Anda di halaman 1dari 26

REKAYASA LINGKUNGAN

MATERI

• Konsep lingkungan hidup dan rekayasa lingkungan


• Upaya pelestarian lingkungan hidup
Konsep lingkungan hidup
dan rekayasa lingkungan
Konsep lingkungan hidup dan rekayasa
lingkungan
Secara umum, lingkungan hidup dapat
diberi batasan sebagai: Suatu batasan
ruangan yang berisi komponen hidup
(biotic) dan komponen tidak hidup
(abiotik) dengan segala masalah yang
timbul karena adanya hubungan timbal
balik (interaksi) antara komponen-
komponen tersebut.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)


Unsur hayati (biotik), yait unsur lingkungan hidup yang
terdirt dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika berada di
lingkungan perkebunan, maka lingkungan hayatinya
didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam
lingkungan sebuah instansi atau lembaga, maka lingkungan
hayati yang dominan adalah sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya
yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai,
gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial.Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan
berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan
ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi
kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang
terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi
asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung
secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan
tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya
berbagai penyakit, dan lain-lain.
Tumbuhan dan binatang mempunyai
hubungan timbal balik, schingga dapat saling
memanfaatkan kemampuan yang lain untuk
mempertahankan/mengembangkan
hidupnya. Contohnya akar kacang-kacangan
memberi hidup pada bakteri, sementara
bakteri membentuk nitrat yang diperlukan
untuk pertumbuhan kacang-kacangan
tersebut.Kualitas lingkungan dapat dikatakan
baik bila terdapat potensi berkembangnya
kualitas hidup yang tinggi bagi manusia.
Manusia membuat tiga (3) kriteria untuk menilai kualitas hidup;

1) Derajat dipenuhinva kebutuhan hidup sebagai makhluk hayati.


Kebutuhan hayati adalah kebutuhan yang mutlak harus ada untuk
menjaga kelangsungan hidup hayatinya.Kebutuhan mutlak ini terdiri
atas: udara, air, pangan dan kesempatan untuk mendapatkan
keturunan dan perlindungan terhadap serangan penyakit dan sesama
manusia.
2) Derajat dipenuhinya kebutuhan hidup manusiawi.

Tanpa kebutuhan manusiawi ini mungkin manusia masih dapat hidup,


akan tetapi hidupnya tidak manusiawi. Meskipun terkait dengan
kebutuhan jenis pertama, kebutuhan ini bersifat relative. Dengan iklim
Indonesia yang bertipe tropis, yaitu tidak pernah ektsrem panas,
dingin atau kering, sebenarya tapa pakaian atau rumah misalnya
manusia tidak akan mati. Tetapi hidup tanpa pakaian dan rumah
adalah hidup yang tidak manusiawi.
3) Derajat kebebasan memilih

kebebasan memilih dalam masyarakat yang tertib dibatasi oleh


hukum yang tertulis maupun tidak tertulis. Contohnya adalah
kebebasan untuk memilih agama dan pendidikan. Dalam lingkungan
hidup yang bebas derajat pemilihannya yang dapat dibuat untuk
rumah, makan dan pakaian maka makin tinggi pula kualitas hidup
orang.
Dengan mengkaitkan kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup
manusia dengan ketiga kriteria tersebut, kualitas lingkungan hidup
dapat diberi ukuran. Makin mampu memenuhi ketiga derajat
kemampuan tersebut maka makin tinggi kualitas lingkungan.Rekayasa
lingkungan atau (Environmental Engineering) telah didefinisikan
sebagai cabang bidang ilmu rekayasa (Engineering) yang
memperhatikan atau memfokuskan pada masalah perlindungan
lingkungan dari kemungkinan terjadinya kerusakan akibat aktivitas
manusia, serta perlindungan pada populasi manusia dari kemungkinan
terjadinya efek negatif membahaya kan atau merugikan kesehatan
manusia akibat pengaruh faktor lingkungan.
Dengan demikian rekayasa lingkungan akan selalu
melibatkan diri dalam perbaikan-perbaikan kualitas
lingkungan untuk tujuan keschatan manusia dan makhluk
hidup pada umumnya secara keseluruhan.Sebagaimana
yang dimaksudkan dalam definisi diatas, manusia
dipastikan akan berinteraksi dengan lingkungannya, yang
dalam hal ini, suatu ketika aktivitas manusia menimbulkan
dampak negatif pada lingkungan dan suatu ketika yang lain
manusia menerima atau mendapatkan dampak negatif
akibat terjadinya pencemaran lingkungan.Pemahaman
tentang sifat-sifat dan karakteristik lingkungan dan intraksi
manusia dengan lingkungan tersebut dengan demikian
sangat diperlukan guna mengetahui lingkup kerja
lingkungan atau Environmental Engineering.
Upaya pelestarian lingkungan
hidup dalam pembangunan
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tapa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti
dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut
sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.Pembangunan berwawasan
lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap
dengan memperhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep
pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de
Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk
menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwaw asan Lingkungan adalah
sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.

ada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan


tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No.
25 Tahun 2000, tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mempunyai
tujuan di antaranya:
a) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
1.2.1. Upaya Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki
tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan
terbentuknyapelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara
lain:
a) Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentangTata
Guna Tanah.
b) Menerbitkan VU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan
PokokPengelolaan Lingkungan Hidup.
c) Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL
(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d) Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,
dengan tujuan pokoknya: 1) Menanggulangi kasus pencemaran. 2) Mengawasi
bahan berbahaya dan beracun (B3). 3) Melakukan penilaian analisis mengenai
dampak lingkungan (AMDAL).
e) Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon
1.2.2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh
Masyarakat Bersama PemerintahSebagai warga negara
yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa
upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)Terjadinya bencana
tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan
masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran
air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta
terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan
karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya
sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus
berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang
tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan
kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap
tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang
posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, schingga
mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme


bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara
terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.Udara yang
kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan
kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi
kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat
untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar,
dan sehat.
c. Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga


kini tapa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan
kawasan hutan menjadi rusak.Pembalakan liar yang dilakukan manusia
merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan.
Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi,
sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan
produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah,
dan menyimpan cadangan air.
d. Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial.
Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah
manusia. Pengambilan pair pantal. karang di laut, pengrusakan hutan
bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kolestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam
kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sokitar
pantal yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
e. Pelestarian flora dan fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia,


hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata
rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam
kehidupan.
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa pembangunan adalah
aktivitasmanusia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Lingkungan hidupmerupakan pendukung kualitas hidup manusia, maka jika
menghendaki kualitashidupnya baik maka lingkungan hidup harus mampu
mendukung peningkatan kualitashidup manusia tersebut, atau dengan kata
lain kualitas lingkungan hidup juga harus baik.Untuk lebih jelasnya diberikan
contoh sebagai berikut: misal di sebuah daerahperaliran sungai (DPS/DAS)
kritis, yang telah mengalami degradasi lingkungan,vegetasi yang jarang, debit
air yang kurang serta tingkat erosi yang tinggi, namunterdapat permukiman
yang kebutuhan hidupnya sangat bergantung pada kondisi daerahsepanjang
sungai tersebut, hal ini dapat dikatakan bahwa kualitas hidup penduduk
diDPS/DAS tersebut sangat rendah.
Untuk dapat meningkatkan kualitas hidup penduduk tersebut, maka
perlu adanyakegiatan yang dapat mengembalikan fungsi DPS/DAS
tersebut seperti sediakala dengancara melakukan konservasi, yaitu 1)
melakukan recovery lahan dengan cara menanamkembali vegetasi di
wilayah DPS/DAS tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan
fungsi tanah dan meminimalkan terjadinya erosi. 2) mengatur kembali
pemanfaatanlahan disekitar DPS/DA.S tersebut dan menerapkan
teknologi tepat guna (irigasi) dalammengembalikan Debit air sungai.
Selain itu juga membangun IPAL (instalasipengolahan air limbah)
rumah tangga atau industry sehingga meminimalkanpencemaran air.

Anda mungkin juga menyukai