Anda di halaman 1dari 4

LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang

paling utama untuk mempertahankan kehidupan, terutama untuk proses

metabolisme mahluk hidup. Udara dibedakan menjadi udara emisi dan udara

ambien. Udara emisi yaitu udara yang dikeluarkan oleh sumber emisi seperti

knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang industri. Sedangkan udara

ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang sehari-hari dihirup oleh

makhluk hidup. Untuk mendapatkan udara ambien yang berkualitas baik perlu

dilakukan pengendalian pencemaran udara (Taher dkk, 2015). Namun, seiring

tuntutan manusia dalam memenuhi kebutuhannya menyebabkan terjadinya

penurunan kualitas udara hingga memicu pencemaran udara.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Pencemaran udara

adalah masuknya atau dimasukannya zat, energi dan atau komponen lainnya ke

dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga baku mutu udara ambien

yang telah ditetapkan. Unsur-unsur berbahaya yang masuk ke dalam atmosfer dapat

berupa Karbonmonoksida (CO), Nitrogendioksida (NO2), Sulfurdioksida (SO2),

Hidrokarbon (HC), dan lain-lain sedangkan menurut keputusan Permen LHK No.11

Tahun 2021 Parameter sumber emisi yang mencemari kualitas udara ambien yaitu

Partikulat (PM), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Oksida (NOx), Karbon

Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2).

KELOMPOK III 1
ANISA SAFITRI / D131191045
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

Salah satu penyumbang gas - gas pencemar udara adalah berasal dari ruas-ruas

jalan atau dari sumber bergerak yaitu trasportasi, Berdasarkan data inventarisasi

Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, penyumbang polusi udara, di dominasi 75%

transportasi darat, 8% industri, 9% pembangkit listrik dan pemanas, dan 8%

pembakaran domestik. Hal ini sejalan dengan data petik emisi Dinas Lingkungan

Hidup Daerah Provinsi Sulsel 2016 yang secara umum menyatakan bahwa tingkat

polusi udara di sebagian besar wilayah Kota Makassar sudah mencapai ambang

batas, dimana secara keseluruhan sektor transportasi menjadi penyumbang terbesar

yaitu sekitar 60-70%, khususnya angkutan umum penumpang yang ditandai dengan

tingginya kandungan kadar timbal pada anak-anak hingga 60 mikrogram/desiliter.

Baku mutu udara ambien Nasional tiap jamnya untuk SO2 sebesar

900µg/Nm3, NO2 sebesar 400µg/Nm3, CO sebesar 30.000µg/Nm3, HC sebesar

160µg/Nm3 (Kementrian Lingkungan Hidup, 1999 dalam Zairipan, 2017),

sedangkan berdasarkan penelitian (Ghina, 2020) kadar pencemar CO dan NO di

salah satu jalan di kota Makassar telah mencapai 6088 μg/Nm3 dan 28,98 μg/Nm3

tiap jam.

Salah satu dampak positif dari COVID-19 terhadap lingkungan yaitu

membaiknya kualitas udara yang di tinjau melalui AQI dan GMI. Kualitas udara di

luar pulau Jawa cenderung lebih baik dibandingkan dengan kualitas udara di pulau

Jawa (Kajian Big Data Sinyal Pemulihan Indonesia Dari Pandemi COVID-19, BPS

2021). Dari tiga periode yang dianalisis yaitu periode PSBB I (15 Maret 2020 - 31

Mei 2020), periode new normal (1 Juni 2020 - 11 Januari 2021), dan periode PSBB

KELOMPOK III 2
ANISA SAFITRI / D131191045
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

II (12 Januari 2021 - 26 Maret 2021). Melihat dari banyaknya variabel yang

berpengaruh di atas maka kami sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan melakukan

uji coba (praktikum) pengukuran kualitas udara dengan menggunakan alat Impinger

dan High Volume Air Sampler (HVAS), di Jalan Ahmad Yani dan Veteran Utara,

Makassar, Sulawesi Selatan di masa PPKM Kota Makassar untuk mengetahui

tingkat kualitas udara di jalan tersebut dan membandingkan kesesuainya dengan

nilai baku mutu udara ambien yang telah di tetapkan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur penggunaan alat ukur pencemaran udara

2. Berapa jumlah konsentrasi zat pencemar udara yang ditimbulkan di jalan

Ahmad Yani dan Veteran Utara, Makassar, Sulawesi Selatan.

3. Bagaimana hubungan antara jumlah konsentrasi zat pencemar udara dengan

baku mutu yang berlaku

4. Bagaimana hubungan antara jumlah konsentrasi zat pencemar udara dengan

Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

C. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur penggunaan alat ukur kualitas udara

2. Untuk mengetahui konsentrasi NO2, NH3 , dan Total Suspended (TSP) di

udara ambien pada jalan Ahmad Yani dan Veteran Utara, Makassar,

Sulawesi Selatan.

KELOMPOK III 3
ANISA SAFITRI / D131191045
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

3. Membandingkan konsentrasi-konsentrasi NO2, NH3 dan Total Suspended

Particulate (TSP) di udara ambien pada jalan Ahmad Yani dan Veteran

Utara, Makassar, Sulawesi Selatan dengan Baku Mutu yang berlaku.

4. Membandingkan konsentrasi-konsentrasi NO2, NH3 dan Total Suspended

Particulate (TSP) di udara ambien pada jalan Ahmad Yani dan Veteran

Utara, Makassar, Sulawesi Selatan dengan Indeks Standar Pencemar Udara

(ISPU).

KELOMPOK III 4
ANISA SAFITRI / D131191045

Anda mungkin juga menyukai