Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam
kondisi yang baik. Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya
beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai
keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai
daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik ( sawah, air dan
udara) dankelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan masyarakat).

Pada umumnya manusia bergantung pada kesehatan lingkungan disekitarnya, yaitu


berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam
yangutama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. dengan adanya lingkungan yang bersih
dan sehat sehingga dapat pula terwujud peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Akibatnya
masyarakat akan menyadari arti penting dari kesehatan lingkungan.

1.2 Tujuan

a).Tujuan umum

Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan


linkungan terhadap kesehatan reproduksinya.

b).Tujuan khusus

 kita dapat mengetahui Pengertian Kesehatan Lingkungan

 kita dapat mengetahui Sejarah Kesehatan Lingkungan

 kita dapat mengetahui Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

 kita dapat mengetahui Sasaran Kesehatan Lingkungan

1
 kita dapat mengetahui Masalah Dalam Kesehatan Lingkungan

 kita dapat mengetahui Issue Dalam Kesehatan Lingkungan yang Berpengaruh


Terhadap Kesehatan Lingkungan

1.3 Rumusan masalah

Pada makalah ini akan membahas tentang Issue Dalam Kesehatan Lingkungan yang
Berpengaruh Terhadap Kesehatan.

1.4 Manfaat

Dapat mengetahui tentang Issue Dalam Kesehatan Lingkungan yang Berpengaruh


Terhadap Kesehatan.

BAB II
2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian kesehatan lingkungan

a). Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang


dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.

b). Menurut WHO (World Health Organization)

Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

c). Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi,
WHO dan Sumengen)

Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju


keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.

2.2 Ruang lingkup kesehatan lingkungan

Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :

1) Penyediaan Air Minum

2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3) Pembuangan Sampah Padat

4) Pengendalian Vektor

5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6) Higiene makanan, termasuk higiene susu

7) Pengendalian pencemaran udara

3
8) Pengendalian radiasi

9) Kesehatan kerja

10) Pengendalian kebisingan

11) Perumahan dan pemukiman

12) Aspek kesling dan transportasi udara

13) Perencanaan daerah dan perkotaan

14) Pencegahan kecelakaan

15) Rekreasi umum dan pariwisata

16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,


bencana alam dan perpindahan penduduk.

17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 :

1) Penyehatan Air dan Udara

2) Pengamanan Limbah padat/sampah

3) Pengamanan Limbah cair

4) Pengamanan limbah gas

5) Pengamanan radiasi

6) Pengamanan kebisingan

7) Pengamanan vektor penyakit

8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

2.3 Masalah dalam kesehatan lingkungan


4
Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya

manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup

dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi. Lingkungan hidup adalah sistem yang

merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk

di dalamnya manusia dengan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri

kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Dari definisi diatas tersirat bahwa makhluk hidup khususnya merupakan pihak yang

selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan

pangan, papan dan lain-lain. Dan, manusia sebagai makhluk yang paling unggul di dalam

ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber

daya alam bagi kebutuhan hidupnya.

Di alam terdapat berbagai sumber daya alam. yang merupakan komponen lingkungan

yang sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas :

- Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable natural resources)

- Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable natural resources).

Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang beragam tersebut

saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula. Sesuai dengan kepentingannya

maka sumber daya alam dapat dibagi atas;

(a). fisiokimia seperti air, udara, tanah, dan sebagainya,

(b). biologi, seperti fauna, flora, habitat, dan sebagainya, dan

(c). sosial ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, adat-istiadat, agama,

dan lain-lain.

Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan non-hayati akan

menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya didapati proses pergerakan


5
energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang menandai adanya habitat, proses adaptasi

dan evolusi.Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu

mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor. Berkaitan

dengan pernyataan ini, sifat lingkungan hidup dikategorikan atas dasar :

(1). Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut,

(2). hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup tersebut,

(3). kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup, dan

(4). faktor-faktor non-materil, seperti cahaya dan kebisingan.

2.4 Penyebab Pencemaran Lingkungan

Pertambahan jumlah penduduk yang cepat membawa akibat bagi lingkungan hidup
terutama di kota, yaitu timbulnya polusi atau pencemaran. Pencemaran adalah pengotoran
lingkungan yang disebabkan oleh adanya sisa produksi atau kegiatan manusia. Pencemaran
yang terjadi dapat mengganggu kesehatan lingkungan maupun kesehatan makhluk hidup
yang tinggal di dalamnya.

2.4.1 Jenis – jenis pencemaran lingkungan

Menurut jenisnya, pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi empat macam.


Keempat macam pencemaran tersebut adalah pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran tanah, dan pencemaran suara.

a). Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat disebabkan oleh asap pabrik, asap kendaraan bermotor,
pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan sebagainya.

Udara di alam tidak pernah benar-benar bebas pencemar sama sekali karena berbagai

kegiatan alami seperti kegiatan vulkanik, pembusukan sampah, dan pembakaran hutan

menghasilkan gas SO2, H2S, dan CO sebagai produk sampingnya. Di samping itu partikel

6
bisa tersebar melalui angin dan kegiatan vulkanik. Kegiatan lain yang dapat meningkatkkan

pencemar di udara adalah kegiatan manusia.

Sumber pencemar udara primer adalah CO, Nox, Hidrokarbon (HC), Sox, dan

partikel. Sumber utama pencemar udara berasal dari transportasi yang menyumbang hampir

60% CO dan 15% HC

Polutan pencemaran udara yaitu :

1. Karbon Dioksida (CO2). 7. Hidrokarbon (HC) dan Oksidan

2. Sulfur Dioksida (SO2) dan Fotokimia.

Nitrogen Monoksida (NO).


8. Timbal (Pb).

3. Karbon Monoksida (CO).


9. Sulfur Oksida (SO).

4. Kloro fluoro karbon (CFC).


10. Partikel.

5. Dioksin.
11. Pengaruh rumah kaca.

6. Nitrogen Oksida(NO).

b). Pencemaran Air

Pencemaran air disebabkan oleh adanya pembuangan limbah rumah tangga dan
limbah pabrik ke dalam lingkungan. Tingkat pencemaran air yang tinggi umumnya terjadi di
daerah-daerah yang padat penduduknya.

Sumber pencemaran air meliputi sebagai berikut :

1. Padatan 3. Limbah Rumah Tangga.

2. Limbah Pertanian.
4. Limbah Industri.
7
5. Mikroorganisme 7. Penangkapan Ikan dengan

Menggunakan racun.
6. Logam Berat.

c). Pencemaran Tanah

Perbuatan membuang sampah di sembarang tempat dapat mencemari lingkungan.


Sampah harus dibuang di lokasi pembuangan sampah yang semestinya. Sampah tersebut akan
diolah menjadi zat-zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Sampah antara lain berupa
sampah organik yang berasal dari makhluk hidup. Contoh sampah organik, antara lain, daun-
daun, sisasisa makanan, dan sebagainya.
Selain sampah organik, ada pula sampah anorganik. Sampah anorganik adalah
sampah yang berasal dari benda tak hidup. Contoh sampah anorganik, antara lain, kaleng,
botol, plastik, dan sebagainya. Sampah organik dapat membusuk dan terurai oleh bakteri atau
jamur menjadi zat-zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Zat-zat yang telah terurai ini
dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Sementara itu, sampah anorganik tidak dapat terurai
secara alamiah sehingga diperlukan campur tangan manusia untuk melakukannya.

Jenis polutan tanah yaitu :

1. Senyawa Xenobiotik Organik.

2. Nitrat dan Fosfat.

3. Sulfur dan Nitrogen Oksida.

4. Logam.

5. Pencemar lainnya.

d). Pencemaran Suara

Kemajuan teknologi manusia selain menghasilkan kemakmuran juga menimbulkan


pencemaran. Selain pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah, pencemaran
8
suara pun timbul dari kemajuan teknologi ini. Pencemaran suara terutama terjadi di daerah
perkotaan maupun di daerah perindustrian. 

2.4.2 Dampak  Pencemaran Lingkungan terhadap Kesehatan

a). Pengaruh Pencemaran Udara terhadap Kesehatan


 
Udara kotor mengandung zat-zat kimia, debu, dan bibit penyakit. Penyakit yang
disebabkan oleh pencemaran udara, antara lain sesak napas, asma, dan bahkan dapat
menyebabkan kanker.

Dampak pencemaran udara dibagi atas beberapa, yaitu :

1. Dampak Pencemaran oleh Karbon Monoksida

Karbon Monoksida adalah gas yang tidak berbau. Tidak berasa dan berwarna. Oleh

sebab itu lingkungan yang tercemar oleh gas CO tidak dapat dilihat oleh mata. Di udara gas

CO terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Tapi di daerah

perkotaan dengan lalulintas yang padat konsentrasi gas berkisar 10 – 15 ppm. Dalam jumlah

banyak (konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan menimbulkan

kematian. Keracunan gas Monoksida (CO) dapat ditandai dari keadaan yang ringan, berupa

pusing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat menurunnya kemampuan

gerak tubuh, serangan jantung sampai pada kematian.

2. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida

Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya

bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati, karena gas

tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah

diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Gas ini berasal

9
dari limbah-limbah industri, transportasi, pembangkit listrik, pembuangan sampah, dan lain-

lain. Pencemaran udara oleh gas NOx, juga dapat menyebabkan terjadinya Peroxy Acetil

Nitrate yang menyebabkan iritasi pada mata, serta dapat menyebabkan terjadinya kabut foto

kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat mengganggu lingkungan.

3. Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida

Sebagian besar pencemaran udara oleh belerang oksida berasal dari pembakaran

bahan bakar fosil, terutama batubara serta berasal dari alat-alat transportasi yang

menggunakan bahan bakar fosil. Apabila kadar belerang oksida SO3 tinggi diudara akan

menyebabkan timbulnya hujan asam yang dapat merusak tanaman, dimana kerusakan hutan

berawal dengan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang subur. Hal ini menyebabkan

menurunnya daya dukung alam bagi manusia. Sehingga menimbulkan kerusakan tanah yang

permanen belum lagi penebangan liar yang seringkali terjadi, maka timbullah tanah longsor

yang membahayakan bagi penduduk yang bermukim di wilayah tersebut. Bukan itu saja,

dalam jumlah besar diudara gas SOx dapat menyebabkan kanker, karena seharusnya

walaupun jumlah gas tersebut relatif kecil, sebaiknya tidak terdapat diudara.

4. Dampak Pencemaran Hidrokarbon (HC)

Pencemaran udara oleh Hidrokarbon (HC) dalam jumlah sedikit tidak begitu

membahayakan kesehatan manusia, tapi apabila dalam jumlah diudara sangat banyak dan

bercampur dengan bahan pencemar lainnya, maka apabila terhisap oleh manusia

menyebabkan terjadinya pembentukan sel-sel kanker. Biasanya gas ini banyak ditemukan di

kawasan industri dan kota-kota besar seperti Jakarta yang lalulintasnya padat.

10
5. Dampak Pencemaran Partikel

Pencemaran oleh partikel disebabkan oleh dua hal, yaitu :

1) Bisa karena peristiwa alamiah

2) Karena ulah manusia melalui kegiatan industri dan teknologi.

Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, tanaman, hewan dan manusia.

Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam

penyakit saluran pernafasan.

6. Dampak Kebisingan

Saat ini kebisingan menjadi masalah besar bagi penduduk kota besar, contohnya

Jakarta. Sumber kebisingan berasal dari suara alat-alat transportasi, seperti bus, kereta api,

pesawat dan lain-lain. Suasana akan lebih parah lagi apalagi di suatu lingkungan terdapat

industri. Kebisingan akan menimbulkan stress atau ketegangan jiwa, dan juga merusak saraf

pendengaran, sehingga pendengaran menjadi terganggu.

7. Dampak Pemakaian Insektisida

Akhir-akhir ini ditemukan sisa obat pemberantas hama pada sayuran dan buah-

buahan, padahal apabila dimakan akan menimbulkan penyakit kanker. Hal inijuga ditemukan

pada obat-obat yang disemprotkan ke udara, seperti obat nyamuk semprot dan lain-lain.

Dimana dapat merugikan kesehatan manusia.

8. Dampak Kerusakan Ozon dan Efek Rumah Kaca

Lapisan ozon merupakan lapisan pelindung dari sinar ultraviolet yang berlebih berasal

dari sinar matahari. Apabila lapisan ozon rusak maka sinar ultraviolet akan masuk secara

11
langsung ke bumi dan dapat menyebabkan berbagai macam kerugian bagi manusia, yaitu

dapat merusak kulit manusia (kanker kulit) dan suhu bumi akan naik. Bila hal ini terjadi bumi

tidak aman lagi bagi manusia, karena kenaikan suhu bumi akan menyebabkan mencairnya es

yang ada di kutub. Dan hal ini akan mengakibatkan naiknya permukaan laut.

Garis pantai akan bergeser naik sehingga tempat-tempat yang terletak di tepi pantai

tenggelam. Selain karena kerusakan lapisan ozon, kenaikan suhu bumi dapat juga disebabkan

oleh efek rumah kaca atau greenhouse effect. Efek rumah kaca dapat terjadi karena

meningkatnya jumlah karbon dioksida (CO2) di udara. Sedangkan karbondioksida dari tahun

ke tahun terus meningkat, sejalan dengan makin banyaknya penggunaan bahan bakar fosil

untuk mencukupi keperluan energi dunia. Karbondioksida hasil pembakaran akan

mengumpul pada lapisan tertentu di atmosfer membentuk semacam “perisai”. Adanya perisai

ini justru membuat panas yang berasal dari bumi tidak dapat keluar secara bebas dari lapisan

atmosfer bumi.

Menyebabkan panas tersebut kembali ke bumi, sehingga panas dari bumi yang

dipantlkan lagi ke bumi berpengaruh terhadap kenaikan suhu bumi. Akibat ini sama dengan

yang ditimbulkan kerusakan ozon yaitu kenaikan suhu bumi dan mencairnya es di kutub,

sehingga permukaan laut menjadi naik. Mungkin dapat kita lihat dari kondisi saat ini dimana

terjadinya ombak pasang diberbagai wilayah laut di tanah air kita, mungkin itu merupakan

salah satu dampak dari kedua efek rumah kaca dan kerusakan ozon yang menimbulkan

terjadinya kenaikan permukaan air laut karena mencairnya es di Kutub.

b). Pengaruh Pencemaran Air terhadap Kesehatan


12
Pencemaran air dapat merugikan kesehatan makhluk hidup maupun lingkungan. Air
yang telah tercemar membahayakan kesehatan. Karena air yang telah tercemar mengandung
bibit-bibit penyakit dan zat-zat kimia beracun. Penyakit yang muncul karena pencemaran air,
antara lain diare, muntaber, gatal-gatal, dan berbagai penyakit kulit lainnya. Gunakanlah air
yang bersih dan sehat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ciri-ciri air yang
menyehatkan, antara lain air tersebut bersih, tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna
(jernih), dan tidak mengandung bibit penyakit. Sebelum dikonsumsi, air direbus sampai
mendidih. Hal ini bertujuan agar bibit penyakit dapat mati.

Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Apabila air telah tercemar maka

kehidupan manusia terganggu. Ini merupakan bencana besar. Hampir semua mahluk hidup

dimuka bumi ini memerlukan air. Apabila air sudah tercemar, maka dapat menyebabkan

kerugian bagi umat manusia. Air yang sudah tercemar oleh limbah industri, rumah tangga

dan lain-lain tidak dapat dipergunakan, karena udah tercemar. Apabila digunakan dapat

menimbulkan berbagai penyakit menular. Salah satunya penyakit Hepatitis A. Virus ini

sering berada pada makanan yang telah terkontaminasi seperti pada susu, makanan daging,

buah-buahan mentah yang dikunsumsi langsung tanpa dicuci terlebih dahulu, dan masih

banyak lagi penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air, yaitu : folio, kolera, typus,

dysentri amoeba dan cacingan.

Pecemaran air dapat dihindari apabila masing-masing pihak mau menjaga. Didalam

kegiatn industri dan teknologi air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh

langsung dibuang ke lingkungan karna dapat menyebabkan pencemaran. Jadi, harus diproses

daur ulang baru dikembalikan ke lingkungan. Selain itu dampak pencemaran air dapat

menimbulkan keracunan, yang dapat dikategorikan dalam beberapa macam :

a. Keracunan Kadmium

b. Keracunan Kobalt

13
c. Keracunan Air Raksa

d. Keracunan Bahan Insektisida

Ketiga bahan seperti Kadmium, Kobalt dan Air Raksa biasanya terdapat di limbah-
limbah industri. Sedangkan yang keempat yaitu bahan insektisida berasal dari persawahan
karena untuk meningkatkan produksi pangan untuk menghindari hama. Lambat laun bahan-
bahan berbahaya yang masuk ke tubuh menyebabkan terganggunya fungsi organ-organ di
dalam tubuh sehingga menimbulkan kerusakan

c). Pengaruh Pencemaran Tanah terhadap Kesehatan


  
Tanah yang tercemar akan berkurang kesuburannya. Selain itu, zat-zat pencemar juga
dapat terserap oleh tumbuhan. Tumbuhan tersebut kemudian dimakan oleh hewan atau
manusia. Akibatnya, zat pencemar tersebut akan berpindah ke dalam tubuh hewan atau
manusia.

Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang

dibuang atau dikumpulkan disuatu tempat penampungan. Tempat pengumpulan limbah padat

ini dapat bersifat sementara atau tetap. Oleh karena tempat pengumpulan padat sudah

ditentukan, maka sudah saatnya diperhitungkan kemungkinan dampaknya.

Bentuk dampak pencemaran daratan dibagi atas 2 bagian, yaitu :

a. Dampak Langsung

Dampak pencemaran daratan yang secara langsung oleh manusia adalah dampak dari

pembuangan limbah padat organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan kegiatan

industri. Dampak langsung akibat pencemaran daratan lainnya adalah timbunan limbah padat

dalam jumlah besar yang akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan

kumuh. Hal ini sering terjadi pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau dump station

14
menyebabkan pemandangan sekitar terlihat kurang enak dipandang dan mempengaruhi psikis

penduduk sekitar.

b. Dampak Tidak Langsung

Dampak yang dirasakan secara tidak langsung akibat pencemaran daratan adalah

apabila kaleng bekas, ban dan lain-lainnya bila hujan akan berisi air yang menjadi sarang

nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. Apabila menggigit manusia dapat

menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti penyakit-penyakit di bawah ini disebabkan

oleh nyamuk, yaitu :

1) Penyakit Pes

2) Penyakit Kaki Gajah

3) Penyakit Malaria

4) Penyakit Demam Berdarah

Sebenarnya masalah dampak pencemaran lingkungan tidak dapat dipisahkan sendiri-

sendiri karena saling berkaitan. Oleh sebab itu segala macam kemungkinan yang dapat

menimbulkan pencemaran harus dapat dicegah agar tidak menambah parah kondisi yang

sekarang.

2.4.4 Upaya Menciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat

Agar dapat hidup dengan bersih dan sehat, maka setiap makhluk hidup memerlukan
lingkungan yang sesuai  dengan sifat dan kebutuhannya

1. Lingkungan Sehat

Lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih. Lingkungan sehat memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
15
a. Udara bersih dan segar.
b. Tanah yang subur.
c. Sumber air yang bersih.
d. Air sungai yang mengalir terlihat bersih dan jernih.
e. Sampah tidak berserakan.
f. Banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur.

Agar terwujud rumah yang sehat, maka lokasinya harus benar-benar diperhatikan.
Rumah yang sehat sebaiknya terletak di lokasi yang memiliki fasilitas-fasilitas yang sesuai
dengan syarat-syarat rumah sehat. Syarat-syarat tersebut, antara lain, adanya fasilitas air
minum, pengaliran air limbah, tempat pembuangan sampah yang memadai, dan penerangan
yang cukup.

Jadi, hal-hal yang harus diperhatikan agar kebersihan dan kesehatan masyarakat dapat
tercipta dengan baik, antara lain:

a. mendirikan perumahan sederhana dan sehat yang harganya terjangkau oleh masyarakat;
b. pembasmian hewan-hewan yang dapat menyebarkan bibit penyakit, seperti lalat dan
nyamuk;
c. penghijauan di sekitar perumahan agar udara selalu bersih dan segar;
d. pengawasan terhadap polusi udara, air, dan tanah; serta
e. pengawasan terhadap bahaya radiasi dan sisasisa unsur radioaktif.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi polusi lingkungan, antara


lain:

a. setiap pabrik diharuskan mempunyai sarana penyaringan udara agar udara lingkungan tidak
    tercemar;
b. setiap pabrik harus mempunyai bak penampungan limbah cair dan mempunyai sarana daur
    ulang limbah tersebut;
c. menjaga agar daerah perumahan dengan daerah industri memiliki jarak yang cukup jauh;
d. air limbah industri diolah kembali, baik secara biologis ataupun nonbiologis, seperti
sedimentasi dan filtrasi

16
2.5 Isu-Isu dalam kesehatan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi

c). Asap rokok mengganggu kesehatan reproduksi

Mungkin sudah bukan hal yang biasa lagi jika kita mendengar bahwa rokok sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia, karena sebenarnya sudah banyak peringatan dan pesan
yang sering kita dengar dari berbagai media mengenai bahaya rokok tersebut bahkan
sebenarnya sudah ada peringatan mengenai bahaya rokok tersebut di kemasan rokok itu
sendiri. Tapi anehnya tetap saja masih banyak orang yang merokok, entah hanya sekedar
pengen di anggap sebagai anak gaul atau mungkin sudah menjadi kebutuhan bagi dirinya.

Dan menurut penelitian, ternyata yang akan menerima efek negatif dari rokok tersebut
bukan hanya perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima akibat negatif
dari rokok tersebut. Dan justru efek yang diterima oleh perokok pasif akan jauh lebih
berbahaya lagi ketimbang perokok aktifnya. Mungkin ada sebagian dari anda yang masih
bingung dengan istilah perokok pasif. Jadi perokok pasif merupakan sebuah istilah bagi
seseorang yang sebenarnya bukan seorang perokok akan tetapi orang yang berada atau dekat
dengan orang2 yang merokok sehingga ia secara tidak langsung sering menghirup asap rokok
yang dikeluarkan oleh para perokok aktif.

f). Pencemaran limbah padat (Timbal/Pb) dapat mengganggu kesehatan reproduksi


Salah satu jenis limbah padat yang sangat berbahaya pada kesehatan reproduksi
adalah timbak (Pb). Timbal (Plumbum) beracun baik dalam bentuk logam maupun garamnya.
Garamnya yang beracun adalah timbal karbonat (timbal putih), timbal tetraoksida (timbal
merah), timbal monoksida, timbal sulfide, timbale asetat (merupakan penyebab keracunan
yang paling sering terjadi). Ada beberapa bentuk keracunan timbal, yaitu keracunan akut,
subakut dan kronis. Nilai ambang toksisitas timbal (total limit values atau TLV) adalah 0,2
miligram/m3. Konsentrasi timbal yang tinggi (100-1000 mg/kg) akan mengakibatkan
pengaruh toksik pada proses fotosintesis dan pertumbuhan.

  Gangguan terhadap sistem reproduksi Logam berat Pb dapat menyebabkan gangguan


pada sistem reproduksi berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam berat Pb
mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom

17
Pada wanita hamil logam Pb dapat dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut
masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan
dikeluarkan bersama air susu. Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit
ternyata logam Pb ini sangat berbahaya. Hal itu disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat
memberikan efek racun terhadap berbagai macam fungsi organ tubuh.

Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi anak-
anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan
tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelejensia,
merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan
tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan
bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya dan
terakumulasi dalam ASI.
g). Pencemaran limbah padat (Merkuri/Hg) dapat mengganggu kesehatan reproduksi

Kadar Hg di udara ambien daerah yang tidak tercemar oleh Hg berkisar antara 20-50
ng/m3. Dengan kadar Hg udara ambien sebesar 50 ng/m3, dalam waktu tiga hari banyaknya
Hg yang terhisap oleh paru sebesar 1 μg/hari. Gejala klinis yang timbul, tergantung pada
banyaknya Hg yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari gejala yang paling ringan yaitu
parestesia samp ai gejala yang lebih berat yaitu ataxia, dysarthria bahkan dapat
menyebabkan kematian. Paparan oleh Hg (biasanya berupa metil merkuri) pada saat prenatal
akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy maupun retardasi mental.
Keracunan ini dapat terjadi jika pada ibu hamil yang mengkonsumsi daging binatang yang
diberi pakan padi -padian yang disemprot fungisida yang mengandung metil merkuri.

Pada studi epidemiologi ditemukan bahwa keracunan metil dan etil merkuri sebagian
besar di sebabkan oleh konsumsi ikan yang di peroleh dari daerah tercemar atau makanan
yang berbahan baku tumbuhan yang disemprot dengan pestisida jenis fungisida alkil merkuri.
      
Pada tahun 1968 Katsuna melaporkan adanya epidemi keracunan Hg di Teluk
Minamata, dan pada tahun 1967 terjadi pencemaran Hg di sungai Agano di Nigata. Pada saat
terjadi epidemi, kadar Hg pada ikan di Teluk Minamata sebesar 11 μg/kg berat basah dan di
sungai Agano sebesar 10 μg/kg berat basah.

18
        Di Irak pada tahun 1971-1972 terjadi keracunan alkil merkuri akibat mengkonsumsi
gandum yang disemprot dengan alkil merkuri yang menyebabkan 500 orang meninggal dunia
dan 6000 orang masuk rumah sakit.

       Penelitian Eto (1999), menyimpulkan bahwa efek keracunan Hg tergantung dari
kepekaan individu dan faktor genetik. Individu yang peka terhadap keracunan Hg adalah
anak dalam kandungan (prenatal), bayi, anak-anak, dan orang tua. Gejala yang timbul akibat
keracunan Hg dapat merupakan gangguan psikologik berupa rasa cemas dan kadang timbul
sifat agresi.

      Berdasarkan temuan Diner dan Brenner (1998) serta Frackelton dan Christensen (1998)
dikatakan bahwa diagno se klinis keracunan Hg tidaklah mudah dan sering dikaburkan
dengan diagnose kelainan psikiatrik dan autisme. Kesukaran diagnose tersebut disebabkan
oleh karena panjangnya periode laten dari mulai terpapar sampai timbulnya gejala dan tidak
jelasnya bentuk g ejala yang timbul, yang mirip dengan kelainan psikiatrik.
      Berhubung sukarnya untuk mendiagnosis kelainan yang disebabkan oleh keracunan Hg,
untuk memudahkan diagnosis para klinisi (Vroom dan Greer, 1972) membuat kriteria sebagai
berikut :
a. Observasi kemunduran fungsi, berupa: kerusakan motorik, abnormalitas sensorik,
kemunduran psikologik dan perilaku, kemunduran neurologik dan koknitif, kelainan
bicara, pendengaran, kemunduran penglihatan dan kelainan kulit serta gangguan
reflek

b. Waktu paparan oleh Hg bersifat akut atau kronis.

Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercurialism banyak ditemukan di negara


maju, misalnya Mad Hatter’s Diseaseyang merupakan suatu outbreak keracunan Hg yang
diderita oleh karyawan di Alice Wonderland, Minamata Disease yang merupakan suatu
outbreak keracunan Hg pada penduduk makan ikan yang terkontaminasi oleh Hg di
Minamata Jepang, dan kejadian ini dikenal sebagai Minamata Disease. Penyakit lain yang
disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang terjadi di Guatemala dan Rusia
yang merupakan outbreak keracunan Hg akibat mengkonsumsi padi-padian yang
terkontaminasi oleh Hg.

19
2.6 Penanggulangan issue dalam kesehatan lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan reproduksi

Dewasa ini kesadaran dan kepedulian lingkungan terus berkembang. Upaya pencegahanp

encemaran dan pelestarian lingkungan harus dilakukan secara terpadu, baik oleh pemerintah,

pihak-pihak terkait, misalnya pihak industri, maupun oleh setiap individu. Pada dasarnya, ada

tiga prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk melakukan pelestarian lingkungan dan

penanggulangan pencemaran, yaitu secara administrative (adanya peraturan dan undang-

undang dari pemerintah), secara teknologis (adanya peralatan penglah limbah, pembakar

sampah), dan secara edukatif atau pendidikan (melakukan penyuluhan kepada masyarakat,

pendidikan di sekolah-sekolah).

1. Penanggulangan secara Administratif

Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencegah pencemaran dan

mencegah terjadinya ekspoitasi sumber daya alam secara berlebihan. Sebelum membangun

pabrik atau melakukan proyek, pihak pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai

dampak lingkungan (Amdal).

2. Penaggulangan secara Teknologis

Setiapindustri diharapkan memiliki unit pengolah limbah, misalnya unti pengolah

limbah cair untuk mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan.

3. Penanggulangan secara Edukatif/Pendidikan

Penanggulangan secara edukatif diadakan melalui pendidikan sekolah dan penyuluhan

masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadappentingnya kelestarian

lingkungan.

20
Pengendalian pencemaran lingkungan secara :

1. Administratif :

 membuat undang-undang, peraturan, dan

 program pemerintah

2. Teknologis, missal peralatan pengolahan limbah dan sampah.

3. Edukatif :

 penyuluh maysarakat dan

 menggalakkan kegiatan reduce, reuse, recycle, repair.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesehatan lingkungan merupakan Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (menurut WHO).
Kesehatan lingkungan merupakan Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Dengan adanya kesehatan lingkungan ini maka masyarakat akan lebih mandiri dan
menyadari bahwa kesehatan linkungan itu sangat penting, terutama yang berhubungan
dengan kesehatan reproduksi. Sehingga terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat
secara merata.

3.2 Saran

Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar lebih melakukan pendekatan terhadap


masyarakat. Sehingga mengerti apa masalah yang sedang dialami oleh masyarakat dan
bermusyawarah dengan masyarakat untuk menaggulangi masalah tersebut sehingga
masayarakat benar-benar paham tentang pentingnya kesehatan lingkungan yang berpengaruh
terhadap reproduksi

22
DAFTAR PUSTAKA

Asfriyati. Juni 2005. The Journal of Public Health Info Kesehatan Masyarakat Tentang
Kehamilan Pranikah. Vol.IX No.I. Diterbitkan Oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

Antika, CS. November 2005. Artikel Media The Indonesian Journal of Public Health
Tentang Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita Pedesaan untuk Hamil di
Usia Muda. Vol. 2 - No. 2 / November-2005. Diterbitkan Oleh Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

Arifin, M. 2008. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan : Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia

Azwar, Azrul, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara Sumber Widya.
Jakarta.

Budihardjo Ir, Eko, Prof. M.S.C, Kota dan Lingkungan, United Nation, University Pers
Jakarta, LP3ES, 2003.

Depkes RI, 1994. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.

Larsen W.J., 2002. Anatomy Development Function Clinical Correlation. Philadelphia :


Saunders.

Lumley J.S.P., 2005. Surface Anatomy The Anatomical Basis of Clinical Examination.
London : Elseiver.

Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka


Cipta. Jakarta.

Mohamad, K., 2007. Kesehatan reproduksi sebagai Hak, dalam Jurnal Perempuan, no: 53.

Moore, Keith L, M.R. Anne., 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates.

23
Kurniawan, Robi Cahyadi, 2006. Patologi Kemiskinan Ironi Sebuah Negeri. Artikel, Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung. Lampung.

Widyastuti, Y. dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Penerbit Fitramaya

24

Anda mungkin juga menyukai