Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

SANITASI DAN TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN


PERHITUNGAN TIMBUNAN SAMPAH NON PERUMAHAN

Dosen Pengajar ;
Ima Kusumawati, S.Pi, M.Sc.

Asisten Dosen ;
Fiha Nurfatharani, A.Md.
Hana Maria, A.Md

Kelompok 3/A2

M. Fickry Fadrullah J3M117082


Shabrina Alma P J3M117112
Elva Febiyanti J3M117150
Nibroosa Yumna H J3M217177
Kirei Okiawati S J3M217190
Soebowo Adjinegoro J3M217200

PROGRAM STUDI
TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sampah (solid waste) secara umum dapat diartikan sebagai semua
buangan yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia atau
hewan yang tidak diinginkan atau digunakan lagi, baik berbentuk padat atau
setengah padat. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia selalu
menghasilkan sampah. Jika sampah tersebut tidak dikelola dengan baik,
maka akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah estetika karena
bau yang ditimbulkannya, menjadi vektor penyakit dan dapat mengganggu
kualitas tanah dan air tanah sekitarnya (Ruslinda 2012).
Permasalahan sampah kertas tidak terlepas dari permasalahan sampah
secara keseluruhan,. Permasalahan tersebut meliputi aspek teknis-
operasional, hukum, pendanaan, sosial, dan institusi atau manajemen.
Contoh paling popular dari permasalahan tersebut antara lain semakin
sulitnya mencari lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA) di daerah
perkotaan dan mahalnya biaya transportasi sampah (Wahyono 2001)
Penentuan timbulan , komposisi, dan karakteristik sampah suatu
wilayah atau kota dipergunakan untuk perencanaan dan evaluasi manajemen
persampahan yang ada, seperti penentuan pewadahan, pengaturan pola
pengumpulan, penentuan fasilitas transfer dan transport, desain sistem
pengolahan sampah, dan desain tempat pembuangan akhir yang tepat.
Dengan mengetahui timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah
terutama yang berasal dari sumber yang lebih representatif, diharapkan
permasalahan dalam pengelolaan persampahan dapat dicegah dan
diantisipasi sedini mungkin. Metode penentuan dan jumlah sampel timbulan
dan komposisi sampah kota di Indonesia telah diatur berdasarkan SNI-19-
3964-1994 (Ruslinda 2012).
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui timbulan sampah harian
di kampus IPB Baranangsiang.
1.3. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini ialah timbangan dan ember
sedangkan bahan yang digunakan adalah sampah-sampah seperti kertas,
daun, dan plastik.
1.4. Metode Kerja
Sampah-sampah dikumpulkan sebanyak-banyaknya di tempat yang
sudah di tentukan, kelompok 3 mengumpulkan sampah kertas di Kampus IPB
Baranangsiang. Sampah yang sudah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke
dalam ember berkapasitas 0,0304 m3 hingga penuh untuk diukur volume
sampah kemudian ditimbang untuk mengetahui beratnya. Data-data yang
sudah terkumpul kemudian diolah.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil
Tabel 1. Jenis, Lokasi, dan volume sampah.
Kelompok Lokasi Pengambilan Berat Sampah Volume Sampah
1 Serasah di BS IPB 5 kg 0,0304 m3
2 Kertas di BS Fisika 3 kg 0,0304 m3
3 Kertas di BS Kimia 7 kg 0,0304 m3
4 Plastik di BS IPB 2 kg 0,0118 m3
5 Botol Plastik di BS IPB 2 kg 0,0304 m3

Perhitungan
Volume sampah
Σ
Jumlah jiwa
Rata-rata Volume Sampah =
ΣBangunan
0.00224
= 5

= 4.48 x 10-4 m3/ jiwa/ kg


Berat sampah
Σ
Jumlah Jiwa
Rata-rata Berat Sampah = ΣBangunan
5 3 7 2 2
+ + + +
60 60 60 60 60
= 5
0,3157
= 5

` = 0.063 kg/ jiwa/ hari


Berat sampah kertas Baranangsiang
% Berat sampah = x 100
Berat sampah total

= 36.8 %

2.2 Pembahasan
Kampus IPB Baranangsiang berdiri pada tahun 1952 sedangkan Institut
Pertanian Bogor baru ditetapkan pada tahun 1963, jadi Kampus IPB Baranangsiang
berusia 11 tahun lebih tua dari institusi yang menggunakannya. Kampus IPB
Baranangsiang sendiri memang dirancang untuk sebuah institut pertanian. Bogor
bahkan sejak masa pendudukan Belanda sudah dipertimbangkan sebagai tempat
yang cocok untuk pengembangan tehnik pertanian. Kampus IPB Baranangsiang
sendiri bagi warga Bogor merupakan ikon lain. Meskipun perkuliahan sudah lebih
banyak dilakukan di kompleks Kampus IPB Dramaga, tempat ini masih penuh
dengan aktifitas. Masih ada perkuliahan yang dilakukan disini. Selain itu berbagai
aktifitas non akademis seperti latihan bela diri, bazar dan lain-lain sering dilakukan
di halaman kampus yang luas tersebut. Apalagi di salah satu pojok kampus terdapat
kafe kecil tempat nongkrong para mahasiswa. Kampus IPB Baranangsiang ini
menghasilkan sampah organik maupun anorganik dari hasil segala aktivitas
didalamnya. Sampah organic yang dihasilkan diantaranya adalah sampah daun
kering yang berguguran di halaman Kampus IPB Baranangsiang dan sampah kapuk
yang berterbangan akibat banyaknya pohon kapuk randu yang tumbuh di halaman
Kampus IPB Baranangsiang serta sampah kertas akibat banyaknya aktivitas
akademik yang terjadi di Kampus IPB Baranangsiang sedangkan untuk sampah
anorganiknya diantaranya adalah sampah botol bekas, kemasan dalam bentuk
plastic dan yang lainnya karena Kampus IPB Baranangsiang selain ada aktivitas
akademik juga ada aktivitas event-event apapun itu yang diselenggarakan di
halamannya.
Pada kesempatan praktikum ini kami menganalisis banyaknya timbunan
sampah. Hasil yang kami temukan rata- rata timbunan sampah yang dihasilkan
perharinya dalam satuan volume sampah adalah sebanyak 4,48x10ˉ²m³/jiwa/hari
dan dalam satuan berat sampah adalah 0,063kg/jiwa/hari. berat sampah kertas 37%
hal ini menunjukan sampah yang dihasilkan sampah yang dihasilkan di BS Kim
37% nya adalah sampah kertas dibandingkan sampah yang lainnya, sampah kertas
ini banyak diperoleh dari hasil fotocopy lalu setelah dipakai sampah kertas itu tidak
digunakan kembali karena kertasnya sudah terisi oleh berkas atau isi yang sudah
tidak penting atau tidak digunakan lagi lalu hal ini juga disebabkan karena BS Kim
merupakan tempat perkuliahan atau tempat kegiatan belajar mengajar dimana
dalam aktivitasnya sangat membutuhkan kertas sebagai media belajar mengajarnya.
Pengelolaan persampahan harus melakukan sistem pewadahan sampah di
setiap sumber penghasil sampah memisah antara sampah organik, anorganik dan
B3 (Bahan,Berbahaya dan Beracun), sehingga sampah yang terkumpul dapat
dengan mudah untuk dilakukan pembungan menuju lokasi kontainer dan pendaur
ulangan. Penyediaan wadah sampah dengan sistem terpilah sekaligus sangat
membantu dalam melaakukan proses pengelolaan sampah yang sesuai dengan SNI
19-2454-2002. Pengelolaan sampah di lingkungan kampus IPB Baranangsiang
tepatnya di BS Kim sudah dilakukan dengan pemisahan antara tempat sampah
organik dan anorganik guna memudahkan dalam proses pemilahan sampah namun
kesadaran warga kampus yang masih kurang untuk hal ini karena masih banyak
ditemukan sampah yang dibuang tidak sesuai dengan tempatnya seperti sampah
kertas yang serakan di ruangan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rata-rata sampah timbunan di kampus IPB Baranangsiang yang
dihasilkan perharinya dalam satuan volume sebesar 4,48 x 10-4 m3 dan dalam
satuan berat 0.63 kg serta berat sampah kertas di kampus IPB Barangsiang
yaitu sebesar 37 % menandakan timbunan sampah paling banyak yaitu
sampah kertas
DAFTAR PUSTAKA

Wahyono S. 2001. Pengelolaan Sampah Kertas di Indonesia. Jurnal Teknologi


Lingkungan. Vol 2(3):276-280

Ruslinda Y, Shintia I. Studi Timbulan ,Komposisi, dan Karakteristik Sampah


Domestik Kota Bukittinggi. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 3(1) :11-15

Anda mungkin juga menyukai