Anda di halaman 1dari 23

PEMBANGUNAN DAN

LINGKUNGAN HIDUP
KELOMPOK 1

1. ASRI RAMADHANI D10121294


2. NUR VITRA YUNIATRI D10121256
3. Muh Rifki Rifaldi D10121498
4. FATRIANA D10121517
5. I Gusti Bagus Slamet Hartana D10121695
6. Muftihatur Rahmi D10121029
7. Neni Anggraini y D10121746
8. Aureliya Rezki Oktaviana D10121155
9. ZAHRATUL SUCI D10121353
10. Abintrimadya D10121600
11. Rukmana D10121033
12. Annisa Suci Wulandari D10121222
13. Moh Irham D10121352
Pengertian Lingkungan Hidup
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatan pada udara, tanah dan air.
Air, tanah, udara, hewan, tumbuhan dan manusia merupakan sebuah ekosistem hidup. Di samping itu
masih banyak lagi hal-hal lain yang tidak dapat kesemuanya itu merupakan bagian dari lingkungan hidup.

Karena lingkungan hidup diartikan sebagai keseluruhan unsur atau komponen, maka tentu saja setiap
lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Adapun pengertian lingkungan hidup menurut undang-undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia
dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.

Komponen-komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi komponen benda-benda hidup (biotik) dan
komponen benda-benda mati (abiotik). Termasuk ke dalam komponen biotik adalah manusia, hewan, dan
tumbuhan, sedangkan yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air. Baik
komponen biotik maupun komponen abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut
ekosistem, sehingga lingkungan hidup sering pula disamakan dengan ekosistem.
Kriteria Hukum-hukum yang
Berlaku dalam Suatu Lingkungan
Apabila kita, manusia, dianggap sebagai individu yang menjadi pusat perhatian di dalam membicarakan masalah lingkungan
hidup, maka unsur-unsur yang berada di sekitar kita adalah hewan, tumbuhan, air, udara dan tanah.
Setiap lingkungan hidup diatur oleh suatu hukum alam secara otomatis. Maksudnya jika salah satu komponen-komponen
yang lain, karena dalam suatu lingkungan hidup ada yang disebut dengan “kaidah satu untuk yang lain”.
Pada dasarnya, tiap-tiap komponen di dalam lingkungan hidup dapat dikatakan sebagai “satu untuk yang lain”, yang dalam
hal ini digambarkan bahwa binatang mati busuk diserap tanah menjadi pupuk bagi tumbuhan rumput. Sebagai contoh :
rumput dimakan rusa, rusa dimakan harimau, dan seterusnya. Di samping rantai makanan ini ada pula yang dikenal
dengan istilah “piramida makanan”.
Apabila salah satu komponen lingkungan hidup seperti digambarkan dalam rantai makanan dan piramida makanan
mengalami kepunahan, maka apa yang terjadi sudah dapat dibayangkan. Andai kata di dunia ini tidak ada rumput, maka
tentu tidak akan ada kambing, dan akhirnya binatang tumbuhan juga akan punah. Dari uraian secara singkat di atas.
Beberapa hukum/kaidah lingkungan dapat diperoleh, misalnya :
A. Suatu lingkungan memiliki keteraturan secara alamiah.
B. Suatu lingkungan mempunyai kemampuan tersendiri selama keadaan masih berkembang.
C. Unsur-unsur / komponen-komponen dalam suatu lingkungan berinteraksi satu sama lain secara ilmiah.
D. Interaksi dalam suatu lingkungan dilakukan oleh masing-masing unsur/komponen.
E. Dalam batas-batas tertentu terjadi perubahan susunan komponen.
Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi lingkungan hidup antara
lain :

A. Jenis dari jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup. Akan terlihat perbedaan lingkungan hidup
pada daerah bukit tandus dengan daerah yang tertutup rimbun oleh tumbuhan.
B. Hubungan atau interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup, interaksi disini tidak hanya
menyangkut komponen biofisik saja melainkan menyangkut pula hubungan sosial, karena unsur-
unsur lingkungan hidup memiliki sifat dinamis.
C. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup, misalnya : di dalam ruangan tertutup yang
merokok, tentu akan menyebabkan ruangan menjadi pengap.
D. Faktor-faktor non material, antara lain kondisi suku, cahaya, dan kebisingan.
E. Keadaan fisik akan berpengaruh terhadap keadaan sosial dan budaya penduduk.
Pemanfaatan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup yang serasi dan seimbangan sangat kita perlukan karena merupakan unsur penentu kehidupan suatu
bangsa. Indonesia sebagai suatu negara wajib menjaga dan melestarikan lingkungan hidup untuk dimanfaatkan dalam
memenuhi kepentingan bersama bagi generasi kini dan mendatang.
Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan walaupun pada
kenyataannya lingkungan hidup di Indonesia masih memperhatikan.

Idealnya pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan pemeliharaan dan kelestarian lingkungan sehingga dapat
diwariskan kepada generasi yang akan datang.
Setiap pemanfaatan lingkungan hidup harus bertujuan sebagai berikut :
A. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
B. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan
melindungi serta membina lingkungan hidup.
C. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
D. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
E. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
F. Terlindunginya Indonesia terhadap dampak dari luar yang dapat menyebabkan pencemaran/kerusakan
lingkungan.
Apabila setiap pemanfaatan lingkungan hidup dapat mengacu kepada enam hal di atas maka lingkungan hidup akan
selalu terjaga dan dapat dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat saat ini dan di masa yang akan datang.
Beberapa pemanfaatan lingkungan hidup sebagai berikut :
A. Memelihara dan memperbesarkan benih-benih hewan dan tumbuhan dengan tetap mempertahankan
jenisnya.
B. Pengambilan tumbuhan liar untuk kepentingan penjualan dengan cara membudidayakannya.
Seperti penemuan berbagai jenis anggota hutan yang dikembangkan melalui perkebunan.
C. Budidaya tanaman obat-obatan / membuat apotik hidup di sekitar rumah.
D. Digunakan untuk industri, seperti industri yang menghasilkan produknya. Berupa oksigen (O­2)
yang tersimpan didalam tabung, industri air mineral, industri pupuk organik, industri minyak bumi, dan
lain-lain.
E. Digunakan pemerintah sebagai daerah konservasi agar lingkungan hidup tersebut terjaga, seperti
adanya daerah suaka alam, suaka margasatwa, tanam nasional, kebun binatang, dan hutan lindung.
Keterbatasan Ekologis dalam Pembangunan
Meningkatnya jumlah penduduk bumi menyebabkan peningkatan berbagai kebutuhan,
mulai dari pangan, sandang, maupun pemukiman. Dibutuhkan juga sumber daya alam lainnya seperti
tanah, air, energi, mineral, dan lainnya yang diambil dari persediaan sumber daya alam di bumi. Semula
kehidupan manusia di bumi dikuasai oleh alam, namun dengan munculnya etika Barat lahirlah sistem nilai
yang hakikatnya memandang bahwa manusialah yang menguasai dan menjadi pusat (antroposentris).
Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk kepentingan manusia menyebabkan
menipisnya sumber daya alam, bahkan sisa-sisa pengolahan berbagai barang akhirnya menimbulkan
bencana bagi kehidupan manusia. Beberapa contoh mengenai terjadinya bencana lingkungan akibat
pencemaran dan lainnya adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya erosi dan banjir di berbagai bagian bumi.
2. Terganggunya udara di London dan Los Angeles karena udara tercemar oleh asap berbagai industri
sehingga mengganggu kesehatan penduduk.
3. Pencemaran yang disebabkan karena kecelakaan. Misalnya bocornya pabrik pestisida di Bhopal
(India) dan kecelakaan pusat tenaga nuklir di Chernobyl (Rusia) telah menimbulkan banyak kerugian.
Ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan :

Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak,
cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan dan
kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga
negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya
yang diperlukan.
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan
tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah satu
penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu mencegah kerusakan lingkungan ini.
Sedangkan Maftuchah Yusuf (2000), mengemukakan empat hal pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan. Diantaranya,
1. konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik.
2. perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama.
3. pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan konservasi bagi kelangsungan hidup biofisik dan harus
adanya perdamaian dan pemerataan (keadilan) dalam melaksanakan hidup bersama.
4. demokrasi yang memberikan kesempatan kepada semua orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan,
kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Jika hal-hal tersebut di atas tidak segera ditindaklanjuti dan dilaksanakan dengan segera dengan cara menangkap, mengadili dan
menghukum seberat-beratnya pembalak liar maka tidak lama lagi bumi akan musnah. Kemusnahan bumi juga berarti kematian bagi
penduduk bumi termasuk di dalamnya manusia.
ADAPUN CIRI-CIRI PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ANTARA LAIN :

1. Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman yang dimiliki dan yang mungkin timbul di belakang hari;
2. Memerhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung kesinambungan pembangunan;
3. Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan
4. Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi
pembangunan

4. Pencemaran limbah industri dan rumah tangga menyebutkan pencemaran air tanah dan air permukaan.
Hujan asam di berbagai kota termasuk di DKI Jakarta menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, kerusakan,
dan kematian tanaman pertanian serta kerusakan hutan.

Nampaknya pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduknya. Sejalan dengan itu, eksploitasi sumber daya alam makin meningkat. Akibatnya, persediaan
sumber daya alam makin terkuras dan pencemaran lingkungan makin meningkat. Hal ini terjadi tidak hanya
pada negara maju, tetap juga pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Jumlah industri, kendaraan
bermotor, dan konsumsi energi terus meningkat dalam memenuhi kebutuhan kehidupan mereka. Eksploitasi
sumber daya alam yang terus-menerus dan kurangnya kesadaran terhadap lingkungan menyebabkan bencana
lingkungan yang terjadi di berbagai bagian bumi makin beragam.
Interaksi dan Rentetan Permasalahan Rumit
Dunia dewasa ini menghadapi suatu rentetan permasalahan yang sangat rumit, seperti : penyediaan pangan dunia,
pengangguran, hambatan dalam pengembangan industri, pengadaan energi dan bahan baku, pengembangan sumber daya
alam, kesempatan pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terkendali, keserakahan
perusahaan multi nasional dalam mencari kekayaan alam, dan akhir-akhir ini permasalahan pembangunan lingkungan
hidup.

Keseluruhan permasalahan tersebut saling berkaitan dan apabila direnungkan lebih dalam, pada hakikatnya bersumber
pada rangkaian dari lima permasalahan pokok, yaitu :
a. Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam, yang semakin terbatas.
b. Dinamika kependudukan, yang sejak abad ke-18, grafik kenaikan penduduk dunia sangat tajam.
c. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang apabila tidak dilandasi oleh moral, akan mengancam
keserasian kehidupan di dunia.
e. Lingkungan hidup yang semakin jelek menyebabkan jaringan interaksi unsur lingkungan tidak berfungsi dengan
baik.

Permasalahan pokok dunia tersebut apabila penanganannya tidak tepat, akan saling berbenturan dan pada akhirnya
akan bermuara pada kerusakan lingkungan hidup.
Keterkaitan antar keempat faktor ini dan keterkaitannya dengan lingkungan hidup sedemikian erat, sehingga
setiap permasalahan harus dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan dan sebagai permasalahan bersama.
Pertentangan selalu terjadi antara kelompok penganjur laju pertumbuhan secara terus-menerus melalui
pengerahan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kelompok ahli lingkungan yang terdiri dari ahli-ahli
biologi dan para konservasionis ekologi. Namun, akhir-akhir ini masing-masing kelompok sudah saling
memperluas wawasan, dimulai dengan dideklarasikannya Strategi Konservasi Dunia yang aspek
pemanfaatannya hanyalah merupakan bagian dari konservasi dalam arti luas.
Gejala pertumbuhan penduduk yang cepat, baik di kota maupun desa, muncul karena berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan penduduk tidak hanya sekedar makan, minum, pakaian, dan tempat
tinggal saja, tetapi berkembang sesuai perkembangan kebudayaannya. Hal-hal yang pada mulanya kurang
dibutuhkan, dewasa ini meningkat menjadi kebutuhan primer. Tingginya kebutuhan jumlah barang dan jasa
memerlukan lebih banyak sumber daya alam sebagai salah satu faktor produksi dalam industri pengolahan.
Hubungan antara peningkatan jumlah penduduk yang cepat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan penduduk, maka sumber daya alam dan lingkungan alam semakin
dimanfaatkan. Kegiatan produksi barang non jasa yang dibutuhkan tidak hanya menyebabkan menipisnya
sumber daya alam, tetapi juga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pertumbuhan ekonomi menghasilkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Ketersediaan barang dan jasa meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
2. Pertambahan sumber daya alam untuk memacu pertumbuhan ekonomi menyebabkan menipisnya persediaan sumber
daya alam dan terjadinya pencemaran lingkungan.
Manusia sebagai individu maupun anggota kelompok suatu masyarakat membutuhkan berbagai hal dalam
kehidupannya. Terpenuhinya kebutuhan hidup tersebut menyebabkan timbulnya rasa aman, tenteram, dan percaya diri.
Dengan bekerja sama, tidak hanya rasa aman dan percaya diri saja yang ada, tetapi juga harga diri. Tetapi kemampuan
seseorang atau kelompok masyarakat untuk berkembang tidak selalu sama, sehingga produktivitasnya juga berbeda.
Perbedaan kemampuan mengolah sumber daya alam menyebabkan pendapatan nasional berbeda-beda.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan
sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk
menopangnya.Belum hilang rasanya duka akibat bencana alam banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Surakarta dan
sekitarnya hingga Gresik Jawa Timur, kembali banjir menerpa semesta alam Ngawi. Madiun, Tuban Jawa Timur. Banyak
pengangkut kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui. Hal ini tentunya semakin
menambah kerugian baik materiil maupun immaterial. Pendek kata, berulangnya bencana alam ini menunjukkan alam ini sudah
rusak.Setidaknya ada dua hal yang ditengarai menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan, yaitu laju pertumbuhan penduduk
yang relatif cepat dan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan tehnologi.Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada
ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak
bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup.Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju
tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah, eksploitasi sistematis terhadap lingkungan secara terus menerus
dilakukan dengan berbagai cara dan dalih.Jumlah manusia yang memerlukan tanah, air dan udara di bumi ini untuk hidup pada
tahun 1991 sudah berjumlah 5,2 miliar. Jumlah manusia penghuni planet bumi pada tahun 1998 berjumlah 6,8 miliar. Pada tahun
2000 membengkak menjadi 7 miliar. Kalau pertumbuhan penduduk tetap dipertahankan seperti sekarang, menurut Paul R. Ehrlich,
900 tahun lagi (tahun 2900) akan ada satu biliun (delapan belas nol di belakang 1) orang di atas planet bumi ini atau 1700 orang
permeter persegi. Kalau jumlah ini diteruskan sampai 2000 atau 3000 tahun kemudian, berat jumlah orang yang ada sudah melebihi
berat bumi itu sendiri.Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya diharapkan dapat memberi
kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia ternyata juga harus dibayar amat mahal, oleh karena dampaknya yang negatif terhadap
kelestarian lingkungan.
Pembangunan Harus Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan
Walaupun pembangunan kita perlukan untuk mengatasi banyak kendala, termasuk masalah lingkungan,
namun pengalaman menunjukkan, pembangunan dapat menimbulkan dampak negatif. Beberapa contoh
tentang dampak negatif pembangunan antara lain :
1. Banyak pembangunan pengembangan sumber daya air telah menimbulkan masalah kesehatan. Masalah
itu timbul karena pembangunan tersebut telah menciptakan habitat baru atau memperbaiki habitat yang ada
bagi berbagai vektor penyakit, antara lain : banyak jenis nyamuk yang menjadi vektor penyakit malaria,
demam berdarah, enchepalis, filariasis, lalat yang menjadi vektor penyakit tidur dan buta sungai
(onchociasis), serta siput yang menjadi vektor biltharziasis.
2. Pencemaran udara oleh mobil banyak terdapat di kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Bandung,
Surabaya, dan Medan. Bank Dunia memperkirakan untuk Jakarta saja

pencemaran udara telah menyebabkan kerugian terhadap kesehatan yang untuk tahun 2006 diperkirakan sebesar US$
625 juta.
3. Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah. Kerusakan tata guna lahan dan tata air
di daerah Puncak dan Lembang adalah contoh lain. Karena kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan
frekuensi banjir meningkat. Di Jakarta dan Bandung banjir sudah menjadi kejadian rutin dalam musim hujan.
Dengan adanya dampak negatif tersebut, haruslah kita waspadai. Pada satu pihak kita tidak boleh takut untuk melakukan
pembangunan, karena tanpa pembangunan kita pasti ambruk. Di pihak lain kita harus memperhitungkan dampak negatif
dan berusaha untuk menekannya menjadi sekecil-kecilnya. Pembangunan itu harus berwawasan lingkungan, yaitu
lingkungan diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu operasi pembangunan itu.
Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhannya
sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan
mereka”. Pembangunan berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat mendukung
pembangunan dengan terus menerus karena tidak habisnya sumber daya yang menjadi modal
pembangunan. Modal itu sebagian berupa modal buatan manusia, seperti ilmu dan teknologi,
pabrik, dan prasarana pembangunan.

Lingkungan sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut menentukan
pembangunan berkelanjutan, salah satunya ialah kesenjangan. Tergusurnya pemukiman rakyat
kecil oleh pembangunan dan hilangnya hak adat dan hak mengolah atas tanah mereka, sedang
mereka tidak dapat banyak menikmati hasil pembangunan, merupakan salah satu sebab penting
terjadinya kesenjangan yang makin lebar dan kecemburuan sosial yang semakin meningkat
sehingga perlu kita waspadai dalam proses pembangunan.
Jelaslah, bahwa untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, pembangunan itu haruslah
berwawasan lingkungan. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan salah
satu alat dalam upaya dapat dilakukannya pembangunan berwawasan lingkungan.
Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan tehnologi dibanyak negara
maju terbukti telah membuat erosi tanah dan pencemaran limbah pada tanah pertanian yang
menyebabkan terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau penggurunan (desertifikasi) pada
lahan produktif.Menurut Clarence J Glicken, penguasaan alam melalui ilmu pengetahuan lebih
banyak bersumber pada falsafah modern yang dikemukakan oleh Frances Bacon, Descartes dan
Leibnitz. Bacon mengemukakan dalam karyanya the New Atlantic bahwa ilmu pengetahuan harus
dikembangkan secara aktif dan menganjurkan penemuan baru untuk merubah dan menguasai alam
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.Descartes dalam the Discourse of Method
berpendapat bahwa pengetahuan adalah kunci keberhasilan atau kemajuan manusia. Manusia
perlu mengetahui tentang api, air, tanah, angkasa luar agar dapat menjadi tua dan pengatur alam.
Begitu pula Leibnitz, pada permulaan abad ke-19 Masehi pandangan tersebut di atas mulai
mendapat kritik dan tantangan.
Pada akhir abad ke-19 masehi banyak sekali padangan lain yang dikemukakan. Ini dapat dibaca dalam
buku Charles Darwin, The Origin of the Species (1859), buku George Perkin Marsh “Man and Nature”
(1864), buku Charles Dickens “Hard Times” (1854).Maka, proses perencanaan dan pengambilan
kebijakan oleh lembaga-lembaga negara yang berkenaan dengan persoalan teknologi dan lingkungan
hidup menuntut adanya pemahaman yang komprehensif dari aktor pengambil kebijakan mengenai
masalah terkait.Pemahaman ini berangkat dari pengetahuan secara akademis dan diperkuat oleh data-
data lapangan sehingga dapat menghasilkan skala kebijakan yang berbasis kerakyatan secara umum
dan ekologi secara khusus.Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan pembangunan
berwawasan lingkungan yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan sumber daya alam dengan
tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.Pembangunan
berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber
daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan
sumber daya alam untuk menopangnya.
Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan
generasi mendatang.Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar
kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi
anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan dan kebebasan
berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-
haknya sebagai warga negara.

Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap
tersediannya sumber daya yang diperlukan.Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah
dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala
yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah satu
penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu mencegah kerusakan lingkungan
ini.Misalnya, UU No. 4 Tahun 1984 yang telah diratifikasi dengan UU No. 23 Tahun 1997 Tentang
Lingkungan Hidup.
UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya
Alam dan Ekosistem pun tidak mampu menangkap cukong kayu kelas kakap. UU ini hanya mampu
menangkap dan mengadili pekerja dan mandor kecil pembalakan liar.Sedangkan Maftuchah Yusuf
(2000), mengemukakan empat hal pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan. Pertama, konservasi
untuk kelangsungan hidup bio-fisik. Kedua, perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk melaksanakan
kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama.Ketiga, pembangunan ekonomi yang tepat, yang
memperhitungkan keharusan konservasi bagi kelangsungan hidup bio-fisik dan harus adanya perdamaian
dan pemerataan (keadilan) dalam melaksanakan hidup bersama. Keempat, demokrasi yang memberikan
kesempatan kepada semua orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan,
kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan mutu kehidupan bangsa.Jika hal-hal
tersebut di atas tidak segera ditindaklanjuti dan dilaksanakan dengan segera dengan menangkap,
mengadili dan menghukum seberat-beratnya pembalak liar maka tidak lama lagi bumi akan musnah.
Kemusnahan bumi juga berarti kematian bagi penduduk bumi termasuk di dalamnya manusia.
Pembangunan Berkelanjutan Membawa
Perubahan
Pembangunan selalu akan membawa perubahan. Sudah barang tentu perubahan yang diharapkan
adalah perubahan yang baik menurut ukuran manusia. Misalkan di suatu daerah sering terdapat
suatu penyakit DB (Demam Berdarah), kekurangan pangan, dan sarana pendidikan yang rendah.
Dalam keadaan ini tingkat kualitas hidup adalah rendah dan dengan demikian kualitas lingkungan
di daerah itu adalah rendah.
Adanya DB menunjukkan, di daerah tersebut terdapat keseimbangan tertentu antara manusia,
parasit DB dan nyamuk DB. Usaha pemberantasan ialah dengan obat anti DB. Juga dilakukan
usaha untuk memusnahkan nyamuk DB dengan pestisida dan organisme pemakan jenting-jentik
nyamuk serta dengan mengubah lingkungan agar tidak sesuai lagi sebagai habitat nyamuk DB.

Usaha lainnya ialah untuk menaikkan produksi pangan. Hal ini


dapat dilakukan dengan satu atau kombinasi beberapa macam cara,
misalnya pengairan, pemupukan, pengendalian hama, penyakit dan gulma,
serta penanaman varietas unggul. Jika usaha itu berhasil akan terjadi pula
suatu keseimbangan lingkungan baru yang terletak pada tingkat
Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau komponen yang berada di sekitar individu yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu yang bersangkutan.
Komponen-komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi komponen benda-benda hidup (biotik) dan
komponen benda-benda mati (abiotik). Termasuk ke dalam komponen biotik adalah manusia, hewan, dan
tumbuhan, sedangkan yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air. Baik komponen
biotik maupun komponen abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem, sehingga
lingkungan hidup sering pula disamakan dengan ekosistem.
Keseluruhan permasalahan lingkungan hidup saling berkaitan dan apabila direnungkan lebih dalam, pada
hakikatnya bersumber pada rangkaian dari lima permasalahan pokok, yaitu :
1. Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam, yang semakin terbatas.
2. Dinamika kependudukan, yang sejak abad ke-18, grafik kenaikan penduduk dunia sangat tajam.
3 Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang apabila tidak dilandasi oleh moral, akan mengancam
keserasian kehidupan di dunia.
5. Lingkungan hidup yang semakin jelek menyebabkan jaringan interaksi unsur lingkungan tidak berfungsi
dengan baik.
Dari seluruh uraian yang telah diberikan di atas, maka saran yang dapat kami sampaikan adalah:
1. Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan efek negatif pembangunan karena yang merasakan
dampak negatif langsung dari pemerintah adalah masyarakat, terutama masyarakat miskin.
2. Kepada masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam pengawasan dampak pembangunan karena tanpa
adanya pengawasan yang ketat, maka pemerintah akan menjadi sembrono dan mengabaikan Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) yang merupakan syarat utama mengurangi dampak negatif pembangunan
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai