom hydrogen yang terikat
secara kovalen pada satu atom oksigen. Sifat air yaitu tidak berwarna, tidak
mempunyai rasa, tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 1 bar dan
mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organism. Fisiologi juga
osmosis ( osmosis berasa dari bahasa yunani yang berarti mendorong) antara larutan
osmoregulasi merupakan upayah hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan
ion-ion yang terdapat di dalam tubuhnya dengan lingkungan melalui sel permeabel
2
(Nicol, 1967 dalam Lantu, 2010). Pengaturan osmoregulasi ini sangat mempengaruhi
metabolism tubuh hewan perairan dalam menghasilkan energi (Ricklefs, 1997 dalam
Lantu, 2010).
Oleh karena itu, dengan adanya praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana daya toleransi ikan-ikan terhadap kandungan salinitas serta respirasi pada
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui daya toleransi ikan laut,
serta pernapasan pada ikan laut apabila dilakukan penurunan suhu air. Kegunaan
yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa lebih luas lagi.
3
Habitat utamanya dari ikan lion fish yaitu berada di perairan pantai Panjang
tubuh biasanya mencapai 38 cm; ukuran maksimum yang direkam adalah 47cm
(Harrell, 2015)
Filum: chordata
Kelas: actinopterygii
Ordo: scorpaeniformes
Family: scorpaenidae
Subfamily: ptroinae
Genus: pterois
4
(Anton et al., 2014). Seperti kebanyakan ikan predator, perilaku lionfish biasanya
crepuscular, artinya dipengaruhi oleh cahaya sekitar dan karenanya umumnya tidak
aktif selama siang hari dan paling aktif selama periode senja dan fajar (Cure et al.,
2012).
penting menyebutkan bahwa studi ekstensif tentang predasi pada lionfish belum
duri punggung, dubur, dan tulang panggul singa laut, yang menghasilkan racun kuat
yang bisa berakibat fatal bagi ikan (Allen & Eschmeyer 1973). Mungkin sedikit
mewakili spesies asli Atlantik (termasuk Karibia) pemangsa potensial lionfish yang
signifikan. Meskipun bukti terbaru bahwa kerapu asli dapat memangsa lionfish
(Maljkovi´c et al. 2008), seperti ikan besar predator telah ditangkap secara sistematis
2.3 Osmoregulasi
keseimbangan konsentrasi osmotik antara cairan intra sel dan ekstra selnya. Beberapa
organ tubuh ikan yang berperan dalam proses osmoregulasi ikan, antara lain: Insang,
ginjal, dan usus. Organ-organ ini melakukan fungsi adaptasi dibawah kontrol
melakukan proses pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak dan disebut
Alkalinitas media berkaitan dengan tekanan osmotik media dan selanjutnya tekanan
osmotik media akan berpengaruh terhadap tekanan osmotik tubuh. Pada koudisi
seperti ini, ion-ion cenderung keluar tubuh secara difusi dan cairan internal akan
kekurangan ion karena ekskresi dan air dari media/ lingkungan hidup akan
mempunyai dinding tipis (Affandi dan Usman, 2002 dalam Yulfiperius, 2004).
6
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah faktor genetik, hormon, dan
lingkungan (zat hara). Dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu organisme
dapat digolongkan yaitu faktor luar dan dalam. Ketiga faktor tersebut saling bekerja
sama mempengaruhi, baik dalam arti saling menunjang maupun saling menghalangi
kamis 26 September 2019 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai, bertempat di
Palu.
Bahan yang digunakan pada saat praktikum Fisiologi Biota air adalah sampel
yang digunakan adalah sampel air laut, sampel air tawar dan ikan air laut.
8
Berdasarkan praktek Fisiologi Biota Air yang dilakukan maka prosedur kerja
sebagai berikut :
4. Menambahkan air tawar sebanyak 250 ml secara bertahap setiap 5 menit kemudian
mengaduk air.
6. Mencatat nilai salinitas, jumlah pernapasan ikan, tingkah laku ikan serta dampak
dari proses adaptasi tersebut ( banyaknya feses, jumlah ikan yang mati/mortalitas,
4.1 Hasil
Hasil pengukuran bobot ikan yang diamti pada praktikum Fisiologi Biota Air
Hasil pengukuran pernapasan dan tingkah laku ikan yang kami dapatkan pada
praktikum Fisiologi Biota Air tertera pada Tabel 3 yaitu sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
masukkan di akuarium adalah 7,87 gr dan bobot akhir ikan setelah dilakukan
penurunan salinitas dengan penambahan air tawar adalah 7,69 gr. Menurut Rahardjo,
dkk (2011) bahwa salinitas adalah salah satu yang mempegaruhi pertumbuhan. Energi
akan lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan dan lebih sedikit untuk proses
metabolisme pada ikan yang dipelihara pada salinitas yang mendekati konsentrasi ion
Penurunan salinitas dari air laut menjadi air tawar dapat mempengaruhi proses
osmoregulasi yaitu keseimbangan antara konsentrasi air dan ion dalam tubuh ikan
yang saling berkaitan (Rayes,dkk 2013). Menurut Fujaya (2004) dalam Rayes, dkk
suhu lingkungan (thermal stress) yang disebabkan suhu air di luar rentang suhu
optimal. Hal tersebut menyebabkan terjadinya stres yang membutuhkan energi yang
besar dan berpotensi menurunkan daya tahan tubuh individu (Hjeltnes et al. 2008
5.1 Kesimpulan
penimbangan ikan memiliki berat awal 8.54 gram namun setelah diberikan perlakuan
penambahan mengakibatkan tingkah laku ikan menjadi kurang aktif sehingga berat
5.2 Saran
dengan baik, agar semua praktikum bisa melakukan pengamatan dengan baik dan
I. PENDAHULUAN
Air adalah salah satu kebutuhan mahluk hidup yang paling penting dalam
kehidupan.. Air mempunyai rumus kimia yaitu H2O yang tersusun atas satu molekul,
yaitu dua atom hidrogen yang terkait secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, yang tidak mempunyai rasa, dan tidak berbau pada kondisi
standar yaitu pada tekanan 1 bar dan tempratur 00C (Isnaini, 2011).
Fisiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara kerja organ, jaringan,
Ikan nila (Oreochromis niloticus) atau biasa disebut ikan tilapia merupakan salah
satu jenis ikan yang hidup diperairan tawar yang mempunyai nilai yang ekonomis
yang cukup tinggi di beberapa daerah asia termasuk Indonesia. Ikan nila pertama kali
masuk ke Indonesia pada tahun1969. sejak saat itu pula perkembangan budidaya ikan
nila berkembang pesat, karena ikan nila mempunyai kemampuan adaptasi yang baik
Oleh karena itu dengan adanya praktikum ini mahasiswa dapat mengatahui
bagaimana daya respirasi ikan air tawar terhadap kandungan salinitas serta respirasi
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengatahui respirasi pada ikan nila
apabila dilakukan penurunan suhu pada media. Serta menambah wawasan mahasiswa
Terdapat tiga jenis ikan nila yang dikenal, yaitu nila biasa, nila merah (nirah) dan
nila albino (sugiarto, 1988) menerut saanin (1984) ikan nila (Oreochromis niloticus)
Kingdom :Animalia
Filum :Chordata
Subfilum :Vertebrata
Famili :Cichildae
Genus :Oreochromis
bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan sirip ekor (caundal fin) ditemukan
garis lurus (vertical). Pada sirip pungung ditemukan garis punggung memanjang. Ikan
nila (Oreocrhomis niloticus) dapat hidup diperairan tawar dan menggunakan ekor
untuk bergerak, sirip perut, dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung
badanya.
Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umumnya hidup di perairan tawar,
terkadang ikan nila juga ditemukan hidup diperairan yang agak asin (payau). Ikan
nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup dikisaran salinitas
yang lebar). Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang
dangkal, kolam, sungai dan danau. Ikan nila dapat menjadi masalah sebagai spesies
invasive pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya pada daerah beriklim sedang
ketidakmampuan ikan nila untuk bertahan hidup di perairan dingin, yang umumnya
sersuhu di bawah 21°C (Harrysu, 2012). Pada umunnya ikan nila mempunyai
kemampuan tubuh secara normal pada kisaran suhu 14-38°C. dengan suhu optimum
bagi pertumbuhan dan perkembangan yaitu 25-30°C. Pada suhu 14°C atau suhu
tinggi 38°C pertumbuhan ikan nila akan terganggu. Pada suhu 6°C atau 42°C ikan
nila akan mengalami kematian. kandungan oksigen yang baik bagi pertumbuhan ikan
nila minimal 4 mg/L, dan kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/L dengan
2.3 Respirasi
terdapat dalam sel,seperti senyawa pati, gula, lemak, asam oragnik menjadi molekul
yang lebih sederhana yaitu CO2 dan H2O, disertai pembentukan energi siap pakai
dari oksidasi ke laur tubuh ( Syarifuddin, 2008 dalam Rahayu dkk,, 2016). Fungsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju respirasi, salah satu contohnya
yaitu suhu. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan cepatnya terkonsumsi O2,
sebaliknya pada suhu yang rendah laju penurunan konsentrasi O2 berrjalan lambat
(Sinaga, 2016). Laju respirasi akan meningkat dua sampai dua setengah kali untuk
pada setia kenaikan suhu 10°C jika laju respirasi meningkat otomatis konsumsi O2
Praktikum Fisiologi Biota Air tentang Respirasi dilaksanakan pada hari Rabu 3
Oktober 2019 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium
Bahan yang digunakan pada saat praktikum Fisiologi Biota air adalah sampel
yang digunakan adalah ikan air tawar (ikan nila) dan Es batu.
Berdasarkan praktek Fisiologi Biota Air yang dilakukan maka prosedur kerja
sebagai berikut :
19
5. Menambah air es sebanyak 500 ml mengukur dan mencatat suhu air setelah
4.1 Hasil
Hasil pengukuran bobot ikan yang diamti pada praktikum Fisiologi Biota Air
diri
Mulai bergarak
5 2500 22 69 dan dan berpindah
tempat
Mulai banyak
6 3000 21 75
bergerak
Hanya berdiam
7 3500 22 73
diri
Hanya berdiam
8 4000 21 70
diri
Pergerakan ikan
9 4500 20 69
semakin lambat
Hanya berdiam
5000 20 68
10 diri
4.2 Pembahasan
4.2.1Bobot Ikan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang respirasi pada ikan nila bobot
awalnya yaitu 93,15 gr dan bobot akhirnya yaitu 93,75 gr. Bertambahnya bobot ikan
disebabkan oleh suhu yang rendah, sehingga ikan bergerak secara aktif dan panik
karna memerlukan oksigen untuk bernapas ketika air ditambah dengan air es. Hal ini
yang sesuai dengan pendapat wijaya dkk, (2011) yang menyatakan bahwa ketika
ketika suhu terus turun dan mencapai batas toleransinya ikan mulai mengalami
Wijayanti dkk, 2011). Hal tersebut dicirikan dari pergerakan operculum insang ikan
mulai berjalan lambat dan ikan mulai kehilangan keseimbangan (Chen 2001 dalam
Wijayanti dkk, 2011) melaporkan bahwa stress akibat suhu rendah (cold stress)
Respirasi biasanya dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dengan
tingkat perkembangan susunan kimiawi jaringan. Ukuran produk, pada lapisan alami
dan beberapa jenis jaringan serta faktor eksternal yaitu suhu, dan zat pengatur
(Swadianto, 2010)
23
Laju respirasi dapat kita ukur dengan menentukan jumlah pada subtrat yang
hilang . jumlah O2 yang diserap oleh CO2 yang dikeluarkan, panas yang dihasilkan
dan energi yang terbentuk. Pengukuran laju terhadap respirasi biasanya hanya
ditentukan dengan mengukur O2 dan CO2 yaitu dengan hanya mengukur laju
Tingkah laku ikan adalah salah satu adaptasi ikan terhadap faktor lingkungan
eksternal maupun internal. Selanjutnya dikatakan bahwa tingkah laku ikan dapat kita
klassifikasikan kedalam beberapa bagian seperti instinct behavior, taxis dan reflekx.
5.2 Simpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang kami lakukan mengenai respirasii pada
1. Ikan nila merupakan salah satu ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis
2. Insang merupakan organ respirasi yang utama dan vital pada ikan. Suhu
(controlling faktor) merupakan salah satu parameter yang sangat penting karena
3. Proses pernafasan pada ikan dimulai dari ikan membuka mulut dan menutup
operculumnya sedemikian rupa sehingga air yang kaya oksigen dapat terdorong
ke dalam mulut dan melewati insang. Jaringan pembuluh darah dalam insang
respirasi lainnya.
4. Ikan nila bobot awalnya yaitu 93,15 gr dan bobot akhirnya yaitu 93,75 gr
Bertambahnya bobot ikan disebabkan oleh suhu yang rendah, sehingga ikan
bergerak secara aktif dan panik karna memerlukan oksigen untuk bernapas
5.2 Saran
Saran untuk peraktikum selanjutnya yaitu sebaiknya sampel yang digunakan dalm
praktikum bukan hanya air tawar tapi menggunakan air laut seperti penurunan suhu
menggunakan es batu
27
I. PENDAHULUAN
Air adalah salah satu kebutuhan hidup yang paling penting dalam kehidupan.
Meskipun air merupakan semberdaya yang dapat diperbaharui oleh alam. Air juga
merupakan zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang dike tahui
sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet lain. Air mempunyai rumus kimia yaitu
H2O yang tersusun atas salah satu molekul, yaitu dua atom hydrogen yang terikat
secara kovalen pada satu atom oksigen. Sifat air yaitu tidak berwarna, tidak
mempunyai rasa, tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 1 bar dan
mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organism. Fisiologi juga
merupakan hewan vertebrata yang khas untuk hidup di dalam air dan merupakan
terdapat beberapa tipe reproduksi yakni ada yang berumah dua dan adapula yang
berumah satu (hermaprodit) (Riani, dkk 2004). Oleh karena itu, dengan adanya
28
praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistem peredaran darah pada
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sistem peredaran darah
pada ikan dan sistem saraf pada ikan. Kegunaannya yaitu untuk menambah wawasan
Klasifikasi ikan mas menurut (Khairuman dan Khairul, 2008) dapat dilihat
sebagaia berikut :
Filum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Famili : Cyprinidae
Genus : Chyprinus
Menurut Bachtiar (2002) dapat dilihat dari morfologi atau bentuk tubuh, ikan
dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan
5. Memiliki sirip punggung, sirip perut, sirip dubur daqn sirip ekor.
Ikan mas di alam aslinya, sring ditemui di pinggiran sungai, danau, atau periaran
lainnya yang airnya tidak begitu dalam dan alirannya tidak terlalu deras (Susanto,
2008). Ikan mas hidup di daerah dengan ketinggian 150-600 m diatas permukaan laut
dengan suhu anatar 25-30°C. Meskipun ikan mas tergolong ikan air tawar, ikan mas
terkadang ditemukan di perairan air payau atau muara sungai dengan salinitas
Sistem pembuluh darah dalam tubuh ikan dapat dibedakan atas - Pembuluh
utama, yaitu arteri dan vena, yang terdapat di sepanjang tubuh. Arteri (pembuluh
nadi) merupakan pembuluh darah yang mempunyai dinding yang tebal dan kuat tetapi
Vena (pembuluh balik) merupakan pembuluh darah yang berdinding tipis dan
mempunyai klep-klep pada setiap jarak tertentu, berfungsi untuk membawa darah
yang menuju ke kulit, rangka, otot, spina cord (sumsum tulang belakang), organ
Sinus venosus, berdinding tipis dan berwarna merah coklat, terdapat pada bagian
caudo-dorsal dari bagian jantung yang lain. Menerima darah dari vena hepatica dan
ductus Cuvier. Atrium (serambi), berdinding tipis dan berwarna merah tua, bersifat
tunggal dan menerima darah dari sinus venosus.Ventikel (bilik), berwarna merah
muda karena dindingnya tebal, bersifat tunggal, menerima darah dari atrium. Bulbus
menerima darah dari ventrikel dan mengalirkannya ke aorta ventralis (Omar, 2011).
32
Praktikum fisiologi biota air tentang jantungikan dilakukan pada hari Kamis, 10
Palu.
Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu tertera pada tabel 1.
Berdasarkan praktek Fisiologi Biota Air yang dilakukan maka prosedur kerja
sebagai berikut :
plstik.
5. Membuka perlahan sisik tubuh yang digunting kearah berlawanan hingga rongga
perut terbuka.
6. Mengamati denyut jantung setiap menit hingga rongga perut terbuka, amati
7. Menggunting vertikel jantung amati dan catat apa yang terjadi pada jantung .
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum tentang sistem kerja jantung ikan Mas (cyprinus
carpio) maka didapatkan denyut jantung ikan yang tertera pada tabel berikut:
Ikan mas 1 1 73
Ikan mas 2 1 60
Ikan mas 3 1 54
4.1 Pembahasan
Darah akan dipompa oleh jantung menuju insang yang mempunyai kadar oksigen
rendah. Pada insang terjadi pertukaran gas sehingga begitu darah keluar dari insang,
kandungan oksigen dari darah mengikat dan kemudian akan disebarkan keseluruh
tubuh.Jantung adalah otot lurik dan bekerja tanpa pengaruh saraf sadar atau bekerja
tanpa sadar. Jantung terus berdenyut walaupun semua syaraf yang menuju kepadanya
dipotong. Hal ini disebabkan oleh adanya jaringan permanen khusus dalam jantung
yang berfungsi membangkitkan potensial aksi yang berulang (pace maker) (Omar,
2010).
35
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
2. Memotong bagian aorta dipisahkan dari bagian tubuhnya ikan mas tersebut
mati
5.2 Saran
Perlu adanya pengamatan lanjutan untuk mengatahui kerja jantung dan sirkulasi
I. PENDAHULUAN
Air adalah salah satu kebutuhan hidup yang paling penting dalam kehidupan.
Meskipun air merupakan semberdaya yang dapat diperbaharui oleh alam. Air juga
merupakan zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang dike tahui
sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet lain. Air mempunyai rumus kimia yaitu
H2O yang tersusun atas salah satu molekul, yaitu dua atom hydrogen yang terikat
secara kovalen pada satu atom oksigen. Sifat air yaitu tidak berwarna, tidak
mempunyai rasa, tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 1 bar dan
mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organism. Fisiologi juga
merupakan hewan vertebrata yang khas untuk hidup di dalam air dan merupakan
terdapat beberapa tipe reproduksi yakni ada yang berumah dua dan adapula yang
berumah satu (hermaprodit) (Riani, dkk 2004). Oleh karena itu, dengan adanya
37
praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana bagian-bagian otak pada ikan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sistem kerja otak pada ikan
dan serta bagian-bagian otak ikan. Kegunaannya yaitu untuk menambah wawasan dan
Kindom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Ikan lele memiliki tubuh yang licin, berlendir, dan licin, tidak bersisik dan
mempunyai organ arborecent, yaitu alat yang membuat lele dapat hidup di lumpur
atau air yang mengandung sedikit oksigen. Ikan lele berwarna kehitaman atau
keabuan dan memiliki bentuk badan yang panjang piph ke bawah (depressed),
berkepala pipih dan mempunyai empat pasang kumis yang memanjang sebagai alat
peraba.
Ikan lele mempunyai jumlah sirip punggung D.68-79, sirip dada p.9-10 sirip perut
V.5-6, sirip anal A.50-60 dan memiliki sungut sebanyak empat pasang satu pasang
diantaranya lebih panjang dan besar. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam dan
patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm terutama pada ikan lele
dewasa, sedangkan pada ikan lele yang tua suda berkurang racunnya panjang baku 5-
6 kali tinggi badan dengan perbandingan antara panjang baku dan panjang kepal
adalah 1: 3-4 serta ukuran matanya sekitar 1/8 panjang kepalanya ( Rahardjo dan
Habita dan penyebaran hidup ikan lele adalah hidup di semua perairan tawar,
yang meliputi sungai dengan aliran yang tidak terlalu deras atau perairan tawar yang
teanang seperti waduk, danau, telaga, rawa dan genangan air seperti kolam serta
hidup di perairan yang mengandung sedikit oksigen dan relatif tahan terhadap
Ikan lele dapat hidup normal dilingkungan yang memiliki kandungan oksigen
terlarut 4 ppm, dan air yang ideal mempunyai kadar karbondioksida kurang dari 2
ppm, namun pertumbuhan dan perkembangan ikan lele akan cepat dan sehat jika
dipelihara air yang cukup bersih, seperti sungai, mata air, saluran irigasi ataupun air
Ikan memiliki beberapa organ dalam antara lain : otak, insang, mulut, esofagus,
jantung, hati, lambung renang, lambung, usus dan anus. Sehingga struktur anatomi
mulut erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan otak merupakan salah satu
organ yang sangat penting fungsinya bagi ikan. Organ otak ini dibentuk pada saat
terlebih dahulu. pada saat ikan dewasa, otak mengalami proses penyempurnaan, yaitu
2.4 FungsiOtak
Otak mempunyai tiga tugas utama, yaitu bagian input otak menerima dan
menafsirkan informasi dari semua alat indra, internal maupun eksternal, bagian pada
output otak mengirim peringatan yang terkoordinir kesemua bagian tubuh, bisa
41
sebagai simpul saraf atau hormone dan perpaduan antara kedua aspek funsi otak
(Rahardjodkk, 2010).
42
Praktikum Fisiologi Biota Air ini dilaksanakan pada hari selasa, Tanggal 21
April 2015, pada pukul 10:30 Wita sampai dengan selesai, praktikum ini bertempat di
Palu.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Ikan mas, Pisau,
2. Meletakan Kepala ikan menghadap keatas dan ibu jari kiri kita masukan
4.1 Hasil
Otak terletak di bagian kepala ikan dan dilindungi oleh tulang-tulang keras dan
kuat yang mengelilingi organ otak. Otak ikan yang belum sempurna pada waktu
1. Telecephalon
2. Mycepephalon
3. Diencephalon
4. Melencephalon
5. Mesencephalon
44
4.2 Pembahasan
tengah merupakan daerah otak yang terkecil dan tidak berkembang seperti dua bagian
otak lainnya. Fungsi utamanya adalah menyampaikan impuls antara otak tengah dan
otak belakang serta antara otak depan dan mata. Selain itu juga turut menjaga
Telencephalon adalah bagian otak depan sebagai pusat untuk hal yang
Mesencephalon (otak tengah), sebagai pusat penglihatan terdiri dari dua buah
lobus opticus. Sel-sel yang terdapat di bagian atas lobus opticus ini disebut tectum
opticum.Bayangan benda-benda yang ada pada retina akan disampaikan kepada sel-
badan dalam air, daya orientasi dan tegangan urat daging. Myelencephalon (medula
oblongata) sebagai komponen utama menyalurkan rangsangan yang keluar dari otak
dirangsangnya
45
5.1 Kesimpulan
46
1. Otak terletak di bagian kepala ikan dan dilindungi oleh tulang-tulang keras
2. Otak pada ikan memiiliki tiga bagian utama yaitu (Procencephalon) pada
5.2 Saran
Saran saya sebagai praktikan, agar dalam praktek peserta praktikum tertib
DAFTRA PUSTAKA
Asnawia. 2014. Pengaruh Salinitas Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan Ikan Nila
Best (Oreochromis Niloticus). Skripsi. Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu
Kelautan Dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Makassar.
Hadid, Y., Syaifudin, M., Amin, M. 2014. Pengaruh Salinitas Terhadap Daya Tetas
Telur Ikan Baung (Hemibagrus Nemurus Blkr.). Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia, Vol. 2, No. 1.
Isnaini, A. 2011. Penilaian Kualitas Air Dan Kajian Potensi Situ Salam Sebagai Air
Di Universitas Indonesia, Depok. Tesis. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Biologi.
Praseno, O., Krettiawan, H., Asih, S., Sudradjat, A. 2010. Uji Ketahanan Salinitas
Beberapa Strain Ikan Mas Yang Dipelihara Di Akuarium. Proseding Forum
Inovasi Teknologi Akuakultur.
Rayes, R. D., Sutresna, I. W., Diniarti, N., Supii, A. I. 2013. Pengaruh Perubahan
Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates
Calcarifer Bloch). Jurnal Kelautan, Vol. 6, No.1.
Isnaini, A. 2011. Penilaian Kualitas Air Dan Kajian Potensi Situ Salam Sebagai Air
Di Universitas Indonesia, Depok. Tesis. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Biologi.
.
Pujiastuti, N. 2015. Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Konsumsi Di
Balai Benih Ikan Siwarak. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Rudiyanti, S., Ekasari, A. D. 2009. Pertumbuhan Dan Survival Rate Ikan Mas
(Cyprinus Carpio Linn) Pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0,3 G.
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1,
Wijayanti, I., Tapotubun, E. J., Salim, A. M., Nuer’aenah, N., Litaay, C., Putri, R. M.
S., Kaya, A. O W., Suwandi, R. 2011. Pengaruh Temperatur Terhadap Kondisi
Anastesi Pada Bawal Tawar Colossoma Macropomum Dan Lobster Tawar
Cherax Quadricarinatus. Prosiding Seminar Nasional.
Lasena, A., Nasraini., Irdja, M, Ad. 2016. Pengaruh Dosis Pakan Yang Dicampur
probiotik Terhadap pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Program Studi Budidaya Perairan. Universitas
muhammadiyah Gorontalo
Swardianto, S. 2010. Pengaruh Suhu terhadap Laju Respirasi Dan Produksi Elilena
Pada Pascapanen Buah. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengatahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Sulaiman, M. 2016. Pendekatan Akustik dalam Studi Tingka Lakun Ikan Pada Proses
Penangkapan Dengan Alat Bantu Cahaya. Sekolah Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor.
49
LAMPIRAN