Anda di halaman 1dari 55

A.

Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan

1. Pengertian Kesehatan
a. Menurut WHO
“Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu
keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”
b. Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan
“Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”

2. Pengertian Lingkungan
a. Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)
“Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
organisme.”
b. Menurut Encyclopaedia Americana (1974)
“ Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.”
c. Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)
“Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta
segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut
mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”

3. Pengertian Kesehatan Lingkungan


a. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
“Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.”
b. Menurut WHO (World Health Organization)
“Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”
c. Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet
Riyadi, WHO dan Sumengen)
“ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan
menuju keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin
meningkat.”

B. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Penggunaan istilah “lingkungan” sering kali digunakan secara bergantian
dengan istilah “lingkungan hidup”. Kedua istilah tersebut meskipun secara harfiah
dapat dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan dengan makna yang sama, yaitu
lingkungan dalam pengertian yang luas, yang meliputi lingkungan fisik, kimia,
maupun biologi (lingkungan hidup manusia, lingkungan hidup hewan dan lingkungan
hidup tumbuhan). Lingkungan hidup juga memiliki makna yang berbeda dengan
ekologi, ekosistem, dan daya dukung lingkungan.

Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua


benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah-
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya.
Sementara itu, menurut Otto Soemarwoto, lingkungan hidup diartikan sebagai ruang
yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di
dalamnya.

Jika disimak berbagai pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa lingkungan memiliki
cakupan yang sangat luas. Lebih jelas L.L. Bernard memberikan pembagian
lingkungan ke dalam 3 (tiga) bagian besar, yakni :

1. Lingkungan fisik atau anorganik


Yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara,
laut, radiasi, gaya tarik, ombak, dan sebagainya.
2. Lingkungan biologi atau organik
Segala sesuau yang bersifat biotis berupa mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuhan,
termasuk juga disini lingkungan prenatal, dan proses-proses biologi seperti reproduksi,
pertumbuhan, dan sebagainya.
3. Lingkungan social
Lingkungan sosial dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
a) Lingkungan fisiososial yaitu meliputi kebudayaan materiil(alat), seperti
peralatan senjata, mesin, gedung, dan lain-lain.
b) Lingkungan biososial, yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesamanya dan
tumbuhan beserta hewan domestic dan semua bahan yang digunakan manusia yang
berasal dari sumber organik.
c) Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat batin manusia
seperti sikap, pandangan, keinginan, dan keyakinan. Hal ini terlihat melalui kebiasaan,
agama, ideologi, bahasa, dan lain-lain.

Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :


1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3)
UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesehatan lingkungan ada 8, yaitu:
Penyehatan Air dan Udara
1) Pengamanan Limbah padat/sampah
2) Pengamanan Limbah cair
3) Pengamanan limbah gas
4) Pengamanan radiasi
5) Pengamanan kebisingan
6) Pengamanan vektor penyakit
7) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana

C. Sasaran Kesehatan Lingkungan (Pasal 22 Ayat (2) UU 23/1992

1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang
berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an,
reaktor/tempat yang bersifat khusus.

D. Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia Beserta


Penyebabnya

(Sulthan Alvin Faiz Bara Mentari 1711213025)

Masalah kesehatan Lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk


mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia
permasalahan-permasalahan dalam lingkup kesehatan lingkungan antara lain:

1. Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Karena itu kriteria
terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi suatu masyarakat tertentu menjadi suatu acuan
dalam menentukan apakah masyarakat di suatu lokasi atau desa sudah cukup sejahtera
atau belum. Di lain hal Seluruh tubuh kita terdiri atas air, karena itu setiap waktu kita
membutuhkan air untuk menjaga kesehatan kita, ini berarti tanpa air bersih yang
cukup dalam tubuh kita maka risiko untuk sakit menjadi lebih besar.

Dalam menentukan bersih atau tidaknya kualitas air pada suatu daerah ada beberapa
syarat yang wajib dipenuhi. Yaitu :

1. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna


2. Syarat Kimia (Kadar Besi) :maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
3. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air).

Permasalahan kelangkaan air bersih merupakan permasalahan klasik yang sudah


sering terjadi di Indonesia. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat maupun pemerintah dalam hal penyediaan terhadap air bersih. Beragam
cara sudah dicoba untuk mengatasi permasalahan ini, namun hanya berdampak sedikit
dari apa yang terjadi. Hal-hal seperti menghilangkan zona hijau yang dapat
menampung air bersih dan digantikan dengan perkebunan ataupun pemukiman
menyebabkan turunnya kualitas air yang tersedia dan juga menghilangkan sumber dari
air bersih itu sendiri. Untuk itu diperlukan adanya edukasi yang dapat memberikan
wawasan kepada masyarakat untuk tetap menjaga daerah yang dapat menyediakan air
bersih bagi kehidupannya.

Ketiadaan air bersih mengakibatkan penyakit diare. Di Indonesia diare


merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi anak-anak dibawah umur lima
tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balita mengalami diare setiap tahun. Air yang
terkontaminasi dan pengetahuan yang kurang tentang budaya hidup bersih ditenggarai
menjadi akar permasalahan ini.

Contoh dari beberapa kasus kekurangan air bersih di Indonesia adalah yang
terjadi pada Kecamatan Ende dan Kecamatan Maurole, Nusa Tenggara Timur.
Terdapat 25 desa yang kesulitan air bersih pada wilayah ini. Setelah ditelusuri dan
dikaji oleh penelit ternyata penyebab terjadinya kelangkaan air bersih pada desa-desa
ini sangat beragam. Mulai dari lokasi pemukiman penduduk yang tepat berada di atas
lokasi mata air sehingga membutuhkan mesin/energy yang mampu mengangkat air
tersebut ke permukaan dengan biaya yang relative mahal, banyaknya pembabatan
hutan untuk dibangun perkebunan dan pemukiman, hingga belum adanya bantuan
pemerintah berupa mesin penyaring kotoran sehingga warga masih menggunakan alat
sederhana untuk memfilter air yang mereka miliki sehingga hal ini makin
memperparah kelangkaan terhadap air bersih.

Penyebab :

Sumber-sumber air bersih ini biasanya terganggu akibat penggunaan dan


penyalahgunaan sumber air seperti :

1) Pertanian. Penghambaran air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada
lahan yang diari dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat
berakibat terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan
hilangnya produktifitas air dan tanah.

2) Industri. Walaupun industry menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan


dengan irigasi pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industry mungkin
membawa dampaknya yang lebih parah disbanding dari dua segi. Pertama,
penggunaan air bagi industry sering tidak diatur dalam kebijakan sumber daya air
nasional, maka cenderung berlebihan. Kedua, pembuangan limbah industry tidak
diolah dapat menyebabkan pencemaran bagi air permukaan atau air bawah tanah,
sehingga menjadi terlalu bahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industry sering
dibuang langsung ke sungai dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya
juga mencemari lingkungan laut, atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja
meresap ke dalam sumber air tanah tanpa melalui proses pengolahan apapun.
Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini sudah melewati proporsi volumenya.
Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga sedikit kontaminasi saja sudah
cukup membuat air dalam volume yang sangat besar tidak dapat digunakan untuk
minum tanpa proses pengolahan khusus.

3) Eksploitasi sumber-sumber air secara masal oleh rumah tangga.

Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana
rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena
langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat
diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak
tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi penggunanya
sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan merupakan ancaman bagi
lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses pengolahan.

2. Kesehatan Pemukiman

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan lindung,
baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan (UU RI No. 4/1992). Daya dukung dan daya tampung
lahan kota tidak mampu mengatasi urbanisasi karena pada hakikatnya luas lahan tidak
bertambah, namun para urban memaksa untuk bertahan hidup meskipun terpaksa
menempati pemukiman yang tidak sesuai peruntukkannya seperti bantaran sungai ,
kolong jembatan, bawah aliran listrik tegangan tinggi (sutet) dan tempat-tempat
lainnya yang tidak bertuan. Kondisi ini membawa konsekuensi yang tidak sehat bagi
lingkungan perkotaan.

Contoh dari beberapa tempat yang rendah kualitas kesehatan pemukiman terjadi
pada Ibukota Jakarta. Jakarta sebagai kota metropolitan tetap memiliki wilayah kumuh
dimana banyak warga yang mendirikan bangunan di sekitar daerah bantaran
sungai/kali (kali Pesing contohnya). Umumnya mereka adalah para pendatang yang
tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli lahan/rumah yang layak untuk
ditinggali sehingga memilih bantaran sungai untuk dijadikan tempat tinggal karena
aksesnya yang dekat dengan keberadaan sumber air. Hal ini tentu sangat mencemari
kualitas air dari sungai/kali itu sendiri karena warga melakukan banyak kegiatan
seperti (MCK ataupun membuang sampah secara langsung ke kali tersebut).
Akibatnya pada musim hujan daerah tersebut sering dilanda banjir yang ketinggiannya
cukup tinggi sebab kali/sungai tidak mampu menambung debit air yang banyak dan
diperparah dengan sampah yang menumpuk di sepanjang sungai/kali.

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2) Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah

3) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah


dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup
4) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Penyebab :

Bertambahnya kepadatan penduduk dan besarnya perpindahan penduduk ke


kota-kota besar adalah beberapa faktor yang menyebabkan kesehatan pemukiman
menjadi permasalahan kesehatan lingkungan itu sendiri. Hal ini dikarenakan
masyarakat menggunakan lahan di tempat-tempat yang tidak semestinya dan
cenderung berbahaya untuk dirinya sendiri akibat keterbatasan lahan. Peran
pemerintah untuk menyediakan lahan pemukiman ataupun meratakan pembangunan
agar tidak terjadi perpindahan penduduk yang sangat besar jumlahnya sangat
diperlukan. Selain itu, tindakan tegas juga diperlukan bagi masyarakat yang tetap
“membandel” dengan mendirikan bangunan di daerah yang tidak seharusnya juga
dibutuhkan agar menekan tingkat pencemaran dan menaikan kualitas kesehatan
pemukiman itu sendiri.

3. Sampah dan tempat pembuangan sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setalah berakhirnya


suatu proses.Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapa dibagi menurut jenisnya.

a) Berdarkan sumbernya

 Sampah alam
 Sampah manusia
 Sampah konsumsi
 Sampah nuklir
 Sampah industry
 Sampah pertambangan

b) Berdasarkan bentuknya

 Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine, dan sampah
cair. Dapat berupa sampah rumah tangga : sampah dapur, sampah kebun, plastic,
metal, gelas, dan lain-lain

 Sampah Cair
Bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan limbah hitam
adalah sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung pathogen
yang berbahaya

 Sampah Alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah

 Sampah Manusia

Sampah manusia (Inggris : human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses danurin.

Permasalahan sampah sudah bukan menjadi hal baru bagi bangsa Indonesia.
Sebagai Negara dengan populasi penduduk yang sangat besar menyebabkan
permasalahan sampah menjadi permasalahan yang sangat serius untuk ditangani.
Bahkan untuk tahun 2018, Indonesia menjadi Negara kedua terbesar penyumbang
sampah plastic ke lautan di dunia. Hal ini tentu sudah bukan menjadikan sampah
menjadi sesuatu yang sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia sendiri tetapi juga
untuk dunia. Ketegasan pemerintah dan kesadaran masyarakat sangat diperlukan
pemerintah agar masalah ini dapat terselesaikan. Selain itu, seluruh pihak juga harus
memikirkan cara-cara yang efektif untuk mengolah kembali sampah agar menjadi
sesuatu yang lebih berguna dan memiliki nilai ekonomis. Hal ini juga akan membantu
target pemerintah agar mampu mengurangi penghasilan sampah pada tahun 2019 yang
ditargetkan 66-67 juta ton.

Di hampir setiap tempat di Indonesia, system pembuangan sampah dilakukan


secara dumping tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Sistem pembuangan semacam itu
selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran udara,
tanah, dan air selain lahannya juga dapat menjadi tempat perkembangbiakannya agens
dan vector penyakit menular.

Contoh permasalahan sampah terjadi pada daerah Bali. Provinsi yang terkenal
memiliki keindahan alamnya saat ini sedang berjuang agar bisa terbebas dari sampah.
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat baik di perkotaan maupun pedesaan serta
berubahnya fungsi desa di pinggiran menjadi daerah urban menjadi beberapa faktor
yang menyebabkan banyaknya sampah yang dihasilkan. Selain itu, kesadaran turis
dengan membuang sampah di sepanjang bibir pantai dan laut dapat merusak
keindahan alam dari Bali itu sendiri. Edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk
mendaur ulang sampah saat ini sedang diusahakan pemerintah Bali agar masalah
sampah dapat diselesaikan.

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-
faktor atau unsur berikutL

a. Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah


jumlah penduduk dan kepadatannya, tingkat aktivitas, pola kehidupan, letak geografis,
iklim, dll.

b. Penyimpanan sampah\

c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali,

d. Pengangkutan

e. Pembuangan

Penyebab :

Kurangnya kessadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya


masih menjadi penyebab utama permasalahan sampah di Indonesia. Kepedulian yang
masih kurang terhadap lingkungan sekitar makin memperparah keadaan. Selain itu
masih kurangnya ketegasan pemerintah dalam menindak pelanggar yang membuang
sampah sembarangan makin membuat masyarakat tidak segan untuk melakukan hal
tercela tersebut. Peraturan yang dapat memberikan efek jera sangat diperlukan saat
ini. Selain itu, pemberdayaan masyarakat untuk dapat mendaur ulang sampah bisa
menjadi solusi efektif agar permasalahan sampah dapat terselesaikan.

Sampah yang ada di permukaan bumi ini di dapat berasal dari beberapa sumber
berikur.
1. Permukiman penduduk

Sampah di suatu permukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa


keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di
kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses
pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau
sampah sisa tumbuhan.

2. Tempat umum dan tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang
dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah
kering, abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah
berbahaya.

3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan
dan umum, jalan umum, tempat parker, tempat layanan kesehatan, kompleks militer,
gedung pertemuan, pantai tempat tersebut biasanya mengahasilkan sampah khusus dan
sampah kering.

4. Industri berat dan ringan

Dalam pengertian ini termasuk industry makanan dan minuman, industry kayu,
industry kimia, industry logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan
kegiatan industry lainnya, baik yang sifatnya distributive atau memproses bahan
mentah saja.

5. Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun
binatang, lading, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan
yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun pembasmi serangga
tanaman.

4. Serangga dan binatang penganggu

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk
Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah
Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang
rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang
dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan
3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah
penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida
untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.

Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat


menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.

Contoh dari kasus serangga yang menganggu kesehatan lingkungan adalah kasus DBD
yang baru-baru ini terjadi di Indonesia pada awal tahun 2019 di Daerah Jawa Timur.
Pada provinsi Jawa Timur, kematian akibat DBD telah mencapai 46 jiwa (hingga 29
Januari 2019) sehingga pemerintah Jawa Timur menetapkan status KLB DBD.
Peningkatan kasus DBD ini diduga berkaitan erat dengan berkurangnya kesadaran
warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mulai pudarnya gerakan 3M yang
dapat menjadi solusi ampuh mengatasi permasalahan DBD.

Penyebab :

Beberapa penyebab berkembangnya serangga dan binatang penggangu dengan pesat :


1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan lingkungan
sekitar sehingga menyebabkan serangga dan binatang penganggu dapat hidup dengan
bebas berdampingan den masyarakat

2) Kurangnya edukasi yang diberikan serta pengawasan yang rendah dari pemerintah
untuk memonitor keadaan lingkungan di sekitar masyarakat.

3) Pengaruh cuaca yang berubah-ubah dan didukung dengan lingkungan yang tidak
sehat menyebabkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan sangat
cepat

4) Kurangnya pemberdayaan masyarakat seperti kerja bakti, gotong royong


menyebabkan lingkungan sekitar menjadi tidak terawatt

5) Khusus kasus rabies, masih banyaknya hewan yang belum di vaksin dan dibiarkan
bebas berkeliaran menyebabkan penyakit ini menular dengan sangat cepat

5. Makanan dan Minuman

Pengertian hygiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara


memelihara dan melindungi kebersihan individu dan subyeknya. Misalnya mencuci
tangan untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak
untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan, dna cuci piring dan gelas
untuk melindungi kebersihan piring

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
segala bahaya yang dapat menggangu atau memasak makanan, mulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,
sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan
kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin
keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah
penjualan makanan yang akan merugikan pembeli.
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).

Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan


meliputi :6
1. Persyaratan lokasi dan bangunan
2. Persyaratan fasilitas sanitasi
3. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
4. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
5. Persyaratan pengolahan makanan
6. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7. Persyaratan peralatan yang digunakan
8. Pencemaran Lingkungan

Contoh dari kasus makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan
lingkungan dan manusia adalah yang terjadi pada Kota Samarinda, dimana pada tahun
2011 terjadi 268 kasus keracunan akibat makanan dengan 107 kasusnya menyerang
anak-anak. Setelah dilakukan penelitian, lebih dari 80 % kasus disebabkan oleh bakteri
pathogen seperti : E. Coli, Vibrio, dll. Hal ini disebabkan anak-anak tidak
memperhatikan kebersihan diri si penjual dan lingkungan tempat makanan tersebut
diolah.

Penyebab :

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain
adalah hygiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat
dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih serta bahan makanan yang
diperoleh tidak jelas sumbernya dan apakah steril bahan bakunya. Salah satunya
penyebab lainnya adalah karena kurangnya pengetahuan dalam memperhatikan
kesehatan diri dan lingkungannya dalam proses pengolahan makanan yang baik dan
sehat (Zulaikah, 2012; Musfirah, 2014). Para penjual makanan yang menjajakan
makanan umumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, khususnya
dalam hal hygiene dan sanitasi pengolahan makanan. Pengetahuan penjual makanan
tentang hygiene dan sanitasi pengolahan makanan akan sangat mempengaruhi kualitas
makanan yang disajikan kepada masyarakat konsumen.

6. Pencemaran Udara

Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas


normal terutama di kota-kota besar akibat gas-gas besar yang berasal dari buangan
kendaraan bermotor. Selain itu, hamper setiap tahun asap berasal dari pembakaran
hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.

Polusi udara dari cerobong asap mobil, truk, dan pesawat udara, industry berat,
dan beberapa jenis pabrik tenaga listrik secara perlahan-lahan mencemari kualitas
udara, Tetapi sumber polusi lain yang telah menjadi masalah kesehatan umum yang
paling serius ialah merokok.

Pencemaran udara telah menjadi permasalahan serius di kota-kota besar di


Indonesia. Revolusi industry menyebabkan banyak pabrik-pabrik, kendaraan bermotor
yang membuang limbah pembakarannya ke udara. Hal ini diperparah dengan tidak
adanya tanaman yang ditanam di daerah-daerah perkotaan yang setidaknya dapat
menjadi sumber dari udara dan oksigen yang sehat bagi masyarakat yang tinggal
disekitar daerah tersebut.

Contoh kasus pencemaran udara di kota besar terjadi di daerah DKI Jakarta.
Setiap hari ratusan bahkan ribuan kendaraan lalu-lalang di kota ini sehingga
menghasilkan asap kendaraan yang amat besar yang di lepas ke udara. Hal ini
diperparah dengan amat minimnya zona hijau yang berfungsi sebagai penyeimbang
kualitas udara di daerah tersebut. Karena nya banyak masyarakat DKI yang terkena
penyakit ISPA dan menurunnya Usia Harapan Hidup karena lingkungan sudah amat
tercemar dan tubuh tidak lagi mampu mentoleransi dampak dari pencemaran

Penyebab :
Beberapa penyebab pencemaran udara di Indonesia :

1) Masih banyaknya masyarakat yang lebih memilih bepergian menggunakan


kendaraan pribadi daripada angkutan umum sehingga menyebabkan pencemaran yang
berasal dari asap kendaraan bermotor semakin parah

2) Banyaknya pabrik-pabrik yang “nakal” tidak memasang filter pada cerobong


asapnya sehingga menyebabkan udara yang dilepaskan oleh pabrik ke udara sangat
tercemar dan berbahaya

3) Amat minimnya zona hijau di kawasan-kawasan kota besar yang berfungsi sebagai
penyeimbang kualitas udara sehingga menyebabkan berbagai penyakit bagi
masyarakat kota itu sendiri

4) Masih banyaknya masyarakat yang membabat hutan dan membuka lahan dengan
cara dibakar dengan alasan lebih mudah dan murah menyebabkan asap hasil
pembakaran menjadi amat tebal karena luasnya lahan yang dibakar.

5) Kegiatan pertanian pun juga menyumbang masalah dalam hal pencemaran udara.
Hal ini disebabkan pestisida yang digunakan dalam hal memberantas hama sangat
berbahaya bagi atmosfer dan juga dapat menurunkan kualitas udara secara signifikan.

6) Kegiatan pertambangan juga memiliki peranan dalam mencemari udara. Debu dan
materi hasil kegiatan penambangan dapat mencemari udara dan membuat kualitas
udara menjadi tidak sehat bagi lingkungan disekitrnya.

7. Pembuangan limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry
maupun domestic (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus, da nada air buangan dari
berbagai aktivitas domestic lainnya.
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organic dan senyawa anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan
limbah.

Limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga atau industry dan sejenisnya
bercampur menjadi satu dan biasanya dibuang atau dialirkan ke badan sungai dan
mengalir ke hilir sampai keteluk dan laut. Limbah cair yang tidak diproses melalui
instalasi pengolahan air limbah (IPAL), tidak ramah lingkungan. Dampaknya kualitas
air sungai menurun, sehingga tidak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sumber air
bersih

Contoh pembuangan limbah yang tidak ramah lingkungan terjadi pada daerah
Banten. Sebanyak 259 pabrik diberikan peringatan keras berupa (SP) karena
mencemari sungai Cisadane dan Cirarap. Banten yang memang terkenal memiliki
banyak pabrik amat rawan terhadap pencemaran yang disebabkan oleh limbah.
Banyaknya pabrik-pabrik yang secara sengaja membuang limbahnya ke sungai-sungai
amat membahayakan bagi ekosistem air dan masyarakat yang melakukan kegiatan
MCK di sungai. Untuk itu perlu ada regulasi dan control secara ketat yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengawasi pabrik-pabrik tersebut.

Penyebab :

Berikut beberapa penyebab pembuangan limbah menjadi permasalahan kesehatan


lingkungan di Indonesia :

1) Banyaknya pabrik-pabrik yang secara sengaja membuang limbahnya yang


berbahaya ke lingkungan sekitar seperti sungai, udara yang sangat mengancam
keberlangsungan lingkungan yang berada di sekitarnya
2) Selain pabrik, limbah rumah tangga pun banyak dibuang begitu saja ke lingkungan
sekitar hal ini tentu memperparah dan menurunkan kualitas kesehatan lingkungan ke
level yang lebih rendah

3) Masih rendahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap pelaku-pelaku


usaha ataupun rumah tangga yang membuang limbahnya tanpa diolah terlebih dahulu
agar menjadi lebih ramah lingkungan

4) Masih rendahnya kesadaran seluruh elemen yang terkait akan pentingnya menjaga
kualitas dan kesehatan lingkungan sampai mereka merasakan dampaknya sendiri
dalam kehidupannya.

5) Kemajuan teknologi pun berperan dalam memperbanyak produksi limbah yang


dihasilkan karena produk manufaktur pun semakin bertambah.

6) Penegakan hokum yang masih lemah juga menjadi pr tersendiri bagi pemerintah
karena masyarakat yang melanggar tidak jera untuk melakukan kegiatan tercela
tersebut.

8) Bencana Alam

Kondisi geografi Indonesia cukup rentan terhadap bencana alam seperti gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, dan tanah longsor. Dampaknya penduduk eksodus
dan harus mengungsi. Oleh karena itu dengan kondisi tersebut dapat menimbulkan
permasalahan terhadap kesehatan lingkungan yang tidak pernah tuntas dan tidak sehat.

Penyebab :

Untuk bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus adalah
hal yang diluar kuasa manusia (dalam hal ini Tuhan lah yang mengetahui dan
mengatur segala). Sehingga masyarakat diharapkan agar menjauhi segala sesuatu yang
dapat membuat Tuhan murka seperti berbuat maksiat. Untuk bencana tanah longsor,
membabat hutan dan membangun pemukiman di daerah yang curam dan rawan
longsor menyebabkan bencana ini sangat sering terjadi. Untuk itu kesadaran
masyarakat untuk selalu memperhatikan apa dampak dari sesuatu yang merusak
lingkungan harus sangat diperhatikan.

9. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

Perencanaan tatakota dan kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan


permasalahan baru bagi kesehatan lingkungan. Misalnya pemberian izin tempat
pemukiman, gedung atau tempat industry baru tanpa didahului dengan studi kelayakan
yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran
udara, air, dan tanah serta masalah sosial lainnya.

Penyebab :

1) Masih banyaknya perusahaan yang diizinkan membangun proyeknya padahal


ditakutkan pembangunan tersebut dapat berdampak ke lingkungan sekitar

2) Kebiasaan yang sering terjadi di Indonesia adalah ketika suatu bangunan/proyek


telah selesai dilakukan atau dibangun dan dampaknya mulai terasa terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar barulah pemerintah mulai mengkaji atau
menganalisis dampak atau hal-hal apa saja yang salah dalam pembangunan tersebut
dan tentu hal itu sudah terlambat untuk dikerjakan.

10. Pembuangan kotoran atau tinja

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan
yang harus dikeluarkan dalam tubuh. Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai
fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat
duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan
unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya (Notoatmodjo, 2007).

Kotoran (feces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran


penyakit yang bersumber pada feces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara.
Tinja dapat langsung mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, dan sebagainya,
juga air, tanah, serangga, dan bagian-bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja
tersebut. Benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang sudah
menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu akan menjadi penyebab penyakit
bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan
cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui tinja. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, seorang
yang normal diperkirakan menghasilkan air seni 970 gram. Jadi, bila penduduk
Indonesia dewasa saat ini 200 juta gram (194.000 ton). Maka bila pengelolaan tinja
tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar. Beberapa penyakit yang dapat
disebarkan antara lain : tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing,
schistosomiasis dan sebagainya.

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :
- Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
- Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur
- Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
- Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
- Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
- Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
- Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

Penyebab :

1) Seringkali masyarakat membangun perumahan/rumah tanpa memikirkan kemana


akan mengalirkan saluran pembuangan limbah kotoran manusia dan terlambat untuk
menyadari hal tersebut.

2) Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang jamban yang layak


menyebabkan saluran pembuangan dibangun seadanya,
3) Keadaan eknomi masyarakat menyebabkan masyarakat tidak mampu menyediakan
jamban yang sehat dan layak serta memenuhi kriteria jamban sehat yang telah
ditetapkan.

E.Dampak Masalah Kesehatan Lingkungan

Dampak masalah lingkungan adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar


yang diakibatkan oleh adanya masalah pada suatu kegiatan. Perubahan mendasar ini
meliputi tiga kelompok besar, yaitu:

(1). Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan identitas

rona lingkungan awal secara nyata.

(2). Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada kegiatan
lain

di sekitarnya

(3). Perubahan akibat suatu kegiatan yang menyebabkan suatu rencana tata ruang
(SDA)

tidak dapat dilaksanakan secara konsisten lagi.

Cara penentuan Dampak lingkungan adalah:

(1). Berdasarkan pengalaman empiris profesional (expert judgement)

(2). Perubahan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan

(3). Perubahan dibandingkan dengan sistem nilai, fasilitas, pelayanan sosial dan
sumberdaya yang diperlukan.

Dampak Masalah Lingkungan :

A)Dampak pada lingkungan

• Kehancuran alam.

• Iklim mulai tidak stabil.

• Peningkatan permukaan laut.

• Suhu global cenderung meningkat.

• Gangguan ekologis.

• Terjadinya bencana alam.

B)Dampak sosial dan politik

• Munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan


kematian.

• Gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.

• Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal

C)Dampak pada tanaman

• Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit.

• klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan


tanaman dapat menghambat proses fotosintesis

Pada pelaksanan analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan dengan
kesehatan dapat dikaji secara terpadu artinya bagaimana pertimbangan kesehatan
masyarakat dapat dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk kebijakan dalam
pelaksnaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan
lingkungan hidupnya lebih baik, walaupun aktivitas manusia membuat rona
lingkungan menjadi rusak.

Hal ini tidak dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status
kesehatan masyarakat. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat informasi
bahwa status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas, nutrisi, pelayanan
kesehatan, perilaku dan lengkungan.

Pada analisis dampak lingkungan yang merupakan pengkajian akan kemungkinan


timbulnya perubahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan/proyek. Perubahan-
perubahan lingkungan yang mencakup komponen biofisik dan sosio ekonomi dan
melibatkan komponen dampak kesehatan masyarakat yang berada disekitar proyek.

PENGARUH TIDAK LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN

Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif. Pengaruh
positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan
makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya
seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industi, mikroba dan serangga yang
berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang merugikan sepertimikroba patogen,
hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan
reservoir penyebab dan penyebar penyakit. Secara tidak langsung pengaruhnya
disebabkan elemen-elemen didalam biosfir banyak dimanfaatkan manusia untuk
meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin naik
pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai sumber bahan
mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan,
papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.

PENGARUH LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN


Pengaruh langsung terhadap kesehatan disebabkan:
a. Manusia membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni
makanan. Makanan yang harus tersedia sangat besar untukkebutuhan manusia di dunia
disamping masalah distribusi.
b. Adanya elemen yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik seperti
beruang, harimau, ular dan lain-lain.
c. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit (patogen).
Mikroba ini digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus, ricketssia, bakteri,
protozoa, fungi dan metazoa.

d. Adanya vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agent
penyakit. Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam penyebaran
penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.

F.Upaya Mencegah dan Menanggulangi Masalah Lingkungan Hidup

1. Penanggulangan Secara Non Teknis

Yaitu dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan,


mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industry dan teknologi yang
akan dilaksanakan disuatu tempat meliputi :

a. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)


PIL diberikan sebelum analisis mengenai dampak lingkungan dilaksanakan yang
memuat :
 Kegiatan yang diusulkan
 Kondisi lingkungan yang akan dianalisa
 Dampak yang mungkin terjadi akibat kegiatan yang diusulakan serta tindakan
yang direncanakan untuk mengendalikannya.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Bertujuan untuk menduga atau memperkirakan dampak yang mungkin timbul sebagai
akibat suatu kegiatan atau proyek pembangunan yang direncanakan.
c. Perencanaan Kawasan Kegiatan Industry Dan Teknologi
Bertujuan untuk memantau dengan cepat dan tepat suatu masalah pencemaran
lingkungan sehingga dapat melakukan penanggulangan secara terpadu dan daya
dukung alam lingkungan sekitarnya terjamin bagi kelangsungan hidup.
d. Pengaturan dan pengawasan kegiatan
Dimaksudkan agar segala persyaratan keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan
dapat dipenuhi dengan baik.contohnya penetapan undang-undang nomor 4 tahun 1982
tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.
e. Menanamkan perilaku disiplin
2. Penanggulangan Secara Teknis
 Mengubah proses
Contohnya pada industry pengolahan bahan nuklir. Untuk mendapatkan unsur uranium
dari batuan uranium digunakan proses yang melibatkan penggunaan zat kimia.
Menimbulkan masalah pada limbah buangannya. Sebagai gantinya yaitu pemakaian
bakteri tertentu untuk memecah batuan uranium yang tidak membahayakan
lingkungan.
 Mengganti sumber energy
Sumber energy yang digunakan pada berbagai kegiatan industry dan teknologi
sebagian besar mengandalkan pemakaian bahan bakar fosil,minyak atau batubara.
Pemakaian bahan bakar fosil menghasilkan komponen pencemar udara. Hal ini bisa
dikurangi dengan memakai bahan bakar LNG ( liquefied Natural Gases) yang
menghasilkan gas buangan yang bersih.
 Mengelola limbah
Cara mengelola limbah industry dan teknologi tergantung pada sifat dan kandungan
limbah serta tergantung pada rencana pembuangan olahan limbah secara permanen.
3. Upaya Mengatasi Berbagai Masalah Lingkungan Hidup
d) Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan
sumber daya alam baik yang dapat maupun tidak dapat diperbaharui dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
e) Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber
daya alam maka diperlukan penengakan hukum secara adil dan konsisten
f) Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap tahap terhadap
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan membudayakan
masyarakat dan kekuatan ekonomi.
g) Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan SDA dan lingkungan hidup
dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
h) Penetapan konversi yang baru dengan memelihara keragaman konversi yang
sudah ada sebelumnya.
i) Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahn
lingkungan social.
4. Pengelolaan SDA Berwawasan Lingkungan Hidup Dan Berkelanjutan
Untuk menanggulangi masalah kerusakan pada lingkungan hidup maka perlu diadakan
konversi. Konversi adalah upaya untuk memelihara lingkungan mulai dari lingkungan
keluarga, masyarakat sampai bangsa. Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha
secara sadar dengan cara menggali sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber
daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan
dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Adanya peningkatan
perkembangan kemajuan di bidang produksi tidak perlu mengorbankan lingkungan
yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Apabila lingkungan tercemar maka
akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari keberadaan sumber daya alam yang
akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaan sumber daya
alam perlu diperhatikan keserasiannya dengan lingkungan. Keserasian lingkungan
merupakan proses pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif sama dengan
pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu
diadakannya pelestarian terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.
5. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan

Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasaha
atau upaya sebagai berikut:

1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu
hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia
air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.

3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir


air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.

4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.

5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap


pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.

6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk,


perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.

7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat


pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.

8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan


penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.

9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha
pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.

10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju
erosi.

11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.

12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu dikurangi
karena dianggap kurang efisien.

13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah
penggalian.

6. Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam

Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi dengan cara


melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian
besar orang menganggap sampah, sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa
bermanfaat dan tentunya dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat
efisien dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang
adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.

2. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memiliki nilai ekonomis.

3. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.

7. Pelestarian Flora dan Fauna

a. Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah
mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu sebagai
berikut:

 Hutan Suaka Alam merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk


melindungi alam hayati.
 Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yang
tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak punah.
 Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat
perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat
rekreasi.
 Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai
tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di
dalamnya meliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk
kepentingn kebudayaan dan ilmu pengetahuan

b. menghukum seberat beratnya dengan undang undang bagi mereka yang mengambil
flora dan memburu fauna yang dilindungi.
G. CARA MENINGKATKAN KESEHATAN LINGKUNGAN
HIDUP

Kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia pada bumi, pada dasarnya dapat di
sembuhkan oleh bumi itu sendiri. Akan tetapi, bumi yang mengalami kerusakan terus
menerus, tidak akan memiliki kesempata untuk menyembuhkan diri sendiri.
Oleh Karen itu butuh upaya dari manusia untuk menjaga lingkungan hidup menjadi
lebih sehat. Sebuah lingkungan hidup dapat dikatakan sehat jika memiliki lingkungan
yang bersih. kebersihan dari lingkungan dapat dilihat dari air yang ada di lingkungan
tersebut. Air yang bersih dapat dilihat dari 3 indikator. Yaitu fisika, kimia, dan
bakteriologi.
1. Indikator fisika dapat dilihat dari tapilan fisik air tersebut. Seperti warna air, bau,
serta kekeruhan dari air tersebut.
2. Indikator kimia dapat dilihat dari zat kimia yang ada di dalam air. Zat kimia
tersebut seperti logam berat serta zat kimia berbahaya lainnya.
3. Indikator bakteriologi adalah melihat dari jumlah bakteri yang ada di dalam air.
Parameter bakteriologi melihat jumlah coliform, puristik dan patogenik yang ada di
dalam air, apakah melewati ambang batas atau di bawah ambang batas.

Selain itu, vegetasi yang ada di suatu lingkungan juga membantu dalam menjaga
lingkungan hidup agar menjadi lingkungan hidup yang sehat. Upaya yang bisa
dilakukan untuk menjaga lingkungan hidup tetap sehat adalah dengan melakukan
beberapa cara menjaga lingkungan hidup yang baik :
1. Dengan menyediakan tempat sampah di sebuah lingkungan. Selain itu, dengan
menyediakan tempat sampah, membuat orang tidak ingin membuang sampah
sembarangan.
2. Selain menyediakan tempat sampah, melakuan pengelompokan pada sampah
penting dilakukan, dengan menyediakan tempat sampah sesuai dengan golongannya.
Dengan begitu, proses pengolahan sampah akan lebih mudah dilakukan.
3. Memakai systempngolahan limbah yang baik untuk lingkungan dan rumah
tangga. Hal ini dapat dilakukan dengan system pengolahan limbah atau SPAL pada
limbah rumah tangga dan septitank untuk limbah kakus. SPAL dapat digunakan
perorangan atau secara komunitas dalam satu lingkungan. Sedang kakus dapat
memakai pengolahan bio organic untuk diolah menjadi bahan bakar alternative bagi
sebuah lingkungan.
4. Melakukan penghijauan. Jika sebuah kampong tidak memiliki lahan untuk
menanam tanaman, alternative lainnya adalah menanam tanaman dengan memakai
system hidroponik. Hidroponik adalah cara menanam tanaman tanpa memakai media
tanah, atau hanya memakai tanah dalam jumlah yang sedikit. Hidroponik tidak
memakai banyak tempat, dan dapat di gantung di dinding- dinding sekitar kampung,
sehingga kampung menjadi lebih asri.
5. Melakukan pembersihan selokan di sekitar rumah. Selokan yang tidak bersih
akan menjadi sarang dari hewan- hewan kotor. Selain itu, membersihkan selokan akan
menghilangkan bau tidak sedap serta mencegah nyamuk untuk bersarang di genangan
air yang ada di selokan. Selokan juga dapat dijadikan sebagai sarana penghijauan
dengan menanam tanaman yang mampu menyerap zat pencemar. Tanaman tersebut
adalah bunga ungu, lidi air, futoy ruas, bunga coklat, malati air dan lidi air. 
6. Menjadi konsumen yang bijak, dengan tidak banyak mengkonsumsiprosuk yang
memakai kelapa sawit sebagai bahannya. Perkebunan kelapa sawit adalah salah satu
factor berkurangnya hutan yang ada di bumi, akibat pembakaran hutan untuk
membuka lahan perkebunan baru.
7. Menjaga kebersihan rumah. Lingkungan hidup tidak hanya berasal dari luar
rumah. Lingkungan hidp sehat juga berawal dari rumah yang sehat. Rumah yang sehat
adalah rumah memiliki ventilasi udara yang cukup, sinar matahari masuk tanpa
terhalang. Selain itu menguras bak mandi agar tidak dipakai oleh nyamuk untuk
bertelur.
8. Mengurangi pemakain kertas atau tissue yang berasal dari pohon. Kertas yang
telah di pakai dapat di jual untuk di olah kembali menjadi kertas daur ulang.
9. Memproses limbah pabrik dengan cara yang benar dan ramah lingkungan.
Limbah pabrik yang mengandung zat kimia berbahaya akan mencemari tanah dan air
jika tidak di olah terlebih dahulu.
10. Tidak memakai bom atau pukat harimau dalam menjaring ikan. Memakai teknik
menangkap ikan yang ramah lingkungan akan menyebabkan ikan kecil memiliki
waktu untuk berkembang, dan menghasilkan keturunan.
11. Melakukan penanaman terumbu karang serta penanaman hutan bakau di sekitar
pinggir pantai untuk memperbaiki keseimbangan laut.
12. Melakukan penanaman kembali hutan yang telah gundul, serta melakukan
tebang pilih pada pohon, sehingga pohon yang muda memiliki kesempatan untuk
tumbu.

H.Pengertian dan Latar Belakang Isu Lingkungan


Latar belakang isu

Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan
cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai dampak yang ditimbulkan berbagai
aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang
signifikan.

            Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena kompleksitas
permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari multidisiplin ilmu
ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang
berkaitan langsung dengan studi physical environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry,
geology, forestry dan sebagainya.
            Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka isu
lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Pencemaran lingkungan
merupakan masalah bersama.

Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional, regional


dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan lingkungan,
apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global. Bila kita melihat bumi secara
utuh maka bumi merupakan satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan.

Akhir-akhir ini isu kelingkungan hidup menjadi topik yang hangat diperdebatkan dalam
berbagai fora internasional karena adanya gejala pemanasan global yang semakin
menghawatirkan. Terus mencairnya es di Kutub Utara, permukaan laut yang naik, perubahan 
iklim yang tidak teratur, bencana alam yang melanda di berbagai wiayah, di permukaan bumi
sangat mempengaruhi hakikat interaksi aktor-aktor Hubungan Internasional. Kelangsungan
hidup umat manusia sedang ada dalam ancaman yang serius kalau proses pemanasan global
ini tidak segera dikendalikan.

Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang disorot oleh dunia internasional karena
laju kerusakan hutan tropis yang tinggi setiap tahun. Hutan Indonesia yang berfungsi sebagai
paru-paru dunia tidak lagi menjadi urusan Indonesia sendiri tetapi juga kepedulian Negara-
negara lain yang khawatir dengan perubahan iklim. Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia
telah menimbulkan keresahan di dalam negeri dan juga di Negara-negara tetangga seperti
Singapura dan Malaysia. Tetapi persoalan lingkungan hidup  tidak hanya  menyangkut
kerusakan atau kebakaran hutan tropis, tetapi juga Negara-negara industri yang memberikan
kontribusi besar terhadap emisi karbon yang menyebabkan kenaikan suhu bumi

Isu lingkungan hidup menempati bagian penting dari diskursus publik internasional
kontemporer. Ini dessebabkan oleh krisis keseimbangan ekologis yang dialami dunia dengan
percepatan terutama setelah Perang Dunia II. Planet yang kita diami ini tengah mengalami
proses “global warming”  yang disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihn dari gas-gas
“rumah hijau” yang paling terkenal diantaranya adalah kloroflorokarbon.

Gas-gas ini menyebabkan berkurangnya lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar
ultraviolet yang dipancarkan oleh Matahari. Masalah lainnya meliputi deforestasi hutan tropis,
yang berguna untuk mensirkulasi gas-gas berbahaya menjadi oksigen, yang terjadi pada
tingkat yang menakutkan, yaitu 30.000-37.000 mil persegi pertahun, di Sub-Sahara proses
desertifikasi terjadi dengan tingkat per tahunnya sebesar 6 juta hektar. Dunia pun mengalami
prospek musnahnya ratusan ribu spesies dalam waktu dua puluh tahun ke depan. Bila tingkat
perusakan lingkungan seperti yang ada sekarang berlanjut, planet Bumi tidak akan sanggup
lagi menunjang para penghuninya.

Baik negara berkembang yang sedang membangun ekonominya maupun negara-negara


industri sama-sama memiliki kepentingan nasional yang mempengaruhi sikap dan kebijakan
mereka dalam mengatasi isu lingkungan hidup global.

 Persoalan utama yang terjadi di Negara-negara berkembang adalah upaya pemerintahan yang
berkuasa untuk menjadikan pembangunan ekonomi sebagai sumber legitimasi kekuasaan
sehingga kemudian menjadi semacam ideology yang tak boleh diganggu gugat.

Umumnya ekspor negara berkembang bertumpu pada sumber daya alam. Indonesia misalnya,
mengandalkan minyak bumi dan ekspor kayu tropis. Kondisi demikian mudah diduga akan
berdampak pada percepatan pengurasan sumberdaya alam. Selain itu, rezim perdagangan
bebas Internasional mempunyai tujuan meningkatkan volume perdagangan dengan
membebaskan perdagangan  dari segala bentuk proteksi. Pengalaman empiris menunjukkan
ekonomi global tidak dapat tumbuh tanpa ada pengurasan ekonomi alam. Kondisi inilah yang
melatarbelakangi munculnya standarisasi produk berwawasan lingkungan pada era
perdagangan bebas.

Bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia, kedua hal di atas dapat menjadi dilema. Di
satu pihak, terdapt kesadaran bahwa permasalahan lingkungan hidup terasa cukup serius.
Namun di lain pihak, era perdagangan bebas menuntut produk-produk yang bermutu baik dan
murah. Ketentuan standarisasi akrab llingkungan tentunya akan menambah ongkos produksi
barang yang akan menjadikan produk-produk tersebut kurang kompetitif dibandingkan dengan
yang dihasilkan oleh Negara-negara maju yang telah terlebih dahulu mempunyai infrastruktur
produksi berwawasan lingkungan.

Pengertian Isu Lingkungan 

adalah topik hangat seputar kondisi lingkungan di bumi, terkait dengan gejala dan perubahan
komposisi kadar dasar yang terjadi di alam sekitar. Isu lingkungan merupakan terjemahan
dari Global issues.
I. Isu lingkungan

Isu lingkungan adalah topik hangat seputar kondisi lingkungan di bumi, terkait dengan
gejala alam dan perubahan komposisi kadar dasar yang terjadi di alam sekitar. Isu
lingkungan merupakan terjemahan dari kata Global issues.

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya


makhluk hidup , zat energi, dan atau komponen lain kedalam lingkungan , atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya
( Undang-undang Pokok pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Dalam bahasan ini isu lingkungan dapat dikategorikan menjadi 3 bagian , antara lain :

1. Isu Lingkungan Lokal


2. Isu Lingkungan Nasional
3. Isu Lingkungan Global

Isu Lingkungan Lokal

A. Pengertian Isu Lingkungan Lokal


Isu lingkungan lokal merupakan efek dari kegiatan yang ada di permukaan bumi
baik yang dialami maupun akibat dari perbuatan manusia.
Selain isu lingkungan global dan isu lingkungan nasional ada pula isu lingkungan
lokal yakni kerusakan lingkungan yang dampaknya langsung bagi lingkungan lokal
yang lebih kecil tingkat cakupannya dibandingkan 2 isu lingkungan lainnya. Dimana
dalam isu lingkungan lokal ini memiliki beberapa penyebab serta dampaknya, yaitu :
a) Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air
tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang
lainnya. Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman
pangan.Sedikitnya 4.000 hektare areal tanaman padi di Kabupaten Tapin, Kalimantan
Selatan, terancam kekeringan akibat kemarau panjang yang melanda wilayah
tersebut.Selain di Kabupaten Tapin, ancaman kekeringan juga melanda wilayah lain
seperti Kabupaten Tabalong dan Banjar.Kekeringan ini dapat mengancam jadwal
tanam petani, sehingga akan mempengaruhi pencapaian target produksi padi
Kalimantan selatan.
b) Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air
berkurang. Dampaknya: terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu
perekonomian dan kegiatan transportasi. Contohnya Siring Sungai Martapura
sepanjang sekitar 20 meter dengan lebar 7 meter, di Kelurahan Pangambangan,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan terjadinya longsor. Longsornya siring juga
menyebabkan sekitar 20 rumah lainnya kini berada di daerah rawan.
c) Abrasi pantai/Erosi Pantai : adalah terkikisnya lahan daratan pantai akibat
gelombang air laut. Dampak: menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya
potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata.Contohnya yang terjadi di Batulicin,
abrasi hebat yang menimpa pesisir pantai Pagatan, kerusakan kawasan pesisir Tanah
bumbu itu kian tahun kian parah saja. Kerusakan parah kawasan pesisir pada tahun itu
setidaknya telah memutuskan jalur trans provinsi yang ada di Desa Sei Lembu hingga
Desa Betung Kecamatan Kusan Hilir. Akibatnya, untuk penanganan ruas penting
penghubung Banjarmasin, Tanah bumbu, Kotabaru hingga ke provinsi Kaltim
pemerintah pusat harus turun tangan langsung. Sampai akhirnya, ruas jalan negara
yang putus akibat abrasi hebat itu di alihkan, dan selanjutnya dibangun ruas baru
dengan kontruski beton baja.

d) Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung


limpahan air hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat
terjadi karena hijauan penahan air larian berkurang.
Dampak: ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat,
penurunan produktifitas pangan, dll.
e) Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak
digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan
mangrove.
Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.
J. Isu Lingkungan Nasional

Isu lingkungan nasional yaitu permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan
dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak dalam skala nasional.
Di negara Indonesia banyak terjadi perusakan lingkungan yang mengakibatkan
tidakseimbangnya ekosistem di alam. Menurut TIM IAD MIKU & TIM MUP
(2012:155), ada beberapa isu lingkungan nasional, diantaranya :

a. Banjir
Banjir merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan ( yang pada keadaan normal
kering ) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa  hal,
diantaranya akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air
laut, sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut.
Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan tidak adanya
saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan. Banjir juga disebabkan
oleh kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan.

Dampak dari banjir menyebabkan kerugian pada segi perekonomian, kesehatan, dan


lingkungan.

Contohnya : yaitu di daerah ibu kota Jakarta yang seringterjadi banjir.

b. Kebaran Hutan
Proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia . kebakaran oleh
manusia biasanya karena bermaksud pembukaan lahan untuk perkembunan.

Dampaknya dari kebakaran hutan hilangnya keaneragaman hayati, asap yang


dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak kenegra lain.
Tidak hanya pada local namun ke negra tetanggapun juga terkena.

Contohnya di Riau, para pengusaha kelapa sawit melakukan pembakaran hutan


dengan alasan untuk mempermudah dalam pembukaan lahan baru.

c. Pencemaran minyak lepas pantai

Hasil ekploitasi minyak bumi di angkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan
minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai di akibatkan oleh system
penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebankan lepasnya minyak
ke perairan.
Dampaknya mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air
laut. Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan
laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng menyebabkan fotosintesis
terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.

Contohnya : Tumpahan minyak mentah di Kepulauan Seribu yang sering terjadi.


Selain dikarenakan kebocoran pipa perusahaan pengeboran minyak lepas Pantai,
pencemaran laut juga disebabkan kapal-kapal minyak yang membuang ampas
minyak (residu) ke laut.

d. Sampah
Manusia sebagai konsumen setiap harinya menghasilkan sampah / limbah. Limbah
yang dihasilkan berupa organik dan anorganik. Sampah anorganik dihasilkan dari
rumah tangga maupun industri. Sampah merupakan masalah sosial yang dapat
menyebabkan konflik. Di Indonesia masalah sampah kurang mendapat penanganan
yang baik.

Dampaknya cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air

Contohnya di daerah ibu kota Jakarta, banyak sekali sampah – sampah yang terdapat
di aliran sungai sehingga tersumbatnya aliran sungai dan membuat sungai jadi
dangkal.

K. Isu Lingkungan Global

Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak yang


ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak yang luas
dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global mulai muncul dalam
berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran manusia akan lingkungannya yang telah
rusak membuat isu lingkungan ini mencuat.

Sebelumnya masalah lingkungan global banyak dipengaruhi oleh faktor alam, seperti
iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll.
Namun dalam perkembangannya saat ini orang mulai menyadari bahwa aktifitas
manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan.
Dengan adanya masalah lingkungan global ini maka akan memberikan dampak bagi
lingkungan dunia. Berikut merupakan penyebab dan dampak lingkungan global :

a. Pemanasan Global

Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya merupakan fenomena


peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah
kaca.

Pemanasan global atau global warming menjadi isu global mutakhir terkait lingkungan
hidup dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai
faktor penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global. Dunia
pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin terancamnya
eksistensi kehidupan.

Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida (18,35 milliar
ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau 18.350.000.000.000/kg
karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia
semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang
dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek Rumah Kaca

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan mengenai fenomena
yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah menjadi sorotan utama
masyarakat dunia sekarang. Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca CO2,
methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat
besar dan dengan konsekuensi yang sangat besar. Menurut laporan panel antara
pemerintahan antar perserikatan bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi kenaikan suhu
minimum dan maksimum bumi antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan itu terjadi pada suhu
minimum dan maksimum disiang hari maupun malam hari antara 0,5 sampai 2,0
derajat celcius atau temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat
celcius (33 derajat F) diabandingkan dengan masa sebelum industri.
Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan kecenderungan yang
terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan mencapai dua kali lipat dari
sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi, maka konsentrasi gas rumah
kaca akan lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi selama jutaan tahun terakhir
ini. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya temperature rata-rata global sebesar 2,5
derajat celcius, dengan peningkatan 4 derajat celcius di daratan. Angka tersebut
sepertinya kecil dan tidak berarti, tetapi ketika temperature permukaan bumi
meningkat 4 derajat C, peningkatan ini sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es.
Saat ini, ketinggian lautan sudah meningkat karena blok-blok es di lautan mulai
mencair. Para ilmuawan mengatakan bahwa abad paling dalam millennium terakhir
adalah abad ke-20. tidak mengehrankan jika tinggi lautan selama abad ke-20 adalah
sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi pada abad ke-20.

Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan dengan


bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak tergantung dari
musim dan bersifat lintas batas sehingga efek distruksinya besar. Selain dari itu,
kenaikan suhu durasinya lama dan polanya kontinu sehingga menguras totalitas
energi. Berbeda dengan banjir dan kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi
magnitude banjir besar terjadi pada musim hujan dan magnitude kekeringan ekstrem
terjadi pada puncak musim kemarau.

Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun,
sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan
masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta
ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya
mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa
manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang
mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air,
naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.

Pemanasan global seperti dilaporkan 441 pakar Intergovernmental panel on Climate


change, 10 April 2007, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi lima tahun
mendatang berupa kegagalan panen, kelangkaan air, dan kekeringan. Diperkirakan
asia akan mengalami dampak yang paling parah, produksi pertanian tiongkok dan
banglades akan anjlok 30 persen, India akan mengalami kelangkaan air dan 100 juta
rumah warga pesisir akan tergenang.

Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es
dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan
pulau kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang
menutup permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat
keasaman terumbu karang yang menimbulkan pemudaran (bleaching) hingga
kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang
berkurang.

Sifat perubahan iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan
dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar
Negara. Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang
berdampak pada perubahan iklim, sedangkan Negara yang sedang berkembang yang
sedikit konstribusinya dalam fenomena pemanasan global ini justru terkena dampak
yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus menyatakan perang melawan
pemanasan global dengan perannya masing-masing. Industri transportasi, ahli
pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu harus mengerem
peningkatan pemanasan global.

Penyebab: Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya gas sulfur dioksida dan gas-
gas rumah kaca, seperti CO2 akibat dari pembakaran bahan bakar fosil. Proses
pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari sinar matahari akan masuk ke bumi.
Radiasi dari sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan menghangatkan bumi.
Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh bumi, dan sebagian bumi akan
memantulkan kembali ke angkasa. Jika atmosfer bumi penuh dengan gas-gas rumah
kaca maka panas dari bumi tidak dapat diteruskan ke angkasa. Akibatnya, panas
kembali ke bumi.

Dampak :

Bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan
gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna,
migrasi fauna dan hama penyakit

Bagi aktivitas sosial ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai,
gangguan terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap
pemukiman penduduk, gangguan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker
dan wabah penyakit

Dampak laiinya:

Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-
daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-
daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya
lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

Peningkatan Permukaan Laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil
secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar
Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh
dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan
IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.

Suhu Global Cenderung Meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan
dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh.
Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh
dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi
sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam.
Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang
lebih hebat.

b. Penipisan Lapisan Ozon

Dalam lapisan stratosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan
atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi gas oksigen yang
mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain yang mengandung brom seperti
metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar penguraian ozon.

Dampak : Bagi makhluk hidup:lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa
menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata,
menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan produksi tanaman jagung,
kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll.Berdasarkan laporan dari
NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta Km².
c. Hujan Asam

Penyebab : Proses revolusi industri mengakibatkan timbulnya zat pencemaran udara.


Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan turun menjadi senyawa asam.

Dampaknya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, sistem pernapasan,
menyebabkan pengasaman pada tanah.Hujan asam dilaporkan pertama kali di
Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun
1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi
udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati
bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.

d. Pertumbuhan populasi

Pertambahan penduduk dunia yang mengikuti pertumbuhan secara ekponsial


merupakan permasalahan lingkungan.

Dampaknya: terjadinya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan meningkatnya


kebutuhan sumber daya alam dan ruang. Pertumbuhan penduduk paling tinggi akan
terjadi di negara-negara berkembang, dan lebih dari setengah penambahan jumlah
penduduk dunia itu akan terjadi di Afrika.

e. Desertifikasi

Merupakan penggurunan, menurunkan kemampuan daratan. Pada proses desertifikasi


terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan penipisan lahan
bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti kekeringan dan
banjir.

Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah


berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi
sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.Kasus desertifikasi di meksiko
menyebabkan emigrasipenduduk ke USA.

f. Penurunan keaneragaman hayati

Penurunan keaneragaman hayati adalah keaneragaman jenis spesies makhluk hidup.


Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, meliputi keunikan spesies,
gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memiliki potensi yang besar bagi
manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi. Contohnya di Indonesia,
kantong semar yang dahulu sangat banyak dijumpai di Bengkulu sekarang menjadi
sedikit jumlah dan jenisnya. Satwa liar menjadi menurun dan kemudian masuk kriteria
dilindungi. Satwa-satwa tersebut antara lain badak Sumatera, gajah Sumatera, harimau
Sumatera, tapir, beruang madu, rusa sambar, napu, rangkong, siamang, kuao, walet
hitam, penyu belimbing serta kura-kura.

g. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Bahan yang di identifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih. Karakteristik mudah
meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyebab infeksi, bersifat korosif.

Dampak : dulunya hanya bersifat lokal namun sekarang antar negara pun melakukan
proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu semua terjadi maka
limbah bahan berbahaya dan beracun dapat bersifat akut sampai kematian makhluk
hidup.Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan
Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd
dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan
dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta
pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu.
Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah.

L. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat Terhadap Isu Lingkungan Hidup

Peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting dalam pembangunan


kesehatan. Pembangunan kesehatan dengan paradigm sehat merupakan upaya
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga keshatan melalui kesadaran
yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif. Oleh karena itu untuk mewujudkan paradigm sehat tersebut, diperlukan
kontribusi yang lebih besar dari para tenaga kesehatan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia

Pelayanan promotif untuk meningkatkan kemandirian dan peran serta


masyarakat dalam pembangunan kesehatan diperlukan program penyuluhan dan
pendidikan masyarakat yang berjenjang dan berkesinambungan sehingga dicapai
tingkatan kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Untuk itu
diperlukan tenaga terlatih di bidang promosi kesehatan termasuk para pakar yang
memahami tentang sosiologi, anthropologi, ilmu perilaku, psikologi social, ilmu
penyuluhan, pakar media penyuluhan dan masih banyak lagi ilmu yang berhubungan
dengan masalah promosi seperti pemasaran social dll.

Pelayanan preventif untuk menjamin terselenggaranya pelayanan ini


diperlukan para tenaga yang memahami tentang epidemiologi penyakit, cara-cara dan
metode pencegahan serta pengendalian penyakit. Keterlibatan tenaga kesmas di bidang
preventif di bidang pengendalian memerlukan penguasaan tekhnik lingkungan dan
pemberantasan penyakit.

Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk


dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka
bekerja. Dalam mewujudkan PHBS secra terencana, tepat berdasarkan situasi daerah,
maka diperlukan pemahaman dan tahapan sebagai berikut (UNICEF, WHO, Bersih,
sehat, dan sejahtera;Fraeff dkk, 1993; Van Wijik dkk, 1995):

1. Memperkenalkan kepasda masyarakat tentang gagasan dan tekhnik mempromosikan


perilaku PHBS
2. Mengidentifikasi perilaku masyarakat yang perlu dirubah dan tekhnik-tekhnik
mengembangkan strategi untuk perubahan perilaku bagi individu, keluarga dan
masyarakat Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi perilaku beresiko melalui
pengamatan terstruktur. Sehingga dappat ditentukan cara pendekatan baru terhadap
perbaikan hygiene agar terhindar dari lingkungan yang terkontaminasi

3. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat


Lankah langkah dalam memotivikasi orang yakni dengan memilih beberapa perubahan
perilqku yang diharapkan yangbdapat diterapkan, mencari tahu apa yang dirasakan
oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui diskusi terfocus,wawancara
dan melalui uji cooba perilaku, membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau
melakukan perubahan pperilaku, menciptakan sebuah pesan sederhana,positif, menarik
berdasarkan apa yang disukai kelompok sasaran dan merancang paket komunikasi

4. Merancang program komunikasi untuk berbagai kelompok sasaran


Sasaran promosi PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih
komperehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi
dan lingkungan social budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang
berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan
fisik seperti sanitasi dan hygine perorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya air
bersih, lingkungan perumahan dan pembuangan sampah serta limbah.

M . Isu permasalahan Lingkungan dan studi kasus

1. Contoh kasus I
Permasalahan lingkungan telah menjadi salah satu isu penting dalam dunia
internasional dimana suatu permasalahan lingkungan yang terjadi di satu negara telah
menjadi tanggung jawab dunia internasional. Permasalahan lingkungan yang terjadi
meliputi pencemaran lingkungan, degradasi sumber daya dan pemanasan global.
Pencemaran lingkungan adalah salah satu bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi
akibat kegiatan atau aktifitas manusia yang dilakukan secara sengaja.
Pencemaran air menjadi salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh beberapa
negara di dunia. Pencemaran atau polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi,
unsur atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang
ditandai dengan perubahan warna, bau dan rasa. Salah satu dampak terjadinya polusi
air adalah kemajuan teknologi, ekonomi ataupun pembangunan yang mengandung
resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar
ekosistem yang menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak.

Studi Kasus
Isu pencemaran lingkungan di Tiongkok, muncul ketika pertumbuhan ekonomi
dan industrialisasi Tiongkok menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Seiring dengan
perkembangan positif tersebut. Dimana efek dari kemajuan ekonomi dan
industrialisasi Tiongkok membawa dampak buruk terhadap sektor lingkungan.
Kerusakan lingkungan yang menimpa Tiongkok amat serius. Bersamaan dengan laju
pertumbuhan ekonomi, urbanisasi dan industrialisasi selama dua dekade, meningkat
juga tingkat polusi air yang tinggi. Isu lingkungan telah menjadi pilar penting dalam
warna pembangunan sejak awal tahun 1970-an. Bahkan semenjak akhir 1980-an soal
ini telah menjadi arus utama berbagai kebijakan pembangunan baik di tingkat global
maupun nasional1.

Tiongkok menjadi pusat bagi barang-barang yang kebanyakan digunakan oleh


hampir seluruh penduduk dunia. Aktivitas-aktivitas produksi dalam skala masif
tersebut tentu punya dampak merusak lingkungan. Salah satu indikatornya ialah
pencemaran air sungai yang begitu parah. Tiongkok dikenal sebagai negeri dengan
jumlah sungai yang tidak terhitung. Tiongkok yang hingga kini masih berada pada
peringkat pertama sebagai pelaku pencemaran air terbesar di dunia, masih tetap
dengan alasan yang sama yakni limbah industri.

Limbah industri yang dihasilkan dari kegiatan pabrik-pabrik di Tiongkok,


secara jelas telah mendukung kerusakan lingkungan diingat bahwa Tiongkok
merupakan basis produksi terbesar di dunia. Ditambah lagi dengan pembuangan
sampah dari penduduk sekitar sungai yang semakin memperburuk keadaan sungai-
sungai di Tiongkok. Rusaknya sumber air yang ditandai dengan masuknya racun serta
limbah berbahaya ke sungai-sungai yang sebenarnya menjadi sumber air minum.
Namun, kerusakan lingkungan akibat aktivitas produksi (limbah) ini sering luput dari
perhatian publik. Bukan saja pemerintah Tiongkok yang harus bertanggung jawab,
tetapi juga perusahan-perusahaan yang melakukan aktifitas produksi di Tiongkok.
Perusahaan-perusahaan seperti Apple, Canon, LG, Hewlett-Packard, Motorola, Shell,
Nestle, Levi's, Puma, Next, Adidas, Nike, Zara merupakan sebagian dari 650

1
Nanang Indra Kurniawan, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Poliik Pengelolaan Lingkungan
dan Sumber Daya Alam, Universitas Gajah Mada Vol. 16, No.1, Juli 201.,hal 2
perusahaan yang masuk dalam daftar hitam sebagai penyumbang pencemaran air di
Tiongkok2.

Pencemaran air yang terjadi di Tiongkok sudah menghasilkan dampak yang


tidak sedikit bahkan tergolong berat. Menyerang perairan sungai, danau bahkan pesisir
pantai, limbah hasil kegiatan industri juga mengancam keberlangsungan makhluk
hidup di air maupun manusia sendiri. Pencemaran air di Tiongkok dapat meracuni
sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai
dan danau. Sekitar 90 % dari kota-kota di Tiongkok telah terkena dampak dari
beberapa tingkt pencermara air dan hamper 500 juta tidak memiliki akses terhadap air
minum yang aman. Kerusakan sumber-sumber air bersih tentu menjadi masalah serius
yang harus diatasi. Namun dengan berkembangnya kegiatan industri yang semakin
meningkat sangat sedikit kemungkinan masyarakat untuk mendapat air bersih3.
Sedangkan limbah industri sebagian besar mengandung logam berat, toksin organik,
minyak, nutrien dan padatan. Zat-zat berbahaya tersebut dapat menyebabkan pula
matinya organisme dalam ekosistem air.

Dalam menanggulangi masalah pencemaran air di Tiongkok, Greenpeace


melakukan serangkain kegiatan. Greenpeace melakukan berbagai kegiatan yakni,
melakukan kampanye terhadap masalah pencemaran udara dan air, melakukan
advokasi, bersama masyarakat menekan kebijakan pemerintah Tiongkok dalam hal
lingkungan. Melakukan monitoring, penelitian, dan evaluasi. Greenpeace mengawasi
kebijakan lingkungan dan aktivitas perusahaan atau institusi dalam menjaga
lingkungan dan pencemaran yang terjadi. Memberikan fasilitas komunikasi dimana
Greenpeace sangat berperan besar dalam membentuk pola komunikasi yang terarah
dan baik antara masyarakat maupun institusi perusahaan yang sering kali mengalami
konflik lingkungan. Greenpeace dapat dikatakan telah mampu menangani
permasalahan pencemaran air dan udara di Tiongkok, karena berbagai tindakan
Greenpeace telah menghasilkan berbagai tindakan yang mengarah pada perbaikan
mutu lingkungan hidup di Tiongkok terkait pencemaran air. Meskipun dalam hal ini

2
Opcit, Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Industri
3
peran Greenpeace masih belum dikatakan terlalu berhasil dikarenakan masalah dari
dalam negaranya itu sendiri.

2. Contoh Kasus II

Batu bara adalah salah satu hasil tambang yang dihasilkan dari pembekuan fosil
hewan purba pada zaman dahulu. Wilayah Indonesia dikenal sebagai Negara yang
kaya akan sumber daya alamnya.salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia
adalah cadangan batubara yang lumayan besar. cadangan batubara tersebut tersebar di
wilayah kepulauan Kalimantan terutama di wilayah Kalimantan Timur.

Wilayah Kalimantan Timur merupakan wilayah yang paling banyak cadangan


batubaranya. Di KALTIM jumlah ijin pertambangan dinilai sangat banyak, Saat ini
terdapat 1.212 kuasa pertambangan yang diterbitkan pemerintah kabupaten/kota dan
32 izin dari pemerintah pusat. Di Kota Samarinda bahkan terbit 76 kuasa
pertambangan yang luas konsesinya menghabiskan 71 persen wilayah. Saat ini lahan
yang sedang ditambang seluas 38.814 hektar atau separuh lebih dari 71.823 hektar luas
Samarinda.

DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP LINGKUNGAN

1. AIR
Penambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari
limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan
sulfur.Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut
mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn), mangan (Mn), asam
sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat yang dapat
menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
2. TANAH
Tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu
terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang
menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi.
3. UDARA
Polusi udara di sebabkan pembakaran batubara yang Menghasilkan gas nitrogen
oksida yang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk acid rain (hujan
asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang dapat membuat kotor
udara.Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi
kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan
(ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan
kanker, dan gangguan yang sangat fatal pada wanita yang sedang mengandung
kemungkinan bayi lahir cacat.
4. HUTAN
Penambangan batubara dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat
karena lahan pertanian dan hutan adat yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan
oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya perluasan tambang sehingga
mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini masyarakat pribumi
sangat di rugikan dan selain itu dapat menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di
wilayah hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini
diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa
oleh perusahaan.

Studi Kasus

PT. INDOMINCO MANDIRI

                ~ Berada di Kota Bontang, Kalimantan Timur.

                ~ Berdiri sejak tahun 1977.

                ~ Jenis Batubara adalah Bituminus (Kadar sulfur  0,8% - 1,6%).

                ~ Memproduksi Batubara kurang lebih 13 juta ton per tahun.

                ~ Bekerja sama dengan perusahaana asing seperti Jepang,


                    Korea dan Taiwan.

Dampak buruk kegiatan pertambangan batu bara mengakibatkan masyarakat


waswas. Selain mendegradasi kualitas lingkungan, dalam banyak kasus, khususnya
pada fase pengakhiran tambang, lubang bekas galian tambang banyak menelan korban
jiwa karena ketiadaan reklamasi. Tambang ini rakus lahan dan mereka pasti
melakukan land clearing, hutan pasti dibabat. Ketika sudah dikeruk, batu bara ini
sudah mulai mengeluarkan emisi apalagi kalau sudah dibakar. Jadi, dari kegiatan hulu
sampai hilir menghancurkan iklim.            

Wilayah pertambangan di Bontang menunjukkan areal tambang sangat


berdekatan dengan permukiman warga. Sehingga sulit untuk menyangkal bahwa
tambang batu bara berkontribusi terhadap rusaknya lingkungan dan bencana banjir.
Tak hanya itu, warga juga sering menerima kiriman banjir lumpur saat hujan tiba.
Sebanyak empat kali banjir besar datang dalam kurun 7 bulan tersebut. Sedikitnya
10.204 kepala keluarga di empat kecamatan menderita musibah banjir itu .

3. Contoh kasus III


Pencemaran Udara
Salah satu faktor penting kebutuhan dasar bagi manusia adalah udara. Secara rata-
rata, manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya tanpa udara lebih dari tiga menit.
Selain menghasilkan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan
dapat menjadi media untuk penyebaran penyakit pada manusia (Soemirat [1]).
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
ambien turun sampai ke tingkat tertentu sampai menyebabkan udara ambien tidak
dapat memenuhi fungsinya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun
1999 [2]). Kontribusi pencemar terbesar berasal dari emisi gas buangan kendaraan
bermotor, industri, pembangkit listrik dan kegiatan rumah tangga. Sehingga dapat
menyebabkan menurunnya kualitas udara akibat emisi polutan dari hasil pembakaran
bahan bakar. Bahan pencemar udara yang ditimbulkan dapat berupa gas ataupun
partikulat (Mukhtar [3]).
Salah satu polutan yang dikeluarkan dari proses pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor adalah timbal (Pb). Pb merupakan salah satu logam berat yang
sangat berbahaya bagi makhluk hidup karena bersifat karsinogenik, dapat
menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka waktu yang lama dan tokisisitasnya yang
tidak berubah (Brass [4]). Sumber pencemaran Pb secara garis besar berasal dari
kendaraan bermotor yang berada di jalan raya dan tempat fasilitas umum lainnya
seperti tempat parkir baik indoor atau outdoor. Penyumbang polusi Pb terbesar di
udara adalah sektor transportasi, yang diakibatkan oleh penggunaan Pb sebagai zat
aditif untuk meningkatkan bilangan oktan pada bahan bakar bensin. Pb yang
terkandung dalam bensin ini sangatlah berbahaya, menurut Environment Protection
Agency, sekitar 25% logam berat timbal (Pb) tetap berada dalam mesin dan 75%
lainnya akan mencemari udara sebagai asap knalpot.
Studi Kasus
Identifikasi Pencemaran Udara Oleh Timbal (Pb) Pada Area Parkir (Studi Kasus
Kampus Universitas Pasundan Bandung)
Dilakukan pada 2 lokasi parker tertutup dan 1 lokasi parkir terbuka sebagai
pembanding. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi Pb di masing-
masing lokasi parkir. Pengukuran kualitas udara pada penelitian ini dilakukan selama
3 hari masing-masing selama 24 jam pada hari kerja. Menunjukkan bahwa rata-rata
kandungan timbal (Pb) pada lokasi I sebesar 4,23 µg/Nm3 , Lokasi II 8,93 µg/Nm3
Dan lokasi III 0,62 µg/Nm3 Kandungan timbal (pb) di lokasi I dan II tidak memenuhi
standar baku mutu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sedangkan pada lokasi III
masih memenuhi standar baku mutu.
Banyaknya jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang terparkir sangat
berpengaruh terhadap besarnya pemaparan pb di ketiga lokasi tersebut.Selain faktor-
faktor tersebut,faktor lain yang ikut berkontribusi terhadap besarnya pemaparan Pb
adalah perbedaan jenis ruangan parkir, faktor alam (suhu, angin, kelembaban), dan
ventilasi udara.
DAFTAR PUSTAKA

Aleksius, Jemadu. Politik Global dalam Teori dan Praktik Edisi 2. Graha Ilmu:
Yogyakarta. 2014.

Alfiannor, Rozikin. Keterlibatan Greenpeace dalam penanganan kerusakan


lingkungan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.
2013.

Ahmad, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. 1998. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Azwar, 1983. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Mutiara. Jakarta

Bakri, Umar Suryadi. Pengantar Hubungan Internasional. Universitas Jayabaya


Press: Jakarta. 1999.

Budiman, Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan I. Jakarta. 

Dori, Gusman & Tri, J. Waluyo. Peran Greenpeace dalam penanganan Kerusakan

Depkes RI, 1982. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI.Jakarta

Farica, Syarfina. Feminisme dan Green Politics, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Katolik Parahyangan, 2014.

Garner, R. Environmental Politics. Hertfordshire: Prentice Hall/


Harvester Wheatsheaf, 1996.

Hasbiah, Astri W . Mulyatna, Lili. Musaddad, Fazari. Studi Identifikasi

Ikhtisar, Muhammad. 2017. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Makassar. CV. Social

Lingkungan di Tiongkok. Jurnal Transnasional, Vol. 6, No. 2. 2015.

Robert E. Goodin. Green Political Theory. Cambridge: Polity Press, 1992.


Paterson, Matthew, Theories of International Relations, New York: Palgrave
Macmillan, 2001.

Robert, Jackson & Georg, Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Terj.
Dadan Suryadiputra, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2005.

Wall, Derek. The No-Nonsense Guide to Green Politics. Oxford: New Internationalist
Publications. 2010.

Pencemaran Udara Oleh Timbal (Pb) Pada Area Parkir (Studi Kasus Kampus
Universitas Pasundan Bandung). Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik – Universitas Pasundan. Infomatek, Vol. 18, No. 2016

Nanang Indra Kurniawan, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Poliik Pengelolaan
Lingkungan dan Sumber Daya Alam, Universitas Gajah Mada Vol. 16, No.1,
2001

Rambu, Asana. Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Industri (Studi Kasus


Pencemaran Air di Tiongkok). Makalah Environment & International Trade,
2014.
Polotik Genius
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Mundiantun dan Dayono. 2015. PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN.
Yogyakarta: PENERBIT GAVA MEDIA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Triwibowo, Cecep dan Mitha Erlisya Pusphandani. 2013. Kesehatan Lingkungan dan
K3. Yogyakarta : Nuha Medika
Keman, Soedjajadi. 2005. KESEHATAN PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
PEMUKIMAN. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL. 2, NO. 1, 29
-43

Ningsih, Riyan. 2014. PENYULUHAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DAN


MINUMAN, SERTA KUALITAS MAKANAN YANG DIJAJAKAN
PEDAGANG DI LINGKUNGAN SDN KOTA SAMARINDA. KEMAS
UNNES 10 (1), 64 – 72
Rahardjo. Nugro. 2008. MASALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH
TIGA DESA DI KABUPATEN ENDE. JAI Vol.4, No.1, 22-27.
Wardi, I Nyoman. 2011. PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS SOSIAL
BUDAYA: UPAYA MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN DI BALI.
Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No. 1, hlm. 167 – 177
https://www.academia.edu/9001147/
Permasalahan_Kesehatan_Lingkungan_di_Indonesia
Wardhana, Wisnu arya. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi.
https://www.academia.edu/36642148/
Makalah_Pencemaran_Lingkungan_Hidup_dan_Penanggulangannya.doc

http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/01/makalah-isu-lingkungan.html, di
akses pada 07 Februari 2019,pukul 08.10.

Maskoeri, Jasin.1994. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.

https://www.academia.edu/35701517/
ISU_LINGKUNGAN_GLOBAL_DAN_NASIONAL

Sukowati, Supratman. 2003. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menuju Hidup Bersih dan Sehat. Tersedia di
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1048/585

Anda mungkin juga menyukai