Anda di halaman 1dari 11

KESEHATAN LINGKUNGAN INDUSTRI

Disusun guna memenuhi tugas Kesehatan Lingkungan

Dosen pengampuh : DR. Teti Sutriyati Tuloli, S.Farm., M.Si., Apt

OLEH :

KELOMPOK II

1. Mulyadi Paramata

2. Veggy Liansyah

3. Dian Ekawati Mohamad

4. Regina Putri Hamzah

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak DR. Teti Sutriyati Tuloli, S.Farm.,
M.Si., Apt sebagai dosen pengampu mata kuliah Kesehatan lingkungan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Gorontalo, November 2023

Kelompok 2

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang mendukung kehidupan
serta proses-proses yang terlibat dalam interaksi dapat berperan sesuai kondisi
keseimbangan serta berlangsungnya aliran energi dan siklus biogeokimia.
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa pengurangan
fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan
putusnya rantai makanann dalam ekosistem lingkungan

Lingkungan adalah kesatuan ruang yang meliputi seluruh benda, daya keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya. Komponen lingkungan
hidup terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan
dan hewan, termasuk manusia).

Lingkungan hidup, baik abiotik maupun biotik memengaruhi dan dipengaruhi oleh
manusia. Semua yang terdapat pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya
dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya.

Makhluk hidup harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan agar dapat bertahan
hidup dan mempertahankan keberadaannya (eksistensi). Untuk mempertahankan
kelangsungan hidup organisme, diperlukan adanya hubungan timbal balik (interaksi) antara
kelompok-kelompok organisme dengan lingkungan hidupnya Kondisi lingkungan yang alami
dengan segala keragaman interaksinya dapat menjaga keseimbangan alam.

Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu
komponen-komponen yang ada terlibat dalam reaksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi
keseimbangn, pemindahan energi (arus energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung.
Namun tidak menutup kemungkinan kondisi lingkungan yang demikian tersebut dapat
mengalami perubahan akibat campur tangan manusia dengan segala pemenuhan kebutuhan
yang melampaui batas. Gangguan tersebut juga dapat berupa pengurangan fungsi dari

1
komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata
rantai dalam ekosistem.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan ?
2. Bagaimana dampak perubahan lingkungan ?
3. Apa dampak kesehatan pada perubahan lingkungan?
4. Bagaimana upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui faktor penyebab perubahan lingkungan
2. Untuk memahami dampak perubahan lingkungan
3. Untuk mengetahui dampak kesehatan pada perubahan lingkungan
4. Untuk memahami upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan


Kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor
manusia. Faktor alam tidak dapat dicegah terjadinya, sedangkan faktor manusia dapat
dikurangi dan dikendalikan. Beberapa faktor alam yang dapat merusak lingkungan adalah
bencana alam, seperti banjir bandang, gunung meletus, tanah longsor, gempa bumi, tsunami,
kekeringan, kebakaran hutan, angin puting beliung, dan perubahan musim. Meskipun tidak
dapat dipungkiri, sering kali bencana seperti banjir dan tanah longsor juga disebabkan oleh
kecerobohan manusia (Campbell, 2000).
Kegiatan manusia meliputi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin
meningkat, misalnya, kebutuhan pangan, sandang, papan, lahan, dan sarana transportasi.
Peningkatan jumlah penduduk yang diikuti dengan kemajuan iptek berakibat pada semakin
banyaknya sumber daya alam yang tereksploitasi. Jika tidak dikendalikan, dapat
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan (Campbell, 2000).
Kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sering
menimbulkan perubahan lingkungan. Perubahan tersebut menjadikan kerusakan lingkungan
yang terkadang dalam taraf yang sudah mengkawatirkan. Perubahan lingkungan akibat
pencemaran lingkungan saat ini sudah menjadi isu lokal, nasional dan global.
1. Perubahan Lingkungan Secara Alami
Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik
meliputi bencana alam, contohnya gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor,
kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami. Bencana alam tesebut dapat mengubah lahan
pertanian menjadi danau, kawasan yang telah tertata menjadi porak-poranda, dan
menyebabkan terputusnya rantai makanan akibat menurunnya populasi suatu jenis makhluk
hidup yang menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan sudah terganggu.
2. Perubahan Lingkungan yang disebabkan oleh Kegiatan Manusia
Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen biotik
yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik
pengaruh yang memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem. Dalam

3
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah lingkungan sesuai dengan
yang diinginkan tanpa memedulikan bahwa ulah manusia tersebut dapat mengganggu
keseimbangan lingkungan. Manusia adalah bagian dari lingkungan yang memiliki
kemampuan akal dan pikiran yang tinggi. Selain itu, manusia memiliki kebutuhan terhadap
keanekaragaman jenis makanan paling besar dan mampu mengadakan perubahan lingkungan
untuk memenuhi segala kebutuhannya. Di seluruh biosfer (permukaan bumi), aktivitas
manusia mengubah struktur trofik, aliran energi, daur kimia dan proses ekologis. Dari waktu
ke waktu, populasi manusia terus meningkat. Keadaan tersebut akan berpengaruh besar
terhadap lingkungan. Lingkungan memiliki daya dukung lingkungan. Daya dukung
lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk mendukung kelangsungan hidup suatu
ukuran jumlah individu dari satu spesies (Campbell, 2008). Manusia ingin terus meningkatkan
kualitas hidupnya, mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengembangkan industri.
Manusia menggunakan bahan kimia untuk meningkatkan produksi pangan agar kebutuhan
pangan dapat terpenuhi. Manusia memanfaatkan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan
energi, artinya mereka memanfaatkan teknologi dan hasil teknologi untuk kepentingannya
secara berlebihan. Akibatnya limbah yang dihasilkannya tidak mampu diuraikan kembali oleh
alam sehingga terjadilah pencemaran
Aktivitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sosialnya dapat meningkatkan
laju pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan. Pemanfaatan sumber daya alam yang
tidak terkendali dapat mengancam kelangsungan ekosistem dan lingkungannya yang mesti
dapat mendukung kehidupan manusia dan pembangunan. Karena itu perilaku pembangunan
yang mengeksploitasi sumber daya alam hendaknya diubah menjadi perilaku pembangunan
yang memperkaya sumber daya alam dan menaikkan nilai tambahnya. Sumber daya alam
tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan generasi yang
akan datang. Ilmu lingkungan pada dasarnya menjelaskan hubungan antara organisme,
termasuk manusia, dengan lingkungannya. Sifat setiap benda hidup dimengerti dari segi
hubungannya. Bukan hanya dengan alam secara fisik -termasuk tanah, air dan iklim- tetapi
juga dengan benda hidup lain dalam suatu pola saling ketergantungan yang dinamakan
ekosistem (Anonim, 2012) (Hasnidar et al., 2020).
Berikut ini beberapa kegiatan manusia yang mengakibatkan perubahan lingkungan :
a. Penebangan dan Pembakaran Hutan
b. Penggunaan bahan-bahan kimia dan pestisida secara berlebihan
c. Eksploitasi sumber daya laut
d. Perpindahan penduduk
e. Penggunaan kendaraan bermotor
f. Perburuan liar

4
B. Dampak perubahan lingkungan
Berbagai perusakan lingkungan yang sering dilakukan manusia dan yaitu penebangan hutan
secara liar, konversi lahan subur menjadi pemukiman. Keinginan manusia yang selalu ingin
meningkatkan kesejahteraannya memaksa manusia untuk mendirikan pabrik-pabrik yang
dapat mengolah hasil alam menjadi bahan pangan dan sandang. Pesatnya kemajuan teknologi
dan industrialisasi berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Munculnya pabrik-pabrik yang
menghasilkan asap dan limbah buangan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi
kualitas lingkungan (Campbell, 2000).
Dampak Perubahan Lingkungan yang Disebabkan Oleh Manusia Terhadap Keseimbangan
Ekosistem
1. Penebangan dan Pembakaran Hutan
Manusia melakukan penebangan dan pembakaran hutan secara liar demi membuka
lahan pertanian, pemukiman, serta mengambil kayu dari hutan sebagai bahan dalam
membuat perlengkapan rumah tangga. Kegiatan tersebut tentu saja membuat hutan
menjadi gundul. Beberapa populasi tumbuhan berkurang bahkan punah, beberapa hewan
yang masih hidup kehilangan tempat tinggal. Mereka pun harus mengungsi untuk
mendapatkan tempat tinggal baru yang menuntut mereka untuk mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang baru. Hewan yang tidak mampu beradaptasi pun akan mati.
Selain itu, hutan yang gundul tidak mampu menahan dan menyimpan air sehingga daerah
menjadi tandus, bahkan rawan bencana alam seperti tanah longsor dan banjir.
Keseimbangan ekosistem pun terganggu
2. Penggunaan bahan-bahan kimia dan pestisida secara berlebihan
Manusia menggunakan bahan kimia untuk keperluan rumah tangga, pertanian, maupun
industri. Salah satunya adalah penggunaan detergen sebaga bahan pembersih. Bahan ini
menghasilkan busa yang dapat mencemari lingkungan. Apalagi jika busa tersebut
dialirkan ke perairan. Busa detergen akan menutupi permukaan perairan sehingga sinar
matahari tidak dapat menembus perairan. Proses fotosintesis tumbuhan air menjadi
terganggu. Akibatnya tumbuhan kekurangan makanan dan akhirnya mati. Matinya
tumbuhan air akan menyebabkan persediaan oksigen menjadi berkurang sehingga hewan
air yang kekurangan oksigen ikut mati.
Contoh lainnya adalah penggunaan pestisida yang berlebihan untuk memberantas hama
tanaman yang dapat membunuh hewan lain yang lebih menguntungkan. Keadaan-
keadaan tersebut dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem.
3. Eksploitasi sumber daya laut
Dilakukannya eksploitasi sumber daya alam secara intensif terkadang mengarah
kepada over ekploitasi. Ketika pemanfaatan lebih besar dari pada ketersediaan maka akan
terjadi pemanfaatan yang berlebihan. Salah satu sumber daya laut yang telah diekploitasi
secara berlebihan adalah sumber daya perikanan. Meskipun secara keseluruhan sumber
daya perikan laut baru dimanfaatkan sekitar 38 % dari total potensinya, namun di wilayah
perairan yang padat penduduk dan padat industri menunjukkan bahwa beberapa stok
sumber daya perikanan telah mengalami kondisi tangkap lebih (overfishing) dan
jumlahnya semakin menurun.
Eksploitasi sumber daya laut ini umumnya berupa kegiatan pengeboran minyak di
laut. Kegiatan ini dapat menyebabkan pencemaran apabila terjadi kebocoran sehingga

5
menyebabkan minyak mencemari laut. Sinar matahari yang dibutuhkan dalam proses
fotosintesis tanaman air akan terhalang oleh minyak yang menutupi permukaan. Sehingga
jumlah oksigen berkurang dan hewan laut kesulitan bernapas. Hal ini akan mengganggu
ekosistem laut.
4. Penggunaan kendaraan bermotor
Dalam menjalankan kendaraan bermotor dibutuhkan bahan bakar, baik itu bensin
maupun solar. Namun pembakaran bahan bakar tersebut menyebabkan polusi udara.
Pembakaran tersebut menghasilkan gas karbon dioksida sehingga bumi menjadi
semakin panas. Akibatnya, banyak makhluk hidup yang sulit beradaptas. Beberapa
diantara mereka akan mati sehingga akan mengganggu keseimbangan ekosistem.

C. Dampak Kesehatan pada perubahan lingkungan


Perubahan lingkungan merusak daya dukung lingkungan hidup bagi manusia. Studi ilmiah
menunjukkan bahwa tingkat yang lebih tinggi dari karbon dioksida akan meningkatkan
pertumbuhan gulma. Ini akan memicu alergi serbuk sari dan memperburuk asma. Jumlah
penderita alergi serbuk sari dan asma telah meningkat di seluruh dunia selama beberapa
dekade terakhir. Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa ini bisa menjadi efek kesehatan
awal sebagai dampak perubahan iklim yang bagi manusia. Ekosistem yang sudah tidak
seimbang menjadikan lingkungan tidak ramah lagi. Efek polusi mengkhawatirkan sebab
mempengaruhi pernafasan, jantung bahkan menyebabkan kanker pada tubuh manusia.
Perubahan lingkungan dapat menyebabkan diantaranya :
a. Infeksi saluran pernafasan dan alergi saluran pernafasan
Alergi pada saluran pernafasan dan penyakit infeksi saluran pernafasan kemungkinan
akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah dan waktu paparan penduduk
terhadap debu (dari kekeringan), polusi udara, racun aero-sol dari laut dan peningkatan
jumlah serbuk sari dari tanaman akibat perubahan pola pertumbuhan.
b. Gangguan mental
Perpindahan penduduk akibat bencana, kerusakan atau kehilangan properti, kehilangan
orang yang di-cintai, dan stres kronis, adalah sebagian dari dampak negatif perubahan
iklim yang mempengaruhi kesehatan men-tal. Deteksi dini, identifikasi populasi yang
rentan dan pengembangan jaringan monitoring migrasi penduduk dapat membantu dalam
menye-diakan dukungan perawatan kesehatan yang tepat.
c. Penyakit Syaraf
Perubahan Lingkungan telah menyebabkan peningkatan pertumbuhan alga ber-bahaya
(Harmful algal blooms /HABs), HABs dan mikroorganisme laut lainnya menghasilkan
biotoksin yang bersifat neurotoksin pada manusia. Dalam kon-disi normal, biotoksin yang
dihasilkan HABs dan mikroorganisme laut lainnya akan disring dan terakumulasi dalam
tiram, kerang dan remis. Namun demikian seiring dengan meningkatnya jumlah biotoksin
maka jumlah yang tersaring dan terakumulasi menjadi terbatas. Hal yang terpenting adalah
identifikasi dan pemeriksaan makanan laut sebelum sampai ke konsumen.

6
D. Upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
yang meliputi kebijaksnaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
Ada beberapa asas dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu:
1. Asas Tanggung Jawab Negara adalah:
a. Negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam dan memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini
maupun generasi masa depan.
b. Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat c.
Negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Asas Kelestarian dan Keberlanjutan adalah bahwa setiap orang memikul kewajiban dan
tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu
generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki
kualitas lingkungan hidup.
3. Asas Keserasian dan Keseimbangan adalah bahwa pemanfaatan lingkungan hidup harus
memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan
perlindungan serta pelestarian ekosistem.
4. Asas Keterpaduan adalah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan
dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait.
5. Asas Manfaat adalah segala usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia agar selaras dengan lingkungannya.
6. Asas kehati-hatian adalah ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha dan/atau kegiatan
karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan merupakan
alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisir atau menghindari ancaman
terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
7. Asas Keadilan adalah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara, baik lintas daerah,
lintas generasi, maupun lintas gender.
8. Asas Keanekaragaman Hayati adalah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
harus memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan keberadaan, keragaman, dan
keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri atas sumber daya alam nabati dan
sumber daya alam hewani yang bersama dengan unsur non hayati di sekitarnya secara
keseluruhan membentuk ekosistem.

7
Daftar Pustaka
Andi Susilawaty., dkk. 2021. Ilmu Lingkungan, Yayasan Kita Menulis
Campbell, N. A. 2008. Biologi Jilid I Edisi 8. Erlangga. Jakarta.
Hidup, K. L. (2012) ‘Asas Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup’, Laporan Tahunan.

Anda mungkin juga menyukai