Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

“EKOSISTEM PADI SAWAH”

DOSEN : Dr.MEISANTI,SP,M.Si.

NAMA : MUHAMMAD DIYEN ASLIM ZAID

NIM : 2019610094

KELAS : II A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi
Ekosistem padi sawah merupakan ekosistem yang mencirikan ekosistem pertanian
sederhana atau lebih tepatnya ekosistem buatan yang berupa lahan usaha bidang pertanian
tanaman yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam monokultur
yakni salah satu cara budidaya dilahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman
pada satu areal berdasarkan atas komunitas tanaman dan pemilihan vegetasinya.

1.2 Tujuan Praktikum


Berdasarkan hal diatas, praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu
mengidentifikasi apa saja ekosistem yang terdapat dalam ekosistem padi sawah serta
faktor-faktor biotik dan abiotik yang memengaruhi ekosistem padi sawah dan mengetahui
bagaimana kondisi sosial ekonomi para petani padi sawah.

1.3 Metode Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB hari kamis, 12 Maret 2020.
Adapuntempat dilaksanakannya praktikum ini adalah ruang 311 lantai 3 Fakultas
Pertanian,Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pada praktikum ini metode yang
digunakan adalah prsentasi video menggunakan infocus dan video yang dipresentasikan
adalah hasil dari observasi ke lokasi langsung dan pengambilan data sekunder.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekosistem Padi Sawah


Ekosistem adalah sistem alam yang terdiri dari komponen-komponen pengada
insani (biota) serta pengada ragawi (abiota) dengan tatanan dalam lingkungan dimana
antara sesamanya berlangsung pertukaran zat dan energi yang diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan kehidupan.
Suatu ekosistem pada dasarnya merupakan sistem ekologi tempat
berlangsungnyasistem pemrosesan energy dan perputaran materi oleh komponen-
komponen ekosistem dalam waktu tertentu. Unsur-unsur ekosistem terdiri dari unsur
abiotik dan biotik, unsur komponen abiotik adalah habitat dari tanah, air, udara, materi
organik, dan anorganik hasil dekomposisi makhluk hidup termasuk cahaya matahari dan
iklim. Ada juga komponen unsur biotik, yaitu tumbuhan, hewan, dan mikrobiota yang
tersusun dari unsur ototrof sebagai produsen (tumbuhan hijau), dan unsur heterotof sebagai
konsumen ataupun dekomposer. Unsur biotik adalah semua yang berkaitan dengan
makhluk hidup dan unsur abiotic adalah semua yang berkaitan dengan benda mati (Elfis,
2010).
Menurut Aryuliana (2007), sawah merupakan ekosistem buatan yang dibentuk
secara sengaja oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan
mendapatkan subsidi energy dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh
manusia,dan memiliki keaneka ragaman yang rendah.

B. Rantai Makanan Ekosistem Padi Sawah

Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan
dimakan dengan urutan tertentu. Dalam suatu ekosistem umumnya tidak terdiri darisatu
rantai makanan saja, akan tetapi banyak. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu
organisme saja, tetapi dapat juga dimakan oleh berbagai konsumen primer ( hewan
herbivora ). Contohnya : padi daunnya dimakan oleh ulat, ulat dimakan oleh burung pipit,
dan burung pipit dimakan oleh burung elang. Padi juga dimakan oleh tikus, lalu tikus
dimakan oleh burung elang ataupun ular. Akibatnya dalam satu ekosistem tidak hanya
terdapat satu rantai makanan saja,tetapi terdapat banyak rantai makanan. Rantai makanan
yang saling berhubungan satu sama lain itu disebut jarring-jaring makanan dan apabila
hilang satu itu akan mempengaruhi seluruh rantai makanan (Smartschool, 2012).
Jaring-jaring makan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu
sama lain sehingga membentuk seperti jarring-jaring. Rantai makanan terjadi karena
makhluk tidak memakan satu jenis makhluk hidup saja (Soemartono, 1984).

C. Komponen-Komponen Ekosistem

Lingkungan terdiri atas komponen abiotik dan biotik yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa, seperti air,
tanah, udara, kelembaban, intensitas cahaya, PH, dan bahan pencemar. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa, seperti hewan, tumbuhan, manusia,
dan mikroorganisme.

D. Interaksi Antar Tumbuhan Pada Ekosistim Padi Sawah


Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antar
komponen ekologi dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan antar
komunitas (Elfis c, 2010).

1. Interaksi Antar Organisme


Semua makhluk hidup selalu ber-gantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu ber-hubungan dengan individu lain yang se-jenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain

2. Interaksi Antar Populasi


Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Kompetisi merupakan interaksi antar
populasi, bila antar populasi terdapat ke-pentingan yang sama sehingga terjadi persaingan
untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contohnya: persaingan antara populasi rumput
dan kelapa sawit dalam memperebutkan hara. Antara populasi yang satu dengan populasi
lain selalu ter-jadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan
saling berinteraksi. Contoh ko-munitas, misalnya komunitas tepi sungai dan komunitas
sungai. Komunitas tepi sungai disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya
rumput, pohon, rotan, sapi, kerbau, manusia. Komunitas sungai terdiri dari ikan, enceng
gondok, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas tepi
sungai dan sungai terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrient dari air ketika terjadi
banjir atau air pasang maka tepi sungai akan tergenang. Interaksi antar komunitas cukup
kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
Interaksi antar komunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon
melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

4. Interaksi Antar Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik


Dalam ekosistem, interaksi antara komponen biotik dan abiotik mulai ter-jadi dari
tingkat individu hingga biosfer. Interaksi komponen biotik dengan abiotik misalnya pada
penggunaan oksigen untuk pernapasan dan penyerapan cahaya matahari dengan panjang
gelombang ter-tentu untuk fotosintesis pada tumbuhan hijau. Interaksi tersebut akan
semakin kompleks pada tingkat ekosistem dan biosfer. Interaksi antara komponen biotik
dan abiotik pada tingkat biosfer adalah interaksi yang paling kompleks. Biosfer merupakan
tempat interaksi seluruh ekosistem di bumi. Pada tingkat ekosistem, individu atau populasi
me-miliki peran yang khas dalam kaitan interaksinya dengan lingkungan biotik dan abiotik.
Kekhasan fungsi suatu individu atau populasi dalam ekosistem disebut niche.

E. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah

1. Sosial
Kondisi sosial petani padi sawah di Kelurahan Taratara Tiga tergolong cukup baik.
Dilihat dari tingkat umur, petani padi sawah di Kelurahan Taratara Tiga sudah tidak
produktif lagi sebagai petani yaitu 51-60 tahun. Pendidikan petani padi sawah di Kelurahan
Taratara Tiga rata-rata hanya tamatan SMP dan SMA akan tetapi mereka relatife sudah
cepat dalam melakukan sistem yang dianjurkan oleh penyuluh. Kondisi rumah yang
mereka tempati rata-rata sudah layak huni, terlihat dari jenis lantai, jenis dinding dan
fasilitas WC/jamban yang memadai. Sumber penerangan yang digunakan petani padi
sawah di Kelurahan Taratara Tiga juga semua sudah menggunakan listrik yang di
sambungkan langsung dengan PLN, dan rata-rata bahan bakar yang mereka gunakan yaitu
kompor gas, walaupun masih ada yang menggunakan kayu bakar. Sumber air yang mereka
gunakan rata-rata berasal dari sumur dan mata air.

2. Ekonomi
Pendapatan masih tergolong rendah, karena mayoritas masyarakat Kelurahan
Taratara Tiga berpenghasilan dari hasil bertani (padi). Tapi hasil pertanian mereka belum
mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Sehingga tak jarang petani
melibatkan keluarga dalam usaha pertanian dan mencari pekerjaan sampingan untuk
menambah pendapatan. Jumlah tanggungan dari petani padi sawah di Kelurahan Taratara
Tiga sebagian besar berjumlah 3-5 orang sehingga dapat menggambarkan besarnya beban
ekonomi keluarga petani.

3. Luas Lahan
Tanah atau lahan merupakan salah satu faktor penting dibidang usaha pertanian,
luas lahan pertanian sangat menentukan tingkat pendapatan petani, semakin luasnya lahan
yang digarap maka semakin tinggi tungkat pendapatan petani, dan begitu juga sebaliknya
semakin sempitnya luas lahan yang digarap maka semakin rendah tingkat pendapatan
petani. Ratarata luas lahan yang dimiliki petani dalam penelitian ini masih tergolong sempit
dengan luas 0,5-1 hektar, sehingga berpengaruh juga terhadap pendapatan dari petani.

4. Status Kepemilikan Lahan


Selain Luas Lahan, status kepemilikan lahan juga sangat mempengaruhi kondisi
sosial ekonomi petani. Dalam penelitian ini rata-rata petani padi di Kelurahan Taratara Tiga
memiliki lahan sendiri, tetapi masih ada juga petani padi sawah yang tidak memiliki lahan
pertanian, mereka hanya menggarap lahan milik orang lain dengan kesepakatan bagi hasil.
Status kepemilikan lahan merupakan salah satu faktor penting yang bisa dikaitkan dengan
pendapatan yang akan dimiliki oleh petani dimana petani padi sawah sebagian besar
memiliki lahan sendiri akan tetapi di berikan kepada orang lain untuk mengolah dan juga
masih ada petani yang tidak memiliki lahan sendiri, mereka hanya menggarap lahan milik
orang lain, sehingga pendapatan yang di dapat dari hasil usahatani akan dibagi dengan
pemilik lahan ataupun dengan penggarap.
BAB III
PEMBAHASAN

Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap


unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan
timbal balik yang kompleks antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik yang hidup
maupun tak hidup (tanah, air, udara,atau kimia fisik) yang secara bersama-sama
membentuk suatu sistem ekologi.
Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang
melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan
tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya.
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk
hidup. Komponen biotik dalam ekosistem padi sawah ada produsen,konsumen dan
decomposer.
1. Produsen adalah tumbuhan yang berfotosintesis menggunakan cahaya matahari ia
dapat menciptakan makanannya sendiri dan dapat menjadi makanan untuk makhluk
lain.
Contoh dari produsen: padi,jagung,dan tanaman singkong.
2. Konsumen adalah makhluk hisup yang memperoleh energi dalam materi organik
dengan cara memakan makhluk hidup lain.
Contoh dari konsumen: ulat dan walangsangit.
3. Pengurai disebut juga decomposer, dekomposer memperoleh makanannya dengan
cara menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang
telah mati.
Contoh dari decomposer : fungi
Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari
benda-benda tak hidup. Komponen abiotik dalam ekosistem padi sawah ada
air,angina,tanah dasn lain lain.
Disawah kita sering melihat lahan bertingkat, lahan bertingkat tersebut
dinamakan terasering. terasering memiliki beberapa manfaat yaitu :
1. Sebagai lahan konservasi dengan menanam pohon-pohon untuk menjaga lereng lereng
gunung serta menjaga penghijauan atau peremajaan kembali lahan pegunungan.
2. Sebagai lahan pertanian agar lahan pertanian padi maupun sayuran lebih produktif maka
dari itu dibuat terasering.
3. Mencegah terjadinya longsong sehingga lereng-lereng gunung lebih stabil.
4. Menambah resapan air karena gunung yang curam dibuat datar sehingga penyerapan air
pada tanah lebih maksimal.
Mina padi adalah suatu bentuk usaha tani gabungan yang memanfaatkan
genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya yang
memaksimalkan hasil tanah sawah.
Cara budidaya sistem mina padi kolam dalam, yaitu :
1. Ikan dimasukan saat padi sudah berumur 15-20 hari karena jika ikan dimasukan saat padi
baru ditanam itu akan mengganggu pertumbuhan padi jadi kita harus mengusahakan padi
bagus dahulu baru ikan kita masukan
2. Setelah 80-90 hari kita bisa panen ikan-ikan yang sudah siap, sebelum panen padinya
jelang 3-4 hari sebelum panen padi barulah kita panen semua ikannya dan barulah kita
panen padinya
Untuk jenis padinya bisa menggunakan padi padi lokal contohnya sembada merah / hitam
dan mentik wangi / susu. Seperti pepatah mengatakan "tanam padi jalannnya mundur, dengan
bina padi semoga kita makmur".
BAB IV
KESIMPULAN
Dari tinjauan pustaka dan pembahsan diatas kita dapat menyumpulkan bahwa tujuan dari
praktikum ini sudah terjawab, yaitu :
1. Komponen ekosistem yang terdapat pada lingkungan padi sawah itu ada banyak,
contohnya adalah ekosistem padi, jagung, cabai, belalang, ulat, ular, dan lain-lainnya.
2. Adapun komponen abiotik dan komponen biotik, komponen abiotik adalah komponen
yang berkaitan dengan benda mati contohnya: air,angina,dan tanah. Dan komponen biotik
adalah komponen-komponen yang berkaitan dengan makhluk hidup cotohnya
produsen,konsumen,dan decomposer.
3. Dan yang terakhir adalah kondisi social ekonomi petani padi sawah, kondisi petani padi
sawah masih berbanding 50% 50% banyak yang makmur tapi banyak juga yang tidak
makmur karena tergantung dari beberapa faktor pada petani itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, D. 2007. Biologi SMA dan SMK Kelas X. Jakarta : Erlangga
Elfis. 2010. Ekologi Ekosistem. Jakarta
Elfis. 2010. Ekologi Komunitas. Jakarta
Ria Wulandari.2016.Metode kunjungan lapangan untuk menanamkan kepedulian terhadap
lingkungan hidup.Jurnal pedagogia ISSN 2089-3833 Volume. 5, No.1.
Smartschool. 2012. Ekosistem Sawah.Jakarta
Soemartono. 1984. Bercocok Tanam Padi. Jakarta : CV Yasaguna
Soerjani, Mohamad, Arief Yuwono dan Dedi Fardiaz.2007.Lingkungan Hidup(The Living
Environment).Edisi Kedua.Jakarta:Yayasan Institut Pendidikan dan Pengembangan
Lingkungan(IPPL) Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai