Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian PRAKERIN

PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan


pembelajaran yang dilaksanakan di Dunia Usaha Atau Dunia Industri dalam upaya pendekatan
ataupun untuk meningkatkan mutu siswa – siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan
kompetensi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya dan juga menambah bekal untuk masa – masa
mendatang guna memasuki dunia kerja yang semangkin banyak serta ketat dalam persaingannya
seperti di masa sekarang ini.

Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan prosedur tertentu, bagi siswa yang bertujuan
untuk magang disuatu tempat kerja, baik dunia usaha maupun didunia industri setidaknya sudah
memiliki kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau sudah mendapatkan bekal dari
pembimbing disekolah untuk memiliki ilmu-ilmu dasar yang akan diterapkan dalam dunia usaha
atau dunia Industri. Alasan utama mengapa para siswa-siswi harus memiliki bekal ilmu
pengetahuan dasar sesuai bidangnya agar dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri tidak
mengalami kendala dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dasar yang kemungkinan besar dalam
proses praktek kerja industri mendapatkan ilmu-ilmu baru yang tidak diajarkan di Lembaga
Kejuruan terkait

B. Latar Belakang

Pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin) adalah sebuah pelatihan dan pembelajaran
yang dilaksanakan di Dunia Usaha atau Dunia Industri yang relevan dengan kompetensi
keahlian yang dimilikinya masing masing, dalam upaya meningkatkan mutu Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan juga menambah bekal untuk masa masa mendatang guna memasuki dunia
kerja yang semakin banyak serta ketat dalam persaingannya seperti saat ini, selain itu dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak peralatan baru yang

1
diciptakan guna menunjang banyaknya permintaan produksi barang atau jasa yang
menimbulkan perubahan mendasar untuk mendapat pekerjaan, sehingga tenaga kerja dituntut
bukan hanya memiliki kemampuan teknis belaka, tetapi juga harus lebih fleksibel dan
berwawasan lebih luas, inovatif serta didukung dengan keterampilan yang kompeten, maka
dengan adanya kegiatan prakerin siswa dan siswi dapat mengasah dan juga
megimplementasikan materi yang didapatkannya di sekolah langsung ke dunia usaha atau dunia
industry yang relevan dengan kemampuannya masing masing.

Dalam upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi nya, SMK Negeri 1 BUKAL melaksanakan
berbagai kegiatan demi menjadikan siswa dan siswi yang siap memasuki dunia kerja dan dunia
industri (DU/DI), tentunya hal itu tidak dapat diraih dengan mudah, tidak hanya dengan belajar
berbagai teori yang berada di sekolah, namun seorang siswa atau siswi harus belajar mengenai
bagaimana lingkungan yang berada di dunia kerja dan tentunya bagaimana pekerjaaan yang
akan dihadapinya nanti selepas lulus dari sekolah.

C. Tujuan PRAKERIN
Adapun tujuan diadakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) diantaranya sebagi berikut:
1. Bagi Siswa
a. Mendapatkan pelajaran untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki keahlian
profesional.
b. Mengetahui perbedaan antara lingkungan dunia usaha / dunia industri dengan
lingkungan sekolah.
c. Memberi gambaran bagi penulis mengenai bagaimana cara kerja yang baik dan
benar, sesuai dengan pendidikan yang didapat didunia pendidikan atau sekolah.
d. Memiliki wawasan yang luas tentang dunia kerja nanti.
e. Memperoleh pngalaman dari hasil PRAKERIN.
2. Bagi lembaga pendidikan
Membantu program sekolah juga dapat memperkenalkan dan menguji siswa/siswinya
yang telah di didik dan di bekali ilmu pngetahuan kepada instansi/perusahaan di
tempat PRAKERIN.

2
3. Bagi instansi perusahaan membantu staf instansi/perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan operasional di lingkungan instansi/perusahaan dan membantu meringankan
pekerjaan dari para staf.

D. Manfaat

Adapun manfaat diadakannya PRAKERIN diantranya sebagai berikut:

 Menambah wawasan dalam dunia kerja.


 Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab yang tinggi.
 Memperkenalkan siswa kepada dunia kerja.
 Melatih kesabaran atas teguran-teguran yang diberikan sebagai bahan belajar
bersosialisasi di lingkungan kerja.
 Belajar beradaptasi dengan dunia kerja
 Mendapakant ilmu baru.
 Bertemu dengan orang-orang baru
 Melatih cara berkomunikasi yang baik.
 Perbaikan atau introspeksi diri.
 Melatih sopan santun..

3
BAB 2
PEMBAHASAN
MEDIA TABULAMPOT

A. Latar Belakang
Pada umumnya, tanaman yang ditanam dalam pot adalah tanaman hias. Namun
semenjak tahun 1979 tanaman buah juga mulai di potkan.tanaman buah dalam pot bukan
sekedar hiasan tetapi dapat dikonsumsi. Tanaman buah yang dapat di tanam dalam pot
tidak semuanya dapat berbuah.ternyata ada hal-hal yang harus di perhatikan untuk
membuahkannya.
Tanaman yang dapat di tanam dalam pot semakin banyak jenisnya.beberapa jenis
tanaman buah yang telah di tanaman di dalam pot antara lain: Jambu Bangkok, jambu air
lilin, jambu air cincalo, kedondong Bangkok, mangga manalagi, sawo, delima, pisang,
salak, rambutan dan jeruk. Sebenarnya membuat tanaman agar berbuah dalam pot tidak
berbeda dengan membuahkan tanaman di lapangan. Perlakuannya justru lebih mudah
karena berbeda kebutuhan hidup tanaman seperti: pemupukan, pengairan, sinar matahari,
kondisi lingkungan setempat.
Faktor yang mempengaruhi tanaman tidak menghasilkan buah antara lain:agroklimat
atau lingkungan tumbuh yang tidak cocok, penggunaan bibit yang tidak tepat, dan
perawatan tanaman yang keliru. Setiap tanaman membutuhkan lingkungan tumbuh (
iklim ) yang sesuai agar dapat berproduksi secara maksimal. Kondisi lingkungan tumbuh
mempengaruhi pertumbuhan vegetatif ( akar, batang, daun ) generative ( bunga, buah )
Penggunaan bibit hang berasal dari biji membutuhkan waktu yang lama bagi tanaman
untuk memasuki fase produksi sehingga kurang efektif biasanya berbuah setelah 8-10
bulan kecuali tanaman yang bersifat ganjah misalnya, kedondong Bangkok dan nangka
mini dapat menghasilkan buah setelah umur 18 bulan sejak bibit di semai.

4
A. ASAL BIBIT
Perbanyakan tanaman secara vegetati dilakukan dengan cara:
1. Cangkok
cangkok adalah mengusahakan tumbuhnya perakaran pada bagian batang atau
cabang sehingga bagian tersebut dapat ditanaman sebagai tanaman baru.
 Tahap-tahap membuat bibit tanaman dengan cara cangkokan adalah sebagai
berikut.
a. Persiapan alat dan bahan
Siapkan alat dan bahan terdiri dari: pisau tajam, pembalut ( sabut kelapa
atau plastic ), tali pembalut, cabang dari pohon induk yang cukup umur.
b. Tata pealaksanaan mencangkok
-Pilih cabang yang memenuhi syarat pohon induk, yaitu ukuran tidak terlalu
besar, pertumbuhan subur, baik ( lurus ), dan tidak terlalu tua.
-Kerat (sayat) pada bagian pangkal cabang terpilih secara melingkar dengan
jarak antar-keratan 3 cm-5 cm.
-kelupaskan kulit bidang sayatan, kemudian kerik kambiumnya sehingga
kering.
-ikat pembalut (sabut kelapa atau lembaran plastik) di bagian pangkal
cabang pencangkokan.
-lekatkan atau tutup bagian luka cabang dengan media setebal 5 cm-6 cm,
lalu balut dengan sabut kelapa ataupun lembaran plastik.
-ikat pembalut cangkokakan di bagian atas bidang cangkokan.
-biarkan bibit cangkokan tumbuh pada pohon induk sealama 1,5 sampai 3,5
bulan sehingga akar tanpak tumbuh.
-potong pangkal cabang tempat bidang cangkokan.

c. Pemeliharaan bibit cangkokan


Pemeliharaan bibit cangkokan meliputi:
1). Siapkan polybag berukuran cukup besar kemudian di isi dengan media
tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang (1;1 atau 2:1)
2). Pindahkan bibit cangkokan kedalam polybag sambil membuang sebagian
daun atau ranting.

5
3). Pelihara bibit cangkok di tempat pendederan selama 1 bulan agar bibit
cukup kuat dan bertunas.

2. Okulasi.
Okulasi adalah menempel mata tunas tanaman pada batang tanaman muda sebagai
batang bawah dari varietas tanaman yang sama atau antara varietas dalan satu spesies.
 Tahap-tahap okulasi:
a. Persiapan alat dan bahan.
Batang bawah berumur 8-10 bulan,pisau okulasi,tali rapiah tau lembaran
plastik,mata entres dari pohon induk yang produktif dan varietas unggul.
b. Pelaksanaan (pengokulasian)
1) Kerat (sayat batang bawah) pada ketinggian 10 cm – 15 cm dari
permukaan tanah. Ukuran sayatan melintang 1 cm -5 cm dan arah
membujur 2 cm -3 cm,kemudian sayatan ditarik kebawah hingga
menyerupai bentuk lidah.
2) Potong setengah bagian lidah,kemudian letakan kembali pada batang
semula.
3) Kerat(sayat) mata cabang entres dari bawah keatas sama dengan
sayatan batang bawah, lalu lepaskan bagian kayunya.
4) Tempelkan mata entres pada celah (bidang) sayatan batang bawah
hingga pas benar.
5) Balut hasil tempelan (okulasi) denga tali rapiah atau lembaran plastic
mulai dari bawah dan berakir di bawah lagi.
6) Lakuan pengokulasian pada batang bawah lain bila menghendaki
beberapa satu batang bawah misalnya mata entres jambu air varietas
lilin dan cincalo.
c. Pemeliharaan bibit okulasi.
1) Periksa hasil okulasi pada umur 10 – 15 hari setelah
penyambungan.bila bidang okulasi atau mata entres berwarna hijau
dan segar pertanda penyambungan berhasil. Sebaliknya jika mata
entres berwana cokelat atau hitam dan kering pertanda
pengokulasian gagal.

6
2) Potong ujung tanaman (pucuk) batang bawah tepat di atas bidang
tempelan (okulasi) secara brtahap atau setengah bagian ketika mata
entres sudah tumbuh sepanjang 2 cm-3 cm. potong keseluruhan
pucuk batang batang bawah bila tunas entres telah mencapai
sepanjang 5 cm atau lebih.
3) Pupuk bibit tanaman hasil okulasi dengan pupuk ZA atau Urea
ditambah TSP dan KC1 (2:1:1) sebanyak 10 gr -30 gr dilarutkan
dalam 10 lt air, kemudian disiramkan pada media.
4) Pindahkan bibit hasil okulasi dari persemaian. Bibit okulasi yang
sudah berumur minimal 3 bulan sudah saatnya dipindah tanamkan ke
dalam pot
.
B. BIBIT UNGGUL
Memilih bibit perlu diperhatikan, hal ini disebabkan bibit unggul memiliki sifat-sifat
seperti berproduksi tinggi, cepat berbuah, hasil buahnya terasa enak dengan bentuk atau
ukuran menarik, serta tahan terhadap penyakit dan hama. Keberhasilan membuahkan
tanaman dalam pot pun tergantung pada pemilihan pot dan penggunaan media tanam
seperti yang dijelaskan di bawah ini :
1. POT
Wadah untuk bertanam tanaman buah-buahan dalam pot dapat menggunakan pot
dari semen, plastic atau drum bekas. Bentuk pot sebaiknya memanjang ke bawah,
selain itu ukuran lebar mulut pot tidak berbeda jauh denagn lebar tajuk tanaman agar
terlihat proposional. Kalau ukuran pot tidak proposional dengan ukuran tanamannya,
tanaman sering tidak mau berbuah. Hal ini dikarenakan akar tanaman tumbuh
berdesakan, penyerapan air dan unsur hara terganggu dan penguapan air tinggi
sehingga media tanam cepat kering.
Bibit tanaman setinggi 60-70cm akan tampak serasi kalau di tanaman dalam pot
berukuran panjang 30cm, lebar 30cm dan tinggi 30cm. tujuan pot berukuran seperti
itu agar pot mampu menampung pertumbuhan akar lebih banyak sehingga tidak
terlalu sering mengganti pot.

7
Bagian bawah pot harus memiliki lubang pembuangan kelebihan air yang memadai
dan memiliki kaki sebagai tempat berpijak atau berdiri. Penggantian pot dapat
berlangsung 2-3 tahun sekali untuk tanaman yang sudah besar.
2. Media tanam
Mutu media tanam juga menentukan cepat lambatnya tanaman pot berbunga dan
berbuah.apabila menggunakan tanah liat ( sawah ) tidak akan tumbuh dengan baik
dan sehat karena medianya cepat padat. Untuk memperbaiki media tanam tersebut
perlu tambahan pupuk kandang dan pasir.
Apa bila media tanamnya banyak mengandung pasir tanaman itu perlu di rawat
secara intensif, terlebih untuk pengairan dan pemupukannya karena sifat medianya
tidak bisa menahan air. Keistimewaannya media ini adalah aerasi udaranya sangat
bagus.
Media tanam yang bagus dapat menggunakan tanah kebun yang subur atau tanah
liat dengan campuran pasir, pupuk kandang atau kompos. Pengunaan pasir dapat di
ganti dengan serbuk kayu gergaji dan serbuk arang agar bobot tanamnya lebih ringan.
Media tanam yang di isikan ke dalam pot terdiri dari campuran tanah kebun, pasir
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Kalau tanah kebun terlalu liat atau
terlalu banyak mengandung pasir, perbandingan tanah kebun, pasir dan pupuk
kandang menjadi 2:1:2. Apabila tidak menggunakan pasir, media tanamnya dapat
berupa campuran tanah kebun, pupuk kandang dan serbuk gergaji dengan
perbandingan 2:1:1.
Setiap 10 kg campuran itu di tambah 1 litter tepung arang. Penggunaan tepung
arang sebagai campuran media tanam dapat berfungsi sebagai penetral pupuk buatan
jika terjadi kesalahan dalam pemberian pupuk buatan lewat akar.
Khusus untuk tanaman anggur dalam pot, dapat di gunakan campuran tanah kebun,
pasir kali dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:2. Sebelum di gunakan
media itu sebaiknya di ayak dulu agar di peroleh media tanam yang tampak seragam,
halus, menarik dan bersih penampilannya.
Bahan tambahan yang perlu di campurkan dalam media tanam sebagai pupuk dasar
adalah 1 sendok makan pupuk NPK ( 15:15:15 ) dan 25gr dalomit untuk per 10kg
media tanam. Bahan tambahan tersebut di campur rata. Keasaman media tanam dapat
di atur sesuai ke butuhan jenis tanahnya atau di buat netral dengan ph tanah 6,5-7

8
untuk menentukan PH tanah dengan menggunakan alat PH meter terlebih dahulu,
tanah digemburkan lalu dibasahi denagn air kemudian alat ditancapkan kedalam tanah
tersebut.

3. Perawatan tanaman
Pada umumnya, tanaman buah-buahan menghendaki sinar matahari penuh sepanjang
hari agar tumbuh sehat dan normal. Petumbuhan pohon buah-buahan selalu mengejar
sinar matahari. Dengan demikian, tanaman dapat menyimpan cadangan pakan lebih
banyak sehingga akan lebih cepat mendorong proses pembungaan dan pembuahan
beberapa perawatan yang harus diperhatikan antara lain : penyiraman, pemangkasan
tanaman, pemupukan serta pengendalian hama penyakit.
1. Penyiraman
Pada awal penanaman air harus disiramkan secara teratur setiap pagi dan sore
terutama pada musim kemarau. Usahakan air siraman tidak berlebihan agar media
tanam tidak becek. Air siraman yang baik menggunakan air dari sumur atau mata
air. Jika menggunakan air PAM sebaiknya diendapkan dulu satu malam sebelum
dipakai agar kaporit yang tercampur didalamnya tidak meracuni tanaman.
Penyiraman harus meliputi seluruh bagian tanaman agar debu yang menempel
hilang dan kondisi pohon segar.
Pengaturan pengairan yang tepat dapat memacu pembungaan, terutama untuk
tanaman buah-buahan berakar dangkal atau tanaman yang dapat berbuah tanpa
musim seperti belimbing dan jeruk.
2. Pemangkasan tanaman
Pemangkasan yang tepat merupakan salah satu cara pembentukan pohon agar
tanaman mudah dipelihara karena pendek dan memiliki percabangan teratur.
Denagan perawatan serupa itu, tanaman juga dipaksa agar mau berbunga dan
berbuah lebih cepat. Hal itu dikarenakan energi yang sebenarnya untuk keperluan
pertumbuhan vegetatif dialih gunakan untuk generatif.
Pada dasarnya, pemangkasan untuk tanaman buah dalam pot dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu pemangkasan vegetatif dan generatif.

9
- Pemangkasan yang pertama bertujuan untuk memperoleh cabang
dan ranting yang sehat dalam jumlah banyak sebagai dasar
pembentukan tanaman.
- Adapun pemangkasan yang kedua bertujuan untuk memperoleh
cabang dan ranting pembuahan.
3. Pemupukan
Pemupukan tanaman dapat dilakukan melalui akar lewat tanah, maupun melalui
daun dalam bentuk larutan yang di semprotkan. Pupuk merupakan bahan baku
yang dapat memberi tambahan unsure hara pada tanaman.
Pupuk yang di gunakan untuk pemupukan dapat berupa pupuk organik ( alam )
dan pupuk anorganik ( buatan ). Pupuk ini berfungsi sebagai pupuk dasar dan
untuk memperbaiki struktur tanah pada media tanam. Pemupukan tanaman muda
dengan pupuk organik dapat di lakukan 6 bulan sekali sampai tanaman dalam pot
berumur 2 tahun. Setelah itu, pemupukan organik cukup di lakukan setahun sekali.
Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N),
Fosfor (P) dan kalium (K) unsur-unsur tersebut sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman. Masing-masing unsur mempunyai fungsi atau peran sendiri-sendiri.
Peran pupuk fosfor mendorong pembentukan dan pertumbuhan buah. Kekurangan
pupuk ini dapat mengakibatkan buah cepat rontok dan berukuran kecil.
Ciri khas tanaman kekurangan unsur P adalah daunya hijau tua dan lama
kelamaan warnanya berubah menjadi merah keungu-unguan pupuk kalium sangat
berperan dalam pembentukan dan mengirim ( transportasi ) karbohidrat, serta
mengatur kebutuhan air yang di perlukan jaringan tanaman dengan membatasi
kehilangan air dengan mendorong daya serap air.
Tanaman buah dalam pot pada fase generatif pada umumnya di pupuk dengan
NPK ( 15:15:15 ) sebanyak satu sendok makan sebulan sekali dengan cara di tabur
di atas permukaan media tanam sedalam 2-3 cm sekaligus di gemburkan.
Menjelang fase generatif ( menjelang berbunga ) tanaman di pupuk denga satu
sendok makan NPK ( 15:19:10 ) yang juga dengan cara di benamkan dalam tanah.
Seminggu sekali tanaman perlu di semprot dengan pupuk daun, seperti gandasil
supermes atau surplus merah untuk melengkapi kebutuhan unsur hara.
4. Gangguan hama penyakit

10
Hama penggerek batang dapat di atasi dengan pestisida sestemik misalnya,
cymbush, dimaside, sematron dengan dosis sesuai petunjuk dalam kemasan.
Pencegahan hama dan penyakit dapat di lakukan dengan menjaga kebersihan
tanaman dan lingkungan serta menggunakan bibit unggul yang bebas hama dan
penyakit.

11
BAB III

PROFIL DUNIA KERJA


A. Identitas Dunia Kerja

PROFIL BALAI BENIH HORTIKULTURA


PROPINSI : Sulawesi Tengah
NAMA BALAI BENIH : Balai Benih Hortikultra

I. INDENTITAS BALAI BENIH HORTIKULTURA

1. ALAMAT

Jalan : JL. Lasoso KM 14

Kabupaten/Kota : Sigi

Kecamatan : Sigi Biromaru

Desa : Sidera

Telepon : -

Fax : -

2. Tinggi Tempat : 75 m. dpl

3. Jenis Tanah : Alluvial

4. Curah Hujan : Bulanan 67 mm/bulan

Tahunan 804 mm/tahun

II. POTESI BALAI BENIH HORTIKULTIRA

1. Potesi Lahan
1.1 Luas Lahan Keseluruhan : 14,90 Ha
1.2 Luas Bangunan : 2,98 m2
1.3 Luas Lahan Usaha : 11,92 Ha

II. POTESI BALAI BENIH HORTIKULTIRA


12
2. Potesi lahan
1.1 Luas Lahan Keseluruhan : 14,90 Ha
1.2 Luas Bangunan : 2,98 m2
1.3 Luas Lahan Usaha : 11,92 Ha

No. Komoditas Yang diusahakan Luas Lahan Yang diusahakan (Ha)


1 Tanaman Buah – buahan 5,32
2 Sayuran 4,80
3 Tanaman Hias 0,25
4 Aneka Tanaman/Tanaman Obat 0,25
5 Kolam dan BPB 1,30

2.1. Tata Letak


Instalasi Produksi Benih Hortikultura (IPBH) Sidera, terletak di Desa Sidera,
Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Propinsi Sulawesi Tengah, satu lokasi dengan
Unit Pelaksana Tugas Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi
Tengah. Berada di Ketinggian tempat 75 meter di atas permukaan laut, jenis tanah
alluvial dengan derajat keasaman (pH) tanah antara 6,6 sampai dengan 7,0.

* Ket. BPB = Blok Perbanyakan Benih

BF = Blok Fondasi

BPMT = Blok Penggandaan Mata Tempel

PLKP = Pengelola Lahan Kebun Pertanian

2.2. Luas Lahan dan Pemanfaatannya.


Luas lahan IPBH Sidera terdapat 14,9 Ha, dengan peruntukkan sebagai berikut :

 Lahan Bangunan Kantor, Perumahan, Gudang, Laboratorium dan


Pekarangan…………………………….................... 2,98 Ha
 Lahan Pohon Induk Buah-buahan………………… 5,55 Ha
 Lahan Sayuran/Aneka Tanaman…………………... 4,90 Ha
 Lahan Tanaman Hias/Biofarmaka……..……….…. 0,50 Ha

13
 Lahan Blok Perbanyakan Benih Buah-buahan……. 0,70 Ha
 Lahan Penampungan Air/Kolam………………….. 0,25 Ha

2.3. Koleksi Pohon Induk.


Pohon induk tanaman buah-buahan di IPBH Sidera terdapat 17 jenis dan tersebar di
7 (tujuh) Blok, yaitu Blok A sampai dengan Blok G. Dari jenis tanaman tersebut yang
telah mendapat Surat Rekomendasi Penetapan Register Pohon Induk Buah-Buahan dari
UPT PMSBP TPH (Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura) Propinsi Sulawesi Tengah adalah tanaman mangga (Varietas arumanis
143, Manalagi 69, Golek 31, Madu 225, Garifta Merah, Garifta Gading, Garifta Orange,
Garifta Kuning, Marifta 01, Durih/Lalijiwo 61, Kenlayung dan Gedong Gincu), Sukun
Varietas Manis, dan Jeruk (Varietas Siam Banjar dan Keprok Trigas). Sementara yang
lagi di proses untuk mendapatkan Penetapan Register Pohon Induk adalah Sirsak Varietas
Ratu 1 dan Jambu Air varietas Degus.

Belum semua Pohon Induk tanaman buah-buahan mendapat Penetapan Register Pohon
Induk, antara lain Mangga varietas Garifta (Merah, Kuning, Orange dan Gading) sekitar
30 pohon, Sirsak varietas Manis 10 Pohon, Jeruk varietas J.C (Penghasil Batang Bawah)
7 (tujuhh) pohon, Sawo varietas Kedasan 12 pohon dan Jeruk ( Varietas Keprok Garut1
pohon, Borneo Prima 2 pohon, Pamelu Ratu 4 pohon dan Pamelu Nambangan 4 pohon).

Pada Tahun anggaran 2016 terdapat kegiatan indeksing pohon induk jeruk
khususnya ada tidak adanya penyakit Citrus Vein Pholoem Degeneration (CVPD) yang
disebabkan oleh vektor virus Diaphorina citri. Yang diambil sampel daun tanama jeruk
adalah (1) dari Blok Fondasi (BF) sebanyak 35 pohon yaitu Pamelu Ratu 1 Pohon,
Keprok Siam Madu 2 pohon, Keprok Garut 1 pohon, Keprok Soe 1 pohon, Keprok
Borneo Prima 5 pohon, Keprok Madura 5 pohon, Siam Banjar 10 pohon, dan Keprok
Trigas 10 pohon. Sedangkan dari BPMT (Blok Penggandaan Mata Tempel) sebanyak 15
sampel kelompok daun yaitu Keprok Trigas 4 kelompok, Pamelu Ratu 1 kelompok,
Keprok Trigas 4 kelompok, untuk Bibit calon BPMT Jeruk Siam Banjar 3 kelompok dan
Kepok Trigas 2 kelompok daun sampel.

14
B. Sejarah Dunia Kerja

Pengembangan agribisnis hortikultura diawali di pembenihan, artinya keberhasilan


pengusahaan tanaman hortikultura terutama yang berskala industri sangat ditentukan oleh
ketersediaan benih bermutu pada saat tanam dalam jumlah yang mencukupi. Pemilihan benih
yang salah atau kurang baik akan menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan tanaman
selanjutnya. Kenyataan tersebut biasanya baru dirasakan pada saat beberapa bulan atau tahun
setelah benih ditanam.

Penguasaan teknik perbanyakan tanaman perlu mendapat perhatian lebih khusus


karena benih bisa terbukti sebagai “penentu keberhasilan” dari usaha budidaya tanaman.
Perbanyakan tanaman bisa dilakukan secara konvensional seperti penempelan (okulasi) dan
penyambungan (grafting) pada tanaman buah – buahan juga dapat dilakukan secara “invitro”
melalui kultur jaringan pada tanaman hias, buah maupun tanaman lainnya. Kedua metode
perbanyakan tanaman tersebut ditujukan untuk mendapatkan benih yang bermutu. Dengan
menggunakan benih yang bermutu akan memberikan penampakan tanaman hortikultura
yang memuaskan, yaitu pertanaman yang seragam, hasil dan mutu produk yang tinggi serta
menjanjikan kepastian panen yang terjamin.

Instalasi Produksi Benih Hortikultura (IPBH) Sidera sebagai salah satu institusi
perbenihan dibawah Unit Pelaksana Tugas (UPT) Perbenihan Tanaman Pangan dan
Hotikultura Provinsi Sulawesi Tengah yang berada di Desa Sidera mempunyai peranan untuk
mempolopori dalam penggunaan dan pengembangan benih bermutu yang berasal dari
Varietas unggul, maka IPBH sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya bersama penangkar
benih Hotikultura serta selalu dalam pengawasan UPT PMSBP TPH (Pengawasan Mutu dan
Sertifikasi Benih Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura) berupaya
memproduksi/memperbanyak benih yang dibutuhkan masyarakat. Berdirinya IPBH sidera
pada tanggal 6 januari 2012.

Namun dengan segala keterbatasan, sampai saat ini IPBH Sidera belum mampu
memberikan kontribusi yang optimal dalam memproduksi benih hortikultura yang bermutu,
baik kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai kendala,
antara lain, penerapan teknologi yang belum memadai, keterbatasan dan kemampuan sumber

15
daya manusia, kurangnya disiplin dan kinerja petugas, kurang mamadai sarana dan prasarana
yang ada serta biaya operasional yang belum ada.

Harapan kedepan, untuk mewujudkan IPBH yang maju, tangguh dan mampu memproduksi
benih unggul yang bermutu dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan, diperlukan
dukungan dan upaya yang dibuat dari UPT Perbenihan TPH Provinsi Sulawesi Tengah,
dukungan dari Pemerintah Provinsi

16
C. Sarana Dan Prasarana

Tahun Kondisi
No Jenis Bangunan Unit Luas Ket
Pembuatan Sekarang

1 2 3 4 5 6 7

1 Kantor 1 120 M² 1982 Rusak

2 Rumah Pimpinan 1 70 M² 1982 Rusak

3 Rimah Kepala Bagian 3 50 M² 1981 Rusak

Rumah Staf/
4 1 90 M² 1981 Baik
Ramah Kayangan

Laboratorium Kultur Rehab


5 1 72 M² 1990 Baik
Jaringan 2007

Laboratorium Hama
6 1 20 M² 1981 Rusak Berat
Penyakit

7 Green House 1 42 M² 1981 Rusak Berat

8 Screen House 1 130 M² 1994 Baik

9 Rumah Lindung 1 70 M² 1981 Rusak Berat

10 Rumah Jaga 1 20 M² 1981 Rusak

11 Garasi Mobil 1 50 M² 1981 Rusak Berat

12 Gudang Alsintan 1 100 M² 1981 Rusak Berat

Rehab
13 Gudang Benih 1 140 M² 1981 Baik
2007

14 Work Loods 1 100 M² 1981 Rusak Berat

15 Gudang Saprodi 1 20 M² 1981 Rusak Berat

16 Gardu Listrik 1 20 M² 1981 Rusak

17 Work Shoop 1 252 M² 1981 Rusak Ringan

18 Lantai Jemur 1 30 M² 1982 Rusak Berat

17
19 Menara Air 1 - - Rusak Berat

20 Gudang Benih 1 20 M² 2008 Baik CF-SKR

Paranet
21 Naungan Pembibitan 1 500 M² 2008 Baik Kurang

Paranet
22 Rumah Lindung 1 60 M² 2008 Rusak Kurang

No Nama Alat Tahun Pengadaan Jumlah (unit) Keterangan

1. Hand Trachtor - 1996 2


- 2008 1 -Bantuan CF-SKR
- 2009 1 -
2 Knapsack Power
Sprayer - 2008 1 -Bantuan CF-SKR

3 Hand Sprayer - 2004 1


- 2008 1 -Bantuan CF-SKR
- 2009 3 -

4 Timbangan duduk - 2008 1 -Bantuan CF-SKR


5 Garpu - 1984 3
6 Sekop - 1989 5
7 Gergaji Pangkas - 2004 2
- 2009 3

8 Gunting Pangkas - 2009 3

9 Gunting Stek - 2006 4


- 2009 3

18
10 Gunting Tarik/Galah - 2009 2
11 Altimeter 1998 2
12 Soil Tester 1998 2
13 Pisau Okolasi 2006 6
14 Pengiris Bawang 1998 1
15 Gerobak Dorong 2009 3
16 Generator/Genset 2004 1
17 Alkon 2004 1
18 Tangga Aluminium 2008 2
19 Drum Sterilisasi 2006 1
20 Mesin Portong Rumput 2009 2
21 Power Sprayer 2009 1
22 Gembor 2009 3
23 Gurinda Tangan 2009 1
24 San Saw 2009 1

19
BAB IV
PENUTUP

TATA TERTIB
PESERTA PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
SMK NEGERI 1 BUKAL

A. KETENTUAN UMUM

Peserta PRAKERIN dituntutut kemampuan kompetensi jurusan yang diperoleh dalam


proses pebelajaran disekolah dan praktek dilapangan .mempersiapkan peserta diklat agar
mampu bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan kerja yang ada, sebagai tenaga
kerja tingkat menengah, sesuai keahlian dan keterampilannya.memilih karir,ulet dan gigih
dalam berkompetensi, dan membangkitkan sikap profesional dalam biedang keahlian yang
diminatinya. Mengembangkan diri dikemudian hari melalu jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Meningkatkan kualitas jurusan yang membutuhkan keterampilan, kdahlian, kreatif ,dan
etos kerja sehingga mampu membekali peserta PRAKERIN dengan sejumlah kopetensi yang
diperlukan dalam kehidupan ditengah –tengah masyarakat yang terus berubah

B. HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA


a. Hak Peserta PRAKERIN
1. Para siswa (peserta PRAKERIN )berhak mendapat pelayanan yang baik dalam
melaksanakan prektek kerja industri didunia kerj
2. .Melakukan pekerjaan berdasarkan kompetensi yang dimiliki atau program keahlian
masing –masing berdasarkan program pelatihan yang telah diatur jurusan sesuai
dengan tuntutan kurikulum .
3. Para siswa harus merasa menjadi pegawai didunia usaha maupun industri dan isntasi
pemerimtah,oleh karena itu harus bersikap disiplin,sopan, tanggung jawab, inovatif,
dan kreatif terhadap tugas yang diberikan pimpinan atau pembimbing

20
4. Setiap siswa (peserta PRAKERIN) berhak bertanya kepada pembimbing jika ada hal-
hal yang kurang dipahami atau kurang jelas dalam melaksanakan pekerjaan.
5. .Para siswa (peserta PRAKERIN)dalam melaksanakan pekerjaan diinstansi
pemerintah maupun didunia usaha industri ,jika tidak sesuai dengan ketentuan
pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN)atau sangat jauh dari kopetensi
proggram keahlian berdasarkan tuntutan kurikulum,berhak menkonsultasikan dengan
pembimbing atau pimpinan,atau disampaikan pada pihak sekolah
6. .Setiap siswa (peserta PRAKERIN ) berhak memperoleh bimbingan atau petunjuk
oleh pembimbing atau petunjuk oleh pembimbing industri maupun bimbingan dari
sekolah

b. Kewajiban Peserta PRAKERIN


2. ikut serta menciptakan suasana yang kondusif dalam lingkungan pekerjaan,
menjaga kebersihan, keamanan, keindahan, keterlibatan dan kekeluargaan serta
menaati jam kerja yang berlaku.
3. Setiap siswa (Peserta PRAKERIN) yang memperoleh kesempatan melakukan
PRAKERIN baik di daerah maupun diluar daerah diharapkan dapat menjaga nama
baik sekoah, tempat kerja, serta nama baik kabupaten BUOL.
4. Berdasarkan di tempat kerja 15 menit sebelum jam kantor dibuka dan mengisi
daftar hadir yang disediakan atau membutuhkan kartu absen datang dan pulang
dan tidak dapat diwakili.
5. Menggunakan seragam praktek, dan pakaian olahraga sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh tempat kerja masing-masing.
6. Memberikan salam pada waktu datang dan memohon izin pada waktu pergi atau
pulang.
7. Para siswa (Peserta PRAKERIN) harus mematuhi jadwal kegiatan yang telah
ditentukan dan tidak diperkenankan pindah tempat kerja kecuali atas perintah
pembimbing atau mendapat persetujuan pihak sekolah.
8. Mentaati peraturan dalam menggunakan peralatan kantor sesuai dengan prosedur
yang berlaku, dan apabila menemui kesulitan atau kerusakan peralatan dan jika
menemui kesulitan dalam menjalankan tugas segera melapor kepada pembimbing.

21
9. Membersihkan dan mengatur kembali peralatan yang telah dipakai dengan rapi
secara semula setelah semua kegiatan berakhir.
10. Para siswa (Peserta PRAKERIN) wajib membuat laporan akhir kegiatan setelah
berakhirnya pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PRAKERIN) sesuai dengan
ketentuan atau panduan penyusunan laporan.

C. LARANGAN/HAL-HAL YANG PERLU DIHINDARI


1. Setiap siswa (peserta PRAKERIN) tidak diperkenankan membawa atau menerima
tamu selama jam kerja, terkecuali atas izin pembimbing
2. Tidak diperkenankan merokok,baik didalam ruangan maupun diluar lingkungan
pekerjaan.
3. Setiap siswa (peserta PRAKERIN)tidak diperkenankan meninggalkan tempat kerja
atau kegiatan tanpa seizin pembimbing.
4. Para siswa (peserta PRAKERIN) dilarang menggunakan fasilitas pesawat telepon
kantor atau peralatan lainnya tanpa seizin pembimbing.
5. Para siswa (pesarta PRAKERIN) dilarang menggunakan rok mini,make up
berlebihan, perhiasan berlebihan yang mahal dan mencolok dan lain-lain yang
tidak berdasarkan ketentuan kantor dan sekolah.
6. Para siswa (peserta PRAKERIN) dilarang menbawa senjata tajam selama jam
kerja dan dilur jam krja.
7. Para siswa (peserta PRAKERIN) dilarang melakukan tindakan kriminal atau
melanggar norma asusila.

D. SANKSI PESERTA PRAKERIN

Bagi peserta (PRAKERIN) yang melanggar tata tertib diatas,serta merujuk dari tata tertib
sekolah akan dikenai sanksi sebagai berikut:

1. Mendapatkan teguran secara lisan maupun tulisan dari pembimbing yang


tembusannya disampaikan kepada pihak sekolah.

22
2. .Diberhentikan dari kegiatan PRAKERIN atau ditarik oleh pihak sekolah untuk
diadakan pembinaan lebih lanjut dan jika pelanggarannya sangat berat dikembalikan
kepada orang tua (DIKELUARKAN).
3. Tidak diberikan nilai PRAKERIN.

E. KETENTUAN PENUTUP

Demikian tata tertib dibuat untuk menjadi pedoman bagi setiap industri/kantor/dunia usaha
dan dunia industri sebagai tempat pelaksanaan prakerin serta pedoman bagi setiap siswa
(peserta PRAKERIN) Untuk ditaati dalam pelaksanaan pekerjaan Hal-hal yang belum diatur
dalam tata tertib iniakan diatur kemudian.

Mengetahui, Wakasek Humas/ DUDI


Kepala Sekolah

RATNA A,S.PD ANGGRAINI DWI PANGESTI, S.P


Nip. 9621223 198301 2 002 Nip.

23

Anda mungkin juga menyukai