Anda di halaman 1dari 22

NAMA KELOMPOK NPM

ANNA H YAWAN 16131 025

YOREN SIPKA 16131 003

SIMON YENSEN 16131 008

ALEXIUS MONI

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

DAFTAR ISI

HALALMAN COVER

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

D. Metode penulisan

BAB II PEMBHASAN

A. ISI

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam biologi, ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan

timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik di sekitarnya. Ekosistem

merupakan penggabungan dari tiap-tiap unit biosistem di suatu lingkungan sehingga

aliran energi mengarah ke struktur biotik tertentu yang mengakibatkan terjadinya

siklus materi antara organisme dengan anorganisme. Organisme akan beradaptasi

dengan lingkungan fisik, tetapi dapat juga organisme yang mempengaruhi lingkungan

fisik tersebut. Dalam bahasa Inggris, ekosistem disebut ecosystem. Istilah ekosistem

pertama kali diperkenalkan oleh seorang ekologi Inggris yakni Sir Arthur George

Tansley pada tahun 1935 dalam tulisannya yang berjudul The Use and Abuse of

Vegetational Concept and Terms yang diterbitkan dalam jurnal Ecology Volume 16

Nomor 3. Meskipun sebelumnya telah ada sebuah istilah bernama biocoenosis yang

diperkenalkan oleh Karl Mobius dan istilah “mikrokosm” yang diperkenalkan oleh

S.A. Forbes pada tahu 1887 yang juga memiliki makna yang sama dengan ekosistem.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

Berikut adalah beberapa pengertian ekosistem menurut para ahli:

1. Menurut Soemarwoto (1983), ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk

oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

2. Menurut Arthur George Tansley (1935), ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di

dalamnya terdapat struktur dan fungsi.

3. Menurut Kuswata Kartawinata (2010), ekosistem adalah keseluruhan formasi

makhluk hidup beserta tempat hidupnya.

4. Menurut Angus Woodbury (1954), ekosistem adalah tatanan kesatuan secara

kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan

sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai

siklus materi dan aliran energi.

5. Menurut Pudyo Susanto (2000), ekosistem adalah suatu unit lingkungan hidup yang

di dalamnya terdapat hubungan fungsional yang sistematik antara sesama makhluk

hidup dan antara makhluk hidup dengan komponen lingkungan abiotik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Hubungan manusia dan Ekosistem?

2. Dampak Positif dan negatif dari perubahan Ekosistem?

3. Keseimbangan Ekosistem?

4. Melestarikan Ekosistem darat dan perairan ?

C. TUJUAN/MANFAAT

Adapun Tujuan dari Tugas besar ini adalah Mahasiswa dapat pahami dalam

mengelola,menjaga dan melestarikan ekosistem dan lingkungan sekitar selain itu,kita


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

dapat memahami mengenai betapa besarnya manusia berpengaruh terhadap Ekosistem

sehingga terjadinya perubahan pada Ekositem itu sendiri.

BAB II

ISI/PEMBAHASAN

1.Hubungan Manusia dan Ekosistem

Manusia sedikit demi sedikit menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya. Manusia

memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan.

Manusia bergulat dan bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

dengan memanfaatkan sumber alam yang ada di lingkungan hidupnya. Sumber alam dapat

digolongkan kedalam dua bagian, yakni:

- Sumber alam yang dapat diperbarui (renewble resources) atau disebut pula sumber-

sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua mahluk hidup,

hutan, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

- Sumber alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewble resourches) atau disebut pula

sebagai golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik adalah

tanah, air, bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.

Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan

keinginan. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan organisme

lainnya terutama pada penggunaan sumber-sumber alamnya seperti pertanian dan tanah,

hutan, air, serta bahan tambang.

Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif

maupun negatif. Berpengaruh baik bagi hidup dan kehidupan manusia karena manusia

mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.

Dengan kata lain ada hubungan interdepedensi (ketergantungan)yang saling mempengaruhi

secara timbal balik antara manusia dan kondisi lingkungan alam.

2. Dampak Positif dan Negatif dari perubahan Ekosistem

Dampak Negatif :

1. Sering terjadinya kebakaran hutan. Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai

harganya karena didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma

nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi

serta kesuburan tanah, dan sebagainya. Karena itu pemanfaatan dan perlindungannya diatur

oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah. Kebakaran merupakan salah satu bentuk

gangguan terhadap sumberdaya hutan dan akhir-akhir ini makin sering terjadi. Kebakaran

hutan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya sangat luas, bahkan melintasi

batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan pengendalian yang dilakukan selama ini

masih belum memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara

menyeluruh, terutama yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam

kawasan hutan.

2. Kebakaran hutan membawa dampak yang besar pada keanekaragaman hayati. Hutan yang

terbakar berat akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya mengalami kerusakan.

3. Merusak ketahanan ekologis karena mendorong terciptanya konsentrasi pemilikan sumber

daya hayati dengan cara menghilangkan batasan pemilikan terhadap keanekaragaman hayati.

4. Terjadinya penurunan kualitas lingkungan seperti pencemaran dan perusakan ekosistem.

5. Mengalami gabungan gangguan dampak perubahan iklim, kekeringan dan berbagai

tantangan lingkungan hidup.

6. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah tererosi, dan

tidak dapat lagi menahan banjir.


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

7. Terjadi kepunahan dalam jenis tertentu akibat kebakaran ataupun pembakaran hutan.

8. Spesies yang memiliki potensi ekonomi dan sosial mungkin hilang sebelum mereka

ditemukan.

9. Sumberdaya obat-obatan dan bahan kimia yang bermanfaat yang dikandung oleh spesies

liar mungkin hilang untuk selamanya.

10. Hutan alam mungkin memerlukan ratusan tahun untuk berkembang menjadi sistem yang

rumit yang mengandung banyak spesies yang saling tergantung satu sama lain.

Dampak Positif :

1. Nilai ekonomi

Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan

devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan.

Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati

dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk

industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada,

vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.

2. Nilai Biologis

Keanekaragaman hayati memiliki nilai biologis atau penunjang kehidupan bagi makhluk

hidup termasuk manusia. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen (O2) pada proses

fotosintesis yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk pernafasan, menghasilkan zat

organik misalnya biji, buah, umbi sebagai bahan makanan makhluk hidup lain. Hewan

dapat dijadikan makanan dan sandang oleh manusia. Jasad renik diperlukan untuk

mengubah bahan organik menjadi bahan anorganik, untuk membuat tempe, oncom,

kecap, dan lain-lain. Nilai biologis lain yang penting adalah hutan sebagai gudang

plasma nutfah (plasma benih).

3. Nilai Ekologis
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting,

misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai

lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain: a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan

fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di

atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek

rumah kaca. b. Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu

dan ke lembaban udara.

4. Nilai Sosial

Budaya Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau

pariwisata, di samping untuk mempertahankan tradisi.

5. Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan

Pangan:

- Sumber karbohidrat: padi, jagung, singkong, kentang, dan lain-lain.

- Sumber protein: kedelai, kecipir, ikan, daging, dan lain-lain.

- Sumber lemak: ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dan lain-lain.

- Sumber vitamin: jambu biji, jeruk, apel, tomat, dan lain-lain.

- Sumber mineral: sayur-sayuran.

6. Sebagai sumber pendapatan/devisa

a. Bahan baku industri kerajinan: kayu, rotan, karet

b. Bahan baku industri kosmetik: cendana, rumput laut

7. Sebagai sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan

hewan yang mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber

plasma nutfah/sumber gen.

8. Manfaat ekologi

Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.

9. Manfaat keilmuan

Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat

berguna untuk kehidupan manusia.

Gambar 1.1 Penebangan Liar


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

Gambar 1.2 Hutan disekitar Gunung CYCLOOP yang dilindungi.

CONTOH STUDY KASUS YANG DIKUTIP DARI “ PEMBALAKAN LIAR DI

GUNUNG CYCLOOP” SENTANI ,JAYAPURA PAPUA

Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah lingkungan.

JAYAPURA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Wilayah V Jayapura menjelaskan penyebab terjadinya bencana banjir bandang di wilayah

Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, akibat intensitas hujan yang sangat tinggi beberapa hari

belakangan ini. Akan tetapi, faktor lingkungan di cagar alam Cycloop yang sering diganggu

dengan penebangan pohon secara ilegal, juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.

Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMKG V Jayapura, Suroto menjelaskan, dari hasil

pemantauan Geofisika Angka sebelum terjadinya banjir curah hujan sangat lebat hingga

ketinggian air mencapai 248,5 mm per hari di wilayah cagar alam Cycloop. Hal itu

mengakibatkan terjadinya genangan air dan longsor di beberapa wilayah seperti Kota Jayapura

dan banjir di wilayah Kabupaten Jayapura. 14 Jam Pascabanjir Sentani Jayapura “Bayangkan

saja curah hujan kalau sudah 100 mm itu sudah dikatakan ekstrim. Akan tetapi saat kejadian

curah hujan mencapai 250 mm. Selain itu kita tahu kemiringan Cycloop mencapai 180 derajat.

Sehingga air dipastikan akan mengalir dengan deras,” ungkap Suroto. Disamping itu, Suroto

menyampaikan, air danau juga meluap akibat tak dapat menampung debit air yang tinggi.

“Jadi kemarin itu, air danau meluap akibat air yang ditampung sangat tinggi. Sedangkan air

yang keluar dari danau sedikit. Akibatnya danau tak dapat menampung air dan meluap,”

ujarnya. Pembalakan liar Ia menegaskan, faktor lain yang menyebabkan banjir bandang adalah

lingkungan di Cycloop, yang sering diganggu atau terjadinya pembalakan liar dan juga adanya

aktivitas di lereng Cycloop. “Banyak masyarakat tinggal di wilayah cagar alam ini. Bahkan
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

mereka juga membuka kebun dan menebangi pohon. Kerusakan cagar alam dipastikan

menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir bandang ini Artikel ini telah tayang di

Kompas.com dengan judul "Ini Penyebab Lain Banjir Bandang di Sentani Jayapura, Selain

Curah Hujan Tinggi",

Menyebabkan banjir bandang di Sentani,Jayapura,Papua.

Gambar 2.1 Banjir di daerah Sentani,Jayapura,Papua

Gambar 2.2 penebangan liar yang

mengakibatkan banjir dan memakan korban puluhan jiwa.


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

Gambar 2.3 Hutan Cycloop


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

3.Keseimbangan Ekosistem

Semua kelas organisasi kehidupan pada ekosistem saling hubungan timbal balik membentuk

kehidupan harmonis dan seimbang. Sama dengan tubuh manusia yang mempunyai sistem

penunjang untuk menjaga kestabilan, begitupun ekosistem terjadi hubungan yang hampir

sama. Kondisi inilah yang disebut dengan keseimbangan ekosistem atau keadaan

homeostasis.Sama halnya pada sistem tubuh seperti sistem pencernaan manusia atau sistem

sirkulasi manusia, di dalam sistem ekosistem juga bisa terganggu keseimbangannya. Kondisi

bumi selalu berubah setiap waktu walaupun sedikit, misalnya ialah cuaca. Cuaca hari ini bisa

saja berbeda dengan cuaca pada esok hari. Kita mungkin pernah belajar tentang musim di

Indonesia.Dua dekade terakhir, pada musim hujan dan musim kemarau yang ada di Indonesia

bisa saja diprediksi waktunya. Sementara sekarang, musim penghujan serta kemarau sulit

diprediksi awalnya.

Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem

Perubahan di ekosistem terpegaruh oleh beberapa faktor sehingga akan mengganggu kondisi

homeostasisnya. Faktor pengganggu pada keseimbangan ekosistem mencakup faktor alam

serta faktor perilaku manusia. Berikut penjelasannya:

1. Faktor Alam

Faktor alam banyak terpengaruh oleh bencana alam yang telah terjadi. Beberapa bencana

yang bisa menjadi pengaruh keseimbangan ekosistem diantaranya:

 Gunung meletus

 Tsunami

 Gempa
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

 Banjir

 Longsor

 Pergeseran lempeng tektonik

Beberapa bencana alam ini kemungkinan terjadi karena ulah dari manusia sendiri, seperti

banjir dan juga longsor.

2. Faktor Perilaku Manusia

Perilaku manusia yang tak bertanggungjawab bisa merusak keseimbangan ekosistem, baik

dalam ekosistem alami ataupun ekosistem buatan. Dengan pertumbuhan penduduk sangat

pesat, manusia menjadi semakin banyak mengeksploitasi alam secara berlebihan guna

memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Sejumlah perilaku manusia yang dapat mengganggu

keseimbangan ekosistem diantaranya:

1. Penebangan Liar. Selain berpotensi sebagai penyebab longsor serta banjir,

penebangan liar membuat habitat hewan menjadi rusak.

2. Pencemaran. Dampaknya dari pencemaran udara adalah menipisnya lapisan ozon

sebagai pelindung Bumi (pemanasan global).

3. Penggunaan pupuk anorganik & pestisida. Pemakaian pupuk anorganik dan pestisida

bisa mengikis kesuburan pada tanah sehingga tanah menjadi rusak dan membunuh

organisme ekosistem sawah.

4. Pembuangan limbah sembarangan. Semua limbah jika tak diolah dan langsung

dibuang maka menimbulkan masalah lingkungan yang berakibat bagi kesehatan

manusia.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

Melestarikan Ekosistem Darat dan perairan

A.Pelestarian Ekosistem darat

Ekosistem di darat terdiri dari berbagai macam jenis ekosistem, diantaranya ekosistem

pertanian dan hutan.

1. Pelestarian Ekosistem Pertanian

Daerah pertanian merupakan ekosistem yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Oleh

karena itu dalam melestarikan ekosistem pertanian, penting untuk mempelajari peran biologi

dalam bidang pertanian. Bukan untuk menentang penggunaan teknologi dalam bidang

pertanian namun bagaimana teknologi dipakai sesuai dengan kekayaan hayati, sosial, dan

manusia didalamnya.

Pelestarian ekosistem pertanian antara lain dengan cara:

 menerapkan teknik terasiring atau sengkedan – fungsinya untuk menahan aliran air

dan memperbesar peluang penyerapan air kedalam tanah.

 melakukan rotasi tanaman (crop rotation) – fungsinya untuk menjaga kualitas tanah

dan mencegah terkumpulnya patogen dan hama yang menyerang satu jenis tanaman.

 tidak menggunakan pestisida – penggunaan pestisida sebagai cara mencegah

hama kurang baik karena menurunkan kualitas tanah dan membuat tanah menjadi

keras.

 menggunakan pupuk kompos

 memberantas hama dengan memperbanyak predator – sistem ini merupakan

penerapan dari rantai makanan. semakin banyak predator pemakan hama maka jumlah

hama secara alami akan menurun


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

2. Pelestarian Ekosistem Hutan

Ekosistem hutan Indonesia merupakan salah satu ekosistem penting bagi dunia. Hutan hujan

di kawasan Kalimantan dianggap menjadi salah satu paru paru dunia, yang berperan dalam

mengurangi dampak pemanasan global. Oleh karena itu ekosistem hutan perlu dijaga dengan

cara:

 Melarang dan memperketat pengawasan terhadap penebangan liar dan memberikan

sanksi yang tegas bagi pelakunya

 Mengurangi pembukaan lahan untuk menjadi kawasan perumahan penduduk dan

perkebunan kelapa sawit

 Melakukan sistem tebang pilih – sistem tebang pilih adalah sistem penebangan

dengan memilih pohon terbaik atau pohon terburuk untuk ditebang, sesuai dengan

tujuan penebangan.

 Melakukan reboisasi di kawasan hutan yang mulai gundul

 Membangun kawasan hutan lindung

B Pelestarian Ekosistem Perairan

Ekosistem perairan Indonesia terdiri atas ekosistem sungai, danau, laut dan pantai.

1. Pelestarian Ekosistem Sungai

Sungai di Indonesia masih banyak digunakan sebagai sarana transportasi dan melakukan

kegiatan sehari hari seperti memancing, mandi, membuang limbah, mencuci dan sebagainya.

Kegiatan ini dapat merusak ekosistem di sungai. Cara melestarikan ekosistem sungai antara

lain:
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

 Tidak membuang limbah logam berat pada aliran sungai – bahaya logam berat bukan

hanya bagi organisme yang hidup di sungai namun juga manusia yang

memanfaatkannya.

 Tidak mengambil batuan besar di sungai – batu batu di sungai berfungsi sebagai

penjaga struktur tanah agar tidak mudah terjadi erosi.

 Menanami pohon pohon besar di sekitar sungai.

2. Pelestarian Ekosistem Danau

Danau merupakan salah satu contoh ekosistem air tawar yang tidak mengalir. Ciri ciri

ekosistem air tawar adalah tingkat salinitasnya sangat rendah. Beberapa cara untuk

melestarikan ekosistem danau diantaranya:

 tidak membuang sampah dan limpah di danau

 mengontrol pertumbuhan gulma di sekitar danau

 menertibkan pembangunan pembangunan yang ada di sekitar danau agar tidak

merusak ekosistem danau

 menanami pepohonan disekitar danau

 menjaga keadaan tanah agar tidak terjadi sedimentasi berlebihan yang menyebabkan

danau meluap

3. Pelestarian Ekosistem Laut dan Pantai

Cara melestarikan laut dan pantai diantaranya:

 Menjaga kualitas tanah dengan melakukan terasiring dan reboisasi untuk mencegah

terkumpulnya sedimentasi di pantai dan laut


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

 tidak merusak terumbu karang dengan mengambilnya dari habitat asli untuk

kepentingan pribadi

 menjaga kelestarian tanaman bakau disekitar pantai

 tidak membuang sampah atau limbah di laut dan pantai

 menjaga kelestarian terumbu karang. Cara melestarikan terumbu karang


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat eratdan saling ketergantungan,

karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain. Makhluk hidup

membutuhkan lingkungan untuk membantumemenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya

lingungan juga membutuhkan makhluk hidup dalam kelangsungan hidupnya.ekosistem

adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik.

ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.

komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup

yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. komponen abiotik adalah komponen

ekosistemyang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau

temperature, mineral dan gas.Dari segi makanan ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu

organisme Autotrof, adalah organisme yang dapat membuat makanan sendiri dengan

memanfaatkan bahan organik yang terdapat di lingkungannya organisme Heterotrof, adalah

organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan mendapatkan makanannya dari

makhluk hidup lain.berdasarkan terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu

ekosistem alami dan ekosistem buatan. Selain itu, ekosistem juga dapat berubahkarena

beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya gangguan alam,tindakan manusia,

penggunaan pestisida yang berlebihan dan sebagainya.


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

Saran

a.Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal.oleh

karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar tempat

tinggal kita

b.Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang

satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28991658/Makalah_Ekosistem_dan_Peranan_Manusia.docx,
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

Anda mungkin juga menyukai