1. Pengertian Kesehatan
a. Menurut WHO
“Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu
keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”
b. Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan
“Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”
2. Pengertian Lingkungan
a. Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)
“Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
organisme.”
b. Menurut Encyclopaedia Americana (1974)
“ Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.”
c. Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)
“Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta
segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut
mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”
Jika disimak berbagai pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa lingkungan memiliki
cakupan yang sangat luas. Lebih jelas L.L. Bernard memberikan pembagian
lingkungan ke dalam 3 (tiga) bagian besar, yakni :
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang
berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an,
reaktor/tempat yang bersifat khusus.
1. Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Karena itu kriteria
terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi suatu masyarakat tertentu menjadi suatu acuan
dalam menentukan apakah masyarakat di suatu lokasi atau desa sudah cukup sejahtera
atau belum. Di lain hal Seluruh tubuh kita terdiri atas air, karena itu setiap waktu kita
membutuhkan air untuk menjaga kesehatan kita, ini berarti tanpa air bersih yang
cukup dalam tubuh kita maka risiko untuk sakit menjadi lebih besar.
Dalam menentukan bersih atau tidaknya kualitas air pada suatu daerah ada beberapa
syarat yang wajib dipenuhi. Yaitu :
Contoh dari beberapa kasus kekurangan air bersih di Indonesia adalah yang
terjadi pada Kecamatan Ende dan Kecamatan Maurole, Nusa Tenggara Timur.
Terdapat 25 desa yang kesulitan air bersih pada wilayah ini. Setelah ditelusuri dan
dikaji oleh penelit ternyata penyebab terjadinya kelangkaan air bersih pada desa-desa
ini sangat beragam. Mulai dari lokasi pemukiman penduduk yang tepat berada di atas
lokasi mata air sehingga membutuhkan mesin/energy yang mampu mengangkat air
tersebut ke permukaan dengan biaya yang relative mahal, banyaknya pembabatan
hutan untuk dibangun perkebunan dan pemukiman, hingga belum adanya bantuan
pemerintah berupa mesin penyaring kotoran sehingga warga masih menggunakan alat
sederhana untuk memfilter air yang mereka miliki sehingga hal ini makin
memperparah kelangkaan terhadap air bersih.
Penyebab :
1) Pertanian. Penghambaran air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada
lahan yang diari dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat
berakibat terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan
hilangnya produktifitas air dan tanah.
Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana
rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena
langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat
diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak
tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi penggunanya
sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan merupakan ancaman bagi
lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses pengolahan.
2. Kesehatan Pemukiman
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan lindung,
baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan (UU RI No. 4/1992). Daya dukung dan daya tampung
lahan kota tidak mampu mengatasi urbanisasi karena pada hakikatnya luas lahan tidak
bertambah, namun para urban memaksa untuk bertahan hidup meskipun terpaksa
menempati pemukiman yang tidak sesuai peruntukkannya seperti bantaran sungai ,
kolong jembatan, bawah aliran listrik tegangan tinggi (sutet) dan tempat-tempat
lainnya yang tidak bertuan. Kondisi ini membawa konsekuensi yang tidak sehat bagi
lingkungan perkotaan.
Contoh dari beberapa tempat yang rendah kualitas kesehatan pemukiman terjadi
pada Ibukota Jakarta. Jakarta sebagai kota metropolitan tetap memiliki wilayah kumuh
dimana banyak warga yang mendirikan bangunan di sekitar daerah bantaran
sungai/kali (kali Pesing contohnya). Umumnya mereka adalah para pendatang yang
tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli lahan/rumah yang layak untuk
ditinggali sehingga memilih bantaran sungai untuk dijadikan tempat tinggal karena
aksesnya yang dekat dengan keberadaan sumber air. Hal ini tentu sangat mencemari
kualitas air dari sungai/kali itu sendiri karena warga melakukan banyak kegiatan
seperti (MCK ataupun membuang sampah secara langsung ke kali tersebut).
Akibatnya pada musim hujan daerah tersebut sering dilanda banjir yang ketinggiannya
cukup tinggi sebab kali/sungai tidak mampu menambung debit air yang banyak dan
diperparah dengan sampah yang menumpuk di sepanjang sungai/kali.
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2) Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
Penyebab :
a) Berdarkan sumbernya
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Sampah nuklir
Sampah industry
Sampah pertambangan
b) Berdasarkan bentuknya
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine, dan sampah
cair. Dapat berupa sampah rumah tangga : sampah dapur, sampah kebun, plastic,
metal, gelas, dan lain-lain
Sampah Cair
Bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan limbah hitam
adalah sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung pathogen
yang berbahaya
Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah
Sampah Manusia
Sampah manusia (Inggris : human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses danurin.
Permasalahan sampah sudah bukan menjadi hal baru bagi bangsa Indonesia.
Sebagai Negara dengan populasi penduduk yang sangat besar menyebabkan
permasalahan sampah menjadi permasalahan yang sangat serius untuk ditangani.
Bahkan untuk tahun 2018, Indonesia menjadi Negara kedua terbesar penyumbang
sampah plastic ke lautan di dunia. Hal ini tentu sudah bukan menjadikan sampah
menjadi sesuatu yang sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia sendiri tetapi juga
untuk dunia. Ketegasan pemerintah dan kesadaran masyarakat sangat diperlukan
pemerintah agar masalah ini dapat terselesaikan. Selain itu, seluruh pihak juga harus
memikirkan cara-cara yang efektif untuk mengolah kembali sampah agar menjadi
sesuatu yang lebih berguna dan memiliki nilai ekonomis. Hal ini juga akan membantu
target pemerintah agar mampu mengurangi penghasilan sampah pada tahun 2019 yang
ditargetkan 66-67 juta ton.
Contoh permasalahan sampah terjadi pada daerah Bali. Provinsi yang terkenal
memiliki keindahan alamnya saat ini sedang berjuang agar bisa terbebas dari sampah.
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat baik di perkotaan maupun pedesaan serta
berubahnya fungsi desa di pinggiran menjadi daerah urban menjadi beberapa faktor
yang menyebabkan banyaknya sampah yang dihasilkan. Selain itu, kesadaran turis
dengan membuang sampah di sepanjang bibir pantai dan laut dapat merusak
keindahan alam dari Bali itu sendiri. Edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk
mendaur ulang sampah saat ini sedang diusahakan pemerintah Bali agar masalah
sampah dapat diselesaikan.
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-
faktor atau unsur berikutL
b. Penyimpanan sampah\
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Penyebab :
Sampah yang ada di permukaan bumi ini di dapat berasal dari beberapa sumber
berikur.
1. Permukiman penduduk
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang
dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah
kering, abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah
berbahaya.
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan
dan umum, jalan umum, tempat parker, tempat layanan kesehatan, kompleks militer,
gedung pertemuan, pantai tempat tersebut biasanya mengahasilkan sampah khusus dan
sampah kering.
Dalam pengertian ini termasuk industry makanan dan minuman, industry kayu,
industry kimia, industry logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan
kegiatan industry lainnya, baik yang sifatnya distributive atau memproses bahan
mentah saja.
5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun
binatang, lading, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan
yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun pembasmi serangga
tanaman.
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk
Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah
Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang
rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang
dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan
3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah
penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida
untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Contoh dari kasus serangga yang menganggu kesehatan lingkungan adalah kasus DBD
yang baru-baru ini terjadi di Indonesia pada awal tahun 2019 di Daerah Jawa Timur.
Pada provinsi Jawa Timur, kematian akibat DBD telah mencapai 46 jiwa (hingga 29
Januari 2019) sehingga pemerintah Jawa Timur menetapkan status KLB DBD.
Peningkatan kasus DBD ini diduga berkaitan erat dengan berkurangnya kesadaran
warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mulai pudarnya gerakan 3M yang
dapat menjadi solusi ampuh mengatasi permasalahan DBD.
Penyebab :
2) Kurangnya edukasi yang diberikan serta pengawasan yang rendah dari pemerintah
untuk memonitor keadaan lingkungan di sekitar masyarakat.
3) Pengaruh cuaca yang berubah-ubah dan didukung dengan lingkungan yang tidak
sehat menyebabkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan sangat
cepat
5) Khusus kasus rabies, masih banyaknya hewan yang belum di vaksin dan dibiarkan
bebas berkeliaran menyebabkan penyakit ini menular dengan sangat cepat
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
segala bahaya yang dapat menggangu atau memasak makanan, mulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,
sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan
kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin
keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah
penjualan makanan yang akan merugikan pembeli.
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Contoh dari kasus makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan
lingkungan dan manusia adalah yang terjadi pada Kota Samarinda, dimana pada tahun
2011 terjadi 268 kasus keracunan akibat makanan dengan 107 kasusnya menyerang
anak-anak. Setelah dilakukan penelitian, lebih dari 80 % kasus disebabkan oleh bakteri
pathogen seperti : E. Coli, Vibrio, dll. Hal ini disebabkan anak-anak tidak
memperhatikan kebersihan diri si penjual dan lingkungan tempat makanan tersebut
diolah.
Penyebab :
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain
adalah hygiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat
dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih serta bahan makanan yang
diperoleh tidak jelas sumbernya dan apakah steril bahan bakunya. Salah satunya
penyebab lainnya adalah karena kurangnya pengetahuan dalam memperhatikan
kesehatan diri dan lingkungannya dalam proses pengolahan makanan yang baik dan
sehat (Zulaikah, 2012; Musfirah, 2014). Para penjual makanan yang menjajakan
makanan umumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, khususnya
dalam hal hygiene dan sanitasi pengolahan makanan. Pengetahuan penjual makanan
tentang hygiene dan sanitasi pengolahan makanan akan sangat mempengaruhi kualitas
makanan yang disajikan kepada masyarakat konsumen.
6. Pencemaran Udara
Polusi udara dari cerobong asap mobil, truk, dan pesawat udara, industry berat,
dan beberapa jenis pabrik tenaga listrik secara perlahan-lahan mencemari kualitas
udara, Tetapi sumber polusi lain yang telah menjadi masalah kesehatan umum yang
paling serius ialah merokok.
Contoh kasus pencemaran udara di kota besar terjadi di daerah DKI Jakarta.
Setiap hari ratusan bahkan ribuan kendaraan lalu-lalang di kota ini sehingga
menghasilkan asap kendaraan yang amat besar yang di lepas ke udara. Hal ini
diperparah dengan amat minimnya zona hijau yang berfungsi sebagai penyeimbang
kualitas udara di daerah tersebut. Karena nya banyak masyarakat DKI yang terkena
penyakit ISPA dan menurunnya Usia Harapan Hidup karena lingkungan sudah amat
tercemar dan tubuh tidak lagi mampu mentoleransi dampak dari pencemaran
Penyebab :
Beberapa penyebab pencemaran udara di Indonesia :
3) Amat minimnya zona hijau di kawasan-kawasan kota besar yang berfungsi sebagai
penyeimbang kualitas udara sehingga menyebabkan berbagai penyakit bagi
masyarakat kota itu sendiri
4) Masih banyaknya masyarakat yang membabat hutan dan membuka lahan dengan
cara dibakar dengan alasan lebih mudah dan murah menyebabkan asap hasil
pembakaran menjadi amat tebal karena luasnya lahan yang dibakar.
5) Kegiatan pertanian pun juga menyumbang masalah dalam hal pencemaran udara.
Hal ini disebabkan pestisida yang digunakan dalam hal memberantas hama sangat
berbahaya bagi atmosfer dan juga dapat menurunkan kualitas udara secara signifikan.
6) Kegiatan pertambangan juga memiliki peranan dalam mencemari udara. Debu dan
materi hasil kegiatan penambangan dapat mencemari udara dan membuat kualitas
udara menjadi tidak sehat bagi lingkungan disekitrnya.
7. Pembuangan limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry
maupun domestic (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus, da nada air buangan dari
berbagai aktivitas domestic lainnya.
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organic dan senyawa anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan
limbah.
Limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga atau industry dan sejenisnya
bercampur menjadi satu dan biasanya dibuang atau dialirkan ke badan sungai dan
mengalir ke hilir sampai keteluk dan laut. Limbah cair yang tidak diproses melalui
instalasi pengolahan air limbah (IPAL), tidak ramah lingkungan. Dampaknya kualitas
air sungai menurun, sehingga tidak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sumber air
bersih
Contoh pembuangan limbah yang tidak ramah lingkungan terjadi pada daerah
Banten. Sebanyak 259 pabrik diberikan peringatan keras berupa (SP) karena
mencemari sungai Cisadane dan Cirarap. Banten yang memang terkenal memiliki
banyak pabrik amat rawan terhadap pencemaran yang disebabkan oleh limbah.
Banyaknya pabrik-pabrik yang secara sengaja membuang limbahnya ke sungai-sungai
amat membahayakan bagi ekosistem air dan masyarakat yang melakukan kegiatan
MCK di sungai. Untuk itu perlu ada regulasi dan control secara ketat yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengawasi pabrik-pabrik tersebut.
Penyebab :
4) Masih rendahnya kesadaran seluruh elemen yang terkait akan pentingnya menjaga
kualitas dan kesehatan lingkungan sampai mereka merasakan dampaknya sendiri
dalam kehidupannya.
6) Penegakan hokum yang masih lemah juga menjadi pr tersendiri bagi pemerintah
karena masyarakat yang melanggar tidak jera untuk melakukan kegiatan tercela
tersebut.
8) Bencana Alam
Kondisi geografi Indonesia cukup rentan terhadap bencana alam seperti gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, dan tanah longsor. Dampaknya penduduk eksodus
dan harus mengungsi. Oleh karena itu dengan kondisi tersebut dapat menimbulkan
permasalahan terhadap kesehatan lingkungan yang tidak pernah tuntas dan tidak sehat.
Penyebab :
Untuk bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus adalah
hal yang diluar kuasa manusia (dalam hal ini Tuhan lah yang mengetahui dan
mengatur segala). Sehingga masyarakat diharapkan agar menjauhi segala sesuatu yang
dapat membuat Tuhan murka seperti berbuat maksiat. Untuk bencana tanah longsor,
membabat hutan dan membangun pemukiman di daerah yang curam dan rawan
longsor menyebabkan bencana ini sangat sering terjadi. Untuk itu kesadaran
masyarakat untuk selalu memperhatikan apa dampak dari sesuatu yang merusak
lingkungan harus sangat diperhatikan.
Penyebab :
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan
yang harus dikeluarkan dalam tubuh. Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai
fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat
duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan
unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya (Notoatmodjo, 2007).
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :
- Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
- Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur
- Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
- Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
- Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
- Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
- Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
Penyebab :
(1). Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan identitas
(2). Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada kegiatan
lain
di sekitarnya
(3). Perubahan akibat suatu kegiatan yang menyebabkan suatu rencana tata ruang
(SDA)
(3). Perubahan dibandingkan dengan sistem nilai, fasilitas, pelayanan sosial dan
sumberdaya yang diperlukan.
• Kehancuran alam.
• Gangguan ekologis.
• Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit.
Pada pelaksanan analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan dengan
kesehatan dapat dikaji secara terpadu artinya bagaimana pertimbangan kesehatan
masyarakat dapat dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk kebijakan dalam
pelaksnaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan
lingkungan hidupnya lebih baik, walaupun aktivitas manusia membuat rona
lingkungan menjadi rusak.
Hal ini tidak dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status
kesehatan masyarakat. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat informasi
bahwa status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas, nutrisi, pelayanan
kesehatan, perilaku dan lengkungan.
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif. Pengaruh
positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan
makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya
seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industi, mikroba dan serangga yang
berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang merugikan sepertimikroba patogen,
hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan
reservoir penyebab dan penyebar penyakit. Secara tidak langsung pengaruhnya
disebabkan elemen-elemen didalam biosfir banyak dimanfaatkan manusia untuk
meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin naik
pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai sumber bahan
mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan,
papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.
d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agent
penyakit. Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam penyebaran
penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasaha
atau upaya sebagai berikut:
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu
hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia
air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha
pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju
erosi.
11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.
12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu dikurangi
karena dianggap kurang efisien.
13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah
penggalian.
2. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memiliki nilai ekonomis.
a. Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah
mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu sebagai
berikut:
b. menghukum seberat beratnya dengan undang undang bagi mereka yang mengambil
flora dan memburu fauna yang dilindungi.
G. CARA MENINGKATKAN KESEHATAN LINGKUNGAN
HIDUP
Kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia pada bumi, pada dasarnya dapat di
sembuhkan oleh bumi itu sendiri. Akan tetapi, bumi yang mengalami kerusakan terus
menerus, tidak akan memiliki kesempata untuk menyembuhkan diri sendiri.
Oleh Karen itu butuh upaya dari manusia untuk menjaga lingkungan hidup menjadi
lebih sehat. Sebuah lingkungan hidup dapat dikatakan sehat jika memiliki lingkungan
yang bersih. kebersihan dari lingkungan dapat dilihat dari air yang ada di lingkungan
tersebut. Air yang bersih dapat dilihat dari 3 indikator. Yaitu fisika, kimia, dan
bakteriologi.
1. Indikator fisika dapat dilihat dari tapilan fisik air tersebut. Seperti warna air, bau,
serta kekeruhan dari air tersebut.
2. Indikator kimia dapat dilihat dari zat kimia yang ada di dalam air. Zat kimia
tersebut seperti logam berat serta zat kimia berbahaya lainnya.
3. Indikator bakteriologi adalah melihat dari jumlah bakteri yang ada di dalam air.
Parameter bakteriologi melihat jumlah coliform, puristik dan patogenik yang ada di
dalam air, apakah melewati ambang batas atau di bawah ambang batas.
Selain itu, vegetasi yang ada di suatu lingkungan juga membantu dalam menjaga
lingkungan hidup agar menjadi lingkungan hidup yang sehat. Upaya yang bisa
dilakukan untuk menjaga lingkungan hidup tetap sehat adalah dengan melakukan
beberapa cara menjaga lingkungan hidup yang baik :
1. Dengan menyediakan tempat sampah di sebuah lingkungan. Selain itu, dengan
menyediakan tempat sampah, membuat orang tidak ingin membuang sampah
sembarangan.
2. Selain menyediakan tempat sampah, melakuan pengelompokan pada sampah
penting dilakukan, dengan menyediakan tempat sampah sesuai dengan golongannya.
Dengan begitu, proses pengolahan sampah akan lebih mudah dilakukan.
3. Memakai systempngolahan limbah yang baik untuk lingkungan dan rumah
tangga. Hal ini dapat dilakukan dengan system pengolahan limbah atau SPAL pada
limbah rumah tangga dan septitank untuk limbah kakus. SPAL dapat digunakan
perorangan atau secara komunitas dalam satu lingkungan. Sedang kakus dapat
memakai pengolahan bio organic untuk diolah menjadi bahan bakar alternative bagi
sebuah lingkungan.
4. Melakukan penghijauan. Jika sebuah kampong tidak memiliki lahan untuk
menanam tanaman, alternative lainnya adalah menanam tanaman dengan memakai
system hidroponik. Hidroponik adalah cara menanam tanaman tanpa memakai media
tanah, atau hanya memakai tanah dalam jumlah yang sedikit. Hidroponik tidak
memakai banyak tempat, dan dapat di gantung di dinding- dinding sekitar kampung,
sehingga kampung menjadi lebih asri.
5. Melakukan pembersihan selokan di sekitar rumah. Selokan yang tidak bersih
akan menjadi sarang dari hewan- hewan kotor. Selain itu, membersihkan selokan akan
menghilangkan bau tidak sedap serta mencegah nyamuk untuk bersarang di genangan
air yang ada di selokan. Selokan juga dapat dijadikan sebagai sarana penghijauan
dengan menanam tanaman yang mampu menyerap zat pencemar. Tanaman tersebut
adalah bunga ungu, lidi air, futoy ruas, bunga coklat, malati air dan lidi air.
6. Menjadi konsumen yang bijak, dengan tidak banyak mengkonsumsiprosuk yang
memakai kelapa sawit sebagai bahannya. Perkebunan kelapa sawit adalah salah satu
factor berkurangnya hutan yang ada di bumi, akibat pembakaran hutan untuk
membuka lahan perkebunan baru.
7. Menjaga kebersihan rumah. Lingkungan hidup tidak hanya berasal dari luar
rumah. Lingkungan hidp sehat juga berawal dari rumah yang sehat. Rumah yang sehat
adalah rumah memiliki ventilasi udara yang cukup, sinar matahari masuk tanpa
terhalang. Selain itu menguras bak mandi agar tidak dipakai oleh nyamuk untuk
bertelur.
8. Mengurangi pemakain kertas atau tissue yang berasal dari pohon. Kertas yang
telah di pakai dapat di jual untuk di olah kembali menjadi kertas daur ulang.
9. Memproses limbah pabrik dengan cara yang benar dan ramah lingkungan.
Limbah pabrik yang mengandung zat kimia berbahaya akan mencemari tanah dan air
jika tidak di olah terlebih dahulu.
10. Tidak memakai bom atau pukat harimau dalam menjaring ikan. Memakai teknik
menangkap ikan yang ramah lingkungan akan menyebabkan ikan kecil memiliki
waktu untuk berkembang, dan menghasilkan keturunan.
11. Melakukan penanaman terumbu karang serta penanaman hutan bakau di sekitar
pinggir pantai untuk memperbaiki keseimbangan laut.
12. Melakukan penanaman kembali hutan yang telah gundul, serta melakukan
tebang pilih pada pohon, sehingga pohon yang muda memiliki kesempatan untuk
tumbu.
Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan
cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai dampak yang ditimbulkan berbagai
aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang
signifikan.
Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena kompleksitas
permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari multidisiplin ilmu
ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang
berkaitan langsung dengan studi physical environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry,
geology, forestry dan sebagainya.
Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka isu
lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Pencemaran lingkungan
merupakan masalah bersama.
Akhir-akhir ini isu kelingkungan hidup menjadi topik yang hangat diperdebatkan dalam
berbagai fora internasional karena adanya gejala pemanasan global yang semakin
menghawatirkan. Terus mencairnya es di Kutub Utara, permukaan laut yang naik, perubahan
iklim yang tidak teratur, bencana alam yang melanda di berbagai wiayah, di permukaan bumi
sangat mempengaruhi hakikat interaksi aktor-aktor Hubungan Internasional. Kelangsungan
hidup umat manusia sedang ada dalam ancaman yang serius kalau proses pemanasan global
ini tidak segera dikendalikan.
Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang disorot oleh dunia internasional karena
laju kerusakan hutan tropis yang tinggi setiap tahun. Hutan Indonesia yang berfungsi sebagai
paru-paru dunia tidak lagi menjadi urusan Indonesia sendiri tetapi juga kepedulian Negara-
negara lain yang khawatir dengan perubahan iklim. Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia
telah menimbulkan keresahan di dalam negeri dan juga di Negara-negara tetangga seperti
Singapura dan Malaysia. Tetapi persoalan lingkungan hidup tidak hanya menyangkut
kerusakan atau kebakaran hutan tropis, tetapi juga Negara-negara industri yang memberikan
kontribusi besar terhadap emisi karbon yang menyebabkan kenaikan suhu bumi
Isu lingkungan hidup menempati bagian penting dari diskursus publik internasional
kontemporer. Ini dessebabkan oleh krisis keseimbangan ekologis yang dialami dunia dengan
percepatan terutama setelah Perang Dunia II. Planet yang kita diami ini tengah mengalami
proses “global warming” yang disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihn dari gas-gas
“rumah hijau” yang paling terkenal diantaranya adalah kloroflorokarbon.
Gas-gas ini menyebabkan berkurangnya lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar
ultraviolet yang dipancarkan oleh Matahari. Masalah lainnya meliputi deforestasi hutan tropis,
yang berguna untuk mensirkulasi gas-gas berbahaya menjadi oksigen, yang terjadi pada
tingkat yang menakutkan, yaitu 30.000-37.000 mil persegi pertahun, di Sub-Sahara proses
desertifikasi terjadi dengan tingkat per tahunnya sebesar 6 juta hektar. Dunia pun mengalami
prospek musnahnya ratusan ribu spesies dalam waktu dua puluh tahun ke depan. Bila tingkat
perusakan lingkungan seperti yang ada sekarang berlanjut, planet Bumi tidak akan sanggup
lagi menunjang para penghuninya.
Persoalan utama yang terjadi di Negara-negara berkembang adalah upaya pemerintahan yang
berkuasa untuk menjadikan pembangunan ekonomi sebagai sumber legitimasi kekuasaan
sehingga kemudian menjadi semacam ideology yang tak boleh diganggu gugat.
Umumnya ekspor negara berkembang bertumpu pada sumber daya alam. Indonesia misalnya,
mengandalkan minyak bumi dan ekspor kayu tropis. Kondisi demikian mudah diduga akan
berdampak pada percepatan pengurasan sumberdaya alam. Selain itu, rezim perdagangan
bebas Internasional mempunyai tujuan meningkatkan volume perdagangan dengan
membebaskan perdagangan dari segala bentuk proteksi. Pengalaman empiris menunjukkan
ekonomi global tidak dapat tumbuh tanpa ada pengurasan ekonomi alam. Kondisi inilah yang
melatarbelakangi munculnya standarisasi produk berwawasan lingkungan pada era
perdagangan bebas.
Bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia, kedua hal di atas dapat menjadi dilema. Di
satu pihak, terdapt kesadaran bahwa permasalahan lingkungan hidup terasa cukup serius.
Namun di lain pihak, era perdagangan bebas menuntut produk-produk yang bermutu baik dan
murah. Ketentuan standarisasi akrab llingkungan tentunya akan menambah ongkos produksi
barang yang akan menjadikan produk-produk tersebut kurang kompetitif dibandingkan dengan
yang dihasilkan oleh Negara-negara maju yang telah terlebih dahulu mempunyai infrastruktur
produksi berwawasan lingkungan.
adalah topik hangat seputar kondisi lingkungan di bumi, terkait dengan gejala dan perubahan
komposisi kadar dasar yang terjadi di alam sekitar. Isu lingkungan merupakan terjemahan
dari Global issues.
I. Isu lingkungan
Isu lingkungan adalah topik hangat seputar kondisi lingkungan di bumi, terkait dengan
gejala alam dan perubahan komposisi kadar dasar yang terjadi di alam sekitar. Isu
lingkungan merupakan terjemahan dari kata Global issues.
Dalam bahasan ini isu lingkungan dapat dikategorikan menjadi 3 bagian , antara lain :
Isu lingkungan nasional yaitu permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan
dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak dalam skala nasional.
Di negara Indonesia banyak terjadi perusakan lingkungan yang mengakibatkan
tidakseimbangnya ekosistem di alam. Menurut TIM IAD MIKU & TIM MUP
(2012:155), ada beberapa isu lingkungan nasional, diantaranya :
a. Banjir
Banjir merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan ( yang pada keadaan normal
kering ) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air
laut, sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut.
Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan tidak adanya
saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan. Banjir juga disebabkan
oleh kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan.
Contohnya : yaitu di daerah ibu kota Jakarta yang seringterjadi banjir.
b. Kebaran Hutan
Proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia . kebakaran oleh
manusia biasanya karena bermaksud pembukaan lahan untuk perkembunan.
Hasil ekploitasi minyak bumi di angkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan
minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai di akibatkan oleh system
penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebankan lepasnya minyak
ke perairan.
Dampaknya mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air
laut. Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan
laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng menyebabkan fotosintesis
terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.
d. Sampah
Manusia sebagai konsumen setiap harinya menghasilkan sampah / limbah. Limbah
yang dihasilkan berupa organik dan anorganik. Sampah anorganik dihasilkan dari
rumah tangga maupun industri. Sampah merupakan masalah sosial yang dapat
menyebabkan konflik. Di Indonesia masalah sampah kurang mendapat penanganan
yang baik.
Dampaknya cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air
Contohnya di daerah ibu kota Jakarta, banyak sekali sampah – sampah yang terdapat
di aliran sungai sehingga tersumbatnya aliran sungai dan membuat sungai jadi
dangkal.
Sebelumnya masalah lingkungan global banyak dipengaruhi oleh faktor alam, seperti
iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll.
Namun dalam perkembangannya saat ini orang mulai menyadari bahwa aktifitas
manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan.
Dengan adanya masalah lingkungan global ini maka akan memberikan dampak bagi
lingkungan dunia. Berikut merupakan penyebab dan dampak lingkungan global :
a. Pemanasan Global
Pemanasan global atau global warming menjadi isu global mutakhir terkait lingkungan
hidup dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai
faktor penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global. Dunia
pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin terancamnya
eksistensi kehidupan.
Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida (18,35 milliar
ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau 18.350.000.000.000/kg
karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia
semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang
dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek Rumah Kaca
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan mengenai fenomena
yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah menjadi sorotan utama
masyarakat dunia sekarang. Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca CO2,
methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat
besar dan dengan konsekuensi yang sangat besar. Menurut laporan panel antara
pemerintahan antar perserikatan bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi kenaikan suhu
minimum dan maksimum bumi antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan itu terjadi pada suhu
minimum dan maksimum disiang hari maupun malam hari antara 0,5 sampai 2,0
derajat celcius atau temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat
celcius (33 derajat F) diabandingkan dengan masa sebelum industri.
Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan kecenderungan yang
terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan mencapai dua kali lipat dari
sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi, maka konsentrasi gas rumah
kaca akan lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi selama jutaan tahun terakhir
ini. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya temperature rata-rata global sebesar 2,5
derajat celcius, dengan peningkatan 4 derajat celcius di daratan. Angka tersebut
sepertinya kecil dan tidak berarti, tetapi ketika temperature permukaan bumi
meningkat 4 derajat C, peningkatan ini sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es.
Saat ini, ketinggian lautan sudah meningkat karena blok-blok es di lautan mulai
mencair. Para ilmuawan mengatakan bahwa abad paling dalam millennium terakhir
adalah abad ke-20. tidak mengehrankan jika tinggi lautan selama abad ke-20 adalah
sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi pada abad ke-20.
Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun,
sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan
masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta
ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya
mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa
manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang
mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air,
naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.
Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es
dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan
pulau kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang
menutup permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat
keasaman terumbu karang yang menimbulkan pemudaran (bleaching) hingga
kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang
berkurang.
Sifat perubahan iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan
dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar
Negara. Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang
berdampak pada perubahan iklim, sedangkan Negara yang sedang berkembang yang
sedikit konstribusinya dalam fenomena pemanasan global ini justru terkena dampak
yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus menyatakan perang melawan
pemanasan global dengan perannya masing-masing. Industri transportasi, ahli
pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu harus mengerem
peningkatan pemanasan global.
Penyebab: Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya gas sulfur dioksida dan gas-
gas rumah kaca, seperti CO2 akibat dari pembakaran bahan bakar fosil. Proses
pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari sinar matahari akan masuk ke bumi.
Radiasi dari sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan menghangatkan bumi.
Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh bumi, dan sebagian bumi akan
memantulkan kembali ke angkasa. Jika atmosfer bumi penuh dengan gas-gas rumah
kaca maka panas dari bumi tidak dapat diteruskan ke angkasa. Akibatnya, panas
kembali ke bumi.
Dampak :
Bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan
gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna,
migrasi fauna dan hama penyakit
Bagi aktivitas sosial ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai,
gangguan terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap
pemukiman penduduk, gangguan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker
dan wabah penyakit
Dampak laiinya:
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-
daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-
daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya
lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil
secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar
Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh
dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan
IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan
dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh.
Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh
dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi
sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam.
Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang
lebih hebat.
Dalam lapisan stratosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan
atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi gas oksigen yang
mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain yang mengandung brom seperti
metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar penguraian ozon.
Dampak : Bagi makhluk hidup:lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa
menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata,
menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan produksi tanaman jagung,
kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll.Berdasarkan laporan dari
NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta Km².
c. Hujan Asam
Dampaknya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, sistem pernapasan,
menyebabkan pengasaman pada tanah.Hujan asam dilaporkan pertama kali di
Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun
1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi
udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati
bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.
d. Pertumbuhan populasi
e. Desertifikasi
Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memiliki potensi yang besar bagi
manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi. Contohnya di Indonesia,
kantong semar yang dahulu sangat banyak dijumpai di Bengkulu sekarang menjadi
sedikit jumlah dan jenisnya. Satwa liar menjadi menurun dan kemudian masuk kriteria
dilindungi. Satwa-satwa tersebut antara lain badak Sumatera, gajah Sumatera, harimau
Sumatera, tapir, beruang madu, rusa sambar, napu, rangkong, siamang, kuao, walet
hitam, penyu belimbing serta kura-kura.
Bahan yang di identifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih. Karakteristik mudah
meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyebab infeksi, bersifat korosif.
Dampak : dulunya hanya bersifat lokal namun sekarang antar negara pun melakukan
proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu semua terjadi maka
limbah bahan berbahaya dan beracun dapat bersifat akut sampai kematian makhluk
hidup.Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan
Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd
dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan
dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta
pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu.
Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah.
1. Contoh kasus I
Permasalahan lingkungan telah menjadi salah satu isu penting dalam dunia
internasional dimana suatu permasalahan lingkungan yang terjadi di satu negara telah
menjadi tanggung jawab dunia internasional. Permasalahan lingkungan yang terjadi
meliputi pencemaran lingkungan, degradasi sumber daya dan pemanasan global.
Pencemaran lingkungan adalah salah satu bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi
akibat kegiatan atau aktifitas manusia yang dilakukan secara sengaja.
Pencemaran air menjadi salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh beberapa
negara di dunia. Pencemaran atau polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi,
unsur atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang
ditandai dengan perubahan warna, bau dan rasa. Salah satu dampak terjadinya polusi
air adalah kemajuan teknologi, ekonomi ataupun pembangunan yang mengandung
resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar
ekosistem yang menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak.
Studi Kasus
Isu pencemaran lingkungan di Tiongkok, muncul ketika pertumbuhan ekonomi
dan industrialisasi Tiongkok menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Seiring dengan
perkembangan positif tersebut. Dimana efek dari kemajuan ekonomi dan
industrialisasi Tiongkok membawa dampak buruk terhadap sektor lingkungan.
Kerusakan lingkungan yang menimpa Tiongkok amat serius. Bersamaan dengan laju
pertumbuhan ekonomi, urbanisasi dan industrialisasi selama dua dekade, meningkat
juga tingkat polusi air yang tinggi. Isu lingkungan telah menjadi pilar penting dalam
warna pembangunan sejak awal tahun 1970-an. Bahkan semenjak akhir 1980-an soal
ini telah menjadi arus utama berbagai kebijakan pembangunan baik di tingkat global
maupun nasional1.
1
Nanang Indra Kurniawan, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Poliik Pengelolaan Lingkungan
dan Sumber Daya Alam, Universitas Gajah Mada Vol. 16, No.1, Juli 201.,hal 2
perusahaan yang masuk dalam daftar hitam sebagai penyumbang pencemaran air di
Tiongkok2.
2
Opcit, Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Industri
3
peran Greenpeace masih belum dikatakan terlalu berhasil dikarenakan masalah dari
dalam negaranya itu sendiri.
2. Contoh Kasus II
Batu bara adalah salah satu hasil tambang yang dihasilkan dari pembekuan fosil
hewan purba pada zaman dahulu. Wilayah Indonesia dikenal sebagai Negara yang
kaya akan sumber daya alamnya.salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia
adalah cadangan batubara yang lumayan besar. cadangan batubara tersebut tersebar di
wilayah kepulauan Kalimantan terutama di wilayah Kalimantan Timur.
1. AIR
Penambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari
limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan
sulfur.Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut
mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn), mangan (Mn), asam
sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat yang dapat
menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
2. TANAH
Tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu
terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang
menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi.
3. UDARA
Polusi udara di sebabkan pembakaran batubara yang Menghasilkan gas nitrogen
oksida yang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk acid rain (hujan
asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang dapat membuat kotor
udara.Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi
kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan
(ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan
kanker, dan gangguan yang sangat fatal pada wanita yang sedang mengandung
kemungkinan bayi lahir cacat.
4. HUTAN
Penambangan batubara dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat
karena lahan pertanian dan hutan adat yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan
oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya perluasan tambang sehingga
mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini masyarakat pribumi
sangat di rugikan dan selain itu dapat menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di
wilayah hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini
diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa
oleh perusahaan.
Studi Kasus
Aleksius, Jemadu. Politik Global dalam Teori dan Praktik Edisi 2. Graha Ilmu:
Yogyakarta. 2014.
Ahmad, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. 1998. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Dori, Gusman & Tri, J. Waluyo. Peran Greenpeace dalam penanganan Kerusakan
Farica, Syarfina. Feminisme dan Green Politics, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Katolik Parahyangan, 2014.
Robert, Jackson & Georg, Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Terj.
Dadan Suryadiputra, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2005.
Wall, Derek. The No-Nonsense Guide to Green Politics. Oxford: New Internationalist
Publications. 2010.
Pencemaran Udara Oleh Timbal (Pb) Pada Area Parkir (Studi Kasus Kampus
Universitas Pasundan Bandung). Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik – Universitas Pasundan. Infomatek, Vol. 18, No. 2016
Nanang Indra Kurniawan, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Poliik Pengelolaan
Lingkungan dan Sumber Daya Alam, Universitas Gajah Mada Vol. 16, No.1,
2001
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Triwibowo, Cecep dan Mitha Erlisya Pusphandani. 2013. Kesehatan Lingkungan dan
K3. Yogyakarta : Nuha Medika
Keman, Soedjajadi. 2005. KESEHATAN PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
PEMUKIMAN. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL. 2, NO. 1, 29
-43
http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/01/makalah-isu-lingkungan.html, di
akses pada 07 Februari 2019,pukul 08.10.
https://www.academia.edu/35701517/
ISU_LINGKUNGAN_GLOBAL_DAN_NASIONAL