Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN BARANG BEKAS

UNTUK PEMBELAJARAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN


PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Andi Prasetiyo Wibowo
Prodi Arsitektur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
e-mail: andiprasetiyo@staff.uajy.ac.id

Abstract: Environment is a part of human life. But it is undeniable that we are now
faced with a condition in which the environment continues to be damaged and
threaten the lives of humans and other living things. The rate of environmental
damage can be reduced by maintaining and improving the quality of the environment.
It needs a movement to preserve the environment so that the sustainability of human
life is maintained. This movement must start from creating awareness in man about
the importance of the environment for life. School as a means of education can create
ideal conditions as a place of learning and awareness of the community early on. The
activities carried out in one of the primary schools in Gunungkidul have the purpose of
providing learning to students about the use of used goods associated with waste
management and cultivation. Waste management in that mention in this activity is the
sorting of organic and inorganic waste by utilizing used goods in the form of paint cans
as trash cans. Utilization of used plastic bottles that is converted into pots and then
planted with vegetable crops, is expected to provide stimulus for students to continue
doing reforestation activities in the environment around them.

Keywords: garbage, cultivation, learning system, recycled goods, elementary


students

Abstrak: Lingkungan merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.


Namun tidak dipungkiri bahwa saat ini kita dihadapkan pada sebuah kondisi di mana
lingkungan hidup terus mengalami kerusakan dan mengancam kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Laju kerusakan lingkungan dapat kita kurangi dengan
cara menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan. Perlu adanya suatu gerakan
untuk menjaga kelestarian lingkungan agar keberlanjutan kehidupan manusia terus
terjaga. Gerakan ini harus dimulai dari menciptakan kesadaran dalam diri manusia
mengenai pentingnya lingkungan bagi kehidupan. Sekolah sebagai sarana edukasi
mampu menciptakan kondisi yang ideal sebagai tempat pembelajaran dan
penyadaran masyarakat sejak dini. Kegiatan yang dilaksanakan di salah satu SD di
Gunungkidul mempunyai tujuan memberi pembelajaran pada siswa mengenai
pemanfaatan barang bekas yang dikaitkan dengan pengelolaan sampah dan
penghijauan. Pengelolaan sampah yang dimaksud yaitu pemilahan sampah organik
dan anorganik dengan memanfaatkan barang bekas berupa kaleng cat sebagai
tempat sampahnya. Pemanfaatan botol plastik bekas air kemasan yang diubah
menjadi pot kemudian ditanami dengan tanaman sayur, diharapkan mampu memberi
stimulus bagi siswa untuk terus melakukan kegiatan penghijauan di lingkungan sekitar
mereka.

Kata kunci: sampah, penghijauan, pembelajaran, barang bekas, siswa sekolah


dasar

Lingkungan hidup adalah kesatuan kesejahteraan manusia serta makhluk


ruang dengan semua benda, daya, hidup lain (UU No. 23 tahun 1997).
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk Definisi di atas menjelaskan bahwa
manusia dan perilakunya, yang lingkungan merupakan bagian tidak
mempengaruhi alam itu sendiri, terpisahkan dari kehidupan manusia.
kelangsungan perikehidupan, dan Udara dan air yang manusia butuhkan

1
untuk menjalani kehidupannya, terdapat Laju kerusakan lingkungan dapat kita
di dalam lingkungan. Manusia kurangi dengan cara menjaga dan
mempunyai peran dalam pengelolaan memperbaiki kualitas lingkungan. Proses
lingkungan hidup untuk menjamin tersebut dapat dimulai dari lingkungan
keberlangsungan keberadaan manusia terdekat yaitu hunian (rumah tinggal).
di bumi ini. Namun tidak dipungkiri Lingkungan rumah tidak hanya bagian
bahwa saat ini kita dihadapkan pada dalam rumah itu sendiri, namun juga
sebuah kondisi di mana lingkungan termasuk di dalamnya selokan/saluran
hidup terus mengalami kerusakan dan air kotor lingkungan dan jalan sekitar
mengancam kehidupan manusia dan rumah. Memastikan rumah dan
makhluk hidup lainnya. lingungan sekitar dalam kondisi bersih
Kerusakan lingkungan hidup dapat dan bebas dari sampah merupakan
disebabkan karena adanya peristiwa sebuah tindakan minimal yang nantinya
alam yang merusak (bencana alam) dan akan berdampak besar. Sampah di
ulah manusia yang kurang selokan dan kebiasaan membuang
bertanggungjawab dalam mengelola sampah sembarang seringkali menjadi
sumber daya alam. Peristiwa yang biang/penyebab tersumbatnya saluran
dikategorikan bencana alam antara lain air sehingga saat hujan lebat terjadi hal
gempa bumi, banjir, letusan gunug tersbut dalpat mengakibatkan air
berapi, tanah longsor. Bencana alam tergenang. Apabila curah hujan cukup
tersebut sering terjadi di Indonesia, tidak tinggi dan berlangsung lama, tidak
hanya membawa dampak rusaknya menutup kemungkinan hal tersebut
lingkungan namun tidak jarang pula dapat mengakibatkan banjir. Sampah
menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang dihasilkan dari aktivitas manusia di
material. Bencana alam muncul tiba-tiba rumah dikategorikan sebagai sampah
dan apabila diselidiki lebih lanjut kejadian rumah tangga. Sampah rumah tangga
tersebut seringkali berkaitan dengan ulah secara umum terdiri dari dua jenis, yatu
manusia juga. Sebagai contoh, organik dan anorganik. Sampah organik
penebangan pohon secara ilegal dalam merupakan jenis sampah yang
jumlah besar telah membuat kondisi dihasilkan dari za-zat organik dan dapat
hutan menjadi gundul dan tidak mampu terurai (membusuk). Daun, sayur, buah,
lagi menyerap air sehingga dampaknya dan sisa makanan digolongkan dalam
dapat menyebabkan tanah longsor atau jenis sampah organik. Sedangkan
banjir. Pemanfataan sumber daya alam sampah anorganik merupakan sampah
yang seharusnya bisa dilakukan secara yang tidak dapat membusuk, dan
bertanggungjawab berubah menjadi membutuhkan waktu lama untuk terurai.
keserakahan. Dalam hal ini manusia Contoh sampah jenis anorganik antara
menjadi aktor utama rusaknya lain : kaleng, karet, plastik, kaca dan
lingkungan. Aktivitas manusia tersebut sebagainya.
kemudian mempunya dampak yang lain
Jumlah sampah yang terus meningkat
yaitu menyebabkan munculnya
akan menimbulkan berbagai
pencemaran udara, air, tanah.
permasalahan dan membawa dampak
Kerusakan lingkungan yang disebabkan
terhadap menurunnya kualitas
manusia dampaknya besar namun tidak
lingkungan. Sampah yang tidak dikelola
terasa, karena kerusakan tersebut
dengan baik dapat menimbulkan
dilakukan secara terus menerus dan
pencemaran udara (bau tidak sedap).
cenderung meningkat. Manusia menjadi
Selain itu sistem pembuangan sampah
acuh dan merasa sudah terbiasa dengan
yang tidak baik dapat mempengaruhi
kondisi tersebut. Kondisi ini akan
kualitas tanah dan air di sekitarnya.
memberi dampak negatif pada masa
Menyikapi hal tersebut, perlu adanya
depan bumi, khususnya
perubahan pola pikir dari yang semula
keberlangsungan hidup manusia.
membuang sampah menjadi mengelola
sampah. Metode pengelolaan sampah

2
yang dimaksud dapat berwujud dalam pot selain mengantisipasi
pengurangan sampah dan penanganan lahan/area yang terbatas, tanaman di
sampah. Pengurangan sampah di sini area hunian dapat difungsikan sebagai
bukan berarti tidak menghasilkan penyedia bahan makanan bagi keluarga.
sampah sama sekali, namun mengurangi Saat ini sudah banyak dikembangkan
potensi timbulnya sampah. Sebagai metode penananman tanaman buah dan
contoh saat berbelanja dengan sayur dalam pot dalam rangka
membawa tas/tempat belanja sendiri, mendukung ketersediaan pangan.
dan menggabungkan beberapa barang Manusia membutuhkan sumber
belanjaan yang sejenis dalam satu daya dari lingkungan untuk tetap
tempat/wadah sehingga mengurangi bertahan hidup. Namun lingkungan
jumlah sampah plastik. Selain memiliki kerterbatasan dalam
mengurangi jumlah sampah, hal lain menyediakan sumber daya tersebut.
yang dapat dilakukan dengan daur ulang Belum lagi saat ini tingkat kerusakan
sampah dan pemanfaatan kembali lingkungan hidup sudah sampai titik yang
barang bekas pakai. Diharapkan dengan memprihatinkan. Perlu adanya suatu
adanya perubahan pola pikir tersebut, gerakan untuk menjaga kelestarian
dapat dikembangkan menjadi sebuah lingkungan agar keberlanjutan kehidupan
aktivitas warga yang dapat manusia terus terjaga. Gerakan ini harus
meningkatkan kualitas lingkungan dan dimulai dari menciptakan kesadaran
taraf kehidupan masyarakat. dalam diri manusia mengenai pentingnya
lingkungan bagi kehidupan. Kesadaran
Dampak dari rusaknya lingkungan hidup
ini dapat dimunculkan melalui kegiatan
lainnya yang sering kita jumpai yaitu
pengarahan dan pembinaan untuk
banjir dan kekeringan. Berbagai usaha
menciptakan manusia yang mencintai
sudah dilakukan untuk mencegah
lingkungan hidup. Sekolah sebagai
terjadinya banjir dan kekeringan lahan.
institusi pendidikan dirasa sangat tepat
Salah satu penyebab munculnya
dalam mengembangkan gerakan ini.
bencana tersebut yaitu menurunnya
Sekolah sebagai sarana edukasi mampu
kemampuan tanah untuk menyerap air.
menciptakan kondisi yang ideal sebagai
Menurunnya kemampuan tanah dalam
tempat pembelajaran dan penyadaran
menyerap air dikarenakan tidak cukup
masyarakat sejak dini. Pembelajaran
banyak biopori dalam tanah yang
mengenai kecintaan lingkungan yang
berfungsi seperti spon yang dapat
dilakukan secara intens dan terus-
menyimpan air. Untuk memperbaiki
menerus kepada anak didik, diharapkan
kondisi tersebut, berbagai usaha sudah
mampu memberikan motivasi positif
dilakukan oleh pemerintah melalui
dalam rangka menciptakan generasi
program penghijauan kembali
masa datang yang makin mencintai
(reboisasi). Dalam rangka mendukung
lingkungan hidup.
program pemerintah dan menciptakan
lingkungan yang asri, maka penanaman
PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI
pohon dapat dilakukan pula di area
LINGKUNGAN
sekitar rumah, sekolah, kantor dan lain
sebagainya. Untuk menciptakan
Dalam rangka menjaga kelestarian
lingkungan yang asri dan nyaman
lingkungan agar keberlanjutan kehidupan
penanaman saja tidaklah cukup jika tidak
manusia terus terjaga, perlu adanya
dilanjutkan dengan pemeliharaan. Tanpa
sebuah sikap dalam diri manusia untuk
adanya pemeliharaan, maka kegiatan
mewujudkannya. Pembentukan karakter
penghijauan yang sudah dilakukan akan
manusia yang peduli lingkungan akan
sia-sia. Prinsip penghijauan yang
membantu terciptanya sikap seseorang
dimaksud di sini tidak terbatas hanya
untuk memperbaiki dan mengelola
pada penanaman pohon besar/pohon
lingkungan secara benar dan
keras, namun dapat pula berupa
bermanfaat, sehingga dapat dinikmati
tanaman dalam pot. Menanam tanaman
secara terus menerus tanpa merusak

3
keadaannya. Sikap tersebut termasuk menumbuhkan kebiasaan baik dalam
terus menjaga dan melestarikan mengelola lingkungan hidup dalam
lingkungan hidup. Dalam upaya segala tingkah laku masyarakat sekolah.
menyelamatkan lingkungan hidup, misalnya kebiasaan memilah sampah,
aplikasi pendidikan karakter yang dapat menjaga kebersihan, mendaur ulang
diterapkan antara lain : keteladanan dan sampah, dan menghemat kertas, air,
pembiasaan. listrik. Hal lainnya yang bisa dilakukan
yaitu pemantauan secara kontinyu
Membangun karakter peduli lingkungan
sebagai wujud dari pelaksanaan
melalui keteladanan dalam diri
pembangunan karakter. Beberapa hal
seseorang tidak semudah membalikkan
yang perlu dilakukan pemantauan antara
telapak tangan. Keteladanan merupakan
lain: kedisiplinan membuang sampah
bentuk tidak langsung dari ajakan atau
sesuai dengan tempatnya, kebiasaan
imbauan yang diharapkan mampu
merawat tanaman yang ada di sekolah
mempengaruhi pemikiran seseorang.
maupun di rumah, dan kebiasaan
Keteladanan ini akan memiliki dampak
menghemat kertas dan listrik, serta
yang besar apabila keteladanan tersebut
kebiasaan lainnya.
dilakukan oleh orang yang disegani atau
dihormati. Orang tua menjadi tempat Keteladanan dan pembiasaan
pendidikan awal sebelum anak-anak merupakan cara dalam menumbuhkan
mendapatkan pendidikan di tempat lain. dan mengembangkan karakter peduli
Orang tua harus menanamkan lingkungan di sekolah dan harus menjadi
kebiasaan peduli lingkungan dalam pijakan menuju pengelolaan lingkungan
kehidupan sehari-hari. Di sekolah peran hidup yang lebih baik. Keteladanan dan
guru amat penting dan perilaku pembiasaan harus tercermin dalam
kepedulian guru terhadap lingkungan program-program yang dicanangkan
akan menjadi ukuran keteladanan sekolah dan akan terlihat perwujudannya
peserta didiknya. Kegiatan peduli dalam sikap dan kepedulian berprilaku
lingkungan yang dapat dicontohkan oleh sehari-hari, baik di sekolah maupun di
guru dan orang tua misalnya: rumah. Jika ada sinergi antara sekolah
memberikan contoh mengenai cara dan rumah dalam membangun
membuang sampah yang baik, dan cara kepedulian terhadap lingkungan, maka
memisahkannya, mengajarkan cara anak-anak akan mampu menjadi agen
menyiram tanaman namun tetap perubahan lingkungan yang berkualitas
menghemat air, bijaksana dalam di masa datang. (Andriana, 2014)
penggunaan plastik kemasan, gerakan
penanaman pohon dan tanaman di METODE PEMBELAJARAN
sekitar rumah atau sekolah. Dalam
menanamkan karakter cinta lingkungan, Pembelajaran di sekolah seringkali
sinergi antara rumah dan sekolah sangat hanya berhenti pada tatanan
diperlukan untuk membangun kepedulian pengetahuan saja. Sistem pendidikan di
lingkungan. Indonesia cenderung membuat siswa
hafal namun dalam menerapkannya
Membangun karakter peduli lingkungan
kadang masih gagap. Terkait dengan
dapat pula dilakukan melalui
pembelajaran mengenai cinta
pembiasaan. Berbagai program di
lingkungan, sering diajarkan untuk tidak
sekolah bisa dijadikan program untuk
membuang sampah sembarangan,
membangun karakter peserta didik
namun dalam kenyataannya masih
peduli lingkungan. Karena itu langkah-
banyak siswa yang melakukan tindakan
langkah pembentukan karakter bisa
buang sampah sembarangan. Mereka
dilakukan semua warga sekolah dan
paham bahwa ada beberapa lokasi yang
menjadi pembiasaan. Pembiasaan yang
kesulitan air bersih, namun mereka tidak
dapat dilakukan antara lain memasukkan
peduli dan cenderung untuk boros dalam
konsep karakter peduli lingkungan pada
penggunaan air. Pengetahuan hanya
setiap kegiatan pembelajaran,

4
dianggap sebagai angin lalu dan tidak guru wali kelas dari kelas I hingga VI.
meresap dalam pikiran dan hati. Jumlah siswa yang dilibatkan berjumlah
Sehingga seringkali mereka berbuat sekitar 70 siswa. Kegiatan dilakukan
bukan karena mereka paham, namun pada hari Sabtu tanggal 5 Agustus 2017.
karena ada perintah atau takut terkena Berdasar penelitian yang dilakukan oleh
sanksi. Manurung (2018) persepsi dan
partisipasi siswa kelas VI mengenai
Pembelajaran dengan sistem satu arah
pentingnya lingkungan sekolah bersih
oleh guru sebagai sumber informasi
sehat lebih baik dibandingkan siswa
dirasa kurang efektif dalam memberikan
pada jenjang kelas di bawahnya. Dengan
pemahaman terhadap sebuah informasi
dasar ini, maka kegiatan akan lebih
yang membutuhkan aksi / tindakan
mengutamakan siswa kelas VI dengan
seperti halnya kecintaan terhadap
maksud agar bisa mengajak adik-
lingkungan. Perlu adanya cara-cara
adiknya untuk lebih sadar lingkungan.
kreatif yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan pemahaman siswa. Salah Kegiatan ini mempunyai tujuan memberi
satunya cara yang dirasa cukup mampu pembelajaran pada siswa mengenai
meningkatkan pemahaman yaitu melalui pemanfaatan barang bekas yang
media permainan edukatif (Puteri, 2016). dikaitkan dengan pengelolaan sampah
Melalui kegiatan demonstrasi/praktik dan penghijauan. Pengelolaan sampah
langsung dan mengajarkan kembali pada yang dimaksud yaitu pemilahan sampah
orang lain, tingkat pemahaman organik dan anorganik dengan
seseorang diyakini mampu mencapi 30- memanfaatkan barang bekas berupa
90% (Lopulalan, 2012). Novita Tandry, kaleng cat sebagai tempat sampahnya.
M.Psi, seorang psikolog pendidikan anak Pemanfaatan botol plastik bekas air
mengatakan bahwa melalui perbuatan kemasan yang diubah menjadi pot
akan terbentuk ingatan pada anak kemudian ditanami dengan tanaman
sebesar 60%, hal ini jauh lebih baik sayur, diharapkan mampu memberi
dinadingkan dengan teknik melihat stimulus bagi siswa untuk terus
(40%) dan mendengarkan yang hanya melakukan kegiatan penghijauan di
sekitar 30% (Pramudiarja, 2012). Selain lingkungan sekitar mereka.
kegiatan praktik, suatu kegiatan
pembelajaran yang dilakukan ternyata Penyampaian Informasi di Kelas
mampu membawa efek yang lebih baik
jika adanya kontinuitas / keberlanjutan Kegiatan dimulai dengan pemutaran film
(Mardiani, 2017). animasi yang menceritakan mengenai
penanganan sampah. Pemutaran film ini
Dari hal-hal di atas dapat diketahui
bisa dianggap sebagai penyampaian
bahwa melibatkan siswa dalam kegiatan
informasi awal dan dilakukan dengan
yang bersifat psikomotorik akan lebih
maksud agar siswa mempunyai dasar
dapat meningkatkan pemahaman siswa.
pemahaman yang benar mengenai
Dengan kata lain perlu makin
pengelolaan sampah. Melalui film
dikembangkan dan diterapkannya sistem
disampaikan pula apa dampak terhadap
pembelajaran aktif/active learning
lingkungan jika tidak mengelola sampah
(Melvin L. Silberman, 2009) di sekolah
secara benar. Pemilihan film animasi
atau institusi pendidikan lainnya.
dengan durasi sekitar 10 menit
didasarkan pada kesukaan anak-anak
PEMBAHASAN/PELAKSANAAN
terhadap film animasi (kartun) dan durasi
KEGIATAN
yang tidak terlalu lama agar siswa tdak
bosan.
Kegiatan pembelajaran cinta lingkungan
hidup kali ini mengambil tempat di SDN
Karangnongko III Purwosari, Giripurwo,
Gunungkidul. Kegiatan ini dilakukan
beberapa relawan yang dibantu oleh

5
Gambar 1. Pemutaran film animasi tentang
Gambar 3. Siswa memasukkan sampah
pengelolaan sampah
anorganik (plastik)

Selain pemutaran film, siswa diajak juga


untuk mengingat informasi yang
disampaikan melalui lagu, dan
dinyanyikan secara bersama dengan
menggunakan gerakan. Syair lagu
diciptakan menyesuaikan dengan
informasi tentang pengelolaan sampah
dengan menggunakan kata-kata yang
sederhana dan mundah dicerna,
dinyanyikan dengan irama/nada seperti
lagu balonku ada lima. Gambar 4. Siswa memasukkan sampah
organik (daun kering)

Praktik Pembuatan Pot Tanaman


untuk Penghijauan

Sebelum hari pelaksanaan kegiatan ini,


para siswa telah diminta untuk
membawa botol bekas air kemasan
untuk diubah menjadi pot tanaman.
Peralatan dan bibit tanaman telah
disiapkan oleh tim relawan. Kegiatan
mula-mula mendengarkan instruksi
Gambar 2. Dengan menyanyi siswa
diharapkan lebih mampu menyerap mengenai cara pembuatan pot, dimulai
informasi. dari proses menggunting/memotong
botol bekas menjadi dua bagian
Praktik Pemilahan Sampah kemudian melubangi bagian bawah botol
plastik. Lubang pada bagian bawah botol
Setelah kegiatan di kelas dirasa cukup, nantinya berfungsi sebagai saluran untuk
siswa diajak untuk ke lapangan sekolah mengeluarkan air yang berlebih pada pot
untuk mempraktikkan informasi saat dilakukan penyiraman.
mengenai jenis-jenis sampah yang telah Peralatan yang digunakan untuk
mereka dapatkan di dalam kelas. Siswa memotong botol bekas dapat berupa
dikumpulkan di lapangan sekolah dan gunting atau cutter. Namun berdasarkan
selanjutnya dipersilahkan untuk mencari pengalaman, penggunaan gunting dirsa
sampah di sekitar sekolah. sampah yang lebih aman dibandingkan penggunaan
mereka dapatkan tersebut kemudian cutter. Sedangkan untuk melubangi botol
harus mereka buang ke dalam tong digunakan paku yang dipanaskan.
sampah yang sesuai dengan jenis
sampahnya.

6
Gambar 5. Siswa mendengarkan penjelasan
Gambar 9. Proses penanaman bibit tanaman
tentang proses pembuatan pot dari botol
pada pot botol bekas
plastik

Gambar 6. Salah satu siswa mempraktikkan Gambar 10. Proses penanaman bibit
pembuatan pot dari botol plastik tanaman sawi dan cabai pada pot botol
bekas dilakukan secara mandiri oleh siswa

Gambar 7. Salah satu siswa mencoba


mengajarkan kepada siswa yang lain Gambar 11. Pot yang telah ditanami
dengan tanaman sawi dan cabai hasil karya
siswa

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Antusiasme siswa dalam menerima


mengikut proses pembelajaran ditunjang
dengan sistem pembelajaran yang aktif,
tidak membosankan, serta melibatkan
siswa dalam setiap aktivitas diyakini
mampu meningkatkan pemahaman
Gambar 8. Proses membuat lubang pada siswa terhadap informasi yang
botol plastik disampaikan. Guru atau pengajar
dituntut untuk selalu kreatif dalam
menciptakan metode pembelajaran yang

7
aktif, sehingga penyampaian informasi Meningkatkan Kepedulian Siswa
khususnya gerakan peduli lingkungan ini Terhadap Lingkungan Di SDN 112
bisa terus dipelihara dan diterapkan. Pekanbaru. Suara Guru, 3(2), 289-
Guru yang terlibat dalam kegiatan dapat 298.
memberikan teladan yang nantinya akan
dapat ditiru oleh para siswa. Marsianti, Andriana. 2014. Membangun
Karakter Peduli Lingkungan di
Setelah dilakukan kegiatan sejenis
Sekolah (Upaya Penyelamatan
seperti di atas, selanjutnya diperlukan
Lingkungan Hidup.
pemantauan mengenai pemahaman
http://www.rakyatpos.com/memban
siswa di masa mendatang melalui
gun-karakter-peduli-lingkungan-di-
kegiatan-kegiatan lanjutan agar infromasi
sekolah-upaya-penyelematan-
yang diberikan tidak hilang begitu saja.
lingkungan-hidup.html . diakses
Perlu pembiasaan-pembiasaan agar hal
tanggal 4 September 2017
yang telah dilakukan menjadi kebiasaan
dan tumbuh dalam alam bawah sadar
Pramudiarja, AN Uyung. 2012. Memori
siswa. Pembelajaran mengenai
Anak Berasal dari Tindakan 60%,
kepedulian terhadap lingkungan tidak
Melihat 40%, Mendengar 30%.
hanya menjadi tanggung jawab guru di
https://health.detik.com/read/2012/
sekolah, namun juga orang tua dan
05/01/132957/1905949/1301/mem
orang-orang di sekitar siswa. Waktu
ori-anak-berasal-dari-tindakan-60-
yang dihabiskan siswa ketika berada di
melihat-40-mendengar-30. diakses
rumah/lingkungan jauh lebih banyak
tanggal 4 September 2017
daripada waktu yang dihabiskan di
sekolah. Maka pengaruh orang tua dan
Puteri, F. H., Astiningrum, M., &
orang-orang di sekitar siswa
Kusbianto, D. (2016). Rancang
dikhawatirkan akan memiliki efek yang
Bangun Permainan Edukatif “Stop
lebih besar kepada siswa. Hal ini perlu
Global Warming”
kerjasama banyak pihak agar kepedulian
Menggunakanmetode Fisher Yates
terhadap lingkungan menjadi budaya
Shuffle. Seminar Informatika
dan kesadaran tiap orang.
Aplikatif Polinema (Vol. 1, No. 1).
DAFTAR RUJUKAN
Silberman, Mel. 2006. Active Learning :
_. Undang-Undang Republik Indonesia
101 Cara Belajar Siswa Aktif /
Nomor 23 Tahun 1997 :
Melvin L. Silberman ; penerjemah
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Raisul Muttaqien. Bandung,
Pasal 1
Nuansa
Lopulalan, Dicky. 2012. Belajar Paling
Baik, Mempraktekkan dan
Mengajarkan!,
http://www.dickylopulalan.com/201
2/06/belajar-paling-baik-
mempraktekkan.html. diakses
tanggal 4 September 2017

Manurung, R. (2008). Persepsi Dan


Partisipasi Siswa Sekolah Dasar
Dalam Pengelolaan Sampah Di
Lingkungan Sekolah. Jurnal
Pendidikan Penabur, 1(10), 22-34.

Mardiani, W. (2017). Pelaksanaan


Kegiatan Penghijauan Untuk

Anda mungkin juga menyukai