Anda di halaman 1dari 11

PENCEMARAN SAMPAH TPA TALANG GULO

SERTA PENANGGULANGANNYA
BERDASARKAN PENCEMARAN YANG
TERJADI DI DAERAH PAAL 10 JAMBI,
PROVINSI JAMBI
AYU NUR OKTAVIANI NAZIR
ayunuroktavianinazir23@gmail.com
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
ABSTRAK
Pencemaran lingkungan tidaklah tuggal, tidak terdapat konsekuensi mengenai
definisinya diantara berbagai ahli. Pencemaran lingkungan merupakan kontaminasi
fisik maupun biologi sehigga mengakibatkan terganggunnya proses lingkungan
dikehidupan. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh
berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian
terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan suatu sistem didalamnya
sebagai batas dalam pemrosesannya. Pencemaran lingkungan umumnya terjadi saat
lingkungan hidup manusia, baik yang bersifat fisik, biologis, maupun sosial memiliki
unsur yang merugikan keberadaan manusia.
PENDAHULUAN
Daerah talang gulo merupakan daerah tempat sampah yang menjadi tempat

pembuangan akhir didaerah kota jambi, tempat ini juga digunakan sebagai tempat

tinggal bagi warga sekitar yang cukup berdekatan dengan tempat pembuangan akhir

ini. Daerah TPA Talang Gulo, menurut data Dinas Kebersihan 2014 TPA Talang Gulo

memiliki luas areal 10 hektar. Volume sampah yang terangkut di TPA Talang Gulo

dalam satu hari ada 2 kali pengangkutan sampah yaitu pagi dan sore dimana volume

sampah satu hari yaitu 1000 -1200 m³. Keberadaan sampah dalam jumlah yang

banyak jika tidak dikelola secara baik dan benar, maka akan menimbulkan gangguan

dan dampak terhadap lingkungan, baik dampak terhadap komponen fisik kimia

(kualitas air dan udara), biologi, sosial ekonomi, budaya dan kesehatan lingkungan.
TINJAUAN PUSTAKA
Paradigma baru dalam pengelolaan sampah lebih menekankan pada
pengurangan sampah dari sumber untuk mengurangi jumlah timbulan sampah
serta mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah. Maka dari
itu, prinsip 3R sejalan dengan pengelolaan sampah yang menitikberatkan
pada pengurangan sampah dari sumbernya.

Prinsip pertama adalah reduce atau reduksi sampah, yaitu upaya untuk
mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat
dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip kedua adalah reuse yang berarti menggunakan kembali bahan atau material
agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengolahan), seperti menggunakan
kertas bolak balik, menggunakan kembali botol bekas minuman untuk tempat air, dan
lain-lain.

Prinsip ke tiga adalah recycle yang berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah
tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui proses
pengolahan.
METODELOGI PENELITIAN

Metode penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data yang berupa observasi
langsung ke lapangan dengan memperhatikan kondisi sekitar serta pengambilan
beberapa foto atau dokumentasi. Observasi lapangan dilakukan dengan cara
mengamati keadaan lokasi sekitaran TPA Talang Gulo yang dijadikan tempat
pemukiman penduduk serta berbagai tempat pembuangan air yang terendapkan
disekitaran TPA Talang Gulo. Pengambilan data sekunder dilakukan dalam melakukan
pendekatan data dilapangan sebagai perbandingan serta sebagai tahap awal
sebelum melakukan observasi atau acuan dalam melakukan observasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pencemaran udara menurut Depkes (2004) adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya
tatanan udara yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan seharusnya. Pada
batasan tertentu, alam mampu membersihkan udara dengan cara membentuk suatu
keseimbangan ekosistem yang disebut removal mechanism. Cara ini berupa pergerakan
udara, hujan, sinar matahari, hingga fotosintesis tumbuh-tumbuhan.
HASIL DAN PEMBASAN
Pencemaran air diartikan sebagai suatu perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap kondisi air,
dari keadaan yang normal menjadi keadaan yang
berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit
atau gangguan.

Pencemaran tanah merupakan suatu keadaan di mana


bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini umumnya
terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan
kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan
pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan.
KESIMPULAN
Pada dasarnya pencemaran sampah yang terjadi pada TPA Talang Gulo ini terjadi
dikarenakan kurangnya sistem pengelolahan serta sumberdaya yang kurang memadai.
Pencemaran pada TPA Talang Gulo ini dapat dikatakan sudah pada tingkat yang
cukup serius, hal ini ditandai oleh beberapa pencemaran yang telah terjadi baik dari
segi udara, air maupun tanah. Penanggulangan yang kurang memadai dari
pemerintahan dapat dikatakan salah satu faktor sebagai timbulnya pencemaran
sehingga ketenagakerjaan yang diperlukan terbilang sedikit. Ditinjau dari aspek
geologi hal ini cukup buruk untuk kesehatan baik alam sekitar maupun penduduk yang
tinggal didaerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan EGC : Jakarta.
H. Amran, M.A, Ph.D dan Dr. Sumarto, S.Sos.I, M.Pd.I. 2016. Pendidikan Pengelolaan Sampah (Activated Carbon
Dan Bioarang) Di Pondok Pesantren Al Qur’an As-Salafiyah Kebon Ix Muara Jambi. Jambi.
I Wayan Suarna. 2008. Model Penanggulangan Masalah Sampah Perkotaan Dan Perdesaan. Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup Universitas Udayana, Pertemuan Ilmiah Dies Natalis : Universitas Udayana.
Krisdiyanta, Susy Ariyani, 2018. Kemampuan Jenis Umpan Lalat Dengan Menggunakan Fly Trap Di Tempat
Pemrosesan Akhir (Tpa) Sampah Talang Gulo Jambi. Jurnal Bahan Kesehatan Masyarakat, Vol.2, No.1.
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi : Jambi.
Prihastini, L. 2011. Dampak tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Winonga terhadap kualitas lingku- ngan
hidup. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 2 (1), 2086- 3098 12, hal.7-15.
Santoso, I. 2015. Kesehatan Per- mukiman Perkotaan. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Sayono. 2004. Pengaruh Posisi Dan Warna Impregnated Cord Terhadap Jumlah Lalat Yang Terperangkap.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Semarang : Universitas Muhammadiyah.
Sigit dan Hadi. 2006. Hama Permukiman Indonesia. Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman Fakultas
Kedokteran Hewan : IPB Bogor.
Susy Ariyani Arif, Suhermanto, Krisdiyanta. 2018. Keberadaan Lalat dan Parasit Usus di Permukiman pada
Kawasan TPA Talang Gulo Jambi. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.10, No.2. Jurusan Kesehatan Lingkungan,
Poltekkes Kemenkes Jambi : Jambi.
Tjitra, E. 1991. Penelitian-penelitian Soil Transmitted Helminth di INDONESIA. Cermin Dunia Kedokteran : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai