DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : XVI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran udara saat ini telah menjadi masalah yang cukup vital bagi
masyarakat terlebih bagi para pekerja, baik yang bekerja di dalam ruangan
maupun yang bekerja di luar ruangan. Hal ini dapat terlihat dari semakin
kesehatan yang terjadi juga bervariasi tergantung pada jenis dan kuantitas bahan
Salah satu sektor yang berperan penting dalam penurunan kualitas udara
besar kendaraan masih menggunakan bahan bakar fosil. Polutan yang dihasilkan
dari sektor transportasi sangat sulit untuk dihindari karena emisi dari kendaraan
sebagian besar terjadi pada ketinggian yang sangat rendah seperti contohnya di
2016 tercatat 1.425.151 unit kendaraan atau bertambah 87.009 unit dibandingkan
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
dengan jumlah pada tahun 2015. Pada tahun 2014, jumlah kendaraan bermotor
masih 1.252.755 unit, yang berarti dalam 2 tahun tercatat penambahan 172.395
yang sejak 2014 menembus angka satu juta, yaitu 1.128.809 unit (Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kota Makassar, 2018 dalam Bau,
2020).
bagi lingkungan, terutama gas buang yang dihasilkan dari sisa pembakaran. Gas
buang bersifat beracun dan mencemari lingkungan berupa polusi udara. Gas
buang yang dihasilkan dari sisa pembakaran pada sepeda motor terdiri dari
berbagai macam gas, gas sisa pembakaran ada yang beracun dan ada juga yang
dilakukan oleh Soetyono Iskandar (2018) menunjukkan bahwa hasil analisis emisi
gas buang NO2 14 kendaraan (19,14%) berada pada kelompok di bawah ambang
berada pada kelompok di atas ambang batas, sehingga disimpulkan bahwa emisi
gas buang NO2 hasil pengukuran bervariasi mulai dari berada dari di bawah
ambang batas, pada ambang batas dan di atas ambang batas indikator baku mutu
maksimal yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 50,00% (Iskandar, 2018). Data
kualitas udara ambien Kota Makassar untuk polutan debu (TSP) dengan baku
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
mutu 24 jam : 230 ug/Nm3, telah melampaui baku mutu (622 ug/Nm 3) (Mustaha,
2016).
Jalan A.P. Pettarani merupakan jalan penghubung Kota Makassar dari sub
urban timur kota (Kabupaten Maros) dan sub urban selatan kota (Kabupaten
Gowa). Jalan Sultan Alauddin merupakan salah satu jalan yang menghubungkan
Makassar. Kedua ruas jalan ini merupakan jalan yang padat kendaraan dan sangat
potensial terjadi tundaan dan kemacetan (Hidayat, 2016). Oleh karena itu, perlu
diketahui kondisi kualitas udara di kedua ruas jalan ini. Dalam hal ini digunakan
metode manual dengan menggunakan alat Impinger dan HVAS (High Volume Air
Sampler).
B. Tujuan
(TSP) di udara ambien pada Jl. A.P Pettarani dan Jl. Sultan Alauddin.
(TSP) di udara ambien pada Jl. A.P Pettarani dan Jl. Sultan Alauddin
dengan indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dan baku mutu yang
berlaku.
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Udara Ambien
membentuk zona kehidupan pada permukaan bumi. Udara terdiri dari berbagai
gas dalam kadar yang tetap pada permukaan bumi, kecuali gas metana, ammonia,
hidrogen sulfida, karbon monoksida dan nitrogen oksida mempunyai kadar yang
permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi
B. Pencemaran Udara
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu udara ambien yang telah
ditetapkan.
Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia
dapat dideteksi oleh manusia (atau dapat dihitung dan diukur) serta memberikan
efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material. Selain itu, pencemaran udara
juga memili arti yaitu adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
(Muchtar, 2018).
1. Temperatur/suhu
Inversi suhu adalah di mana suhu udara di troposfer meningkat seiring dengan
ketinggian dan udara hangat berada di atas udara dingin. Kekuatan inversi adalah
perbedaan antara suhu di bagian atas inversi dan dasarnya. Ketebalan inversi
adalah perbedaan antara dasar inversi dan ketinggian dasar. Tinggi dasar inversi
adalah tinggi dari tanah ke dasar inversi. Ini juga disebut kedalaman pencampuran
Pada kenyataannya, polutan sering dicampur ke dalam lapisan inversi itu sendiri
(Ginting, 2017).
terperangkap dan tidak dapat keluar dari kawasan tersebut dan cenderung
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
sangat berkurang. Pada malam hari, pelepasan panas yang tertahan pada
b) Perubahan penyinaran
mengurangi intensitas sinar matahari yang datang antara 20% dan 30%. Ini
Kecepatan angin yang kuat akan membawa polutan terbang kemana-mana dan
dapat mencemari udara negara lain. Kecepatan angin di daerah perkotaan akan
cenderung menurun akibat semakin besarnya gesekan yang timbul pada aliran
Semakin tinggi nilai kecepatan angin, maka semakin tinggi pula pendispersian
3. Kelembaban
Kelembaban relatif adalah jumlah aktual uap air di udara relatif terhadap
jumlah uap air pada waktu udara dalam keadaan jenuh pada suhu yang sama
dinyatakan dalam persen. Pada kelembaban udara yang tinggi maka kadar uap di
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
udara dapat bereaksi dengan pencemar udara, menjadi zat lain yang tidak
4. Tekanan
Besarnya tekanan udara di suatu tempat sangat bergantung pada jumlah udara
di atasnya. Semakin tinggi suatu tempat maka semakin sedikit jumlah udara di
atasnya, semakin sedikit berat udara yang ditahan wilayah tersebut sehingga
rendah, mereka mempunyai tekanan udara yang lebih besar. Jadi tekanan udara di
suatu wilayah sangat ditentukan oleh ketinggian tempat atau wilayah tersebut dari
baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi. Baku mutu udara ambien
mengatur batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di
Menurut PP RI Nomor 22 Tahun 2021, baku mutu udara ambien adalah nilai
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
standar kualitas udara ambien nasional bagi polutan amonia (NH 3) dengan waktu
rata-rata tiap tahun pada konsentrasi udara sekitar industri, perumahan, pedesaan,
dan daerah lainnya serta konsentrasi udara di sekitar daerah yang sensitif secara
μ/m3. Sedangkan pada waktu 24 jam pada konsentrasi udara sekitar industri,
perumahan, pedesaan, dan daerah lainnya serta konsentrasi udara di sekitar daerah
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
dari 24 jam maka dapat dilakukan konversi nilai menggunakan persamaan Model
Konversi Canter seperti pada persamaan 1 (Agusgindo, 2007 dalam Afief, 2021)
sebagai berikut :
t2
C1 = C2 ×( )p (1)
t1
Dimana,
ISPU didefinisikan sebagai angka atau nilai yang tidak mempunyai satuan dan
kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan mahluk hidup
lainnya. Meskipun nilai ISPU lebih tepat digunakan untuk daerah urban, pada
prinsipnya nilai ini dapat diterapkan ke semua tipe wilayah (Kurniawan, 2017).
Standar Pencemar Udara, penentuan kategori ISPU dapat dilihat pada berikut.
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Lanjutan Tabel 3
Kategori Keterangan Apa yang Harus Dilakukan
baik.
Setiap orang: Hindari aktivitas
fisik yang terlalu lama di luar
ruangan, pertimbangkan untuk
melakukan aktivitas di dalam
ruangan.
Berbahaya Tingkat kualitas udara yang Kelompok sensitif: Tetap di dalam
dapat merugikan kesehatan ruangan dan hanya melakukan
serius pada populasi dan sedikit aktivitas.
perlu penanganan cepat. Setiap orang: Hindari semua
aktivitas di luar.
Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020
terhadap kualitas udara. Nitrogen dioksida (NO2) juga merupakan salah satu gas
jumlah kendaraan bermotor, industri dan rumah tangga. NO2 merupakan hasil
reaksi dari NO yang terpapar oleh sinar matahari yang memancarkan sinar
Kadar NO2 di udara jika terlalu tinggi diatas Indeks Standar Pencemaran
kesulitan bernafas bagi penderita asma, menyebabkan batuk untuk anak-anak dan
orang tua, menurunan visibilitas dan berbagai gangguan pernafasan, serta dapat
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Amonia adalah salah satu indikator pencemar udara pada bentuk kebauan.
Gas amonia adalah gas yang tidak berwarna, memiliki bau yang menyengat.
limbah dan pengolahan batu bara. Amonia di atmosfer bereaksi dengan nitrat dan
sulfat sehingga terbentuk garam amonia yang sangat korosif. Titik leburnya ialah
-75°C dan titik didihnya ialah -33.7°C. Larutan amoniak sebanyak 10 % dalam air
mempunyai pH 12. Sumber amonia adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari
proses difusi udara atmosfer, limbah industri, transportasi dan domestik. Amonia
2016).
Kadar amonia yang tinggi atau di atas 50 ppm dapat mengakibatkan iritasi di
mata dan hidung, iritasi tenggorokan, batuk, nyeri dada hingga sesak nafas.
Pekerja dapat terpapar amonia dengan cara terhirup gas ataupun uapnya, tertelan
ataupun kontak dengan kulit, pada umumnya adalah melalui pernafasan (dihirup).
Amonia dalam bentuk gas sangat ringan, lebih ringan dari udara sehingga dapat
naik, dalam bentuk uap, lebih berat dari udara, sehingga tetap berada di bawah.
Gejala yang ditimbulkan akibat terpapar dengan amonia tergantung pada jalan
berupa mata berair dan gatal, hidung iritasi, gatal dan sesak, iritasi tenggorokan,
kerongkongan, dan jalan pernafasan terasa panas dan kering, batuk-batuk. Pada
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
kematian, amonia juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (Lubis, 2018).
kelompok, yaitu partikulat halus (fine particles, ukuran kurang dari 2,5 μm) dan
partikulat kasar (coarse particles, ukuran lebih dari 2,5 μm). Perbedaan antara
partikulat halus dan partikulat kasar terletak pada sumber, asal pembentukan,
ukuran partikulat kurang dari 100μm. Jumlah partikulat tersuspensi (TSP) adalah
partikulat kecil di udara seperti debu, fume, dan asap dengan diameter kurang dari
Partikulat ini dapat terdiri atas zat organik dan anorganik. Partikulat organik dapat
berupa mikroorganisme seperti virus, spora dan jamur yang melayang di udara
(Oktaviani, 2018).
TSP menjadi komponen penting dalam kualitas udara ambien, jika konsentrasi
TSP melebihi standar kualitas akan menyebabkan beragam efek negatif yang
serius, baik untuk kesehatan, ekonomi, dan aspek lingkungan. Selain itu partikulat
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
pada manusia seperti batuk, sesak nafas, bersin-bersin, mudah lelah, gatal
I. Klasifikasi Jalan
Klasifikasi menurut fungsi jalan terdiri atas 3 golongan yaitu (Asya, 2019).
1. Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
3. Jalan lokal yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri jarak
perjalanan yang dekat, kecepatan rata-rata yang rendah, dan jumlah jalan yang
menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST)
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
J. Alat Impinger
pengambilan contoh uji yang dilengkapi dengan ujung silinder gelas yang berada
berfungsi untuk menarik contoh udara ke dalam impinger, flow meter digunakan
untuk mengukur kecepatan udara saat pengambilan sampel, tabung penyerap uap
air, digunakan sebagai pengaman pompa pada saat pengambilan sampel udara.
Terdapat uap air yang turut masuk ke dalam pompa karena dapat menyebabkan
pompa menjadi lembab dan jika hal itu berlangsung akan menyebabkan kerusakan
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
menangkap sejumlah volume udara yang ditarik kedalam container khusus, seperti
flexible bags, steel caniste, dan glass boms. Teknik pemekatan dilakukan dengan
seperti cairan, reagen kimia atau filter. Teknik pemekatan dilakukan dengan dua
cara, yaitu absorpsi cairan (impinger) dan adsorpsi desorpsi. Absorpsi atau
penyerapan dalam kimia adalah suatu fenomena fisik atau kimiawi suatu atom,
molekul, atau ion yang memasuki suatu fase lain yang bisa berupa gas, cairan,
ataupun padatan. Udara dalam jumlah tertentu ditarik melalui impinger dengan
laju alir tertentu yang stabil. Larutan absorber yang spesifik bereaksi dengan
komponen gas yang tertangkap dan membentuk substansi spesifik dan stabil
(Muhammad, 2016).
HVAS merupakan salah satu alat sampling yang digunakan untuk sampling
partikulat berupa Total Suspended Particulate (TSP) dengan ukuran dibawah 100
μm. HVAS merupakan salah satu sampler partikel udara yang banyak digunakan,
dan telah ditetapkan sebagai metode standar untuk pengambilan sampel TSP oleh
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan National Ambient Air Quality Standart
tahun 1960an. HVAS dapat mengumpulkan sampel lebih dari 1.500 m3 udara
volume udara sebesar 1.715 Nm3 sehingga lebih banyak menangkap partikel di
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Prinsip kerja alat HVAS ini adalah menghisap udara dengan pompa vakum
sehingga partikulat akan masuk dan terkumpul di permukaan filter, laju alir alat
ini sebesar 1.200 L/menit selama 24 jam periode pengukuran. Partikulat yang
HVAS bekerja dengan penghisap udara yang ada disekitarnya dan menangkap
partikel dengan menggunakan filter pada lapisan atas, filter yang digunakan
sebelumnya telah ditimbang, sehingga diketahui berat filter kosong tanpa sampel
tutupan alat seperti atap rumah yang menjaga filter dari air hujan dan mencegah
masuknya pertikel yang terlalu besar. Ukuran pertikel yang terkumpul sangat
dipengaruhi oleh arah angin disekitar lokasi pengambilan sampel, modifikasi yang
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
A
Masukkan larutan penjerap tersebut ke dalam botol berwarna gelap dan simpan dalam lemari pendingin
hkan 20 mL larutan induk NEDA, dan 10 mL aseton, tambahkan air bebas mineral hingga tanda tera, lalu homogenkan
Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1000 mL
Aduk secara hati-hati dengan stirrer sambil ditambahkan dengan air bebas mineral hingga kurang lebih 800 mL
lfanilat anhidrat (H2NC6H4SO3H) atau asam sulfanilatmonohidrat dalam gelas piala 1000 mL dengan 140 mL asam asetat
Monohidrat
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Asam Sulfanilat Anhidrat 6. Labu ukur 1000 mL
(H2NC6H4SO3H) atau sulfanilat 7. Tabung reaksi
monohidrat 5 g 8. Pipet volumetrik 10 mL
Asam aetat glasial 140 mL 9. Stirrer
Larutan induk NEDA 20 mL10. Label
Aseton 10 mL
Gelas piala 1000 mL
MULAI
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
A
Larutan diencerkan hingga 1000 mL lalu homogenkan (hati-hati reaksi eksotermis
O4 97% ke dalam labu ukur 1000 mL yang telah berisi kurang lebih 200 mL air suling dingin yang diletakkan dalam pena
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
H2SO4 97% 3 mL5. Tabung reaksi
Air Suling6. Pipet volumetrik
Penangas air 7. Label
Gelas piala 1000 mL
MULAI
2. Persiapan Pembuatan Larutan Penjerap NH3
SELESAI
Simpan larutan ke dalam cool box
Beri label dengan nama larutan baku NO2 dan larutan praktikum NO2
Masukkan masing-masing 10 mL larutan penjerap ke dalam 2 tabung reaksi menggunakan pipet volumetrik
A
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
A
Kertas saring yang akan digunakan untuk mengambil contoh uji debu diambil menggunakan pinset
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Kertas saring
Pinset
Cawan petri
Label
Timbangan analitik
Oven
Desikator
Aluminium foil
MULAI
Persiapan Penimbangan Kertas Saring untuk Pengambilan TSP 3.
SELESAI
Simpan larutan ke dalam cool box
Beri label dengan nama larutan baku NH3 dan larutan praktikum NH3
Masukkan masing-masing 10 mL larutan penjerap ke dalam 2 tabung reaksi menggunakan pipet volumetrik
A
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
1. Pengambilan Data Polutan NO2 dan NH3
D. Flowchart Tahap Pengambilan Data
SELESAI
an petri dibungkus dengan aluminium foil dan dibungkus dengan plastik selama transportasi ke lokasi pengukuran
Dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan selama 24 jam
Timbang dengan menggunakan timbangan analitik dan catat berat awal sampel sebagai W1
Beri label dan isi sesuai interval yang akan digunakan
Dimasukkan ke dalam oven selama 30 menit
Dimasukkan ke dalam cawan petri
A
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
A
Menentukan titik lokasi pengukuran
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
1 Set impinger5. Tripod9. Alat tulis
Speed gun 6. Roll Meter10. Larutan penjerap
Anemometer7. Payung11. Weather center
Weather Station 8. Smartphone12. Rompi
MULAI
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
SELESAI
Bereskan alat-alat pengukuran dan segera bawa sampel ke laboratorium
Pindahkan contoh uji pada wadah reagen dan letakkan pada box pendingin
Setelah 1 jam matikan pompa penghisap
daraan, kecepatan kendaraan dengan menggunakan speed gun kemudian hitung kecepatan ruang sebanyak 30 kendara
ngukuran temperatur, tekanan udara, kelembaban pada weather center, kecepatan angin pada anemometer, dan arah a
p udara dan atur kecepatan aliran 0,4 L/menit untuk NO2 dan 1-2 L/menit untuk NH3, setelah stabil catat laju air awal da
Masukan larutan penjerap sebanyak 10 mL ke botol penjerap berwarna coklat
kan pada posisi dan lokasi pengukuran menurut metode penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas uda
A
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
A
ngukuran temperatur, tekanan udara, kelembaban pada weather center, kecepatan angin pada anemometer, dan arah a
lakukan pengambilan contoh uji selama waktu yang ditentukan (1 jam setiap interval waktu pagi, siang, dan sore)
Menyalakan HVAS dan mengatur laju alir udara 0,5 m3/menit
Menghubungkan HVAS dengan sumber listrik
Membuka penutup HVAS dan memasang filter dan kertas saring menggunakan pinset
Memasang tripod pada titik pengukuran dan meletakkan HVAS di atas tripod
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Alat HVAS5. Tripod9. Alat tulis
Speed gun 6. Roll Meter10. Rompi
Anemometer7. Payung11. Weather center
Weather Station 8. Smartphone12. Kertas saring
MULAI
2. Pengambilan Data Polutan TSP
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
SELESAI
Rapikan alat dan bahan yang digunakan setelah melakukan pengukuran.
foil dan kantong plastik dan dibawa ke laboratorium untuk ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik dan cata
Kemudian mengeluarkan filter, kertas saring dengan menggunakan pinset dan masukkan dalam cawan petri
Setelah 1 jam matikan alat HVAS
endaraan, kecepatan kendaraan dengan menggunakan speed gun kemudian hitung kecepatan ruang sebanyak 30 kendaraan
A
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
A
enghitung Jumlah NO₂ (μg) tiap 1 mL larutan standar yang digunakan, dihitung dengan rumus sebagai berikut :
eterangan:
O2 : Jumlah NO2 dalam larutan standar NaNO2 (μg/ml)
: Berat NaNO2 yang ditimbang (g)
6: Berat molekul NaNO2
9: Berat molekul NaNO2
: Faktor yang menunjukkan jumlah mol NaNO2
ilai f = 0,82)
0/1000 : Faktor pengenceran dari larutan induk NaNO2
06: Konversi dari gram ke μg
MULAI
1. Analisis Data Sampel Polutan NO2
E. Flowchart Metode Analisis Data
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
B
Menghitung volume contoh uji udara yang diambil, kemudian dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
V : Volume udara yang diambil dan dikoreksi pada kondisi
normal 25°C, 760 mmHg (Nm3)
Q1 : Pencatatan laju alir ke- (Nm3/menit)
n : Jumlah pencatatan laju alir
t : Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa : Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan
contoh uji (mmHg)
Ta : Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji
dalam Kelvin (K)
298 : Konversi temperatur pada kondisi normal (25°C)
ke dalam Kelvin (K)
760 : Tekanan udara standar (mmHg)
A
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
SELESAI
Menghitung konsentrasi NO₂ dalam contoh uji, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
C: Konsentrasi NO₂ di udara (μg/ Nm3)
B: Jumlah NO₂ dari contoh uji hasil perhitungan dari
kurva kalibrasi (μg)
Vu: Volume udara dihisap dikoreksi pada kondisi
nomal 25°C, 760 mmHg (Nm3)
V1: Volume akhir larutan penjerap (mL)
25: Volume larutan standard dalam labu ukur
1000: Konversi liter ke m3
B
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
A
ntoh uji gas yang diambil, kemudian dikoreksi pada kondisi normal (25oC, 760 mmHg) dengan menggunakan rumus seba
dihisap, dikoreksi pada kondisi
mHg
enit)
enit)
contoh uji (menit)
r rata-rata selama pengambilan
ta selama pengambilan contoh uji
kondisi normal 25oC
da kondisi normal 1 atm
MULAI
2. Analisis Data Sampel Polutan NH3
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
SELESAI
Menghitung konsentrasi NH3 dalam contoh uji dengan rumus:
Keterangan:
C: Konsentrasi NH3 di udara (μg/Nm3)
a: Jumlah NH3 dari contoh uji berdasarkan kurva
kalibrasi (μg)
V: Volume udara yang dihisap dan dikoreksi pada
kondisi normal 25oC, 760 mmHg
1000: Konversi dari L ke m3
A
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
A
Menghitung nilai laju alir volume yang dikoreksi pada kondisi standar (Qs) dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
Qs: Laju alir volume, dikoreksi pada kondisi
standar (m3/menit)
Q0: Laju alir volume uji (m3/menit)
Ts: Temperatur standar, yaitu 298 K
To: Temperatur absolute saat pengujian (K)
Ps: Tekanan baromatik standar, yaitu 101,3 kPa
(760 mmHg)
P0: Tekanan baromatik saat pengujian (mmHg)
MULAI
3. Analisis Data Sampel Polutan TSP
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
B
Menghitung banyak volume contoh uji udara dalam keadaan standar dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
Qs: Laju alir awal terkoreksi pada pengukuran
pertama (m3/menit)
t: Durasi pengambilan contoh uji (menit)
n: Jumlah pengambilan uji udara
Vstd: Volume contoh uji udara dalam keadaan standar (m3)
A
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
C
Menghitung banyak volume contoh uji udara dalam keadaan standar dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
Qs: Laju alir awal terkoreksi pada pengukuran
pertama (m3/menit)
t: Durasi pengambilan contoh uji (menit)
n: Jumlah pengambilan uji udara
Vstd: Volume contoh uji udara dalam keadaan standar (m3)
B
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
D
Menghitung konsentrasi massa partikel tersuspensi dengan rumus:
Keterangan:
C: Konsentrasi massa partikel tersuspensi (μg/Nm3)
W1: Berat filter awal (g)
W2: Berat filter akhir (g)
Vstd: Volume contoh uji udara dalam keadaan standar (Nm3)
106: Konversi gram (g) ke mikrogram (μg)
C
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
KELOMPOK XVI
SELESAI
entrasi massa partikel untuk pengukuran 1 jam ke nilai konsentrasi untuk pengukuran 24 jam dengan persamaan konversi
tara dengan konsentrasi TSP
ran 24 jam
udara dengan waktu pengukuran
n nilai 0,159
at dilakukan pengambilan
jam
lama 24 jam
D
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Febriyanti S. 2018. Analisis Konsentrasi Udara Ambien CO di Jalan
Alternatif Car Free Day Kota Makassar Menggunakan Program Caline-4.
Skripsi. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Asya, Nur. 2019. Analisis Beban Emisi Pada Bundaran Jalan Raya Kota Makassar
Berbasis Pemodelan Vissim. Skripsi. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Bau, Qadriathi Dg. 2020. Kinerja Manajemen Lalu Lintas Baru di Kawasan
Losari Kota Makassar. Jurnal Transportasi. 20 (1) : 37–46.
Constantya, Qory. 2017. Studi Pola Konsentrasi Kualitas Udara Ambien Kota
Surabaya (Parameter: NO, NO2, O3). Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember : Surabaya.
Darmawan, Romi. 2016. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Kadar NO2 serta
Keluhan Kesehatan Petugas Pemungut Karcis Tol. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. 10 (1) : 116–126.
Ginting, Ivana Ameta Putri. 2017. Analisis Pengaruh Jumlah Kendaraan Bermotor
dan Faktor Meteorologi (Suhu, Kecepatan Angin, dan Kelembaban)
terhadap Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) di Udara Ambien Roadside
(Studi Kasus : Pintu Tol Amplas dan Pintu Tol Tanjung Morawa). Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
Kurniawan, Agusta. 2017. Pengukuran Parameter Kualitas Udara (CO, NO2, SO2,
O3 daan PM10) di Bukit Kototabang Berbasis ISPU. Jurnal Tekno Sains. 7
(1) : 1–82.
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Hasanuddin : Makassar.
Muhammad, Akbar. 2016. Analisa Udara Ambient (H2S, NO2, NH3, SO2) di Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) Kelas I
Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara : Medan.
Mustaha. 2016. Studi Kadar Senyawa Karbon Monoksida (CO) di Ruas Jalan
Sultan Alauddin Makassar pada Tahun 2016. Skripsi. Universitas Negeri
Sultan Alauddin Makassar : Makassar.
Oktaviani, Esti. 2018. Paparan Particulate Matter (PM10) dan Total Suspended
Particulate (TSP) di Trotoar Beberapa Jalan Kota Surabaya. Skripsi.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya.
Utama, Deddy Alif. 2019. Indeks Standar Pencemar Udara Polutan Karbon
Monoksida di Terminal Malengkeri Kota Makassar. Jurnal Nasional Ilmu
Kesehatan (JNIK). 2 (1) : 9–20.
Wahab, Abd. Wahid. 2019. Pelatihan Pengukuran Emisi Gas Karbon Monoksida
(CO) dan Nitrogen Oksida (NOx) pada Kendaraan Bermotor di SMA
Negeri 2 Bone. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. 3 (2) : 125–132.
KELOMPOK XVI
MEI SARAH SAFITRI / D131191042