https://www.cnnindonesia.com https://lngrisk.co.id
Gunung Merapi Meletus Kemarau Panjang
https://sumselupdate.com https://merdeka.com
2. Faktor manusia:
Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau
kebutuhan lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan
sumber daya alam yang tersedia. Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak
pula sumber daya alam yang digali. Dalam proses pengambilan, pengolahan, dan
pemanfaatan sumberdaya alam terdapat zat sisa yang tidak digunakan oleh manusia.
Sisa-sisa tersebut dibuang karena dianggap tidak ada manfaatnya lagi. Proses
pembuangan yang tidak sesuai dengan mestinya akan mencemari perairan, udara, dan
daratan. Sehingga lama-kelamaan lingkungan menjadi rusak. Beberapa aktivitas
manusia yang dapat merusak keseimbangan lingkungan yaitu pembakaran dan
penebangan secara liar, sistem pertanian monokultur, dan pencemaran lingkungan
(misalnya, akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan).
https://www.mongabay.co.id https://penjaskes.co.id
https://4.bp.blogspot.com https://cdn.idntimes.com
C. Pencemaran Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang mencakup sumber
daya alam, flora dan juga fauna. Lingkungan terdiri dari dua komponen, yaitu komponen
biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri dari mahluk bernyawa, seperti, manusia,
hewan, tumbuhan dan mikro-organisme. Sedangkan komponen abiotik terdiri dari sesuatu
yang tidak hidup. misalnya udara, air, tanah dan cahaya. Keduanya sangat penting dan
keberadaannya mempengaruhi satu sama lain. Kita sebagai manusia haruslah menjaga
lingkungan dengan baik agar bumi tidak rusak dan tercemari.
Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.32 Tahun 2009,
Pencemaran Lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurunnya kualitas lingkungan terlihat dari melemahnya fungsi atau menjadi
kurang dan tidak sesuai lagi dengan kegunaannya, berkurangnya pertumbuhan serta
menurunnya kemampuan reproduksi. Pada akhirnya ada kemungkinan terjadinya
kematian pada organisme hidup dalam lingkungan tersebut. Segala sesuatu yang dapat
menimbulkan pencemaran disebut dengan polutan atau bahan pencemar.
2. Pencemaran Air
Air, hampir menutupi seluruh permukaan planet bumi. Luas daratan lebih kecil
dibandingkan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di bumi tidak dapat terlepas dari
kebutuhan akan air, sehingga air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan
di bumi ini. Air bersih sangat diperlukan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari
dalam rumah tangga, industri maupun untuk kebersihan sanitasi kota dan sebagainya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat masuknya organisme atau zat
tertentu yang menyebabkan menurunya kualitas air tersebut. Cottam (1969)
mengemukakan bahwa pencemaran air adalah bertambahnya suatu material atau
bahan dan setiap tindakan manusia yang mempengaruhi kondisi perairan sehingga
mengurangi atau merusak daya guna perairan. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Penyebab pencemaran air diantaranya:
▪ Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).
▪ Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) kesungai, seperti air cucian, air
kamar mandi.
▪ Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
▪ Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanahke perairan.
▪ Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
▪ Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
▪ Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas
pantai
Untuk menentukan air sudah tercemar atau belum dapat dilakukan pengujian
terhadap tiga parameter, yaitu sebagai berikut:
1) Parameter fisik
Kandungan partikel padat, zat padat terlarut, kekeruhan warna, bau, suhu, pH air
Air normal memiliki sifat tidak berbau, tidak bewarna, dan tidak berasa, serta pH
sekitar 6,5-7,5.
2) Parameter kimia
Terdapat tiga jenis yaitu (a) BOD (Biochemical Oxygen Demand): "kebutuhan
oksigen biokimia", jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroba untuk
mengoksidasi bahan-bahan pencemar yang terdapat di dalam suatu perairan; (b)
COD (Chemical Oxygen Demand) "kebutuhan oksigen kimia", banyaknya oksigen
yang dibutuhkan oksidator untuk mengoksidasi bahan/zat organik dan anorganik;
(c) DO (Dissolved Oxygen): banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam satu liter air.
3) Parameter biologi
Mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit
seperti E.coli, Vibrio cholerae, Salmonella typhi, dan Entamoeba histolytica
3. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung bahan organik dan
anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman (Sastrawijaya,1991).
Sebagai faktor produksi pertanian, tanah mengandung unsur hara dan air yang perlu
ditambah untuk pengganti yang habis dipakai. Erosi tanah dapat terjadi karena curah
hujan yang tinggi yang mempengaruhi fisik, kimia, dan biologi tanah. Erosi perlu
dikendalikan dengan memperbaiki yang hancur, menutup permukaannya, dan
mengatur aliran permukaan sehingga tidak rusak.
Pencemaran darat atau tanah adalah semua keadaan dimana polutan masuk
kedalam lingkungan tanah sehingga menurunkan kualitas tanah tersebut. Dimana
Polutan bisa berupa zat-zat bahan pencemar baik berupa zat kimia, debu, panas, suara,
radiasi, dan mikroorganisme.
Pencemaran tanah dapat terjadi karena pencemaran secara langsung, misalnya
penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida dan
pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakan seperti plastik. Pencemaran dapat
juga melalui air. Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah
susunan kimia tanah sehingga menggganggu jasad yang hidup di dalam atau di
permukaan tanah.
Pencemaran juga dapat melalui udara. Udara yang tercemar akan menurunkan
hujan yang mengandung bahan pencemar ini. Akibatnya tanah akan tercemar juga.
Insektisida ialah obat pembasmi insekta (serangga) yang biasa mengganggu tanaman.
Pestisida adalah pembasmi hama tanaman, dan herbisida ialah pembasmi tanaman
yang tidak diharapkan tumbuh. Disamping itu banyak bahan kimia yang termasuk
juga pestisida. Atraktan baunya akan menarik serangga. Kemosterilan berfungsi
mensterilkan serangga atau vertebrata, sementara Defoliant ialah penggugur daun
supaya memudahkan panen. Desinfektan ialah pengering daun atau bagian tanaman
lainnya, dan Sedinfektan ialah pembasmi mikroorganisme. Belum semua macam
pestisida disebut, karena itu banyak sekali bahan yang mengandung kimia dan dapat
membahayakan makhluk hidup termasuk manusia
Menurut sumbernya, penyebab pencemaran tanah dibagi menjadi 3 golongan
yaitu, limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian.
1) Limbah domestik. Limbah jenis ini berasal dari pemukiman penduduk; perdagang-
an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain. Kebanyakan limbah domestik
merupakan sampah basah atau organik yang mudah diurai.
2) Limbah industri, yaitu limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur,
bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula,
pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
3) Limbah pertanian, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang
sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat
berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya.
Elvania, Nindya Callista. 2022. Manajemen dan Pengelolaan Limbah. Bandung: Widina
Bhakti Persada
Indarjani, dkk. 2020. Pengantar Ilmu Lingkungan. Bandung: Widina Bhakti Persada
Irnanigtyas, dan Sylvia Sagita. 2022. Ipa Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Puspaningsih, Ayuk Ratna., dkk. 2021. Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud
Utina, Ramli dan Dewi Wahyuni. 2009. Ekologi dan Lingkungan Hidup.