T u j u a n
Pembelajaran Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.
3. Kesetimbangan Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan suatu sistem yang yang tersusun dari sub-sistem abiotik, biotik dan kultur.
Ketiga sub-sistem tersebut mempunyai hubungan saling keterkaitan dan saling ketergantungan. Oleh
sebab itu Lingkungan Hidup akan mengikuti azas kesetimbangan sistem sebagaimana sistem yang lain.
Semua sistem akan mencapai suatu kesetimbangan, jika terjadi perubahan pada sub-sistem akan
berpengaruh pada kesetimbangan seluruh sistem dan akan menuju kesetimbangan yang baru. Sebagai
ilustrasi, ekosistem aquarium yang terdiri dari komponen air, batu, ikan dan tumbuhan air. Jika kita
mengisi ikan terlalu banyak maka kualitas air akan cepat turun dan jenis ikan yang tidak dapat
beradaptasi terhadap turunnya kualitas air akan mati, sehingga terjadi kesetimbangan baru pada
ekosistem aquarium.
Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, namun
kemampuannya sangat terbatas. Adaptasi makhluk hidup terhadap perubahan lingkungan juga bisa
terjadi melalui evolusi, bahkan secara keseluruhan suatu ekosistem dapat memulihkan kondisinya dari
kerusakan melalui suksesi, namun kedua hal tersebut memerlukan waktu yang
Konsep Green School
1) Pengertian
❖ Pengelolaan lahan sekolah : (ploting lahan, upaya konservasi, kebersihan dan penghijauan),
Areal lahan sekolah ditata secara holistic, bersih, hijau sehingga dapat menjadi laboratorium
alam.
❖ Pengelolaan limbah : (aplikasi konsep penanganan sampah dan limbah cair) pembiasaan
kaidah 4 R ( Reduse, Reuse, Recycle dan Recovery ) dan mengarah kepada zero waste
❖ Pengelolaan air : pengelolaan air diarahkan kepada pembiasaan hemat sumberdaya.
❖ Pengelolaan energi : pengelolaan energi diarahkan kepada pembiasaan hemat sumberdaya
Konsep Green School
b) Pengelolaan Lingkungan Sosial
Lingkungan hidup terdiri dari komponen hidup (biotik) dan komponen tak
hidup (abiotik). komponen hidup (biotik) terdiri dari : manusia, hewan dan
tumbuhan. Sedangkan komponen tak hidup (abiotik) terdiri dari air, udara,
tanah, angin, kelembaban udara, salinitas, arus air dan lain-lain. Lingkungan
hidup dapat mengalami pencemaran.
Polusi atau pencemaran adalah masuknya atau dimasukannya zat, energi,
makhluk hidup dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan
mempengaruhi kualitas lingkungan sehingga lingkungan tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Berdasarkan tempat terjadinya pencemaran ada tiga : pencemaran udara, air
dan tanah.
Pengelolaan Sumber Daya
dan Pengelolaan Limbah
a) Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah pencemaran di udara akibat adanya Zat-zat yang mengganggu
keseimbangan udara. Contoh zat-zat yang menyebabkan pencemaran udara : gas carbon
monoksida, gas carbon dioksida, gas sulfur oksida, gas nitrogen oksida, hidrocarbon, materi
partikulat, bising.
Cara mengurangi pencemaran udara :
➢ Jika gas buang mengandung sulfur oksida dikurangi dengan cara memasang filter basah
pada motor penggerak
➢ Jika gas buang mengandung nitrogen oksida dikurangi dengan cara menurunkan suhu
pembakaran
➢ Jika gas buang mengandung carbon monoksida dan hidrocarbon dikurangi dengan cara
memasang alat pengubah katalitik
➢ Jika gas buang mengandung materi partikulat / partikel-partikel kecil dikurangi dengan
cara memasang filter udara, filter basah, pengendap siklon, pengendap sistem gravitasi
dan pengendap elektrostatik.
Pengelolaan Sumber Daya
dan Pengelolaan Limbah
a) Pencemaran air
Pencemaran tanah banyak disebabkan oleh limbah anorganik contoh : plastik, logam, kaca,
kain, pestisida kimia (insektisida, herbisida, fungisida, pupuk kimia) logam berat contoh
merkuri pada termometer air raksa, lampu tabung, dan baterai, timbal pada korosi pipa-pipa,
kaleng, dan pestisida, kobalt pada alat-alat pemotong (contoh gergaji), alat-alat penggiling,
keramik, dan cat, kadmium pada pipa PVC, karet, dan kaca.
Akibat pencemaran tanah yakni tanah menjadi tandus dan air yang terserap melalui tanah
tersebut menjadi tercemar.
Pengelolaan Limbah
a) Kelembaban
Bahan kompos yang kelembannya lebih kecil dari 40% tidak akan cepat terdekomposisi.
Sebaliknya bahan yang kelembabannya lebih besar 60% memberikan suasana reaksi
anaerob (tidak ada oksigen), menghasilkan bau busuk dan lambat terdekomposisi. Idealnya
kelembaban berkisar antara 50-55%.
b) Mikroorgnisme
Ratusan spesies mikroorganisme, kebanyakan bakteri, jamur dan aktinomisetes (cabang
bakteri) terlihat pada dekomposisi bahan organic dalam timbunan kompos. Mikroorganisme
ini ditemukan secara alami dalam kompos, bahan organic, dan tanah. Mikroorganisme
segera bekerja pada saat kelembaban dan konsentrasi oksigen menguntungkan.
Sebenarnya untuk mempercepat pengkomposan tdak diperlukan tambahan khusus
(inokulan) jamur, bakteri dan emzim, apabila Nisbah C/N, kelembaban. Dan aerasi dalam
kondisi ideal sehingga dekomposisi dapat berjalan secara sempurna kecuali untuk serbuk
gergaji dan ganggang laut yang tidak banyak mengandung mikroorganisme.
Pengelolaan Limbah
c) Oksigen
Bahan organic akan lebih cepat didekomposikan oleh mikroorganisme arobis yaitu
mikroorganisme yang membutuhkan oksigen. Bila tidak cukup tersedia oksigen timbunan,
mikroorganisme anaerob memegang peranan dan menghasilkan produk yang buruk, yang
ditandai oleh bau busuk, pH rendah, yang dapat menjadi racun bagi tanaman. Aerasi yang
baik sangat penting untuk memperoleh produk akhir kompos yang dapat digunakan secepat
mungkin. Pembalikan timbunan memungkinkan lebih banyak oksigen yang tersedia dan
membantu mempercepat dekomposisi.
Pengelolaan Limbah
Thank You
SELAMAT BELAJAR