1. Pengertian Lingkungan
Istilah Lingkungan memiliki arti yang sangat luas dan sering menjadi bahan
perbincangan yang umum didengar dimana-mana. Lingkungan secara harfiah berarti
“ruang lingkup” atau ‘sekitar’ atau “alam sekitar” atau “masyarakat sekitar”, dll.
Lingkungan juga dapat berarti segala sesuatu yang memengaruhi kehidupan makhluk-
makhluk hidup secara kolektif atau lingkungan adalah penjumlahan untuk semua yang
ada di sekitar sesuatu atau seseorang atau disekitar makhluk hidup, termasuk semua
makhluk hidup dan kekuatan-kekuatan alaminya.
Lingkungan juga diartikan sebagai kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi, cahaya matahari, mineral serta flora
dan fauna yang tumbuh diatas tanah maupun yang hidup di lautan.
Lingkungan dibagi menjadi :
1) Lingkungan Alami
Lingkungan alami adalah istilah yang juga dapat berarti semua bahan atau
material dan benda-benda hidup dan mati yang terdapat secara alami di bumi ini.
Dalam arti sempit bentuk lingkungan ini adalah lingkungan yang tidak
dipengaruhi oleh manusia sedangkan lingkungan yang dapat dipengaruhi olrh
manusia sering disebut lingkungan buatan yang biasanya berubah-ubah.
Banyak orang yang menghubungan lingkungan alami untuk dihubungkan dengan
keharmonisan antara lingkungan dan manusia. Bentuk lingkungan ini menyajikan
suatu pemandangan yang indah, sehat, dan segar. Oleh sebab itu, orang-orang
sadar bahwa adanya lingkungan alami serasi dan sehat harus dilestarikan dan
dijaga agar lingkungan tersebut tetap aman dan nyaman
2) Lingkungan Hidup
Di Indonesia kata lingkungan selalu dihubungkan dengan lingkungan
hidup, yaitu istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tidak hidup
dialam yang ada di bumi atau bagian dari bumi yang berfungsi secara alami tanpa
campur tangan manusia yang berlebihan. Menurut Alaby lingkungan hidup juga
diartikan sebagai semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu
tempat atau ruang tempat makhluk hidup berada dan dapat memengaruhi
hidupnya.
3) Lingkungan Abiotik dan Biotik
Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak hidup atau bernyawa
seperti tanah, air, udara, curah hujan, kelembapan, cahaya, bunyi, dan bahan
pencemar. Komponen abiotik juga sering dimasukan factor-faktor kimia seperti
pH, aktifits air dan factor-faktor kimia lainnya. Komponen biotic adalah segala
sesuatu yang hidup dan bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia,
mikroorganisme. Dengan kata lain makhluk hidup dibentuk oleh lingkungan yang
ada disekitarnya dan daoat berubah-ubah untuk merespon adanaya perubahan
lingkungan yang terjadi disekitarnya.
2. Kesadaran Lingkungan
Dengan adanya perkembangan dunia modern yang begitu cepat maka terjadi pula
degradasi sumber-sumber alami dan cepat. Perubahan ini sedirinya akan mengakibatkan
perubahan dan kerusakan terhadap lingkungan dimana manusia hidup. Sangat disadari
peran masyarakat dunia untuk mencapai tujuan tentang konservasi lingkungan menjadi
sangat penting karna tanpa adanya kesadaran masyarakat maka tujuan luhur ini tidak
akan tercapai. Tujuan untuk mengembangkan tentang pentingnya lingkungan adalah :
1) Untuk menjaga kelestarian lingkungan yang bersih dan sehat
2) Untuk meningkatkan kualitas lingkungan
3) Menciptakan kesadaran masyarakat tentang kesadaran lingkungan
4) Meningkatkan partisipasi masyarakatv dalam mengembangkan program
kelestarian lingkungan
3. Toksikologi
Toksikologi adalah ilmu dasar tentang racun. Doull dan Bruce memberikan definisi
tentang racun sebagai agen yang dapat mengakibatkan kerusakan atau kematian bila
dicerna atau diabsorpsi. Banyak ahli toksikologi memberikan definisi yang agak berbeda
satu dengan yang lain. Menurut Dubois dan Geiling toksikologi adalah cabang dari ilmu
kedokteran yang mempelajari tentang sifat-sifat, pengaruh dan cara mendeteksi racun.
Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang pengaruh-
pengaruh yang menggangu atau merusak yang disebabkan oleh agen-agen kimia dalam
sistem biologi.
1) Toksikologi Lingkungan
Toksikologi lingkungan adalah suatu bidang ilmu yang bersifat multi
disiplin yang berhubungan dengan pengaruh-pengaruh merusak dari berbagai
agen-agen kimia, biologi, dan fisik terhadap organism hidup. Dikatakan bahwa
toksikologi lingkungan member focus terhadap dampak dari pencemar lingkungan
terhadap organisme terutama mempelajari tentang dampak dari bahan kimia
terhadap organism seperti ikan, burung dan hewan-hewan terrestrial. Toksikologi
lingkungan merupakan ilmu yang baru berkembang sejak 40 tahun yang lalu
tetapi kini menjadi suatu ilmu yang mendapat perhatian penting bagi masyarakat
terutama ilmuan dan para ahli lingkungan karna pencemaran lingkungan dari
berbagai sumber bahan pencemar didunia kini semakin lama semakin meningkat.
2) Ekotoksikologi
Adalah bagian dari toksikologi lingkungan yang bertujuan untuk
mempelajari pengaruh-pengaruh berbahaya dari zat racun pada level populasi dan
ekosistem. Bahan kimia beracun dapat masuk kedalam suatu ekositem dalam
berbagai tingkatan siklus hidup dari suatu organisme seperti bahan-bahan
pencemar, pestisida, pupuk dan sisa-sisa kotoran bahan domestic yang bisa
memengaruhi organism dan komunitas dalam suatu ekosistem dan sekaligus
mengahsialkan perubahan dinamika populasi.
Pencemaran lingkungan dalam dua atau tiga decade terakhir menjadi suatu masalah yang
sangat hangat dibicarakan dan menjadi perhatian khusus, baik dari pihak akdemis maupun
pemerintah dan juga lembaga-lembaga pemerintah bahkan masyarakat umum. Masalah ini
terjadi karna semakin banyak nya bahan-bahan industry, dan non industry yang masuk ke
lingkungan alam dan mngakibatkan kerusakan-kerusakan yang terjadi secara alami baik
secara langsung maupun tidak langsung. Disamping itu, adanya perubahan cuaca yang tidak
menentu sebagai akibat dari adanya pemanasan global telah mengakibatkan terjadinya hujan
lebat yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor disuatu tempat tetapi kekeringan ditempat
lain, sehingga kerusakan lingkungan tidak dapat terhindarkan.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energy, atau komponen lainnya ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu
menyebabakan lingkungan menjadi kurang baik atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya
1) Melalui Udara
Pergerakan bahan pencemar diudara dapat melalui proses konveksi. Konveksi
adalah suatu pergerakan kolektif dari suatau kelompok atau agregat molekul
dalam cairan atau gas, baik melalui pergerakan masa udara atau melaui difusi atau
melalui kedua-duanya. Jadi, bahan pencemar dapat berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain melalui pergerakan masa atau difusi melalui angin yang juga
tercipta oleh adanya konveksi dari lokasi bertekanan udara tinggi berpindah ke
lokasi dengan tekanan udara rendah. Pemindahan atau transfor bahan pencemar
ini juga terjadi dengan partikel air, debu, dan evaporasi bahan pencemar melalui
proses volatilisasi. Bahan-bahan pencemar ini dapat kembali kebumi melalui air
hujan yang jatuh ke tanah.
2) Melalui Air
Di Indonesia, dimana banyak petani yang belum menyadari bahaya pestisida
terhadap kesehatan lingkungan utamanya, mereka biasanya membuang sisa-sisa
pestisida ataupun container-kontainer bekas pestisida secara sembarangan dan
banyak diantaranya masuk ke air sungai danau dan berakhir di laut. Bahkan
pestisida yang jatuh ke tanah dapat masuk ke air tanah, dan selanjutnya akan
masuk ke sumur dan sumber air bersih.
3) Melalui Hewan Atau Manusia
Media transportasi bahan pencemar lainnya adalah hewan ternak, kuda, burung,
ikan, manusia, dan produk-produk pertanian lainnya. Hewan ternak merumput
dan makan makanan yang telah tercemar dan memindahkannya melalui
pembuangan kotoran hewan ditempat lain atau dipindahkan ke tempat-tempat
lain. Manusia juga mencemarkannya dengan cara makan hasil pertanian yang
sudah tercemar dan meindahkannya melalui sewage (tempat penampungan
kotoran manusia) yang kemudian saat banjir akan dialirkan ke sungai atau air
hujan ketempat lainnya.
4) Melalui Produk Pertanian
Produk pertanian seperti buah, sayur, biji-bijian yang mengandung deposit atau
residu pestisida dapat dipindahkan dalam jarak jauh melalui perdagangan antar
pulau atau benua. Bukanlah tidak mungkin bahwa produk-produk pertanian
tersebut mengandung bahan pencemar karna sebelumnya telah disemprot dengan
pestisida atau difumigasi dan dijual bebas.
2. Pergerakan Global Bahan Pencemar
Banyak factor yang dsapat memengaruhi bahan pencemar udara di antaranya dalah awan,
kabut, suhu, kelembapan udara, angin dan pencampuran masa udara yang bergerak secara
horizontal dan vertical serta campuran batasan-batasan lapisan planet yang dapat
menentukan tingkat bahan pencemar. Sampai saat ini para peneliti telah mulai menangani
dengan lebih baik variable-variabel bahan seperti partikel halus. Partikel halus atau debu
halus dihasilkan oeh adanya pembakaran minyak dari kendaraan-kendaraan bermotor,
industry tenaga listrik, industry domistik dan proses-proses alami seperti letusan gunung
berapi, pembakaran hutan, debu permukaan tanah yang ditiupkan angin serta bahan-
bahan ini berasal dari permukaan gelombang laut. Dilaporkan pula bahwa hampir semua
benua dan wilayah dapat menjadi tempat dari partikel halus ini untk waktu-waktu
tertentu.
1. Faktor-Faktor Biotik
Jenis kelamin, pada umumnya jenis kelamin lebih tahan terhadap racun pestisida
atau racun-racun lainnya daripada kaum lelaki. Kaum wanita biasanya memiliki
lemak yang lebih banyak, sehingga bahan racun dapat terikat dalam lemak.
Umur, biasanya anak-anak dan kaum lanjut usia lebih peka terhadap racun
daripada orang-orang dewasa. Anak-anak yang sakit biasanya diberi obat yang
lebih rendah dari orang dewasa, misalkan orang dewasa mendapat resep doctor
antibiotic 500 mg, sedangkan anak-anak hanya 250 ml.
Berat badan dan ukuran, prinsip dari farmakologi semakin besar atau berat hewan,
semakin tinggi dosis obat atau racun. Hasil-hasil penelitian toksisitas insektisida
terhadap beberapa jenis serangga dengan menggunakan ukuran atau berat badan
yang berbeda dari berbagai penelitian dan semua hasil penelitian tersebut
menunjukkan semakin besar ukuran badan serangga, semakin tinggi dosis yang
digunakan.
Kesehatan, hal ini ini juga akan menentukan potensialitas racun yang dimakan.
Orang yang sehat biasanya lebih tahan terhadap racum dibandingkan dengan
orang yang tidak sehat.
Makanan, makanan yang tidak bergizi akan membuat seseorang menjadi kurus
dan tidak ehat, sehingga peka terhadap serangan pathogen penyakit tau zat
Spesifikasi Spesies, dalam tubuh tiap organism secara alami telah memiliki
mekanisme untuk mempertahankan diri akan adanya bahan-baahan xenobiotik,
seperti racun yang tidak dibutuhkan organism tersebut. Manakala xenobiotik
masuk kedalam tubuh maka organism target akan memperagakan mekanisme
ketahanan melalui proses-proses biokimia yang terjadi dalam tubuh organisme
tersebut.
Mikroorganisme tanah, biasanya mengeluarkan enzim yang dapat memecahkan
senyawa-senyawa pestisida ataupun senyawa-senyawa logam berbahaya.
2. Faktor-Faktor Abiotik
Suhu, secara umum reaksi kimia menjadi dua kali lipat dengan meningkatnya
suhu sebesar 100C meskipun dalam kenyataannya peningkatan suhu tersebut tidak
hanya dua kali lipat, tetapi ada yang tiga kali lipat bahakan empat kali lipat.
Bakteri juga dikelompokkan ke dalam empat kategori menurut suhu
pertumbuhannya, manakala suatu jenis bakteri hidup pada suhu yang berbeda
dengan suhu pertumbuhannya maka sifat racunnya akan menjadi tawar atau
hilang sama sekali.
Kelembapan, pada umumnya jamur akan berkembang dengan baik pada
kelembapan yang tinggi tetapi sulit berkembang bila kelembapan remdah atau
kering.
Curah hujan, curah hujan akan memengaruhi racun terutama pestisida bila
diaplikasikan untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman pertanian. Air
hujan dapat mengencerkan senywa-senyawa racun dalam tubuh
Cahaya, kebanyakan hewan biasanya aktif pada waktu siang hari tetapi tidak aktif
pada malam.
Angin, sama halnya dengan air hujan maka angin akan memengaruhi racun
pestisida bila diaplikasikan dalam kondisi cuaca berangin. Butiran-butiran atau
cairan pestisida yang disemprotkan ke tanaman akan diterbangkan oleh angin dan
secara langsung mengencerkan konsentrasi atau dosis pestisida.
3. Faktor-Faktor Kimia
Oksigen, semua hewan dan tumbuhan dan berkembang dalam kondisi aerob
dimana terapat kadar oksigen yang cukup. Namun ternyata ada bakteri yang
hanya hidup dan menghasilkan racun dalam kondisi anaerob atau tanpa oksigen
yang disebut Clostridium botulinum.
pH, kebanyakan racun berfungsi dalam kondisi pH normal yaitu 6-7,5 namun
ternyata terdapat pathogen mikroorganisme aktif dan menghasilkan racun pada
kondisi asam yaitu pada pH dibawah 4,5 atau sebalikan diatas 7,5.
Formulasi racun, pestisida biasanya diformulasikan dalam bentuk debu, granula
atau pellet, tepung, tepung embus, pekatan emulsi, cairan yang dapat mengalir,
perekat, aerosol, fumigant, campuran pestisida dengan pupuk, dll. Bentuk debu
dan gas sering jauh lebih membahayakan bagi kesehatan manusia daripada
bentuk-bentuk yang lain.