Oleh :
Ai Setiadi
021202503125002
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang:
Kegiatan budidaya ikan baik jenis ikan konsumsi ataupun ikan hias
merupakan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi karena ikan
merupakan mahluk bernyawa yang kapan saja mengalami kematian.
Salah satu penyebab gagalnya kegiatan budidaya ikan ini adalah karena
faktor penyakit. Munculnya gangguan penyakit pada budidaya ikan
merupakan resiko biologis yang harus selalu diantisipasi. Munculnya
penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi kompleks/tidak
seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang
(ikan) yang lemah, patogen yang ganas serta kulitas lingkungan yang
memburuk.
Dalam melakukan usaha budidaya ikan, para pembudidaya
melakukannya ada yang secara intensif, semi intensif atau asal saja.
Semakin intensif sistem budidaya yang diterapkan maka semakin
kompleks pula kehadiran penyakit yang akan muncul. Penyakit yang
menyerang ikan banyak macam dan ragamnya. Tetapi secara umum
penyakit ikan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu penyakit infeksius
dan non infeksius. Jenis penyakit infeksius terdiri dari penyakit yang
disebabkan oleh parasit, jamur bakteri dan visrus. Sedangkan jenis
penyakit non-infeksius disebabkan oleh lingkungan, makanan dan
genetis. Dan salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah:
penyakit saprolegniasis.
1.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan tugas makalah ini adalah sebagai salah
satu persyaratan untuk mendapatkan nilai pada Mata Kuliah Parasit dan
Penyakit Ikan. Selain dari itu juga dengan adanya pembuatan tugas
makalah ini maka dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa/ i dalam hal ini mengenai penyakit ikan khususnya penyakit
saprolegniasis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kualiatas Air
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau
komponen lain di dalam air. Dalam pengukuran kualitas air ada beberapa hal
yang harus diperhatikan diantaranya adalah Parameter Fisik, parameter kimia,
dan parameter biologis.
a. Parameter fisika air terbagi atas beberapa bagian yaitu Suhu, Kecerahan, Bau,
dan Warna.
b. Parameter kimia air yaitu Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas.
c. Parameter biologs air yaitu Plankton.
2.2
a)
Parameter Fisika
Suhu
Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmosfer dan
Suhu air yang ideal bagii organisme air yang dibudidayakan sebaiknya
adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang tidak mencolok antara siang dan
malam
(tidak
lebih
dari
5oC).
Pada
perairan
yang
tergenang
yang
Kecerahan
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran
Bau
Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang atau
diganti, agar tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air. Faktor yang
menyebabkan air pada kolam berbau tidak sedap yaitu diantaranya; Pakan ikan
yang tidak sempat termakan oleh ikan, menjadi racun bagi kolam dengan
amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan yang dibudidayakan dan terjadi
dekomposisi di air yang menghasilkan amoniak. Material dalam air dapat berupa
jumlah zat tersuspensi (TDS) (Pemuji dan Anthonius, 2010 dalam Suwondo,
2005).
d)
Warna
Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam
No
Warna Air
Spesies
Keterangan
Coklat muda
Diatomae
Baik, dipertahankan
Navicula sp.
Nitschia sp.
2
Coklat tua
Coscinodiscus
Baik, diencerkan
Caetocheros
Melosira
3
Coklat kemerahan
Phytoflagellata
Peridinium
4
Coklat kehijauan
Diatomae
Phytoflagellata
5
Hijau muda
Chlophyceae
Chlorococum sp.
Planktonphierae sp
6
Hijau tua
Crysum sp.
Hijau kekuningan
Phytoflagellata
Tidak baik,
diencerkan
Chlemidomonas sp.
harus
banyak
Chilomonas sp.
Dunalella sp.
8
Hijau kebiruan
Cryptomona
Cyanophyceae
Oscilatoria sp.
Phormidium sp.
Anabaena sp.
Tabel; Hubungan Warna Air dengan Fitoplankton dan Kualitas Air (Ariawan &
Poniran, 2004).
yang terlarut di dalam air dikenal dengan oksigen jenuh. Oksigen masuk ke
dalam air ketika permukaan air bergolak dan berasal dari proses photosinthesis.
Peningkatan salinitas dan suhu air akan menurunkan tingkat oksigen jenuh di
dalm air. Air yang mengandung oksigen jenuh cukup untuk mendukung
kehidupan organisme air, tetapi oksigen akan cepat habis bila organisma/ikan
ditebar dalam jumlah yang padat.
Semua makhluk hidup untuk hidup sangat membutuhkan oksigen sebagai
faktor penting bagi pernafasan. Ikan sebagai salah satu jenis organisme air juga
membutuhkan oksigen agar proses metabolisme dalam tubuhnya berlangsung.
Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan disebut dengan oksigen terlarut. Oksigen
terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut didalam air karena ikan tidak dapat
mengambil oksigen dalam perairan dari difusi langsung dengan udara. Satuan
pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen
yang terlarut dalam air atau dalam satuan internasional dinyatakan ppm (part per
million).
Air mengandung oksigen dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari
kondisi air itu sendiri, beberapa proses yang menyebabkan masuknya oksigen ke
dalam air yaitu:
1. Diffusi oksigen dari udara ke dalam air melalui permukannya, yang terjadi
karena adanya gerakan molekul-molekul udara yang tidak berurutan karena
terjadi benturan dengan molekul air sehingga O2 terikat didalam air.
2. Diperairan umum, pemasukan oksigen ke dalam air terjadi karena air yang
masuk
sudah
mengandung
oksigen,
kecuali
itu
dengan
aliran
air,
Ph
Nilai pH (Power of Hydrogen) adalah nilai dari hasil pengukuran ion
hidrogen (H+)di dalam air. Air dengan kandungan ion H+ banyak akan bersifat
asam, dan sebaliknya akan bersifat basa (Alkali). Kondisi pH optimal untuk ikan
ada pada rang 6.5-8.5. Nilai pH di atas 9.2 atau kurang dari 4.8 bisa membunuh
ikan dan pH di atas 10.8 dan kurang dari 5.0 akan berakibat fatal bagi ikan-ikan
jenis tilapia. Air dengan pH rendah terjadi di daerah tanah yang bergambut. Nilai
pH yang tinggi terjadi di perairan dengan kandungan alga tinggi, dimana proses
photosinthesis membutuhkan banyak CO2. pH akan meningkat hingga 9.0-10.0
atau lebih tinggi jika bikarbonat di serap dari air (Svobodova, at al, 1993). Untuk
melawan kondisi pH yang rendah atau tinggi ikan akan memproduksi lendir di
kulitnya dan di bagian dalam insang. Nilai pH juga mempunyai pengaruh yang
signifikan pada kandungan ammonia, H2S, HCN, dan logam berat pada ikan.
Pada pH rendah akan meningkatkan potensi untuk kelarutan logam berat
(Malone & Burden, 1988). Peningkatan nilai pH hingga 1 angka akan
meningkatkan nilai konsentrasi ammonia di dalam air hingga 10 kali lipat dari
semula.
Derajat keasaman pH Air suatu kolam ikan sangat dipengaruhi oleh
keadaan tanahnya yang dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Nilai pH
air asam tidak baik untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu
perairan akan rendah. Pada pH air netral sangat baik untuk kegiatan budidaya
ikan, biasanya berkisar antara 7 8, sedangkan pada pH air basa juga tidak baik
untuk kegiatan budidaya. Pengaruh pH air pada perairan dapat berakibat
terhadap komunitas biologi perairan.
Rang pH
9.0-10.0
8.0-9.0
7.0-8.0
6.0-7.0
Dampak diperairan
Alga berkembang
Nitrit beracun
c.
Salinitas
Salinitas adalah ukuran jumlah garam yang terlarut di dalam air. Garam di
laut adalah ada dalam bentuk NaCl. Secara umum jenis Crustacea tidak sensitif
terhadap perubahan salinitas hingga 5 ppt (Malone & Burden, 1988). Suhu
sangat mempengaruhi kondisi salinitas perairan, semakin tinggi suhu akan
berdampak pada tingginya salinitas.
hingga
Dampak
< 0.5
0.5 3.0
3.0 10.0
> 10.0
pencegahan
eutropikasi
terjadinya
pembentukan
nitrat,
dan
Parameter Biologi
Plankton
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton
11
2.
3.
4.
5.
No
1
Warna Air
Coklat muda
Coklat tua
Coklat kemerahan
Coklat kehijauan
Hijau muda
6
7
Hijau tua
Hijau kekuningan
Hijau kebiruan
Spesies
Diatomae
Navicula sp.
Nitschia sp.
Coscinodiscus
Caetocheros
Melosira
Phytoflagellata
Peridinium
Diatomae
Phytoflagellata
Chlophyceae
Chlorococum sp.
Planktonphierae sp
Crysum sp.
Phytoflagellata
Chlemidomonas sp.
Chilomonas sp.
Dunalella sp.
Cryptomona
Cyanophyceae
Oscilatoria sp.
Phormidium sp.
Anabaena sp.
Anabanopsis sp.
Chrococus sp.
Keterangan
Baik, dipertahankan
Baik, diencerkan
Tabel; Hubungan Warna Air dengan Fitoplankton dan Kualitas Air (Ariawan &
Poniran, 2004).
12
No
1
Kecerahan
< 30 cm
30 cm 35 cm
Kreteria
Keterangan
Kemelimpahan plankton
tinggi (kaya)
atau ganti
Kemelimpahan plankton
yang diharapkan
3
> 35 cm
Kemelimpahan plankton
kurang (miskin)
pemupukan
13
PENUTUP
Udi Putra, Nana S.S., Fauzia, Hamka. 2007a. Optimalisasi Pemanfaatan Sistem
Resirkulasi Air Sistem Pendederan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Densitas Super tinggi. Laporan Tahunan Balai Budidaya Takalar.
Udi Putra, Nana S.S., Fauzia, Nurcahyono. 2007b. Aplikasi Sistem Resirkulasi untuk
Meningkatkan Pertumbuhan pada Pendederan Kepiting Rajungan (Portunus
Pelagicus) di dalam Wadah Terkontrol. Laporan Tahunan Balai Budidaya
Takalar.
Van Wyk P. dan John Scarpa. 1999. Water Quality Requirements and Management.
Chapter 8 in . Farming Marine Shrimp in Recirculating Freshwater Systems.
Prepared by Peter Van Wyk, Megan Davis-Hodgkins, Rolland Laramore, Kevan
L. Main, Joe Mountain, John Scarpa. Florida Department of Agriculture and
Consumers Services. Harbor Branch Oceanographic Institution.
15