Identifikasi Jurnal
Dosen Pengampu
Dr. Aris Santjaka, S.KM., M.Kes
ABSTRAK
16
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan , Vol 11(1) : 16-22, 2013, ISSN : 1829-8907
terhadap pekerja, hampir seluruh pekerja tidak gejala pernapasan daripada siswa sekolah di
menggunakan Alat Pelindung Diri seperti pedesaan hal ini dikarenakan sebagian besar
masker, sarung tangan, sepatu boot dan sekolah-sekolah di kota metro India terletak di
kacamata. Selain itu, masyarakat mengeluh pinggir jalan lalu lintas.
sering mengalami sesak nafas, dan batuk-batuk. Sugiarti (2009) menyatakan bahwa
Pembakaran batu kapur yang sering disebut pengaruh gas pencemar udara terhadap
jobong terletak di tengah pemukiman kesehatan manusia dapat berakibat langsung
penduduk, pada saat produksi debu sangat maupun tidak langsung seperti merusak
tebal disertai asap hitam yang mengepul. Bahan susunan hemoglobin darah, penyakit ispa,
bakar yang digunakan adalah ban bekas dan iritasi tenggorokan, penyakit pneumokinosis,
kayu. Pengolahan batu kapur di Desa Karas kardiovaskuler dan kanker.
merupakan industri informal yang dikelola oleh Penelitian ini bertujuan untuk
masyarakat dengan teknologi yang masih mengetahui kualitas udara pada pengolahan
sederhana, tanpa banyak tersentuh oleh batu dan pengaruh emisi udara pada
peraturan perundangan. pengolahan batu kapur terhadap kapasitas
Udara tidak pernah bersih tetapi selalu vital paru pekerja dan masyarakat di Desa
mengandung partikel-partikel asing yang jika Karas Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang.
konsentrasinya terlalu tinggi dapat
menyebabkan kualitas udara berkurang atau METODE PENELITIAN
tidak berfungsi sesuai peruntukannya. Hal ini Jenis penelitian ini merupakan penelitian
tercantum dalam Keputusan Menteri Negara diskriptif analitik. Penelitian dilakukan pada
Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. bulan Oktober 2012 dan bertempat pada
02/ MENKLH/ 1988, yang menyatakan bahwa pengolahan batu kapur di Desa Karas,
pencemaran udara, adalah masuk atau Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang. Emisi
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi udara diuji di Laboratorium Pusat MIPA
dan /atau komponen lain ke dalam udara Universitas Sebelas Maret Surakarta.
dan /atau berubahnya tatanan (komposisi) Populasi penelitian ini adalah pekerja
udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, pengolahan batu kapur dan masyarakat yang
sehingga kualitas udara menjadi kurang atau berada di sentra pengolahan batu kapur
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan (dengan jarak 15-500 meter dari tobong
peruntukannya. Berdasarkan asal dan pembakaran) di Desa Karas, Kecamatan Sedan,
kelanjutan perkembangannya di udara, Kabupaten Rembang.
pencemar udara dibedakan menjadi 2 yaitu Pengambilan sampel dengan teknik
pencemar udara primer dan pencemar udara purposive sampling. Purposive sampling adalah
sekunder (Kristanto, 2001). teknik penentuan sampel dengan
Pencemaran udara dapat mengakibatkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2002).
peradangan paru dan jika hal ini berlangsung Dengan kata lain, sampel penelitian ini
terus-menerus dapat mengakibatkan ditentukan oleh peneliti menurut
penurunan kapasitas vital paru, yang akhirnya pertimbangan kriteria tertentu yang telah
dapat meningkatkan kelainan faal paru ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan
obstruktif. Bahan pencemar udara yang dapat sampel yang eligible atau yang memenuhi
menyebabkan kelainan pada saluran syarat penelitian maka diterapkan kriteria
pernapasan jika bahan pencemar tersebut inklusi dan eksklusi.
dihirup dari udara ambien antara lain adalah Pengumpulan data dalam penelitian ini
gas SO2, O3, NO2 dan partikel debu. Gas yang diperoleh dari 2 (dua) sumber data yaitu data
paling berbahaya bagi paru-paru adalah SO 2 primer, data yang didapat langsung dari
dan NO2. Kalau unsur ini dihisap, maka lapangan dengan menggunakan kuesioner
berbagai keluhan di paru-paru akan timbul melalui wawancara serta pengukuran terhadap
dengan nama CNSRD ( chronic non spesific responden dan data sekunder diperoleh
respiratory disease) seperti asma dan melalui dokumen-dokumen yang ada di Balai
bronkhitis (Aditama, 1992). Desa Karas dan Puskesmas Kecamatan Sedan.
Chattopadhyay BP et al., (2005) Tahap pengolahan data yang pertama yaitu
menyatakan bahwa siswa sekolah di kota editing, dimaksudkan untuk melakukan
metro Kolkata India telah mengalami berbagai pengecekan kelengkapan data, kesinambungan
data dan keseragaman data, yang kedua koding,
17
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2013 RACHMAWATI, S., MASYKURI.M, SUNARTO ; PENGARUH EMISI UDARA
18
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan , Vol 11(1) : 16-22, 2013, ISSN : 1829-8907
ditetapkan pada PP No 41 Tahun 1999 yaitu sedangkan 3 titik lainnya melebihi baku mutu
30.000 μg/Nm 3. Dari 6 titik terdapat 3 titik yang ditentukan
yang konsentrasinya di bawah baku mutu
Tabel 1. Hasil Pengukuran Emisi Udara di Pengolahan Batu Kapur Desa Karas
Titik 3
Titik 1 Titik 2 Titik 4 Titik 5 Titik 6
(ambien Baku
No Parameter Satuan (emisi (emisi (emisi (ambien (udara
zona 1 dan Mutu
zona 1) zona 2) zona 3) zona 3) ambien)
2)
Data Kimia
1 SO2 μg/ Nm3 2,257 6,115 1,491 0,383 0,380 0,067 632*)
2 NO2 μg/ Nm3 36,59 68,86 23,35 33,73 15,18 12,41 316
3 TSP (Debu) μg/ Nm 3 501,3 692,4 311,5 378,4 375,2 144,0 230***)
30.000
4 CO μg/ Nm3 31380 69120 5220 133680 240 0 μg/ Nm3
****)
5 Kebisingan dB A 51,79 51,69 52,85 56,38 53,01 48,78 70**)
Data Fisik
1 Suhu ambien 0C 35,5 40,5 37,5 35,5 33 30 -
2 Kelembapan % 37,5 36 41 33 59 70 -
3 Tekanan
mmHg 738 737 735 735 735 737 -
barometer
4 Cuaca - Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah -
5 Kecepatan
Km/ jam 1,3 – 6,8 3,3 – 7,3 1,6 – 6,3 6,3 – 15,1 1,2 – 14,1 1,4 – 11,7 -
Angin
6 Angin Dari - Timur Utara Timur Utara Timur Utara -
Keterangan:
*) Baku mutu ambien berdasarkan Kep. Gub Jateng No 8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara Ambien di
Propinsi Jawa Tengah
Baku Mutu Kebauan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 50 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebauan
**) Baku Mutu Kebisingan: berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 Lampiran
I tentang Baku Tingkat Kebisingan untuk Kawasan Industri (untuk pengambilan dilakukan 1 jam).
***)Baku Mutu Parameter Pb dan TSP untuk pengambilan 24 jam pengambilan. Untuk hasil analisis dilakukan
pengambilan selama 1 jam.
