Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : BENI WIJAYA SAPUTRA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030597372

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4410/KEBIJAKAN PUBLIK

Kode/Nama UPBJJ : 16/pekanbaru

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA SEMESTER:
2020/21.1

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Program Studi : Ilmu Administrasi Negara-S1
Kode/Nama MK : ADPU4410/Kebijakan Publik
Tugas 1

No Soal
.
1. a. Kepentingan publik oleh Janet V. Denhart & Robert B. Denhart dibedakan pengertiannya
berdasarkan 3 perspektif dasar administrasi publik, yakni administrasi publik klasik (old public
administration), manajemen publik baru (new public management), dan pelayanan publik
baru (new public service). Jelaskan pengertian kepentingan publik berdasarkan ketiga
perspektif tersebut!

b. Bagaimana keterkaitan/hubungan kebijakan publik dan kepentingan publik dalam proses


perumusan kebijakan publik di era reformasi saat ini? Jelaskan keterkaitan tersebut mengacu
pada pengertian kepentingan publik berdasarkan perspektif pelayanan publik baru (new
public service) tersebut, dan berikan contohnya!
2. a. Jelaskan proses perumusan kebijakan publik yang demokratis (model demokratis) menurut
Sabatier, dan coba kemukakan apa kelebihan dan kekurangan model demokratis tersebut!

b. Bagaimana pendapat Anda mengenai proses perumusan kebijakan publik di Indonesia di era
demokrasi dewasa ini dikaitkan dengan model demokratis menurut Sabatier tersebut?
Kemukakan argumentasi Anda, dan berikan contohnya!
3. a. Perumusan kebijakan publik banyak melibatkan peran aktor kebijakan. Anderson membagi
aktor atau perumus kebijakan menjadi 2 (dua) macam, yakni perumus kebijakan formal (The
Official Policy Makers) dan perumus kebijakan informal (The Unofficial Participants). Jelaskan
kedua macam perumus kebijakan tersebut!

b. Dewasa ini peran aktor non pemerintah dikatakan dominan dalam proses perumusan kebijakan
publik. Bagaimana menurut Anda? Kemukakan argumentasi Anda!

c. Coba Anda amati lingkungan atau daerah sekitar Anda, dan pilihlah salah satu contoh kebijakan
publik yang telah dirumuskan/ditempuh Pemerintah Daerah. Selanjutnya, analisislah aktor atau
pihak mana yang cenderung mendominasi perumusan (formulasi) kebijakan tersebut, dan
jelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi!

Jawab:

1. A. karena pemilik kepentingan publik yang sebenarnya adalah masyarakat maka


administrator publik seharusnya memusatkan perhatiannya pada tanggung jawab
melayani dan memberdayakan warga negara melalui pengelolaan organisasi publik dan
implementasi kebijakan publik. Warga negara seharusnya ditempatkan di depan, dan
penekanan lebih didasarkan pada integritas dan responsivitas. Meskipun pendekatan
New Public Service mempunyai banyak kelebihan, tetapi pendekatan ini juga tidak lepas
dari beberapa kelemahan. Pendekatan New Public Service menuntut partisipasi aktif
masyarakat yang tidak hanya sebagai obyek atau tujuan layanan tetapi juga sebagai
warga negara yang terlibat aktif dalam proses untuk mencapai tujuan bersama. Salah
satu kelemahan pendekatan New Public Service adalah jika pendekatan ini jika tidak
didukung pengetahuan dan distribusi informasi yang baik oleh setiap elemen
masyarakat maka proses akan kembali pada pendekatan Old Public Administration atau
New Public Management, proses menjadi mahal dan lambat karena banyak pihak
terlibat dan proses yang harus dilalui.

B.Kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-nilai secara paksa (sah) kepada seluruh
anggota masyarakat.” Kebijakan publik bukanlah sesuatu yang hampa nilai, melainkan
sarat nilai. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat merupakan kepentingan masyarakat
atau kepentingan publik, akan menjadi desakan bagi pemerintah sebagai wakil-wakil
masyarakat untuk memformulasikan dan mewujudkan dalam suatu kebijakan publik.
Kebijakan publik yang akan mengatur pengalokasian nilai-nilai masyarakat tersebut
secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat. Kesemua perumusan dan
pengalokasian nilai-nilai masyarakat merupakan tindakan pilihan pemerintah untuk
mencapai tujuan.

2. A. Dalam pembahasan mengenai pembuatan kebijakan, warganegara individu sering


diabaikan dalam hubungannya dengan legislatif, kelompok kepentingan serta pemeran
serta lainnya yang lebih menonjol.Walaupun tugas pembuatan kebijakan pada dasarnya
diserahkan kepada para pejabat publik, namun dalam beberapa hal para individu-
individu warganegara ini masih dapat mengambil peran secara aktif dalam pengambilan
keputusan. Peran serta warganegara dalam sistem politik, walaupun sistem politik
tersebut merupakan sistem politik demokrasi, sering dianggap mempunyai peran serta
yang rendah. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa banyak orang yang tidak
memberikan suaranya pada waktu pemilihan umum, tidak ikut serta dalam kegiatan
partai politik, serta tidak terlibat dalam kelompok-kelompok penekan serta mempunyai
perhatian yang rendah terhadap sistem politik.

b. Reformasi dan demokratisasi di Indonesia hampir menapaki usianya yang ke-18


tahun. Dalam masa tersebut, perubahan demi perubahan telah dilakukan dalam
berbagai bidang, baik ekonomi, sosial, hukum serta politik. Salah satu perubahan
menonjol yang sekaligus menjadi konsekuensi logis dari negara demokrasi adalah
jaminan terhadap hak-hak individu, termasuk hak dalam menyampaikan pendapat.
Melalui keterlibatan publik dalam pembuatan kebijakan setidaknya diperoleh beberapa
manfaat, pertama, mendukung terwujudnya prinsip transparansi dan
akuntabilitas. Kedua, memperkaya pandangan dan argumentasi atas kebijakan yang
akan dilahirkan sehingga membuat kebijakan tersebut menjadi lebih berkualitas. Ketiga,
membuat sebuah kebijakan lebih berpeluang diterima masyarakat. Keempat, biaya yang
digunakan dalam pembuatannya menjadi lebih efisien. serta kelima, meminimalisir
respon negatif masyarakat yang dapat berdampak pada stabilitas politik.
Salah satu torehan besar partisipasi publik di bidang politik pada dekade pertama
reformasi adalah dimulainya era pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala
Daerah secara langsung. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI untuk kali pertama
dilaksanakan pada tahun 2004 dan berjalan sukses. Kesuksesan tersebut menjadi salah
satu preseden didaulatnya Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia
setelah Amerika Serikat dan India. Sedangkan pemilihan kepala daerah secara langsung
yang merupakan amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, untuk
pertama kali diselenggarakan pada tahun 2005. Melalui pemilihan langsung, masyarakat
dapat mengaktualisasikan hak politiknya secara bebas dan rahasia untuk memilih para
pemimpin yang dianggap dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini
sekaligus menjadi penegas bahwa negara berupaya mengakomodir partisipasi dan hak-
hak politik setiap warga negaranya. Berbicara tentang partisipasi publik tentu tak dapat
dilepaskan dari faktor keterbukaan penyelenggara negara terhadap kebijakan yang
dibuat. Pada tahun 2008, Pemerintah dan DPR bersepakat melahirkan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Pada pasal 3 dinyatakan
bahwa tujuan undang-undang ini diantaranya, pertama, menjamin hak warga negara
untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan
proses pengambilan keputusan pubik, serta alasan pengambilan suatu keputusan
pubik. Kedua, mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan
publik. Ketiga, meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan
publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik, serta keempat, mewujudkan
penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel
serta dapat dipertanggungjawabkan. UU KIP menjadi salah satu landasan yuridis bagi
penerapan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas kebijakan negara. Meskipun
selama 7 tahun ini ada berbagai kekurangan dalam pelaksanaannya, namun UU ini
merupakan langkah maju pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam pembuatan
kebijakan publik.

3. A.Dari ketiga sudut pandang terhadap pengertian kebijakan publik, tampaklah bahwa
kebijakan publik hanya dapat ditetapkan pemerintah, pihak-pihak lain atau yang lebih
dikenal dengan sebutan aktor-aktor kebijakan publik hanya dapat mempengaruhi proses
kebijakan publik dalam batas kewenangannya masing-masing. Menurut Thomas R. Dye,
hal ini disebabkan oleh 3 hal dari kewenangan yang dimiliki pemerintah yaitu : 1. Hanya
pemerintah yang mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk memberlakukan
kebijakan publik secara universal kepada publik yang menjadi sasaran (target group); 2.
Hanya pemerintah yang mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk melegitimasi atau
mengesahkan kebijakan publik sehingga dapat diberlakukan secara universal kepada
publik yang menjadi sasaran (target group); 3. Hanya pemerintah yang mempunyai
kekuatan dan kemampuan untuk melaksanakan kebijakan publik secara paksa kepada
publik yang menjadi sasaran (target group).

b. Kebijakan publik dibuat oleh elit yang seharusnya merupakan ‘aktor eksternal’, maka
kebijakan publik itu disusun berdasarkan kepentingan kelompok elit dan tuntutan dan
keinginan rakyat banyak (massa) tidak diperhatikan. Kelompok elit digambarkan dalam
model ini sebagai mampu bertindak/berbuat untuk kepentingan mereka sendiri dalam
suatu kondisi masyarakat yang bersikap apatis, kerancuan informasi, sehingga
masyarakat menjadi pasif. Kebijakan publik mengalir dari atas ke bawah, yaitu dari
golongan elit ke golongan massa. Kebijakan publik merupakan perwujudan keinginan-
keinginan, kepentingan-kepentingan dan nilai-nilai golongan elit yang berkuasa.
Kebijakan publik seharusnya menggambarkan kepentingan/tuntutan rakyat, tetapi
dalam model ini, rakyat bersifat apatis, dan buta terhadap informasi akibat tekanan dari
elit, sehingga kelompok elit mampu membentuk dan mempengaruhi massa melalui
kebijakankebijakan publik yang dihasilkannya.

c. pada masyarakat Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dapat


diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Dampak Positif Dampak positif yang dihasilkan dari kebijakan pemerintah dalam
menetapkan Singaparna sebagai Ibukota Kabupaten Tasikmalaya terhadap ekonomi
politik masyarakat Singaparna adalah semakin cepatnya pertumbuhan pusat
perekonomian di Singaparna seperti tumbuhnya beberapa mini market dan pusat
perdagangan baru yang berdiri di sepanjang jalan Singaparna. Sehingga memicu proses
perekonommian masyarakat Singaparna semakin menggeliat diatas persaingan yang
semakin ketat. Pada sisi pendidikan geliat pertumbuhan pendidikan pun semakin
meningkat dengan berdirinya beberpa sekolah baru dan perguruan tinggi.Sehingga
tingkat pendidikan masyarakat Singaparna semakin meningkat dan angkat kemiskinan
pun semakin ditekan dikarenakan banyak lahan pekerjaan baru yang bisa dimanfaatkan
oleh para generasi yang ada di Singaparna.
b. Dampak Negatif Berdasarkan informasi yang didapat bahwa ditetapkannya
Singaparna menjadi Ibukota Kabupaten Tasikmalaya secara otomatis mengikis lahan
produktif warga yang sementara menjadi mata pencahariannya dan sampai saat
penelitian dilakukan belum adanya data yang akurat mengenai jumlah atau hasil sensus
para petani atau buruh tani yang lahannya tergusur dijadikan perkantoran atau
bangunan yang lainnya telah beralih pada pekerjaan yang tidak menentu. Selain itu
sudah sekian tahun berjalannya pemindahan perkantoran menyebabkan arus pendatang
meningkat seiring dengan kebutuhan mendekati dimana mereka bekerja.Hal itu
menyebabkan semakin padatnya penduduk di Kecamatan Singaparna dan secara tidak
langsung kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai