Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Syafril

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030727076

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4130/PengantarIlmuAdministrasiNegara

Kode/Nama UPBJJ : 16/Pekanbaru

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban

1. Organisasi publik berbeda dengan organisasi privat atau swasta. Organisasi publik berada
dalam pengawasan dari lembaga legislatif di tingkat pusat maupun daerah. Misal,
pemerintah pusat daerah dan pemerintah daerah (kabupaten/kota) tidak dapat menjalankan
rencana-rencana kegiatan, proyek, dan program kecuali setelah rancangan anggaran
pendapatan belanja nasional (RAPBN) dan rancangan anggaran pendapatan belanja Daerah
(RAPBD) mendapat persetujuan dari DPR dan DPRD. Selain itu pimpinan organisasi
publik, dalam hal ini kepala daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) harus memberikan laporan
keterangan pertanggungjawaban setiap tahun pada DPRD. Hal-hal demikian tidak berlaku
pada organisasi privat, yang tidak mendapatkan pengawasan dari lembaga legislatif, baik di
tingkat nasional maupun di tingkat daerah dalam mengambil satu keputusan.
Dari uraian diatas cobalah analisis dengan menggunakan salah satu dari 7 kekhasan
Administrasi Publik dari Caiden mana yang paling cocok untuk pernyataan diatas!
Jawaban :
Kekhususan Administraasi Negara
Gerald E. Ceiden mengemukakan 7 kekhususan administrasi negara :
1. Kehadirannya tidak bisa dihindari
Kehadiran atau eksistensi administrasi negara lekat dengan eksistensi negara, dimana selama
negara masih ada, maka administrasi negara pun tetap ada.
2. Administrasi negara mengharuskan kepatuhan
Administrasi negara adalah satu-satunya yang memiliki monopoli kekuasaan pemaksa
kepada penduduknya, dan selama penduduk mematuhi segala ketentuan yang ada, maka
kekuasaan pemaksa tersebut tidak digunakan.
3. Administrasi negara mempunyai prioritas
Hal-hal yang harus dilakukan oleh administrasi negara adalah sangat beraneka ragam, hal
tersebut adalah merupakan konsekuensi atas bidang cakupan administrasi negara yang
memang campuran, sehingga dalam rangka melayani kepentingan publik tidak dapat
semuanya dilayani atau dipuaskan dalam satu waktu secara bersamaan, maka dari itu
diperlukan suatu skala pemrioritasan dalam melaksanakan pelayanan publik yang paling
mendesak harus dilakukan adalah yang menjadi prioritas, dengan tetap memegang penilaian
secara objektif, dan harus dihindari pemrioritasan atas dasar subjektif.
4. Administrasi negara mempunyai kekecualian
Agar administrasi negara dapat bekerja secara efektif dan efisien, cekatan, serta responsif,
maka diperlukan adanya kompetisi, kontrol politik,, sarana swa-koreksi, dan kontrol sosial
oleh pihak diluar daripada organisasi administrasi negara. Hal ini berkaitan dengan
pemberian kewenangan kepada organisasi privat (swasta) atau organisasi lainnya diluar
pemerintah untuk ikut serta memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.
5. Manajemen puncak administrasi negara adalah politik
Konsekuensi dari realitas bahwa seorang manajer publik (Presiden, Kepala Daerah
Provinsi/Kab/Kota) adalah merupakan pejabat politik yang merupakan hasil sebuah proses
politik, baik dipilih oleh lembaga perwakilan maupun oleh masyarakat secara langsung.
Sehingga semua keputusan yang diambilnya akan cenderung pada sebuah keputusan politik.
6. Penampilan administrasi negara sulit di ukur
hal tersebut berkaitan dengan pertanyaan :
1) Apakah pelayan yang diberikan oleh administrasi negara sudah tepat?,
2) Apakah pelayanan yang diberikan sudah memuaskan?. Pertanyaan tersebut sulit dijawab
secara pasti didalam mengukur kinerja ataupun tampilan dari administrasi negara, sebab
masing-masing individu atau kelompok masyarakat yang dilayani oleh administrasi
negara akan berbeda didalam memberikan penilaian. dua sebab pokok yang
menimbulkan administrasi negara sulit diukur :
a. Adanya warna politik pada kegiatan administrasi negara. Cenderung mengarah
kepada suatu kepentingan, serta subjektifitas yang menimbulkan suka atau tidak
suka.
b. Luasnya obyek kegiatan administrasi negara yang tidak terpengaruh oleh ukuran-
ukuran obyektif.
7. Lebih banyak harapan yang diletakkan pada administrasi negara
Dalam rangka pemenuhan terhadap pelayanan publik, maka masyarakat akan berharap besar
kepada pemerintah untuk dapat memenuhi segala kebutuhannya. Hal ini dapat juga
tercermin dari proses pemilihan umum yang berlangsung, dimana dalam pemilihan tersebut
tercermin bahwa masyarakat yang berbondong-bondong untuk ikut berpartisipasi dalam
memilih siapa calon pemimpin masa depannya adalah dengan harapan bahwa pemerintah
mendatang yang mereka pilih dapat memebrikan suatu perubahan didalam rangka
memberikan pelayanan publik yang terbaik bagi mereka.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pernyataan tersebut
lebih mengarah kepada poin kekhususan yaitu Manajemen puncak administrasi negara
adalah politik, dimana Konsekuensi dari realitas bahwa seorang manajer publik (Presiden,
Kepala Daerah Provinsi/Kab/Kota) adalah merupakan pejabat politik yang merupakan hasil
sebuah proses politik, baik dipilih oleh lembaga perwakilan maupun oleh masyarakat secara
langsung. Sehingga semua keputusan yang diambilnya akan cenderung pada sebuah
keputusan politik.

2. KOMISI Pemberantasa Korupsi (KPK) menilai, permasalahan terkait penyaluran bantuan


sosial bagi masyarakat miskin terdampak virus korona (covid-19) terjadi karena kurangnya
Koordinasi serta lalainya Pemerintah Daerah (Pemda) dalam memperbaharui Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS). "Koordinasi di negeri kita itu memang penyakit, program
koordinasi susahnya setengah mati, disuruh rapat disuruh pemadanan data susah sekali,"
ucap Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pahala Nainggolan, dalam
diskusi daring, Jumat,(15/5) malam. Ia menyebutkan, jika semua data itu solid dan
dikoordinasikan dengan baik tidak perlu lagi membuat pendataan baru untuk penyeluran
bansos covid-19. Yang akan berdampak kesemrawutan data. Tidak hanya terkait koordinasi,
Pahala juga menyebutka Pemda lalai dalam melakukan pembaharuan DTKS, dan
dikatakanya pada 2018 hanya 286 Pemda yang melakukan update..
dari uraian di atas, ditemukan adanya permasalahan terkait dengan penyaluran
bansos kepada pemerintah daerah karena kurangnya koordinasi di pemerintah
daerah. Silahkan saudara selidiki hal apa yang menjadi masalah dalam
pengkoordinasian sesuai dengan Langkah-langkah pengkoordinasian yang baik
menurut modul 4 / ADPU 4130!
Jawaban :
Gulick dan Urwick (1937) percaya bahwa setiap organisasi menggunakan pola-pola yang
berbeda satusama lain berdasarkan tujuan spesialisasi masing-masing. Pola-pola itu diciptakan
berdasarkan baik alasan proses kerja, faktor geografis, dan tujuan maupun berdasarkan alasan
subjek pelayanan. Sekalipun spesialisasi merupakan ciri administrasi, namun terdapat dugaan
yang kuat bahwa semua organisasi akan tersusun dalam suatu pola hierarkis, dengan pusat
kekuasaan berada di puncak hierarki. Supervisi pada keseluruhan kegiatan organisasi dibuat
sedemikian rupa sehingga rantai komando dan rentangan kontrol tidak terlalu sulit dilaksanakan.
Pandangan ini lebih terkenal dengan akronim (singkatan) POSDCORB (Planning, Organizing,
Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, and Budgeting) yang menunjukkan tujuh
fungsi manajemen. Semua fungsi ini harus ada dalam setiap organisasi, jika kita menginginkan
organisasi dapat berfungsi secara efektif.
Gulick dan Urwick mengajukan tujuh prinsip administrasikepada para mahasiswanya
dalam anagram singkat, POSDCORB. POSDCORB adalah ungkapan akhir prinsip-prinsip
administrasi Anagram itu adalah kepanjangan dari:
Pplaning
Oorganizing
Sstaffing
Ddirecting
Ccordinating
Oorganizing
Rreporting
Bbudgeting
Itulah administrasi negara pada 1937.
Meskipun usulannya menekankan masalah kecermatan dan sifatnormatif, Simon
menghendaki agar pertama, “ilmu murni” ditundadulu oleh para sarjana administrasi negara.
Karena suatu hal, adagangguan dalam masalah POSDCORB ini, yaitu mengenai dasardari
pencaplokan “ilmu murni”; para penentang pada tahun 1940-an telah menunjukkan bahwa
prinsip administrasi merupakanungkapan ilmu yang sangat jelas; dan konsekuensinya,
administrasinegara semakin skeptis karena gejala administrasi harus dimengertidengan istilah-
istilah yang keseluruhannya bersifat ilmiah. Kedua,Simon berpendapat bahwa psikologi sosial
memberikan dasarpemahaman terhadap pelanggaran tingkah laku administrasi yangbagi ahli
administrasi negara dianggap asing dan tidakmenyenangkan; karena banyak dan ahli tersebut
tidak terlatih dalampsikologi sosial. Ketiga, karena ilmu dipandang sebagai “bebas nilai”ini,
diikuti bahwa “ilmu administrasi” secara logis akan melarangahli administrasi negara dari apa
yang mereka rasa sebagai sumbermasalah: teori politik normatif, konsep kepentingan umum,
dankeseluruhan macam nilai kemanusiaan. Sementara itu, penafsiran inimenghentikan
penafsiran yang salah atas pemikiran Simon yangsangat luas (dapat dimengerti, mungkin, segera
sesudah terbitnyabuku Administrative Behavior), sebagaimana pendapat
Golembiewski,meskipun mendapat reaksi yang keras.

3. Silahkan baca Kembali modul mengenai birokrasi, apa yang dapat anda simpulkan
dari pernyataan definisi menurut beberapa ahli mengenai birokrasi dan silahkan
identifikasi apakah birokrasi hanya bisa di terapkan pada organisasi pemerintahan
saja? Beri contoh yang tepat!
Jawaban :
1. Max Weber, ahli politik dan sosiolog asal Jerman
Birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang penerapannya berhubungan dengan tujuan yang
hendak dicapai. Birokrasi ini dimaksudkan sebagai suatu sistem otoritas yang ditetapkan secara
rasional oleh berbagai macam peraturan untuk mengorganisir pekerjaan yang dilakukan oleh
banyak orang.
2. Fritz Morstein Marx, Ilmuwan administrasi dan politik Jerman-Amerika
Birokrasi adalah suatu tipe organisasi yang digunakan oleh pemerintah modern untuk
melaksanakan tugas-tugasnya yang bersifat spesialis, dilaksanakan dalam sistem administrasi
dan khususnya oleh aparatur pemerintah.
3. Peter M. Blau dan Charles H. Page, Sosiolog asal Amerika
Birokrasi adalah suatu tipe organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas
administratif yang besar, yaitu dengan cara mengkoordinir secara sistematik pekerjaan yang
dilakukan oleh banyak orang.
4. Riant Nugroho Dwijowijoto, penulis buku berjudul Otonomi Daerah
Birokrasi adalah suatu lembaga yang sangat kuat dengan kemampuan untuk meningkatkan
kapasitas-kapasitas potensial terhadap hal-hal yang baik maupun buruk dalam keberadaannya
sebagai instrumen administrasi rasional yang netral pada skala yang besar.
5. Dennis Wrong, profesor sosiologi Universitas New York
Birokrasi adalah menurut Dennis Wrong mencatat bahwa birokrasi adalah organisasi yang
diangkat sepenuhnya untuk mencapai satu tujuan tertentu dari berbagai macam tujuan, ia
diorganisasi secara hierarki dengan jalinan komando yang tegas dari atas ke bawah, ia
menciptakan pembagian pekerjaan jelas yang menugasi setiap orang dengan tugas yang spesifik,
peraturan dan ketentuan umum yang menuntun semua sikap dan usaha untuk mencapai tujuan.
Karyawannya dipilih terutama berdasarkan kompetensi dan keterlatihannya, sehingga kerja
dalam birokrasi cenderung merupakan pekerjaan sepanjang hidup.
6. Hegel dan Karl Marx, filsuf asal Jerman
Keduanya mengartikan birokrasi adalah instrumen untuk melakukan pembebasan dan perubahan
sosial. Hegel berpendapat birokrasi ialah medium yang dapat dipergunakan untuk
mengkomunikasikan kepentingan partikular dengan kepentingan general “umum”.
Semenetara itu, Karl Marx beranggapan bahwa birokrasi adalah instrumen yang difungsikan oleh
kelas yang berpengaruh untuk melakukan kekuasaan dominasinya atas kelas-kelas sosial lainnya,
dengan kata lain birokrasi memihak kepada kelas partikular yang mendominasi tersebut.

Dari berbagai macam diskusi tentang birokrasi ditemukan tiga macam perspektif yang
berbeda (Denny Harianja, 1998): Perspektif yang pertama, lebih memandang birokrasi sebagai
sebuah organisasi yang bersifat umum, apakah itu itu organisasi publik atau organisasi privat,
walaupun sebenarnya Weber sendiri lebih banyak berbicara tentang organisasi publik. Perspektif
kedua, birokrasi mengalami penyempitan makna sebagai terminologi yang menunjuk pada suatu
bidang tertentu dalam administrasi negara (the state administration). Perspektif yang ketiga,
birokrasi diartikan sebagai personal tetap pemerintahan dalam hal ini pegawai negeri.
Nampaknya birokrasi di Indonesia pada masa orde baru banyak terilhami oleh prinsip-
prinsipnya birokrasi Weber. Weber sendiri sebenarnya menyadari ketidaksempurnaan
birokrasinya, namun ia percaya bahwa kebaikan yang melekat pada birokrasi lebih banyak
daripada keburukkannya. Celakanya bangsa Indonesia dalam menerapkan birokrasi Weber hanya
mengambil beberapa point yang semuanya diinterpretasikan sesuai dengan kehendak penguasa.
Prinsip sentralisasi dan hirarkhis diterapkan secara membabi buta tanpa melihat situasi dan
kondisi yang sudah berubah, aturan birokrasi dibuat sedemikian rupa sehingga penguasa bisa
leluasa berbuat semaunya dengan dalil tindakannya sesuai dengan aturan (aturan dibuat sendiri).
Standarisasi dan impersonal hanya sebatas slogan, proses administratif diartikan sebagai
pelayanan yang lama dan berbelit-belit (costekonomi) serta pemilihan staf hampir sebagian besar
didasarkan atas pertimbangan subyektivitas, bukan pada kemampuan atau hasil ujian.

4. Pemerintah daerah secara konseptual dan factual adalah bagian integral dari pemerintah
nasional. Apalagi jika dikaitkan dengan prinsip otonomi seperti yang dianut sekarang.
Disamping merupakan hak juga merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah yang sudah
diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014.

A. Silahkan pahami UU No. 23 Tahun 2014 Apa saja yang menjadi asas
penyelenggaraan pemerintah daerah ?

B. Otonomi daerah dipelukan dalam system penyelenggaraan administrasi


Pemerintahan di negara NKRI diantaranya adalah untuk mencapai pemerintahan
yang efektif dan efisien serta untuk mencegah disintegrasi bangsa, identifikasi
penerapan masing masing mengenai 2 tujuan otonomi daerah diatas dalam kasus
sehari-hari yang ada di Indonesia!
Jawaban :
A. Asas penyelenggaraan pemerintahan daerah
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014, kewenangan pemerintahan daerah meliputi hal-
hal sebagai berikut.
1) Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya sesuai dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2) Pemerintah daerah melaksanakan urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan oleh
pemerintah pusat menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah dengan berdasar atas asas
tugas pembantuan.
3) Pemerintahan daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum yang menjadi
kewenangan presiden dan pelaksanaannya dilimpahkan kepada gubernur dan bupati/wali
kota, dibiayai oleh APBN.
B. Penerapan tujuan otonomi daerah
Tujuan otonomi daerah ini tidak lain berkaitan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum bagi masyarakat, hingga daya saing daerah dengan meningkatkan
potensi yang ada. Beberapa tujuan otonomi daerah ini dapat dicapai dengan mudah jika
pemerintah dan masyarakat saling mendukung untuk mewujudkannya.
Untuk mewujudkan tujuan otonomi daerah tersebut, pemerintah diberikan beberapa hak
yang bisa dilaksanakan. Mulai dari menyusun pengaturan pemerintahan, memilih pimpinan
daerah, mengelola aparatur daerah, mengelola kekayaan daerah, hingga mendapatkan sumber-
sumber pendapatan lain yang sah. Lalu seperti apa penjelasan lengkap mengenai tujuan otonomi
daerah, kewenangan yang dijalankan, hingga hak penyelenggaraannya.
Selain prinsip dalam pelaksanaan otonomi daerah, juga terdapat 5 prinsip dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pertama, prinsip kesatuan. Ini artinya pelaksanaan
otonomi daerah harus menunjang aspirasi dan perjuangan rakyat untuk memperkokoh negara
kesatuan dan meningkatkan kesejahteraan warga lokal. Kedua, prinsip riil dan tanggung jawab.
Prinsip ini bermakna bahwa pemberian otonomi daerah harus berupa otonomi yang nyata dan
bertanggung jawab demi kepentingan seluruh warga lokal. Pemerintah daerah juga berperan
mengatur proses dinamika pemerintahan dan pembangunan. Ketiga, prinsip penyebaran.
Desentralisasi dilaksanakan dengan asas dekonsentrasi, yaitu dengan memberikan kemungkinan
kepada masyarakat supaya kreatif dalam membangun daerahnya. Keempat, prinsip keserasian.
Selain didasari oleh aspek demokratisasi, pemberian otonomi kepada daerah harus
mengutamakan aspek keserasian dan tujuan. Kelima, prinsip pemberdayaan. Tujuan otonomi
daerah adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan di daerah,
terutama di aspek pembangunan dan pelayanan serta meningkatkan stabilitas politik serta
kesatuan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai