Anda di halaman 1dari 14

Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup

Materi Keseimbangan, Penyebab dan Dampak


Perubahan Lingkungan
A. Keseimbangan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah suatu hal yang penting dalam siklus kehidupan manusia.
Menurut UU No.23 Tahun 1997, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia beserta makhluk
hidup lainnya
Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang mendukung
kehidupan serta proses-proses yang terlibat dalam aliran energi dan siklus materi.
Karenanya keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung apabila komponen
yang terlibat dalam interaksi dapat berperan sesuai kondisi keseimbangan serta
berlangsungnya aliran energi dan siklus biogeokimia.
Lingkungan yang seimbang memiliki daya lenting dan daya dukung yang tingi. Daya
lenting adalah daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Daya dukung adalah
kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar
dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya. Keseimbangan Iingkungan ini
ditentukan oleh seimbangnya energi yang masuk dan energi yang digunakan, seimbangnya
antara bahan makanan yang terbentuk dengan yang digunakan, seimbangnya antara faktor-
faktor abiotik dengan faktor-faktor biotik. Gangguan terhadap salah satu faktor dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan.
Keseimbangan lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan
dari alam maupun aktivitas manusia dalam menjaga kestabilan kehidupannya.
Keseimbangan bersifat dinamis, bisa berubah untuk menjaga keseimbangan komponen-
komponen. Tidak menghilangkan komponen tertentu.
Kriteria lingkungan seimbang
1. Terdapat pola-pola interaksi (arus energi, daur materi, rantai makanan/jaring-jaring,
piramida ekologi, daur biogeokimia, dan produktivitas) yang berlangsung secara
proposial
2. Lingkungan homeostatis, yaitu mampu mempertahankan terhadap gangguan alam baik
gangguan secara alami maupun buatan
3. Pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung secara alami sehingga tidak
ada organisme yang mendominasi terhadap organisme lainnya
4. Memiliki daya dukungan lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Untuk mengetahui nilai keseimbangan suatu lingkungan hidup di sekitar kita dapat
dilakukan dengan menggunakan tabel penilaian skala Likert berupa sangat kurang (1), kurang
(2), cukup (3), baik (4), dan sangat baik (5). Berikut ini tabel keseimbangan lingkungan di
wilayah temopat tinggal:
Tabel 1. Keseimbangan Lingkungan di wilayah tempat tinggal
Kriteria Lingkungan Skor Keterangan Nilai
No
Seimbang 1 2 3 4 5 Kuantitatif Kualitatif Kriteria

1 Terdapat pola-pola 86-100 A Sangat


interaksi baik

2 Lingkungan homeostatis 71-85,99 B Baik

3 Pertumbuhan dan 56-70,99 C Cukup


perkembangan organisme
berlangsung secara alami

4 Memiliki daya dukung <56 D Kurang


lingkungan

Nilai = (skor diperoleh/20)x100 Usulan/Saran:

B. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Lingkungan


Perubahan lingkungan yang menyebabkan kerusakan lingkungan bisa terjadi karena
faktor alam maupun faktor manusia.
1. Faktor alam
Sadar atau tidak lingkungan yang kita tempati sebenarnya selalu berubah. Pada
awal pembentukannya bumi sangat panas seehingga tidak ada satupun bentuk
kehidupan yang berada didalamnya.namun dalam jangka waktu yang sangat lama dan
berangsur-angsur lingkungan bumi berubah menjadi lingkungan yang memungkinkan
adanya bentuk kehidupan. Contoh beberapa perubahan lingkungan faktor alam adalah
gempa bumi, gunung meletus, gelombang tsunami, tanah longsor, banjir, angin topan,
dan kemarau panjang.

Gempa bumi di Cianjur Tsunami di Palu

https://www.cnnindonesia.com https://lngrisk.co.id
Gunung Merapi Meletus Kemarau Panjang

https://sumselupdate.com https://merdeka.com

2. Faktor manusia:
Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau
kebutuhan lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan
sumber daya alam yang tersedia. Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak
pula sumber daya alam yang digali. Dalam proses pengambilan, pengolahan, dan
pemanfaatan sumberdaya alam terdapat zat sisa yang tidak digunakan oleh manusia.
Sisa-sisa tersebut dibuang karena dianggap tidak ada manfaatnya lagi. Proses
pembuangan yang tidak sesuai dengan mestinya akan mencemari perairan, udara, dan
daratan. Sehingga lama-kelamaan lingkungan menjadi rusak. Beberapa aktivitas
manusia yang dapat merusak keseimbangan lingkungan yaitu pembakaran dan
penebangan secara liar, sistem pertanian monokultur, dan pencemaran lingkungan
(misalnya, akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan).

Ekspansi Perkebunan Sawit di Penggunaan Pestisida secara


Hutan Kalimantan berlebihan

https://www.mongabay.co.id https://penjaskes.co.id

Limbah cair pabrik pewarna Pembakaran Hutan di Kalimantan


tekstil Timur

https://4.bp.blogspot.com https://cdn.idntimes.com
C. Pencemaran Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang mencakup sumber
daya alam, flora dan juga fauna. Lingkungan terdiri dari dua komponen, yaitu komponen
biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri dari mahluk bernyawa, seperti, manusia,
hewan, tumbuhan dan mikro-organisme. Sedangkan komponen abiotik terdiri dari sesuatu
yang tidak hidup. misalnya udara, air, tanah dan cahaya. Keduanya sangat penting dan
keberadaannya mempengaruhi satu sama lain. Kita sebagai manusia haruslah menjaga
lingkungan dengan baik agar bumi tidak rusak dan tercemari.
Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.32 Tahun 2009,
Pencemaran Lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurunnya kualitas lingkungan terlihat dari melemahnya fungsi atau menjadi
kurang dan tidak sesuai lagi dengan kegunaannya, berkurangnya pertumbuhan serta
menurunnya kemampuan reproduksi. Pada akhirnya ada kemungkinan terjadinya
kematian pada organisme hidup dalam lingkungan tersebut. Segala sesuatu yang dapat
menimbulkan pencemaran disebut dengan polutan atau bahan pencemar.

D. Macam-macam Pencemaran Lingkungan


Beberapa cara penggolongan pencemaran lingkungan hidup, seperti;
▪ Menurut jenis lingkungan, yaitu; pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah
dan pencemaran kebisingan (bunyi).
▪ Menurut sifat bahan pencemar, yaitu; pencemaran biologis, pencemaran kimia, dan
pencemaran fisik.
▪ Menurut lamanya bahan pencemar bertahan dalam lingkungan, yaitu; bahan pencemar
yang lambat atau sukar diuraikan seperti bahan kaleng, plastik, deterjen, serta bahan
pencemar yang mudah diuraikan (degradable) seperti bahan-bahan organik.
Ditinjau dari segi usaha penanggulangannya penggolongan terakhir ini penting.
Bahan-bahan pencemar yang tidak dapat diuraikan (nondegradable) juga mencakup
bahan-bahan pencemar yang sangat lambat penguraiannya seperti DDT, sehingga proses
alamiah tidak dapat mengimbangi laju pemasukannya ke dalam ekosistem sehingga makin
lama makin banyak. Dalam rantai makanan, bahan pencemar ini sering mengalami
kelipatan secara biologis dalam ekosistem.
Bahan pencemar yang mudah diuraikan secara biologis (bio-degradable), seperti
bahan buangan organik mempunyai mekanisme pengolahan secara alamiah. Panas atau
thermal pollution termasuk golongan ini karena panas dapat tersebar secara alamiah.
Tetapi jika input bahan pencemar ini terlalu cepat sehingga melampaui daya asimilasi
alamiah, maka akan terjadi juga masalah pencemaran seperti halnya bahan buangan
organik.
1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat
asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah
tertentu serta dalam waktu tertentu yang cukup lama dapat mengganggu kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan.
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak
tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya.
Udara adalah juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat
penting bagi kehidupan. Dalam udara terdapat oksigen (O 2) untuk bernafas,
karbondioksida (CO2) untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon (O3) untuk
menahan sinar ultra violet. Komposisi udara bersih dan kering disusun oleh Nitrogen
(N2) 78,09%, Oksigen (O2) 21,94%, Argon (Ar) 0,93%, Karbondioksida (CO2)
0,032%. Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen
oksida, hidrogen, methana, bekerang dioksida, amonia dan lain-lain
Berikut ini beberapa komponen pencemar udara
▪ Karbon Monoksida (CO)
Memiliki sifat tidak bewarna, tidak berbau dan tidak berasa. Pada suhu udara
normal berbentuk gas, sedangkan pada suhu dibawah -192°C berbentuk
cair. Sebagian besar gas CO berasal dari gas buangan pembakaran tidak sempurna
bahan yang mengandung karbon atau bahan bakar fosil. Pada konsentrasi tinggi
sangat mematikan bagi manusia.
▪ Nitrogen Oksida (NOx)
Terbagi menjadi dua macam yaitu nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2). Sumber pencemaran berasal dari kendaraan bermotor, generator
pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-lain. Gas NO bersifat tidak
bewarna, tidak berbau dan dapat teroksidasi oleh oksigen menjadi NO 2 yang
bersifat toksik. NO2 berbau menyengat dan bewarna coklat kemerahan. Dalam
keadaan normal NO tidak berbahaya namun dalam konsentrasi tinggi
menyebabkan iritasi mata dan gangguan saraf. Gas NO2 merupakan penyebab
terjadinya hujan asam yang membahayakan kehidupan tumbuhan dan hewan,
menyebabkan korosi logam, serta merapuhkan struktur bangunan.
▪ Chlorofluorocarbon (CFC) dan Halon
Terbentuk dari tiga jenis unsur yaitu klor (Cl), fluor (F), dan karbon (C).
sementara itu halon memiliki unsur sepeti CFC dengan tambahan brom (Br). Gas
CFC bersifat tidak berbau, tidak mudah terbakar, dan tidak mudah bereaksi. Gas
CFC dimanfaatkan sebagai gas pendorong dalam kaleng semprot (aerosol), kulkas,
dan AC. Biasa CFC dikenal dengan nama “freon”. Gas CFC yang naik ke atmosfer
dapat merusak lapisan ozon.
▪ Ozon (O3)
Di atmosfer, ozon terdapat di lapisan stratosfer dan lapisan troposfer. Ozon
di lapisan stratosfer (10-60 km dari bumi) berfungsi melindungi bumi dari sinar
ultraviolet yang masuk ke bumi, sedangkan ozon di lapisan troposfer (0-10 km dari
bumi) berbahaya bagi manusia jika berada pada konsentrasi tinggi. Pencemaran
gas ozon menimbulkan efek pusing dan gangguan paru-paru. Gas ozon mudah
bereaksi dengan zat- zat lain dengan melepaskan satu atom oksigennya sehingga
terbentuk O2.
▪ Gas rumah kaca (H2O, CO2, O3, dan NO)
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi. Atmosfer terdiri
atas gas-gas yang berfungsi sebagai tameng atau filter pelindung bumi dari benda
langit dan sinar ultraviolet yang menuju bumi. Lapisan atmosfer terdiri atas
troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Troposfer merupakan lapisan
terendah atmosfer dengan ketebalan sekitar 10 km di atas permukaan bumi. Pada
lapisan troposfer, terdapat gas-gas rumah kaca, antara lain uap air (H2O), karbon
dioksida (CO), metana (CH), ozon (O3), dan nitrogen oksida (NO). Gas rumah kaca
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect).
Pada efek rumah kaca, sinar matahari yang menembus lapisan gas rumah
kaca akan dipantulkan kembali ke bumi sehingga menimbulkan panas yang
terperangkap seperti pada "rumah kaca". Tanpa efek rumah kaca, suhu bumi akan
sangat dingin. Namun, semakin meningkatnya kadar gas rumah kaca, seperti CO 2
di udara akibat pembakaran hutan dan penggunaan bahan bakar fosil yang
berlebihan meningkatkan efek rumah kaca, dan menyebabkan pemanasan global
(global warming). Meningkatnya suhu bumi akibat pemanasan global, berdampak
pada mencairnya es di kutub sehingga meningkatkan ketinggian muka air laut.
Pemanasan global juga berdampak pada perubahan iklim bumi.
▪ Belerang Oksida (SOx)
Belerang oksida dapat berupa SO2 atau SO3. Gas SO2 berbau menyengat dan
tidak mudah terbakar, Sementara itu, SO2 bersifat reaktif, di udara mudah bereaksi
dengan uap air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang dapat menyebabkan hujan
asam dan korosi logam. Belerang oksida berasal dari pembakaran bahan bakar fosil
terutama batu bara. Pencemaran SO2 di udara berasal dari asap pabrik dan
kendaraan bermotor. SO2 membahayakan bagi penderita penyakit pernapasan
kronis dan dapat menyebabkan kejang saluran pernapasan.
Umumnya bahan penyebab pencemaran udara dikelompokkan dalam dua
kategori, yaitu: pencemar primer dan pencemar sekunder.
▪ Bahan dan sumber pencemar primer Pencemaran udara primer atau emisi primer
meliputi partikel padat halus (ukuran kurang dari 100 mikron), partikel padat kasar
(lebih dari 100 mikron), oksida sulfur, hidrokarbon, oksida nitrogen, senyawa
halogen, dan bahan radioaktif.
▪ Bahan pencemar sekunder. Contoh : asam sulfat, ozon, dll. Gas dalam udara berasal
dari berbagai sumber. Dekomposisi bahan organik menghasilkan berbagai jenis
gas. Karena kondisi sanitasi kita yang belum baik, di banyak tempat terdapat bau
busuk hasil dekomposisi bahan organik, misalnya sampah terutama di tempat
pembuangan akhir (TPA), dan selokan yang tergenang. Pembakaran sampah dan
bahan bakar di rumah tangga, kendaraan bermotor dan industri merupakan sumber
penting pencemaran udara. Beberapa gas pecemar penting ialah dioksin, CO,
hidrokarbon, oksida nitrogen dan oksida belerang.
Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau,
tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih sulit
diperoleh, terutama dikota-kota besar dengan banyak industri dan lalu lintas yang
padat. Udara yang tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia.
Terjadinya kerusakan lingkungan berarti berkurangnya daya dukung alam yang
selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia.

Bacalah artikel di bawah ini!

Scan barcode dibawah


ini untuk mengakses
artikel disamping

2. Pencemaran Air
Air, hampir menutupi seluruh permukaan planet bumi. Luas daratan lebih kecil
dibandingkan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di bumi tidak dapat terlepas dari
kebutuhan akan air, sehingga air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan
di bumi ini. Air bersih sangat diperlukan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari
dalam rumah tangga, industri maupun untuk kebersihan sanitasi kota dan sebagainya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat masuknya organisme atau zat
tertentu yang menyebabkan menurunya kualitas air tersebut. Cottam (1969)
mengemukakan bahwa pencemaran air adalah bertambahnya suatu material atau
bahan dan setiap tindakan manusia yang mempengaruhi kondisi perairan sehingga
mengurangi atau merusak daya guna perairan. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Penyebab pencemaran air diantaranya:
▪ Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).
▪ Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) kesungai, seperti air cucian, air
kamar mandi.
▪ Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
▪ Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanahke perairan.
▪ Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
▪ Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
▪ Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas
pantai
Untuk menentukan air sudah tercemar atau belum dapat dilakukan pengujian
terhadap tiga parameter, yaitu sebagai berikut:
1) Parameter fisik
Kandungan partikel padat, zat padat terlarut, kekeruhan warna, bau, suhu, pH air
Air normal memiliki sifat tidak berbau, tidak bewarna, dan tidak berasa, serta pH
sekitar 6,5-7,5.
2) Parameter kimia
Terdapat tiga jenis yaitu (a) BOD (Biochemical Oxygen Demand): "kebutuhan
oksigen biokimia", jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroba untuk
mengoksidasi bahan-bahan pencemar yang terdapat di dalam suatu perairan; (b)
COD (Chemical Oxygen Demand) "kebutuhan oksigen kimia", banyaknya oksigen
yang dibutuhkan oksidator untuk mengoksidasi bahan/zat organik dan anorganik;
(c) DO (Dissolved Oxygen): banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam satu liter air.
3) Parameter biologi
Mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit
seperti E.coli, Vibrio cholerae, Salmonella typhi, dan Entamoeba histolytica

Contoh pencemaran air di Sungai Karang Mumus, Scan barcode dibawah


Samarinda Kalimantan Timur ini untuk mengakses
artikel disamping

3. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung bahan organik dan
anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman (Sastrawijaya,1991).
Sebagai faktor produksi pertanian, tanah mengandung unsur hara dan air yang perlu
ditambah untuk pengganti yang habis dipakai. Erosi tanah dapat terjadi karena curah
hujan yang tinggi yang mempengaruhi fisik, kimia, dan biologi tanah. Erosi perlu
dikendalikan dengan memperbaiki yang hancur, menutup permukaannya, dan
mengatur aliran permukaan sehingga tidak rusak.
Pencemaran darat atau tanah adalah semua keadaan dimana polutan masuk
kedalam lingkungan tanah sehingga menurunkan kualitas tanah tersebut. Dimana
Polutan bisa berupa zat-zat bahan pencemar baik berupa zat kimia, debu, panas, suara,
radiasi, dan mikroorganisme.
Pencemaran tanah dapat terjadi karena pencemaran secara langsung, misalnya
penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida dan
pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakan seperti plastik. Pencemaran dapat
juga melalui air. Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah
susunan kimia tanah sehingga menggganggu jasad yang hidup di dalam atau di
permukaan tanah.
Pencemaran juga dapat melalui udara. Udara yang tercemar akan menurunkan
hujan yang mengandung bahan pencemar ini. Akibatnya tanah akan tercemar juga.
Insektisida ialah obat pembasmi insekta (serangga) yang biasa mengganggu tanaman.
Pestisida adalah pembasmi hama tanaman, dan herbisida ialah pembasmi tanaman
yang tidak diharapkan tumbuh. Disamping itu banyak bahan kimia yang termasuk
juga pestisida. Atraktan baunya akan menarik serangga. Kemosterilan berfungsi
mensterilkan serangga atau vertebrata, sementara Defoliant ialah penggugur daun
supaya memudahkan panen. Desinfektan ialah pengering daun atau bagian tanaman
lainnya, dan Sedinfektan ialah pembasmi mikroorganisme. Belum semua macam
pestisida disebut, karena itu banyak sekali bahan yang mengandung kimia dan dapat
membahayakan makhluk hidup termasuk manusia
Menurut sumbernya, penyebab pencemaran tanah dibagi menjadi 3 golongan
yaitu, limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian.
1) Limbah domestik. Limbah jenis ini berasal dari pemukiman penduduk; perdagang-
an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain. Kebanyakan limbah domestik
merupakan sampah basah atau organik yang mudah diurai.
2) Limbah industri, yaitu limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur,
bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula,
pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
3) Limbah pertanian, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang
sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat
berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya.

Contoh pencemaran tanah di Sambutan, Samarinda Scan barcode dibawah


ini untuk mengakses
artikel disamping
4. Pencemaran Suara
Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran
manusia. Menurut ahli Fisika, bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh saraf
pendengaran yang berasal dari suatu sumber bunyi. Apabila saraf pendengaran tidak
menghendaki rangsangan tersebut maka bunyi tersebut dinamakan sebagai suatu
kebisingan.
Pengaruh bunyi terhadap manusia bervariasi menurut tinggi rendahnya
frekuensi atau titik nada bunyi bersangkutan. Bunyi yang dapat di dengar manusia
berkisar pada frekuensi antara 20 sampai 20000 getaran/detik, dan pada intensitas
antara 0-120 db (bunyi dengan intensitas 120 db ke atas telah menimbulkan gangguan
fisik). Percakapan biasa dengan frekuensi 250-10.000 getaran/detik tercatat antara 30-
60 db. Kereta api yang berjalan tercatat 90-95 db, dan kapal terbang yang lepas landas
tercatat 120-160 db. Bunyi keributan 50-55 db dapat menunda dan mengganggu tidur
menyebabkan perasaan lelah setelah bangun. Keributan 90 db dapat mengakibatkan
kerusakan sistem saraf otonom.
Kemajuan industri dan teknologi antara lain ditandai dengan pemakaian mesin-
mesin yang dapat mengolah dan memproduksi bahan maupun barang yang dibutuhkan
oleh manusia secara cepat. Untuk membantu mobilitas manusia dalam melaksanakan
tugasnya digunakanlah alat-alat transportasi bermesin, baik udara, laut maupun darat.
Selain itu untuk mencukupi segala sarana dan prasarana, digunakan pula peralatan
bermesin untuk keperluan membangun konstruksi fisik. Pemakaian mesin-mesin
tersebut seringkali menimbulkan kebisingan, baik kebisingan rendah kebisingan
sedang maupun kebisingan tinggi. Oleh karena kebisingan dapat mengganggu
lingkungan dan merambatnya melalui udara walaupun susunan udara tidak
mengalami perubahan.
Menurut asalnya sumber kebisingan dibagi 4 macam, yaitu :
1) Kebisingan impulsif adalah kebisingan yang datangnya tidak secara terus-menerus,
contoh kebisingan yang datang dari suara palu yang dipukulkan, kebisingan yang
datang dari mesin pemasang tiang pancang.
2) Kebisingan impulsif kontinu yaitu kebisingan impulsif yang terjadi terus menerus,
tetapi hanya sepotong-potong. Contohnya suara palu yang dipukulkan terus-
menerus.
3) Kebisingan kontinu adalah kebisingan yang datang secara terus menerus dalam
waktu yang cukup lama, contoh kebisingan yang datang dari suara mesin yang
dijalankan (dihidupkan).
4) Kebisingan semi kontinu (intermitten) yaitu kebisingan kontinu yang hanya
sekejab, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi. Contoh suara mobil atau
pesawat terbang yang sedang lewat.

E. Dampak Pencemaran Lingkungan


Beberapa dampak pencemaran lingkungan antara lain:
1. Punahnya spesies
Pencemaran lingkungan ini sangat besar pengaruhnya dalam mempengaruhi keadaan
lingkungan. Ketika polutan sudah masuk ke dalam lingkungan hidup, maka akan
mematikan beberapa jenis flora dan fauna yang telah hidup. Hal ini didukung oleh
keadaan kekebalan setiap flora dan fauna yang berbeda- beda pula
2. Peledakan hama
Penggunaan insekstidida yang berlebihan juga dapat menyebabkan lingkungan yang
tercemar. Insektisida ini juga akan mematikan predator. Ketika predator ikut punah
karena terkena insektisida, maka pertumbuhan hama ini akan menjadi berkembang
pesat. Bahkan pertumbuhan hama ini akan tumbuh secara berlebihan dan tanpa
kendali. Hal ini tentu saja akan merugikan banyak pihak. Apabila hama yang muncul
ini tidak dapat dikendalikan maka akan menjadi menjadi bencana alam. Bisa jadi
manusia tidaka kan mendapatkan jatah makanannya karena jatah makanan
tersebutsudah dimakan hama sebelum siap memanennya.
3. Gangguan keseimbangan
Pencemaran lingkungan akan dapat menyebabkan dampak berupa ketidakseimbangan
lingkungan atau eksositem yang ada. Hal ini jelas terjadi karena pencemaran
lingkungan otomatis akan merusak keadaan yang mulanya baik menjadi tidak baik.
Ketika terjadi pencemaran maka akan banyak pihak yang terganggu, bukan hanya
manusai namun juga binatang hingga tumbuh- tumbuhan.
4. Kesuburan tanah berkurang
Pencemaran lingkungan juga akan menyebabkan terjadinya pengurangan kesuburan
pada tanah. Penurunan kesuburan pada tanah ini diakibatkan oleh penggunaan
isektisida yang berlebihan. Ketika penggunaan insektisida ini berlebihan, maka hal ini
akan mencemari tanah. Akibatnya tanah akan kehilangan kesuburannya sedikit demi
sedikit dan produktivas tanah dapat terganggu.
5. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca adalah istilah untuk menggambarkan proses sinar matahari yang
sebagian dipantulkan dan sebagian diserap dan diradiasikan ulang melalui gas rumah
kaca yang terdiri atas uap air, karbondioksida (CO2), metana, nitrous oxide (N2O),
ozone, dan gas kimia buatan seperti CFC. Efek ini sebenarnya mempunyai fungsi yang
baik bagi bumi, yakni untuk mengangatkan bumi sehingga mencapai suhu yang dapat
ditinggali oleh manusia. Namun, akibat kegiatan sehari-hari manusia, semakin
memperkuat gas-gas rumah kaca tersebut di atmosfir sehingga meningkatkan suhu
yang ada di bumi.
6. Terbentuknya lubang ozon
Pencemaran lingkungan akan menyebabkan kerusakan pada lingkungan tersebut.
Salah satunya berupa menipisnya lubang ozon. Ketika lubang ozon sudah semakin
menipis, maka hal ini lama kelamaan akan menjadi berlubang. Kita semua mengetahui
bahwasannya lapisan ozon sangat membantu untuk melindungi Bumi dari paparan
sinar ultraviolet secara langsung. Apabila lapisan ozon ini berlubang maka otomatis
hal ini akan menyebabkan sinar ultraviolet menyinari Bumi secara langsung. Sinar
ultraviolet ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai macam penyait,
seperti kanker kulit, mematikan binatang-binatang laut, dan sebagainya. Penipisan
lapisan ozon ini terjadi karena adanya penumpukan gas-gas rumah kaca yang terdiri
dari gas- gas karbonmonoksida atau CO, karbondioksida atau CO2, dan lain
sebagainya.
7. Biomagnification
Biomagnifikasi adalah proses di mana zat beracun tertentu menemukan jalan masuk
ke lingkungan seperti badan air dan secara bertahap naik ke rantai makanan dalam
konsentrasi yang jauh lebih tinggi. Zat beracun yang masuk ke lingkungan tersebut
secara tidak disengaja dikonsumsi oleh makhluk hidup dari suatu tingkat trofik ke
tingkat trofik lainnya. Singkatnya, biomagnifikasi adalah akumulasi zat berbahaya
dalam rantai makanan.
8. Keracunan dan penyakit
Keracunan dan terjangkitnya penyakit akibat pencemaran lingkungan umumnya terjadi
karena kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan
kesadaran akan penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Beberapa penyakit
menular akibat pencemaran seperti penyakit kolera, tipes, dan kaki gajah.
Daftar Pustaka

Elvania, Nindya Callista. 2022. Manajemen dan Pengelolaan Limbah. Bandung: Widina
Bhakti Persada
Indarjani, dkk. 2020. Pengantar Ilmu Lingkungan. Bandung: Widina Bhakti Persada
Irnanigtyas, dan Sylvia Sagita. 2022. Ipa Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Puspaningsih, Ayuk Ratna., dkk. 2021. Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud
Utina, Ramli dan Dewi Wahyuni. 2009. Ekologi dan Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai