Anda di halaman 1dari 6

EKOSISTEM PEDESAAN

Disusun Oleh: Cahyo Katon Nugroho (H0712047)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Ekosistem Pedesaan
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan sutu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain di tata surya. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem. Salah satu diantaranya adalah ekosistem desa. Ekosistem di desa terdiri dari komponen autotrof yang diperankan oleh tumbuhan yang menyediakan makan untuk komponen heterotrof seperti manusia, hewan,dekomposer dll. Semua komponen-komponen tersebut hidup didalam suatu lingkungan yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Lingkungan hidup didesa dekat dengan nuansa alam bebas yang ideal. Udaranya bersih dan segar,sinar matahari cukup,tanahnya segar ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan dan berbagai satwa disela-sela pepohonan,dipermukaan tanah,dironggarongga tanah ataupun bertebangan bebas. Air berlimpah dari mata air kemudian mengalir ke anak-anak sungai kemudian dilanjutkan ke sawah-sawah.

Pengertian lingkungan adalah Semua faktor eksternal yang bersifat biologis yang langsung mempengaruhi kehidupan pertumbuhan dan reproduksi organisme.Di dalam suatu ekosistem dikenal lingkungan hidup biotic dan abiotik. Lingkungan hidup baik faktor biotic (tumbuhan dan hewan, termasuk manusia) maupun abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungannya adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Namun tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah oleh campur tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang melampaui batas. Keseimbangan ekosistem ini secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Salah satu faktor penyebab gangguan adalah polusi di samping faktor-faktor yang lain. Ekosistem di desa-desa yang berada di wilayah Indonesia saat ini relative masih terjaga dengan baik,hanya sebagian saja yang mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan karena komponen heterotrof di desa masih dapat dikendalikan baik secara kuantitas maupun kualitatif. Misalnya,jumlah penduduk di desa masih relative sedikit jika di bandingkan dengan jumlah penduduk di kota-kota besar. Sehingga pembangunan untuk pemukiman atau untuk tempat-tempat industry masih relative sedikit.

Namun seiring perkembangan zaman dimungkinkan terjadinya perubahan lingkungan yang mungkin saja akan mengganggu keseimbangan ekosistem desa yang disebabkan oleh perubahan pola pikir masyarakatnya yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Contoh, Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitamya menjadi kekurangan air sehingga tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan pangs akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO2, peran tumbuhan sebagai produsen terhambat. Masayarakat di pedesaan mayoritas bekerja disektor pertanian atau mengolah tanah,saat ini hampir semua petani menerapakan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil. Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama. Atau ketidak seimbangan ekosistem juga disebabkan kondisi alam seperti gunung meletus,banjir,kebakaran dll. Pola pikir dan budaya masyarakat tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi lingkungan alam dimana masyarakat tersebut berada. Dari yang kita ketahui kebanyakan masyarakat desa masih banyak yang berpola fikir tradisonal walaupun secara kasap mata mereka sudah terlihat seperti masyarakat yang telah modern. Namun sikap modern yang telah mereka miliki tidak dapat mereka manfaatkan untuk kemajuan diri mereka sendiri maupun untuk memberdayakan dan melestarikan lingkungan alam sekitarnya. Seperti yang bisa lihat di dalam lingkup masyarakat desa sekarang. Kesadaran tentang lingkungan alam sekitar sangatlah rendah.

Kita ambil contoh saja kebanyakan masyarakat desa sekarang banyak yang menebangi pohon-pohon yang besar di sekitarnya tanpa ada penggantian pohon baru sebagai penyembang. Bila hal ini terus terjadi dikhawatirkan beberapa tahun kedepan masyarakat desa tidak lagi memiliki pepohonan yang berarti mereka tidak bisa memanfaatkan pohon-pohon itu untuk keperluan hidup mereka. Hal lain pun yang akan timbul adalah hilangnya keseimbangan lingkungan alam sekitarnya yang dapat menyebabkan banjir, kekeringan dan kelaparan. Untuk itu, tugas kita bersama sebagai agen perubahan di masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian kita terhadap keseimbangan ekosistem di desa agar tercipta keseimbangan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Geertz, C., 1983, Involusi Pertanian: Proses Perubahan Ekologi di Indonesia, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, terjemahan dari: Agriculture Involution: The Process of Ecological Change in Indonesia, Berkeley and Los Angeles: University of California Press, 1963. Aarts, BGW Nienhuis PH. Ecological sustainability and biodiversity. INTERNATIONAL JOURNAL OF SUSTAINABLE DEVELOPMENT AND WORLD ECOLOGY. 1999; 6(2):89-102 / 14; ISSN: ISI:000081301200003. Anwar, A., and A. Pakpahan. 1990. The Problem of Sawah-Land Conversion to Non-Agricultural Uses in Indonesia. Indonesian Journal of Tropical Agriculture 1(2):101-108. Holmberg, J, Lundqvist, U., Robrt, K-H. and Wackernagel, M. (1999). The Ecological Footprint from a Systems Perspective of Sustainability. International Journal of Sustainable Development and World Ecology 6:17-33. Hairida. 2010. KEBIJAKAN STRATEGIS USAHA PERTANIAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENGENTASAN KEMISKINAN. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol 1. No 1. Januari 2010 : 55-54 Rubaman, Maman. 2012. PERUBAHAN PERSPEKTIF TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH PEDESAAN Jurnal Madani Edisi I/ Mei 2012 Adimihardja, Abdurachman. 2006. STRATEGI MEMPERTAHANKAN MULTIFUNGSIPERTANIAN DI INDONESIA. Jurnal Litbang Pertanian, 25(3) Budiastuti, Sri. 2010 Fenomena perubahan iklim dan kontinuitas produksi pertanian Jurnal EKOSAINS | Vol. II | No. 1 Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang. 2005. JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN Volume 1, Nomor 1. Korhonen, Jouni. 2004. Industrial ecology in the strategic sustainable development model: strategic applications of industrial ecology. Journal of Cleaner Production 12 (2004) 809823. Sudaryanto, Tahlim dan Rusastra, Wayan. 2006. KEBIJAKAN STRATEGIS USAHA PERTANIAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENGENTASAN KEMISKINAN. Jurnal Litbang Pertanian, 25(4).

Anda mungkin juga menyukai