Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 4:

DANIA DEWI ASTUTI (191910601051)


PUTRI AYU SISWANTI (191910601023)
INTAN SYAZMI (191910601007)

REVIEW JURNAL
KARAKTERISTIK DAN SIFAT POLUTAN
PADA LIMBAH CAIR DOMESTIK

Judul Karakteristik Air Limbah Rumah Tangga (greywater) Pada


Salah Satu Perumahan Menengah Keatas Yang Berada di
Tangerang Selatan
Volume & Halaman Vol. 10 No. 2 : 47 - 102

Tahun 2016

Penulis Alfrida E. Suoth , Ernawita Nazir

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik dari
grey water yang dihasilkan oleh salah satu perumahan
menengah keatas yang berada di Tangerang Selatan
Subjek Penelitian Pada penelitian ini telah dilakukan pengambilan contoh uji air
limbah rumah tangga di 10 rumah berada di Perumahan Batan
Indah, Kelurahan Kademangan, Kota Tangerang Selatan yang
merupakan perumahan kelas menengah ke atas
Metode Penelitian a. Pengambilan contoh uji pengambilan contoh uji air limbah
rumah tangga/greywater (GW) sesuai SNI. 6989. 59.2008
dengan metode komposit waktu.
b. Analisis air limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
di lakukan di laboratorium Puslitbang Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan (P3KLL) sesuai dengan metode
yang di sajikan
Cara Menguji Teknik Sampling
Hasil Penelitian Hasil analisa greywater menunjukkan kisaran nilai untuk
parameter pH 6,2 - 8,5 ; BOD 121 - 151 mg/L ; TSS 121-127
mg/L ; COD 79 – 700 mg/L ; minyak & lemak 6 - 95 .mg/L.
Hasil analisis greywater bila di bandingkan dengan peraturan
Kementerian Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik menunjukkan di beberapa
titik (7.9, 7.6, 9.3, 6.3) mempunyai kandungan BOD, TSS dan
minyak & lemak yang berada di atas baku mutu. Parameter
detergen (MBAS) konsentrasinya berkisar 8,8 – 34 mg/L, nilai
ini 40 – 170 kali lebih tinggi dari yang diperbolehkan di badan
air seperti yang diatur dalam KMA. Konsentrasi beberapa
parameter dalam air limbah di buang langsung kesaluran
drainase dan butuh pengolahan agar tidak lebih berat
membebani sungai sebagai badan penerima
Penyebab Orang membuang limbah greywater langsung ke sungai,
selokan yang ada di depan rumah, tanpa diolah terlebih dahulu.
Akibatnya, sungai yang menjadi tempat bermuaranya selokan
berpotensi tercemar; warnanya menjadi coklat dan
mengeluarkan bau busuk. Selain bisa menyebabkan ikan-ikan
mati, zatzat polutan yang terkandung di dalam limbah juga bisa
menjadi sumber penyakit, seperti kolera, disentri, dan berbagai
penyakit lain
Polutan yang Mencemari Bahan organik, anorganik, maupun gas terkandung di dalam
limbah cair rumah tangga (air limbah yang diambil berasal dari
kegiatan mandi, cuci, masak/dapur, bersih-bersih rumah).
Karakteristik dan Sifat Air limbah terdiri dari 99.7% air dan 0.3% bahan lain, seperti
Polutan bahan padat, koloid dan terlarut. TSS berasal dari lumpur dan
pasir halus serta jasad-jasad renik,yang terutama disebabkan
oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air.
Dalam limbah rumah tangga TSS yang tinggi bisa berasal dari
berbagai aktifitas seperti cuci, mandi dan bersih-bersih rumah.
TSS, dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya
akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan
akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan.
Konsentasi minyak dan lemak ini cukup tinggi, hal ini
menunjukkan pemakaian minyak yang tinggi terutama dalam
kegiatan yang berasal dari dapur. Minyak dan lemak yang
masuk ke perairan dapat menyebar dan membentuk lapisan
tipis yang terdapat di permukaan, emulsi dan fraksi terserap,
kadar yang melebihi 0,3 mg/L bersifat toksik terhadap
beberapa jenis ikan tawar. Konsentrasi COD yang tinggi
menyebabkan kandungan oksigen terlarut di dalam air menjadi
rendah bahkan habis. Akibatnya oksigen sebagai sumber
kehidupan bagi makhluk air (hewan dan tumbuh-tumbuhan)
tidak dapat terpenuhi sehingga dapat mengakibatkan kematian
makhluk air.

Penyisihan COD, TSS, dan pH Dalam Limbah Cair Domestik


Judul
dengan Metode Fixed-Bed Column Up Flow

Volume & Halaman Vol. 10 No.21, ISSN 1693-248X


Tahun Juni 2012
Penulis Muhammad Sami
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi
unggun pasir dan ukuran diameternya terhadap penyisihan
Tujuan Penelitian kandungan COD, TSS, dan pH sehingga dapat menjawab
permasalahan pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh
limbah cair domestik.
pemukiman penduduk dari Perumahan Mutiara Indah Jl.
Subjek Penelitian Banda Aceh – Medan Lhokseumawe, pasir, batu apung, arang
kayu, dan batu kerikil
Penelitian ini akan menggunakan metode perancangan (design)
penyisihan beberapa parameter limbah cair rumah tangga
Metode Penelitian
(domestik) dengan Fixed-Bed Column Up-Flow pada laju
alir konstan dan temperatur ruang

Cara Menguji Dengan teknik Fixed-Bed Column Up-Flow

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tinggi unggun pasir


50 cm dengan diameter rata-rata 0,815 mm; 0,493 mm; dan
Hasil Penelitian
0,278 mm terjadi penyisihan COD sebesar 53%, 63%, dan
75%; sedangkan penyisihan kandungan TSS adalah 41%, 53%,
dan 70%. Efisiensi penyisihan COD dan TSS tertinggi dan
terbaik diperoleh pada tinggi unggun pasir 70 cm, diameter
rata-rata 0,278 m serta pH sebesar 0, 21 yaitu 79% dan 76%.
Karena sistem pembuangan air limbah yang umum digunakan
Penyebab masyarakat dialirkan ke tangki septik dan diresapkan ke dalam
tanah, atau dibuang langsung ke saluran umum.
Bahan organik, anorganik, maupun gas yang terkandung di
dalam limbah cair rumah tangga (air limbah yang diambil
Polutan yang Mencemari
berasal dari kegiatan mandi, cuci, masak/dapur, bersih-bersih
rumah).
pengolahan air adalah untuk mengurangi BOD, COD, partikel
tercampur, membunuh organisme pathogen, menghilangkan
Karakteristik dan Sifat bahan nutrisi, komponen beracun yang tidak dapat
Polutan didegradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah.
Limbah domestik sangat mempengaruhi tingkat kekeruhan,
BOD, COD, dan kandungan organik pasokan air.

Evaluasi Pengolahan Air Limbah Domestik dengan IPAL


Judul Komunal di Kota Bogor (Evaluation of Domestic Wastewater
Treatment Using Communal WWTP in Bogor City)
Volume & halaman Volume 19, No 2 : 229 -238
Tahun 2018
Penulis Dhama Sushanti, Moh. Yanuar J. Purwanto, Suprihatin
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air
Tujuan penelitian buangan (efluen) hasil pengolahan IPAL komunal dikota
Bogor
Pada penelitian ini mengambil sampel air limbah sebanyak 6
Subjek penelitian
sampel dari 3 efluen IPAL komunal.
Analisis efluen dilakukan di Laboratorium Proling, Institut
Metode penelitian
Pertanian Bogor
biodigester, expansion chamber, bak perata (settler), dan
Alat menguji
kompartemen anaerobic baffled reactor
a) Hasil analisis terhadap TSS menunjukkan bahwa hanya
Hasil penelitian
efluen dari IPAL KSM Cipendek Indah yang melebihi baku
mutu PermenLHK No. P.68 tahun 2016. Akan tetapi
berdasarkan analisis DLH tahun 2016, TSS dari efluen
KSM Rosella dan Cipendek Indah melebihi baku mutu.
Pengukuran yang dilakukan kembali oleh DLH tahun 2017
menunjukkan bahwa TSS dari 3 IPAL komunal tersebut
semuanya melebihi baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa
kandungan TSS pada efluen IPAL komunal fluktatif. Dapat
diketahui rata-rata kandungan TSS dari 40 efluen IPAL
komunal di Kota Bogor memenuhi baku mutu, hanya sekitar
8 lokasi IPAL yang tidak memenuhi baku mutu. Penurunan
kandungan TSS dipengaruhi oleh lama waktu kontak air
limbah dengan mikoorganisme yang terdapat di dalam
kompartemen IPAL. Semakin lama waktu kontak maka
efisiensi penurunan TSS akan meningkat(26). Hal ini
dikarenakan terjadi biokonversi secara enzimatis dan
aktivitas asidogenesis oleh mikroorganisme
b) Hasil pengukuran di 3 lokasi IPAL (KSM Amanah, Rosella,
dan Cipendek Indah) pada tahun 2016 dan 2017
menunjukkan bahwa nilai pH efluen KSM Rosella tahun
2017 tidak memenuhi baku mutu. Efluen IPAL KSM
Rosella pada pengukuran tahun 2017 menunjukkan pH
dibawah baku mutu sekitar 5,73. Hasil analisis terhadap
efluen dari 40 IPAL komunal pada tahun 2017 terdapat 4
lokasi IPAL komunal dengan nilai pH yang nilainya
dibawah baku mutu (pH <6). Hasil pengukuran pH dari 40
IPAL komunal. Sesuai dengan PermenLHK No. P.68 tahun
2016, nilai pH dari air limbah domestik yang dibuang ke
lingkungan harus memenuhi baku mutu dengan kisaran
antara 6 sampai 9.
c) Pengukuran COD pada tahun 2017 oleh DLH Kota
Bogor terhadap 40 efluen IPAL komunal menunjukkan
bahwa nilai COD berkisar antara 32,7 mg/l sampai 94,2
mg/l, berarti semuanya masih memenuhi baku mutu.
Hasil analisis COD pada efluen IPAL KSM Rosella
menunjukkan hasil yang melebihi baku mutu. Nilai
COD yang tinggi tersebut dapat mengindikasikan
kinerja mikroorganisme pengurai di dalam sistem yang
belum efektif.
d) Secara umum nilai BOD air limbah domestik hasil
olahan IPAL komunal di Kota Bogor masih diatas 30
mg/l. Nilai BOD IPAL KSM Amanah, Rosella, dan
Cipendek Indah pada pengukuran tahun 2016 sudah
sesuai dengan standar baku mutu PerMenLH No. 5
Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah walaupun
karena baku mutu yang menjadi acuan 100 mg/l. Baku
mutu berdasarkan PermenLHK No. P.68 Tahun 2016
lebih ketat yaitu 30 mg/l, sehingga pada tahun 2017
semua efluen tergolong melebihi baku mutu. Nilai
BOD dari IPAL Amanah, Rosella, dan Cipendek Indah
secara berturut-turut yaitu 38 mg/l, 45,3 mg/l, dan 39,4
mg/l.
e) Kandungan amonia pada efluen 3 IPAL komunal
memenuhi baku mutu, kecuali pada saat pengukuran
pertama di KSM Rosella yang melebihi baku mutu.
Hasil pemantauan yang dilakukan oleh DLH Kota
Bogor tahun 2017 juga menunjukkan bahwa efluen dari
40 lokasi IPAL komunal memenuhi baku mutu dengan
kandungan amonia berkisar 0,023 mg/l sampai 4,56
mg/l.
f) Kandungan minyak dan lemak untuk semua efluen
IPAL komunal memenuhi baku mutu, dengan rata-rata
kandungan minyak dan lemak <1 mg/l. Efluen dari
IPAL KSM Rosella menunjukkan nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan IPAL lainnya, akan tetapi
masih memenuhi baku mutu.
g) Hasil analisis terhadap total coliform dari 40 efluen
IPAL komunal yang beroperasi di Kota Bogor
menunjukkan bahwa secara umum memenuhi baku
mutu dan hanya 4 lokasi yang tidak memenuhi baku
mutu. Pengukuran yang dilakukan pada 3 efluen IPAL
komunal (Amanah, Rosella, dan Cipendek Indah)
mengindikasikan bahwa semua efluen melebihi baku
mutu.
warga Kota Bogor yang mengalirkan air limbah domestik ke
Penyebab sungai dan saluran terbuka juga masih tinggi mencapai
60,24%.
Polutan yang mencemari Air limbah
Kadar TSS air limbah melebihi baku mutu PermenLHK No.
P.68 tahun 2016, nilai pH yang nilainya dibawah baku mutu
(pH <6), nilai COD berkisar antara 32,7 mg/l sampai 94,2
mg/l, berarti semuanya masih memenuhi baku mutu, Nilai
BOD dari IPAL Amanah, Rosella, dan Cipendek Indah secara
berturut-turut yaitu 38 mg/l, 45,3 mg/l, dan 39,4 mg/l,
Karakteristik sifat polutan
Kandungan amonia pada efluen 3 IPAL komunal memenuhi
baku mutu dengan kandungan berkisar 0,023 mg/l sampai 4,56
mg/l, Kandungan minyak dan lemak untuk semua efluen IPAL
komunal memenuhi baku mutu, nilai coliform dari 40 efluen
IPAL komunal memenuhi baku mutu dan hanya 4 lokasi yang
tidak memenuhi baku mutu.

Judul Pengolahan Limbah Cair Domestik untuk Penggunaan Ulang


(Water Reuse)
Halaman 1-10
Tahun -
Penulis Yunita Mulyana, Rizki Purnaini, Berlian Sitorus
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan suatu sistem
pengolahan limbah cair berskala laboratorium yang dapat
digunakan untuk mengolah limbah cair domestik dan
menghasilkan efluen yang dapat memenuhi persyaratan baku
mutu air yang layak untuk digunakan kembali
Subjek penelitian limbah cair domestik, akuades, asam sulfat (H2SO4), ferro
amonium sulfat (FAS) [Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O], kalium
dikromat 3(K2Cr2O7), kertas saring Whatman, FeSO4.7H2O,
merkuri sulfat (HgSO4), perak sulfat (Ag2SO4), batu didih,
dan 1,10 phenantrolin monohidrat.
Metode penelitian  Tahap awal dari penelitian ini yaitu pembuatan starter
bakteri aerob.
 karbon aktif dengan tinggi 10 cm dan terakhir dialirkan
menuju bak disinfeksi untuk membunuh atau
mengurangi mikroorganisme patogen yang masih
terdapat pada efluen dari proses filtrasi dengan
menggunakan disinfeksi oleh sinar UV dari matahari.
Alat menguji Alat-alat yang digunakan dalam penelitian pengolahan limbah
cair domestik : reaktor untuk pembuatan starter bakteri,
pengolahan biologi, pengolahan fisika, dan pengolahan kimia
Hasil penelitian a) kandungan COD limbah cair rumah tangga mengalami
pengurangan setelah melalui proses pengolahan secara
aerobik selama 3 hari, dimana kandungan COD awal
limbah yaitu sebesar 257,5 mg/L dan setelah diolah turun
menjadi 21 mg/L.
b) kandungan TSS limbah cair rumah tangga mengalami
pengurangan setelah melalui proses aerobik selama 3 hari,
dimana kandungan TSS awal limbah adalah 372,5 mg/L
dan setelah diolah turun menjadi 6 mg/L.
c) kandungan Total Koliform limbah cair rumah tangga
mengalami pengurangan setelah melalui proses
pengolahan secara aerobik selama 3 hari yang kemudian
dilanjutkan dengan filtrasi dan diakhiri dengan desinfeksi,
dimana kandungan Total Koliform awal limbah adalah
110x104 MPN/100ml dan setelah diolah turun menjadi
1600 MPN/100ml.
Penyebab air buangan yang berasal dari penggunaan untuk kebersihan
yaitu gabungan limbah dapur, kamar mandi, toilet, cucian, dan
sebagainya
Polutan yang mencemari limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan
industri dan kegiatan-kegiatan lainnya
Karakteristik sifat polutan Karakteristik limbah cair domestik khususnya grey water yaitu
memiliki kandungan COD sebesar 257,5 mg/L, TSS sebesar
372,5 mg/L dan Total Koliform sebesar 110x104 MPN/100ml

Pengolahan Limbah Laundry Menggunakan Metode Biosand


Judul
Filter Untuk Mendegradasi Fosfat
Jurnal Jurnal Teknik Kimia USU
Volume & Halaman Volume 4, No. 2, halaman 53-58
Tahun Juni 2015
Penulis Sri Widya Astuti, Mersi Suriani Sinaga
Tujuan dari penelitian ini adalah mengurangi kandungan fosfat
dan surfaktan serta untuk mengetahui karakteristik dan sifat
Tujuan Penelitian
polutan pada air limbah laundry dengan metode biosand filter
dengan menggunakan adsorben karbon aktif
Subjek Penelitian Limbah cair laundry
Biosand filter yaitu filter dengan konsep saringan pasir lambat
Metode Penelitian
yang khusus didesain untuk skala rumah tangga
Bahan utama yang digunakan adalah limbah cair laundry,
sebagai bahan pembantu, digunakan molase dan digunakan
Cara & Alat Mengukur adsorben sebagai adsorben yang dicampur dengan air. Alat
utama yang digunakan adalah biosand filter untuk proses
seeding dan karbon aktif untuk proses adsorspi.
Berdasarkan pengamatan selama 30 hari didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. pH turun dari 8,5 menjadi 7,0
2. COD awal 296 mg/l menjadi 105 mg/l
Hasil Penelitian 3. Nilai VSS (volatile suspended solid) dari 271,5 mg/l
menjadi 95,8 mg/l
4. Nilai fosfat awal 19,1 mg/l menjadi 4,3 mg/l
Dari hasil pengamatan pada beberapa parameter tersebut,
metode ini cukup baik untuk dikembangkan
Pemakaian deterjen semakin lama semakin meningkat sejalan
dengan laju pertumbuhan penduduk setiap tahun, artinya
Penyebab
semakin meningkat pendapatan masyarakat maka konsumsi
deterjen juga meningkat. Penggunaan deterjen yang semakin
meningkat ini akan berdampak negatif terhadap akumulasi
surfaktan pada bahan-bahan perairan sehingga menimbulkan
masalah pendangkalan perairan, terhambatnya transfer oksigen,
dan lain-lain
ammonium klorida, LAS (Linier Alkyl Sulfonate), sodium
Polutan yang Mencemari dodecyl benzene sulfonate, natrium karbonat, natrium sulfat,
alkilbenzena sulfonate, fosfat
 Pada limbah laundry banyak terkandung bahan aktif yang
tidak ramah lingkungan (non-biodegradable).
 Pada kondisi aerob, LAS dapat di biodegradasi dengan baik
oleh mikroorganiasme, namun dalam kondisi anaerob masih
kurang baik.
 Limbah cair laundry yang dihasilkan oleh deterjen
kandungan fosfatnya cukup tinggi. Apabila kandungan
fosfat terus meningkat dapat menimbulkan eutrofikasi.
Karakteristik dan Sifat  Fosfat dalam air limbah dapat berupa fosfat organik,
Polutan orthophosphate anorganik atau sebagai fosfat kompleks.
Fosfat organik terdapat didalam air buangan dan sisa
makanan serta dapat berasal dari bakteri atau tumbuhan
penyerap fosfat. Fosfat kompleks mewakili kurang lebih
separuh dari fosfat limbah perkotaan dan berasal dari
penggunaan deterjen sintetis
 Penurunan kadar fosfat secara biologi dengan
memanfaatkan aktivitas mikroba dapat menurunkan kadar
fosfat di dalam air limbah

Study of Domestic Wastewater (Greywater) in The District of


Judul
Tamalanrea The City of Makassar
International Association of Lowland Technology (IALT):
Jurnal
ISSN 1344-9656
Volume & Halaman 19 (2): 131-134
Tahun 2017
Penulis R. Ibrahim
Tujuan Penelitian Mendeskripsikan karakteristik dan sistem manajemen limbah
cair domestik yang dipahami dan diterapkan oleh masyarakat
di pemukiman perkotaan melalui kasus di Tamalanrea,
Makassar, Indonesia.
Limbah domestik dari masyarakat di Tamalanrea, Makassar,
Subjek Penelitian
Indonesia
Metode Penelitian Observasi lapangan dan kuesioner
Sampel dikumpulkan dari pipa pembuangan limbah rumah
tangga dan saluran gabungan di area perumahan, dan kemudian
dianalisis di laboratorium. Sampel berasal dari pemukiman
Cara & Alat Mengukur masyarakat di Tamalanrea, Tamalanrea Indah, Tamalanrea
Jaya, dan Parangloe. Lokasi sampling dianggap mewakili
karakteristik greywater masyarakat wilayah Tamalanrea,
Makassar, Indonesia
Ada beberapa parameter yang diamati pada penelitian ini,
maka dari itu ada beberapa hasil yaitu :
 pH menunjukkan greywater dari pemukiman masyarakat di
Tamalanrea diklasifikasikan sebagai alkali dengan kisaran
pH 8,3 - 8,5. Rentang pH greywater dari masyarakat
Tamalanrea masih memenuhi standar yang diizinkan untuk
dibuang ke perairan yaitu pH 6 – 9.
 Nilai BOD berbeda pada setiap area pengambilan sampel
dan melebihi ambang batas berdasarkan Permen LHK No.
68/2016 yaitu 30 mg/l. Nilai BOD di wilayah Tamalanrea
Hasil Penelitian berkisar 207-232 mg/l.
 Nilai COD berbeda pada setiap area pengambilan sampel.
Sama halnya dengan BOD, nilai COD juga melebihi baku
mutu standar 100 mg/l. Nilai COD di wilayah Tamalanrea
berkisar 343 - 357 mg/l.
 Nilai TSS greywater sebagian besar melebihi standar efluen
yang telah ditentukan yaitu 30 mg/l. Nilai TSS greywater
berkisar antara 398-405 mg/l disebabkan oleh air limbah
rumah tangga yang mengandung bahan organik dalam
jumlah besar dalam bentuk sisa makanan dari dapur dan
penggunaan deterjen di rumah tangga
Kehidupan air menjadi terganggu karena oksigen terlarut
dalam air digunakan oleh mikroorganisme menguraikan bahan
Penyebab organik yang terkandung di dalamnya. Selain itu, polusi air
juga dapat terjadi karena kandungan nitratnya, mikroba dan
logam berat dalam greywater
Polutan yang Mencemari Sisa makanan dari dapur dan deterjen
Berdasarkan pada hasil penelitian, polutan tersebut sudah
Karakteristik dan Sifat cukup mencemari badan air wilayah Tamalanrea. Hal ini dapat
Polutan dilihat dari nilai COD, BOD, dan TSS yang melebihi baku
mutu air.

Baku mutu air limbah domestik

Parameter Satuan Satuan Kadar Maksimum


Ph - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak dan lemak mg/L 5
Total Coliform Jumlah/100mL 3000
Debit L/orang/hari 100

Anda mungkin juga menyukai