Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Selama masa kehamilan, semua wanita harus melakukan tes laboraturium secara rutin.
Test ini dapat membantu dokter anda untuk menemukan adanya kemungkinan
masalah pada kesehatan anda dan bayi aanda. Anda juga mungkin harus mengikuti
tes-tes yang lain, bergantung pada histori kesehatan anda, latar belakang entis dan
keluarga anda, atau hasil tes sebelumnya.
Beberapa tes laboraturium disarankan untuk dilakukan sebelum masuk kedalam masa
kehamilan. Ada tes yang dilakukan dengan mengambil sampel darah dan urin juga cel
yang diambil dari panggul dan vagina. Anda juga dites untuk sexually transmitted
diseases (STDs) atau penyakit kelamin menular. Hasil ini akan digunakan untuk
memeriksa adanya potensi masalah bagi anda dan bayi anda. Jika ditemukan, banyak
masalah yang bisa diobati sebelum kehamilan.

B. Tujuan
tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk dapat memahami apa saja pemerikasaan
yang dilakukan ibu hamil selama kehamilan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pemeriksaan diagnostik kehamilan merupakan salah satu cara untuk
mengetahui hal-hal lain yang menyangkut dengan kehamilan seseorang.
Meliputi:
1. Hamil atau tidak.
2. Primi atau multigravida.
3. Tuanya kehamilan.
4. Anak hidup atau mati.
5. Anak tunggal atau kembar.
6. Letak anak.
7. Anak intra uterin atau extrauterin.
8. Keadaan jalan lahir.
9. Keadaan umum penderita.

B. Pemeriksaan yang dilakukan selama kehamilan


1. Tes urin
Tes urin bisa dilakukan pada kunjungan pra-kelahiran anda. Tes ini dilakukan untuk
memeriksa kadar gula dan protein. Walaupun keberadaan gula pada urin adalah
normal di masa kehamilan, kadar gula yang tinggi bisa menandakan kemungkinan
diabetes. Protein pada urin menandakan adanya kemungkinan infeksi saluran kencing
atau penyakit pada ginjal. Di umur kehamilan akhir, bisa menandakan adanya tekanan
darah tinggi. Kondisi ini disebut dengan preeclampsia. Jika kondisi ini terjadi, dapat
dilakukan perawatan dan pengobatan.

2. Pemeriksaan berat badan


Pemantauan kenaikan berat badan menunjukkan kesehatan dan pertumbuhan janin.
Karena itu, sebaiknya berat badan selama hamil jangan terlalu melonjak, jika
terlampau tinggi bisa berakibat preeclampsia. Normalnya adalah sekitar 6-16 kg.
namun lebih baik lagi jika disesuaikan dengan gemuk/kurusnya ibu.

2
3. Amniosentesis
Dilakukan saat usia kehamilan 14-18 minggu, lalu yang kedua dilakukan pada akhir
trimester ketiga. Tes ini dilakukan dengan cara menusukkan sebuah jarum ke rahim
dengan dipandu alat USG untuk mengambil sampel cairan amnion (ketuban).
Tes ini dilakukan untuk mengetahui:
a. Ada atau tidaknya kelainan kromosom seperti trisomi 21 (sindroma Down, yakni
keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak), trisomi 13 (sindroma
Pataum, yakni kelainan otak, jantung, ginjal tangan dan kaki), dan trisomi 18
(sindrom Edwards, yakni kelainan jantung dan ginjal), kelainan cacat bawaan
seperti talasemia, dan kelainan sistem tabung saraf. Hasil tes ini didapat dari tes
amniosentesis yang pertama.
b. Kematangan paru-paru, untuk tes amniosentesis yang kedua.

4. Tes HIV/AIDS
Pemeriksaan darah ini untuk mengetahui adanya virus HIV didalam darah ibu hamil.
Pemeriksaan ini jarang dianjurkan, hanya dilakukan bila si ibu hamil memintanya.
Bila hasil tes negatif, dianjurkan untuk terus melakukan tes ini pada tiap semester
selama kehamilan berlangsung.

5. Tes AFP
Pemeriksaan ini dilakukan pada saat janin minggu ke 15-18 kehamilan. Tes ini
dilakukan dengan mengambil contoh darah ibu hamil untuk mengetahui apakah ada
ketidaknormalan otak janin, sistim saraf tulang belakang, dan kelainan kromosom
yang dapat menyebabkan down syndrome.

6. Tekanan darah
Pada saat kondisi tubuh normal tekanan darah diastolic berkisar 60-80 mmHg dan
sisitolik 90-120 mmHg. Tapi pada saat hamil akan terjadi penurunan tekanan darah.
Setelah usia kehamilan 20-32 minggu tekanan darah kembali normal. Namun
peningkatan tekanan darah harus selalu dilihat selama kehamilan berlangsung untuk
menghindari hal buruk terjadi. Karenanya, standar pemeriksaan darah minimal
dilakukan sebanyak 4 kali. Yakni satu kali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.

3
7. Tes adarah
Tes ini dilakukan untuk memeriksa:
a. golongan darah dan rhesus. Ini penting jika sewaktu-waktu ibu membutuhkan
transfuse darah
b. Hematokrit dan hemoglobin, untuk memeriksa apakah ibu mengalami anemia atau
tidak.
c. Ada tidaknya kekebalan terhadap rubella. Jika belum ada, maka ibu akan divaksin
setelah bayi dilahirkan
d. Ada tidaknya penyakit sipilis. Penyakit ini merupakan penyakit kelamin menular
yang bisa menyebabkan masalah jantung pada ibu dan bayi. Penyakit ini bisa
diobati selama kehamilan.
e. Ada tidkanya virus HIV, jika ada, maka ibu disarankan untuk mengkonsumsi
obat-obatan untuk menurunkan risiko penularan HIV dari ibu ke janin.

8. USG
Lewat alat ini, dokter dapat mengetahui usia kehamilan, dan memperkirakan waktu
kelahiran anak, berdasarkan gambar janin yang muncul di layar monitor. Pengecekan
janin dengan USG biasanya dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu. Biasanya
dokter menyarankan kembali melakukan USG pada pertengahan masa kehamilan,
pemeriksaan ini dapat diulang sesuai kebutuhan. Sedangkan menurut Ketentuan
WHO, sebaiknya USG dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu sekali pada
trimester pertama dan trimester kedua, serta dua kali pada trimester ketiga.
Tujuan USG adalah untuk mengetahui:
a) Usia dan pertumbuhan janin.
b) Kondisi kehamilan.
c) Kondisi dan letak plasenta dan perkembangannya.
d) Jumlah janin yang dikandung (kembar atau tidak).
e) Jenis kelamin.
f) Normal atau tidaknya gerakan janin.
g) Ada tidaknya kelainan bawaan.
h) Ada tidaknya denyut jantung

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan diagnostik kehamilan merupakan salah satu cara untuk mengetahui
hal-hal lain yang menyangkut dengan kehamilan seseorang.
Meliputi:
1. Hamil atau tidak.
2. Primi atau multigravida.
3. Tuanya kehamilan.
4. Anak hidup atau mati.
5. Anak tunggal atau kembar.
6. Letak anak.
7. Anak intra uterin atau extrauterin.
8. Keadaan jalan lahir.
9. Keadaan umum penderita.

Beberapa pemeriksaan dan tes yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil adalah:

1. Tes urin 5. Tes AFP


2. Pemeriksaan berat badan 6. Tekanan darah
3. Amniosentesis 7. Tes darah
4. Tes HIV/AIDS 8. USG

B. Saran
Kepada ibu hamil sebaiknya segera memeriksa kehamilannya untuk mendeteksi dan
mencegah adanya resiko pada ibu dan bayinya.

5
DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Anda mungkin juga menyukai