Anda di halaman 1dari 17

i

LAPORAN MATA KULIAH PEMUPUKAN RAMAH


LINGKUNGAN
PEMBUATAN BIO SAKA DI KECAMATAN TANRALILI
KABUPATEN MAROS

OLEH

ANDI AINUL ICHWAN IRFAN AM


05.01.20.2051

JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya, serta yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada penulis untuk bisa menyelesaikan
Laporan Mata kuliah Teknologi Pemupukan Ramah Lingkungan yaitu
“Pembuatan Biosaka” yang bertempat di Dusun Sentosa Desa
Lekopancing, Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros bisa selesai sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan. Shalawat serta salam selalu
tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa
risalah Allah terakhir
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk proses perbaikan laporan ini. Harapannya laporan ini
boleh berguna umumnya bagi pihak yang membutuhkan, dan secara
khusus bagi penulis dalam kegiatan Magang Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka.

Maros, 26 Januari 2023

Penulis
1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI 1
I. PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang 2
B. Tujuan 3
C. Manfaat 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
III. METODE PELAKSANAAN 7
A. Tempat dan Waktu 7
B. Cara Pembuatan 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 8
A.Hasil 8
B. Pembahasan 10
V. PENUTUP 11
A. KESIMPULAN 11
B SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13
2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani,
penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik jauh sebelum
diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, justru
kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis
menggunakannya dan lebih hemat, harganya pun relatif murah dan
mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada
pupuk buatan (kimia), sehingga dapat berdampak negatif terhadap
perkembangan produksi pertanian serta makin berkurangnya kesuburan
tanah, karena penggunaan pupuk kimia dalam jangka pajang, justru akan
“mematikan” tanah. Begitu juga dengan produk pertanian yang dihasilkan
dari tanaman yang berpupuk kimia, cenderung tidak aman untuk
dikonsumsi. Kenyataan seperti itulah yang kemudian memicu tumbuhnya
kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan
dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat
mereka beralih dari pertanian kimiawi ke pertanian organik.

Pupuk Organik adalah pupuk yang terbuat dari materi sisa-sisa


makhluk hidup baik berupa limbah ternak maupun limbah ternak, seperti
jerami, merang, sekam padi, kulit kopi, kotoran ternak, cangkang siput
atau kerang dan lain-lainnya yang kemudian diolah melalui proses
fermentasi atau penguraian (dekomposisi). Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair, tergantung dari proses pengolahan dan bahan
bakunya, namun apapun bentuknya, pupuk organik merupakan pupuk
terbaik bagi tanaman dan tidak menimbulkan dampak negative terhadap
lingkungan. Selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
yang merupakan faktor penentu kesuburan tanah, pupuk organik
3

mengandung banyak bahan organik pembentuk unsur hara yang sangat


dibutuhkan tanaman.

Konsep back to nature atau kembali ke alam, yang belakangan ini


menjadi tren dalam pola konsumsi masyarakat, menuntut petani untuk
mampu menghasilkan produk-produk pertanian organik yang benar-benar
aman unuk dikonsumsi dan bebas dari residu bahan kimia yang dapat
mengganggu dan membahayakan kesehatan. Di satu sisi para petani
dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian organik, namun
disisi lain, petani juga harus berupaya untuk meningkatkan produktivitas
hasil pertanian mereka. Untuk bisa menghasilkan produk pertanian
organik sekaligus meningkatkan produktivitas hasil pertanian, tentunya
pola budidaya tanaman harus mengacu kepada konsep pertanian organik
yang berarti hanya menggunakan material organik atau non kimia dalam
menjalankan usaha tani. Salah satu konsep pertanian organik yang
kemudian direkomendasikan adalah penggunaan pupuk organik dan
meminimalisir penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan usaha tani atau
budidaya tanaman.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Bio Saka

2. Untuk mengetahui cara pembuatan Bio Saka

3. Untuk mengetahui manfaat dan Cara Pengaplikasian Bio Saka

C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Bio Saka

2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan Bio Saka

3. Mahasiswa dapat mengetahui mengetahui manfaat dan Cara


Pengaplikasian Bio Saka
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam rangka mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan


modern sesuai semboyan Menteri Pertanian, pemerintah mendukung
penerapan hasil-hasil inovasi sederhana terutama yang dikembangkan
oleh petani, salah satunya adalah Biosaka. Biosaka merupakan larutan
ekstrak tumbuhan yang berperan sebagai elisitor yang dapat
meningkatkan produktivitas tanaman. Penggunaan Biosaka dalam
usahatani adalah sebagai salah satu upaya perlindungan tanaman
berbasis ekologi untuk menjaga kelestarian lingkungan. Penggagas
Biosaka, Muhammad Ansar menyebutkan, bahwa keberhasilan petani di
Blitar dalam peningkatan hasil dan kualitas hasil produksi padinya
menggunakan bahan alami Biosaka yang terdapat di sekitar areal
pertanaman. Menggaris-bawahi penggagas Biosaka, Prof Dr. Robert
Manurung Dosen dan Guru Besar ITB menyatakan bahwa biosaka
sebagai elicitor yang dapat merangsang sel-sel pada tanaman sehingga
dapat tumbuh dengan baik.

Diberbagai kesempatan, Suwandi Direktur Jenderal Tanaman


Pangan mendorong petani untuk terus berinovasi dengan terobosan-
terobosan baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian untuk
memenuhi kebutuhan pangan nasional. Dalam rangka mendukung
penerapan inovasi tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Balai Proteksi Tanaman Pertanian
melaksanakan Bimtek Pembuatan Biosaka di tingkat petani, yang diawali
di empat kecamatan yaitu kecamatan Karangmojo, Sentolo, Pundong dan
Minggir. Pembuatan Biosaka di kelompok tani Mulyo Karangnongko
Karangmojo Gunung Kidul, meskipun baru pertama kali dikenalkan pada
petani, sudah menimbulkan ketertarikan dan rasa penasaran yang tinggi
bagi peserta bimtek. Peserta sangat antusias dalam mengikuti praktek
pembuatannya dan sangat tertarik untuk mencoba teknologi mudah dan
5

murah ini, dimana dapat dibuat sendiri oleh petani. Hasil dari bimtek
berupa larutan ekstrak tumbuhan yang kemudian dibagi ke seluruh
peserta untuk diujicobakan di lahannya masing-masing.

Lebih lanjut disampaikan bahwa terdapat tiga tahapan penting yang


harus diperhatikan dalam pembuatan bahan alami Biosaka. Pertama,
pemilihan bahan yang tepat yaitu memanfaatkan berbagai macam
dedaunan atau rerumputan di sekitar areal pertanaman yang kondisinya
sehat, artinya tidak terlihat adanya lubang-lubang atau bercak-bercak
yang menunjukkan gejala serangan OPT. Kedua, proses pembuatannya
dengan meremas (tidak menghancurkan) dedaunan atau rerumputan di
dalam air sampai tercampur secara homogen (tidak mengendap, tidak
berubah warna menjadi bening dan tidak mengeluarkan gas meskipun
disimpan dalam waktu yang lama). Ketiga, aplikasi di lapangan dengan
cara penyemprotan dengan pengabutan pada waktu, cara dan dosis yang
tepat.

Biosaka bukan merupakan pupuk dan bukan pula sebagai


pestisida, tetapi berperan sebagai elisitor bagi tanaman untuk tumbuh dan
berproduksi lebih bagus karena mengandung hormon, spora dan bakteri
yang tinggi. Biosaka dibuat dari segenggam bahan minimal 5 jenis
rumput/daun yang sehat sempurna dicampur dengan 5 lt air dalam wadah,
diremas dengan tangan kurang lebih 30 menit tanpa berhenti dan tidak
boleh berganti orang hingga ramuan homogen. Penyemprotan dengan
cara pengabutan minimal 1 meter diatas tanaman dengan nozzle
menghadap keatas dan dosis larutan sebesar 40 ml Biosaka/15 lt air,
sisanya disimpan untuk aplikasi berikutnya. Waktu penyemprotan bisa
pagi atau sore hari, namun sebaiknya pada sore hari dengan
memperhatikan cuaca dan arah angin. Untuk tanaman padi dan jagung,
aplikasi dilakukan pada umur tanaman 7-10 HST dan dilanjutkan 7 kali
dalam satu musim tanam dengan interval 10-14 hari. Manfaat
penggunaan Biosaka ini adalah ramah terhadap lingkungan, hemat biaya,
6

hemat pupuk hingga 50%, menurunkan penggunaan pestisida kimia,


mengurangi serangan hama dan penyakit, lahan menjadi lebih subur dan
produksi lebih bagus.

Sebagai salah satu metode pertanian ramah lingkungan,


pemanfaatan Biosaka merupakan tehnologi mudah dan murah yang dapat
diterapkan oleh petani dalam upaya menekan biaya produksi dan
meningkatkan produktivitas usahataninya. Perlunya kajian lebih
mendalam lagi di beberapa lokasi untuk mengeksplorasi jenis tumbuhan
yang bermanfaat lainnya disekitar areal pertanaman serta pengaruh lokal
spesifik kondisi tanah di lokasi tersebut.
7

III. METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu

Pembuatan Bio saka dilaksanakan pada 20 Januari 2023 pukul


10.00 Wita dan bertempat di Dusun Sentosa Desa Lekopancing
Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
B.Cara Pembuatan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk biosaka
yaitu :
1. Alat :
a. Saringan
b. Ember
c. Botol
2. Bahan :
a. Air
b. 5 jenis rumput / tanaman. (Rumput-rumputan/daun-daunan yang
dipilih harus sehat, sempurna, ukuran simetris, tidak terkena
hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujung daun tidak
kusam dan warna daun rata).

B. Cara Pembuatan
Adapun cara pembuatan Bio Saka yaitu :
1. Siapkan ember dan air sebanyak 5 liter dan 5 jenis rumput yang sehat
2. Tuang air ke dalam ember serta masukkan 5 jenis rumput ke dalam air
3. Remas rumput dalam air sampai rumput tersebut hancur dan
bercampur dengan air tersebut
4. Setelah sudah tercampur diamkan selama beberapa menit
5. Tuang pupuk biosaka ke dalam botol kosong dengan menggunakan
saringan yang telah di siapkan
6. Tutup botol dan kemudian simpan pupuk biosaka selama 3 hari
8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil
Praktik pembuatan Bio Saka dilakukan di salah satu tempat Lokasi
magang yaitu Dusun Sentosa Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili
Kabupaten Maros, Pembuatan Bio Saka sendiri dilakukan dengan bahan
bahan yang mudah didapatkan yaitu 5 jenis rumput atau tumbuhan yang
ada disekitar. Tumbuhan atau rumput yang digunakan dalam pembuatan
Bio saka harus yang sehat sehingga Bio saka yang telah dibuat tidak
gagal dan bisa digunakan

Bio Saka sendiri memberikan manfaat bagi berbagai tanaman yang


berada di Dusun Sentosa, adapun hasil yang didapatkan berupa tanaman
tumbuh dengan subur serta penggunaan Bio Saka dapat mengurangi
penggunaan bahan kimia pada tanaman. Berikut merupakan Hasil Dari
beberapa tanaman yang telah mendapatkan pengaplikasian Bio Saka :

Tanaman Tomat yang telah diberikan Bio Saka


9

Tanaman Kangkung yang telah diberikan Bio Saka

Hasil Panen Tanaman Kacang Panjang


10

B. Pembahasan

Saat ini para petani yang ada di indonesia kebanyakan


menggunakan bahan kimia yang akan diberikan pada tanaman, hal ini
yang membuat salah satu petani untuk membuat elisitor yang dapat
bermanfaat bagi tanaman, perlu diketahui bahwa Bio Saka bukan
merupakan pupuk karena tidak memenuhi kriteria sebagai pupuk, Bio
Saka merupakan Elisitor. Elisitor adalah molekul signal yang memacu
terbentuknya metabolit sekunder di dalam kultur sel. Elisitor yang berasal
dari bahan hayati disebut elisitor biotik yang meliputi polisakarida, protein,
glikoprotein atau fragmen-fragmen dinding sel yang berasal dari fungi,
bakteri, dan tanaman. Bio Saka sendiri memiliki banyak kandungan
berupa unsur makro dan unsur mikro dan hormon auksin, giberellin,
sitokinin dll yang berguna untuk akar, batang daun dan pembuahan.

Dalam Pembuatan dan pengaplikasiannya, Bio Saka sangat


bermanfaat bagi tanaman yang ada, bukan Cuma tanaman, tanah pun
bisa dibuat lebih subur setelah menggunakan Bio Saka, Selain itu, Hasil
Panen yang didapatkan cukup memuaskan bagi para petani sehingga kita
dapat menyarankan petani setempat agar bisa menggunakan Bio Saka
sebagai alternatif agar dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang
bisa membahayakan tanaman.
11

V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan yaitu :


1. Dapat memahami apa itu Bio Saka, Bio Saka merupakan Salah
satu Elisitor yang berperan memberi nutrisi pada tanaman, Bio
Saka terdiri dari suku kata Bio dan Saka, Bio singkatan dari Biologi,
dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau dari
Alam Kembali ke Alam adalah inovasi yang telah dikembangkan
oleh petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di
alam.
2. Dapat memahami Cara pembuatan Bio Saka yaitu dengan cara
menyiapkan air sebanyak 5 liter dengan 5 jenis tumbuhan yang
diperlukan lalu mencampurkan keduanya dan diremas selama
kurang lebih 15 menit, setelah tumbuhan dan air tersebeut telah
tercampur, tuangkan Bio Saka ke dalam botol dan simpan selama
kurang lebh 3 hari.
3. Dapat memahami manfaat Bio Saka yaitu dapat memperbaiki sel-
sel tanaman, memberi nutrisi pada tanah, meminimalisir hama dan
penyakit serta dapat meningkatkan jumlah produktivitas panen
pada suatau tanaman. Pengaplikasian Bio Saka dengan cara
menyemprotkan Bio Saka sejauh 1 atau 2 Meter dan hanya
membuat partikel dari semprotan Bio Saka yang terkena tanaman.

B SARAN
Pada pembuatan Biosaka sebaiknya hanya dilakukan dengan satu
orang mulai dari awal pembuatan hingga akhir karena suhu tangan yang
berbeda pada setiap orang sehingga dapat menyebabkan pupuk biosaka
tidak jadi atau gagal.
12

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Lina. (2022). Mengenal Biosaka. Diakses Pada Tahun 2022


DAA. Pertiwi. (2022). Mengenal Biosaka Sebagai Metode Pertanian
Ramah Lingkungan. Diakses Pada Tahun 2022 Pada DPKP
DIY

Anugrah, Mohammad. (2022). Mengenal Bio Saka. Dinas Tanaman


Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah. Diakses
Tahun 2022

Anonim. (2022). Biosaka Bikin Panen Padi Makin Untung. Diakses Tahun
2022 https://jagadtani.com/read/3536/biosaka-bikin-panen-padi-
makin-untung

Yulianto. (2022). Ansar, sang Inovator Pupuk Alami dari Blitar. Diakses
Tahun 2022 https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/agri-
profil/20065-Ansar-sang-Inovator-Pupuk-Alami-dari-Blitar

Dian. (2022). Biosaka. Diakses Tahun 2022


https://distanpangan.magelangkab.go.id/home/detail/biosaka/

Mirosea, N., Hasrul, Y., Tamburaka, I., Aya, W., & Lestari, Y. (2022).
PEMBENTUKAN PROPAKTANI DI DESA LAMBUSA UNTUK
MEMPERKUAT PEMASARAN HASIL PERTANIAN. In
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT FAKULTAS BAHASA ASING UNIVERSITAS
MAHASARASWATI DENPASAR (SENADIBA) 2021 (pp. 444-
456).
13

LAMPIRAN

Alat dan Bahan Pembuatan Bio saka

Bio Saka di buat dengan cara di remas dengan campuran air

Hasil Bio saka setelah di remas sampai tercampur dengan air


14

Bio Saka yang telah dimasukkan ke dalam botol

Pembuatan Bio Saka


15

Hasil panen Tanaman Kacang Panjang yang telah diberikan oleh Biosaka

Anda mungkin juga menyukai