****) Lampiran Peraturan Pemerintah No 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Baku Mutu Udara
Ambien Nasional
Tabel 2. Rata-rata konsentrasi emisi udara pada 6 titik pengolahan batu kapur Desa Karas
Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang
19
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2013 RACHMAWATI, S., MASYKURI.M, SUNARTO ; PENGARUH EMISI UDARA
20
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2013 RACHMAWATI,
Jurnal Ilmu Lingkungan S., MASYKURI.M,
, Vol 11(1) SUNARTO
: 16-22, 2013, ISSN ; PENGARUH EMISI UDARA
: 1829-8907
Kapasitas Vital Paru pada dengan kadar debu di bawah NAB 230
masyarakat sekitar pengolahan batu μg/Nm 3. Aditya (2007) menyatakan
kapur Desa Karas Kecamatan Sedan bahwa pekerja mengalami keluhan
Kabupaten Rembang berdasarkan tabel subyektif pada saluran pernafasannya
4, menunjukkan bahwa dari 40 akibat paparan debu di tempat kerjanya.
responden terdapat 9 responden (22%) Hasil analisis variabel Gas CO
yang mengalami penurunan kapasitas menunjukkan nilai p = 0,000 dengan
vital paru dan sebanyak 31 responden nilai OR = 2,558 (1,100 – 2,283). Hal ini
(78%) yang tidak mengalami penurunan menunjukan bahwa pekerja dan
kapasitas vital paru. masyarakat yang terpapar dengan debu
Penelitian ini sesuai dengan di atas NAB 30.000 μg/Nm 3 mempunyai
penelitian yang dilakukan oleh Bwalya D risiko terjadi penurunan kapasitas vital
et al., (2011) pada sebuah pabrik batu paru sebesar 2 kali lebih tinggi dari
kapur di Zambia menyatakan bahwa masyarakat dengan kadar debu di
terdapat pengaruh antara pekerja batu bawah NAB 30.000 μg/Nm 3.
kapur dengan kesehatan pernafasannya. Penelitian ini mengacu pada asas
Hasil menunjukkan bahwa paparan lingkungan ke 4, hal ini dikarenakan
debu kapur berpengaruh pada dalam penggunaan batu kapur sebagai
peningkatan gejala gangguan bahan baku dalam sentra pengolahan
pernafasan. batu kapur yang secara berlebihan akan
Variabel bebas yang terdapat tidak menguntungkan lagi. Misalnya
pengaruh dengan variabel terikat yaitu dalam pengolahan batu kapur yang
kadar debu dan gas CO secara bersama- berlebihan dapat menyebabkan
sama dimasukan ke dalam perhitungan menurunnya kualitas lingkungan dan
uji Odds Ratio untuk mengetahui terganggunya kesehatan manusia yang
seberapa besar variabel bebas dalam merupakan dampak dari kegiatan
mempengaruhi variabel terikat. Kedua pengolahan tersebut. Dimana batu
variabel bebas tersebut dengan hasil p kapur merupakan sumber energi di
value <0,05 yang berarti mempunyai alam yang berasal dari rumah/ cangkang
hubungan yang signifikan terhadap siput dan kerang-kerangan
variabel terikat yaitu kapasitas vital
paru. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil analisis variabel kadar debu Kesimpulan dari penelitian adalah
menunjukkan nilai p = 0,033 dengan kualitas udara pada sentra pengolahan
nilai OR = 1,584 (1,100- 2,283). Hal ini batu kapur di Desa Karas Kecamatan
menunjukkan bahwa pekerja dan Sedan Kabupaten Rembang adalah
masyarakat yang terpapar dengan debu
melebihi baku mutu untuk parameter
di atas NAB gas CO dan debu, sedangkan untuk gas
230 μg/Nm 3 mempunyai risiko terjadi
NO2 dan SO2 di bawah baku mutu dan
penurunan kapasitas vital paru sebesar
terdapat pengaruh antara emisi udara
1 kali lebih tinggi dari masyarakat
terhadap kapasitas vital paru pada
21
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2013 RACHMAWATI, S., MASYKURI.M, SUNARTO ; PENGARUH EMISI UDARA
22
23
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
-Variabel Independen (mempengaruhi) : Emisi Udara
Variabel Dependen (dipengaruhi) : Kapasitas Vital Paru
Variabel Pengganggu : Riwayat penyakit, riwayat pekerjaan, jenis kelamin,
umur, masa kerja, kebiasaan merokok, status gizi,
kebiasaan olahraga dan lamanya paparan
- Definisi Oprasional
a. SO2
Kadar gas beracun sulfur dioksida yang terbentuk dari hasil pembakaran batu kapur yang diukur
menggunakan alat spektofotometer.
b. NO2
Kadar gas beracun nitrogen dioksida yang terdapat di lingkungan pekerja pembakaran batu kapur
yang diukur menggunakan alat spektofotometer.
c. CO
Kadar gas beracun karbon dioksida yang terdapat di lingkungan pekerja pembakaran batu kapur
yang diukur menggunakan alat CO meter.
d. Debu
Kadar partikel padat yang berukuran sangat kecil yang terdapat di tobong pembakaran kapur
yang diukur menggunakan High Volume Air Sampler (HVAS)
e. Kapasitas Vital Paru
Udara maksimum yang masuk dan keluar paru pekerja, data yang dapat dipengaruhi oleh emisi
udara dilingkungan sentra batu kapur yang diukur menggunakan Spirometer Autospiro
f. Riwayat Penyakit
Perjalanan waktu sakit pekerja pembakaran batu kapur, data yang diperoleh dengan cara
wawancara dengan pekerja dan masyarakat
g. Riwayat Pekerjaan
Perjalanan waktu bekerja pekerja pembakaran batu kapur, data yang diperoleh dengan cara
wawancara dengan pekerja
h. Jenis Kelamin
Jumlah laki-laki dan perempuan dari pekerja dan masyarakat yang bekerja dan tinggal di
kawasan industry pembakaran batu kapur, data yang didapat dari hasil wawancara dengan
pekerja dan masyarakat
i. Umur
Perhitungan waktu yang dihitung dari tahun kelahiran sampai hari pada tahun saat dilakukan
penelitian, data yang diperoleh dengan cara wawancara dengan pekerja dan masyarakat.
j. Masa Kerja
Lamanya pekerja bekerja di industry batu kapur dihitung sejak mulai bekerja sampai saat
wawancara dilakukan. Data yang diperoleh dengan cara wawancara
k. Kebiasaan Olahraga
Rutinitas kegiatan fisik teratur yang dapat meningkatkan kesehatan paru-paru pekerja
l. Kebiasaan Merokok
Rutinitas aktifitas yang dilakukan seseorang dalam menghirup rokok yang mengandung
komponen gas dan partikel yang dapat merusak kesehatan.
m. Status Gizi
Nilai dari hasil perhitungan berat badan dalam kilogram dibagi pangkat dua dari tinggi badan
dalam meter. Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan berat badan portable dan
tinggi badan diukur dengan menggunakan meteran tinggi badan.
n. Lama Paparan
Hasil dari pengurangan antara total waktu kontak dengan emisi udara dilingkungan pekerja
pembakaran batu kapur, data yang didapat dari hasil wawancara dengan pekerja dan masyarakat
- Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh emisi udara pada sentra pengolahan batu kapur terhadap kapasitas
vital paru pekerja dan masyarakat di dasa Karas kecamatan Sedan kabupaten Rembang
Ha : Terdapat pengaruh emisi udara pada sentra pengolahan batu kapur terhadap kapasitas
vital paru pekerja dan masyarakat di dasa Karas kecamatan Sedan kabupaten Rembang
- Cara Analisis
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Softwer Program SPSS. Hasil
penelitian kemudian dianalisi secara deskriptif. Uji statistik regresi logistik dipergunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan langkah-langkah
sebagai berikut yaitu analisis univariat, bivariat dan multivariate