Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN

“ EKOSISTEM PADI SAWAH “

NAMA DOSEN : Dr. Meisanti, Sp, Mp.

MUHAMAD LEFRY HAEKAL


2019610062
2A
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekosistem adalah suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Ekosistem juga bias dikatakan suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Ekosistem terbagi menjadi tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem air, ekosistem
darat, dan ekosistem buatan. Salah satu ekosistem buatan, yaitu adalah sawah (Elfis, 2010).
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh
pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan
sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Maka dari itu sawah harus mampu menyangga
genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam
pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistim irigasi dan mata air, sungai ataupun
air hujan.
Sawah air hujan dikenal sebagai sawah tadah hujan dan yang lainnya adalah sawah
irigasi. Padi yang ditanam dilahan sawah disebut padi lahan basah (Elfis, 2010).

B. Tujuan Praktikum
Berdasarkan hal diatas, praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengidentifikasi
komponen ekosistem yang terdapat di lingkungan padi sawah, faktor-faktor biotik dan abiotik
yang mempengaruhi ekosistem padi sawah, dan kondisi ekonomi para petani padi sawah.

C. Metode Praktikum
Pada praktikum kali ini metode yang digunakan adalah presentasi video menggunakan
laptop dan infocus, lalu video yang ditampilkan adalah hasil dari pengamatan atau observasi
kelokasi langsung dan pengambilan data-data sekunder.
Hari / Tanggal : Kamis, 12 Maret 2020
Waktu : 14:00 – s/d
Tempat / Lokasi : Fakultas Pertanian Lantai 3 Ruang Kelas 311

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekosistem Padi Sawah


Suatu ekosistem pada dasarnya merupakan sistem ekologi tempat berlangsungnyasistem
pemrosesan energy dan perputaran materi oleh komponen-komponen ekosistem dalam waktu
tertentu. Unsur-unsur ekosistem terdiri dari unsur abiotik dan biotik, unsur komponen abiotik
adalah habitat dari tanah, air, udara, materi organik, dan anorganik hasil dekomposisi makhluk
hidup termasuk cahaya matahari dan iklim. Ada juga komponen unsur biotik, yaitu tumbuhan,
hewan, dan mikrobiota yang tersusun dari unsur ototrof sebagai produsen (tumbuhan hijau),
dan unsur heterotof sebagai konsumen ataupun dekomposer. Unsur biotik adalah semua yang
berkaitan dengan makhluk hidup dan unsur abiotic adalah semua yang berkaitan dengan
benda mati (Elfis, 2010).
Menurut Aryuliana (2007), sawah merupakan ekosistem buatan yang dibentuk secara
sengaja oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi
energy dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia,dan memiliki
keaneka ragaman yang rendah.
Senada dengan itu Watanabe dalam bidang Litbang Deptan menyatakan bahwa sawah
adalah ekosistem buatan yang dimana kering dan basahnya tergantung pada ketersediaan air.
Karakteristik ekosistem sawah ditentukan oleh penggenangan, tanaman padi, dan
budidayanya.

B. Rantai Makanan Ekosistem Padi Sawah


Jaring-jaring makan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sehingga membentuk seperti jarring-jaring. Rantai makanan terjadi karena makhluk tidak
memakan satu jenis makhluk hidup saja (Soemartono, 1984).
Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan
dimakan dengan urutan tertentu. Dalam suatu ekosistem umumnya tidak terdiri darisatu rantai
makanan saja, akan tetapi banyak. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu organisme
saja, tetapi dapat juga dimakan oleh berbagai konsumen primer ( hewan herbivora ).

2
Contohnya : padi daunnya dimakan oleh ulat, ulat dimakan oleh burung pipit, dan burung
pipit dimakan oleh burung elang. Padi juga dimakan oleh tikus, lalu tikus dimakan oleh
burung elang ataupun ular. Akibatnya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai
makanan saja,tetapi terdapat banyak rantai makanan. Rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain itu disebut jarring-jaring makanan dan apabila hilang satu itu
akan mempengaruhi seluruh rantai makanan (Smartschool, 2012).

C. Komponen-Komponen Ekosistem Padi Sawah


Komponen Abiotik Ekosistem Padi Sawah
Menurut Elfis (2010), unsure-unsur ekosistem terdiri dari unsure komponen Abiotik yang
terdiri dari habitat seperti tanah, air, udara, materi organic, dan an-organik hasil dekomposisi
mahluk hidup termasuk cahaya matahari dan iklim. Adapun komponen abiotik ekosistem padi
sawah, yaitu :
1. Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan
pembusukan bahan organik, tanah memiliki sifat, tekstur, dan gangguan mineral tertentu.
Tanah yang subur sangat diperlukan oleh organism untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan
unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan (Aryuliana, 2007).
2. Air
Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup memerlukan
kehadiran air ini. Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi
kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan (Elfis, 2010 ).
Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas.
Dialam, air dapat berbentuk padat, misalnya es dan Kristal es (salju), serta berbentuk gas
berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat diperlukan oleh mahluk hidup karena
sebagian besar tubuhnya mengandung air (Aryulina, 2007).

3
3. Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%),
karbon dioksida (0,03%), dan gas-gas lain. Nitrogen diperlukan mahluk hidup untuk
membentuk protein. Oksigen digunakan makhluk untuk bernafas. Karbon dioksida
diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis (Aryulina, 2007).
4. Cahaya Matahari
Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global Karena matahari menentukan
suhu lingkungan. Cahaya matahari juga merupakan unsure vital yang dibutuhkan oleh
tunbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Sinar matahari juga mempengaruhi
ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga
merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintesis (Pratiwi, 2007).
5. Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang, minimal permusim atau per periode
atau per tahun, dan seterusnya, sedangkan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu
berjangka pendek, misalnya harian, mingguan, bulanan dan maksimal semusim atau
seperiode (Hanafi, 2007).
Komponen Biotik Ekosistem Padi Sawah
Menurut Elfis (2010), komponen biotik ialah faktor yang meliputi semua mahluk hidup
dibumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, dan mikroorganisme berperan
sebagai decomposer. Berdasarkan fungsinya komponen Biotik dibedakan atas:
1. Produsen
Produsen, merupakan organisme yang mampu membentuk makananya sendiri dari zat-
zat organik melalui proses fotosintesa dan klorofil. Or-ganisme ini disebut autotrof karena
mampu membentuk makanannya sen-diri juga menyediakan kebutuhan makhluk hidup
lainnya (tumbuhan).

4
2. Konsumen
Konsumen, adalah sekelompok makhluk hidup yang memakan pro-dusen dan hewan
lainnya. Kelompok ini tidak mampu membuat makanan-nya sendiri dari bahan anorganik.
Karena itu, ia sangat ter-gantung pada organisme produsen. Organisme kon-sumen disebut
heterotrof. Pada konsumen juga ter-dapat tingkatan lagi. Hewan yang me-makan
organisme produsen disebut konsumen primer. Jenisnya terdiri dari herbivora dalam
struktur trofik menduduki tingkat trofik kedua. Konsumen yang memakan herbivora
disebut konsumen skunder dan terdiri dari hewan-hewan karnivora atau om-nivora.
3. Dekomposer / Pengurai
Pengurai, merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya
yang telah mati menjadi zat-zat anorganik. Zat ini tersimpan dalam tanah dan
dimanfaatkan tumbuhan se-bagai bahan makanannya. Organisme pengurai adalah bakteri
dan jamur.

D. Interaksi Antar Tumbuhan Pada Ekosistim Padi Sawah


Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antar komponen
ekologi dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan antar komunitas (Elfis
c, 2010).
1. Interaksi Antar Organisme
Semua makhluk hidup selalu ber-gantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu ber-hubungan dengan individu lain yang se-jenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain
2. Interaksi Antar Populasi
Menurut Elfis (2010c), antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Kompetisi merupakan
interaksi antar populasi, bila antar populasi terdapat ke-pentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contohnya: persaingan antara
populasi rumput dan kelapa sawit dalam memperebutkan hara. Antara populasi yang satu

5
dengan populasi lain selalu ter-jadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam
komunitasnya.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan
saling berinteraksi. Contoh ko-munitas, misalnya komunitas tepi sungai dan komunitas
sungai. Komunitas tepi sungai disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya
rumput, pohon, rotan, sapi, kerbau, manusia. Komunitas sungai terdiri dari ikan, enceng
gondok, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas tepi
sungai dan sungai terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrient dari air ketika terjadi
banjir atau air pasang maka tepi sungai akan tergenang. Interaksi antar komunitas cukup
kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
Interaksi antar komunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon
melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4. Interaksi Antar Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik
Dalam ekosistem, interaksi antara komponen biotik dan abiotik mulai ter-jadi dari
tingkat individu hingga biosfer. Interaksi komponen biotik dengan abiotik misalnya pada
penggunaan oksigen untuk pernapasan dan penyerapan cahaya matahari dengan panjang
gelombang ter-tentu untuk fotosintesis pada tumbuhan hijau. Interaksi tersebut akan
semakin kompleks pada tingkat ekosistem dan biosfer. Interaksi antara komponen biotik
dan abiotik pada tingkat biosfer adalah interaksi yang paling kompleks. Biosfer
merupakan tempat interaksi seluruh ekosistem di bumi. Pada tingkat ekosistem, individu
atau populasi me-miliki peran yang khas dalam kaitan interaksinya dengan lingkungan
biotik dan abiotik. Kekhasan fungsi suatu individu atau populasi dalam ekosistem disebut
niche.

6
E. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah
1. Sosial
Kondisi sosial petani padi sawah di Kelurahan Taratara Tiga tergolong cukup baik.
Dilihat dari tingkat umur, petani padi sawah di Kelurahan Taratara Tiga sudah tidak
produktif lagi sebagai petani yaitu 51-60 tahun. Pendidikan petani padi sawah di
Kelurahan Taratara Tiga rata-rata hanya tamatan SMP dan SMA akan tetapi mereka
relatife sudah cepat dalam melakukan sistem yang dianjurkan oleh penyuluh. Kondisi
rumah yang mereka tempati rata-rata sudah layak huni, terlihat dari jenis lantai, jenis
dinding dan fasilitas WC/jamban yang memadai. Sumber penerangan yang digunakan
petani padi sawah di Kelurahan Taratara Tiga juga semua sudah menggunakan listrik yang
di sambungkan langsung dengan PLN, dan rata-rata bahan bakar yang mereka gunakan
yaitu kompor gas, walaupun masih ada yang menggunakan kayu bakar. Sumber air yang
mereka gunakan rata-rata berasal dari sumur dan mata air.
2. Ekonomi
Pendapatan masih tergolong rendah, karena mayoritas masyarakat Kelurahan Taratara
Tiga berpenghasilan dari hasil bertani (padi). Tapi hasil pertanian mereka belum mampu
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Sehingga tak jarang petani melibatkan
keluarga dalam usaha pertanian dan mencari pekerjaan sampingan untuk menambah
pendapatan. Jumlah tanggungan dari petani padi sawah di Kelurahan Taratara Tiga
sebagian besar berjumlah 3-5 orang sehingga dapat menggambarkan besarnya beban
ekonomi keluarga petani.
3. Luas Lahan
Tanah atau lahan merupakan salah satu faktor penting dibidang usaha pertanian, luas
lahan pertanian sangat menentukan tingkat pendapatan petani, semakin luasnya lahan yang
digarap maka semakin tinggi tungkat pendapatan petani, dan begitu juga sebaliknya
semakin sempitnya luas lahan yang digarap maka semakin rendah tingkat pendapatan
petani. Ratarata luas lahan yang dimiliki petani dalam penelitian ini masih tergolong
sempit dengan luas 0,5-1 hektar, sehingga berpengaruh juga terhadap pendapatan dari
petani.

7
4. Status Kepemilikan Lahan
Selain Luas Lahan, status kepemilikan lahan juga sangat mempengaruhi kondisi sosial
ekonomi petani. Dalam penelitian ini rata-rata petani padi di Kelurahan Taratara Tiga
memiliki lahan sendiri, tetapi masih ada juga petani padi sawah yang tidak memiliki lahan
pertanian, mereka hanya menggarap lahan milik orang lain dengan kesepakatan bagi hasil.
Status kepemilikan lahan merupakan salah satu faktor penting yang bisa dikaitkan dengan
pendapatan yang akan dimiliki oleh petani dimana petani padi sawah sebagian besar
memiliki lahan sendiri akan tetapi di berikan kepada orang lain untuk mengolah dan juga
masih ada petani yang tidak memiliki lahan sendiri, mereka hanya menggarap lahan milik
orang lain, sehingga pendapatan yang di dapat dari hasil usahatani akan dibagi dengan
pemilik lahan ataupun dengan penggarap.

8
BAB III
PEMBAHASAN

 Sawah merupakan ekosistem darat buatan manusia, di sawah dapat ditemukan banyak
komponen-komponen ekosistem seperti belalang, capung, ular, padi, jagung, cabai, dan
hewan serta tumbuhan lainnya dapat ditemukan di ekosistem sawah.
 Hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makluk hidup dan lingkungan disebut
ekosistem, dalam ekosistem terdapat komponen-komponen yang menyusunnya, komponen-
komponen itu terbagi menjadi komponen ekosistem biotik dan komponen ekosistem abiotic
 Komponen biotik adalah komponen makhluk hidup yaitu produsen, konsumen, dekomposer,
detrivor.
 Produsen adalah tumbuhan yang berfotosintesis menggunakan cahaya matahari ia dapat
menciptakan makanannya sendiri dan dapat menjadi makanan untuk makhluk lain.
 Konsumen adalah makhluk hisup yang memperoleh energi dalam materi organik dengan
cara memakan makhluk hidup lain.
 Pengurai disebut juga decomposer, dekomposer memperoleh makanannya dengan cara
menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang telah
mati.
 Detritivor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau detritus,
detritus sendiri adalah serpihan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan
 Komponen abiotik adalah komponen bagian dari ekosistem yang terdiri dari benda tidak
hidup contohnya air, angina, dan lain-lain.
 Disawah kita sering melihat lahan bertingkat, lahan bertingkat tersebut dinamakan terasering.
terasering memiliki beberapa manfaat yaitu :
 Sebagai lahan konservasi dengan menanam pohon-pohon untuk menjaga lereng lereng
gunung serta menjaga penghijauan atau peremajaan kembali lahan pegunungan.
 Sebagai lahan pertanian agar lahan pertanian padi maupun sayuran lebih produktif maka
dari itu dibuat terasering.
 Mencegah terjadinya longsong sehingga lereng-lereng gunung lebih stabil.
 Menambah resapan air karena gunung yang curam dibuat datar sehingga penyerapan air
pada tanah lebih maksimal.

9
 Sistim bina padi kolam dalam ini memang sedang trend dan sangat berguna untuk menambah
penghasilan karena jika yang biasanya dalam 1000 m cuma mendapatkan hasil 2 juta rupiah
tapi jika dengan sistem padi kolam dalam bisa menghasilkan berkali kali dari itu, maka dari
itu jika sistem bina padi kolam dalam ini terus dikembangkang pasti akan mendapatkan hasil
yang maksimal dan menambah pendapatan berlipat dari pada sistem bina padi biasa
 Cara budidaya sistem bina padi kolam dalam, yaitu :
 Ikan dimasukan saat padi sudah berumur 15-20 hari karena jika ikan dimasukan saat padi
baru ditanam itu akan mengganggu pertumbuhan padi jadi kita harus mengusahakan padi
bagus dahulu baru ikan kita masukan
 Setelah 80-90 hari kita bisa panen ikan-ikan yang sudah siap, sebelum panen padinya
jelang 3-4 hari sebelum panen padi barulah kita panen semua ikannya dan barulah kita
panen padinya
Untuk jenis padinya bisa menggunakan padi padi lokal contohnya sembada merah / hitam
dan mentik wangi / susu. Seperti pepatah mengatakan "tanam padi jalannnya mundur, dengan
bina padi semoga kita makmur".

10
BAB IV
KESIMPULAN

Dari tinjauan pustaka dan pembahsan diatas kita dapat menyumpulkan bahwa tujuan dari
praktikum ini sudah terjawab, yaitu :
 Komponen ekosistem yang terdapat pada lingkungan padi sawah itu ada banyak, contohnya
adalah ekosistem padi, jagung, cabai, belalang, ulat, ular, dan lain-lainnya.
 Adapun komponen abiotik dan komponen biotik, komponen abiotik adalah komponen yang
berkaitan dengan benda mati dan komponen biotik adalah komponen-komponen yang
berkaitan dengan makhluk hidup.
 Dan yang terakhir adalah kondisi social ekonomi petani padi sawah, kondisi petani padi
sawah masih fifty-fifty yaitu berbanding 50% 50% banyak yang makmur tapi banyak juga
yang tidak makmur karena tergantung dari beberapa faktor pada petani itu sendiri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Elfis. 2007. Hubungan Air Dengan Tumbuhan. Jakarta

Elfis. 2010. Air Dalam Kajian Ekologi. Jakarta

Elfis. 2010. Ekologi Komunitas. Jakarta

Elfis. 2010. Ekologi Ekosistem. Jakarta

Aryulina, D. 2007. Biologi SMA dan SMK Kelas X. Jakarta : Erlangga

Watanabe, Nobuto. 2006. Apa Itu Ekosistem Buatan. Jakarta

Soemartono. 1984. Bercocok Tanam Padi. Jakarta : CV Yasaguna

Smartschool. 2012. Ekosistem Sawah.Jakarta

Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Pratiwi. 2007. Komponen-Komponen Abiotik Dan Biotik Pada Ekosistem. Jakarta

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bineka Cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai