LINGKUNGAN HIDUP
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
2024
1. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP
Penggunaan istilah “lingkungan’’ sering kali digunakan secara bergantian
dengan istilah “lingkungan hidup”. Kedua istilah tersebut meskipun secara harfiah dapat
dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan dengan makna yang sama, yaitu
lingkungan dalam pengertian yang luas, yang meliputi lingkungan fisik, kimia, maupun
biologi (lingkungan hidup manusia, lingkungan hidup hewan dan lingkungan hidup
tumbuhan). Definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain dan dapat mempengaruhi hidupnya.
Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan atau lingkungan hidup adalah
semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah-
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya.
Sementara itu, menurut Otto Soemarwoto, lingkungan hidup diartikan sebagai ruang
yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di
dalamnya. Jika disimak berbagai pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa lingkungan
memiliki cakupan yang sangat luas. Lebih jelas L.L. Bernard memberikan pembagian
lingkungan ke dalam 4 (empat) bagian besar, yakni:
a. Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik
dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak, dan
sebagainya.
b. Lingkungan biologi atau organik, segala sesuau yang bersifat biotis berupa
mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuhan, termasuk juga disini lingkungan
prenatal, dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan, dan
sebagainya.
c. Lingkungan sosial, dibagi dalam tiga bagian, yaitu: (1) Lingkungan fisiososial
yaitu meliputi kebudayaan materiil (alat), seperti peralatan senjata mesin,
gedung, dan lain-lain. (2) Lingkungan biososial, yaitu manusia dan interaksinya
terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestic dan semua bahan
yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik, dan (3) Lingkungan
psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat batin manusia seperti sikap,
pandangan, keinginan, dan keyakinan. Hal ini terlihat melalui kebiasaan, agama,
ideologi, bahasa, dan lain-lain.
d. Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa
lembaga lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah kota atau desa.
Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menempati suatu ruang
tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti
udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan
batu. Ruang yang ditempati makhluk hidup bersama benda hidup dan tak hidup inilah
dinamakan lingkungan hidup. Secara yuridis pengertian lingkungan hidup pertama kali
dirumuskan dalam UU No. 4 Tahun 1982 (disingkat UULH-1982) tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian dirumuskan kembali
dalam UU No. 23 Tahun 1997 (disingkat UUPLH-1997) tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan terakhir dalam UU No. 32 Tahun 2009 (disingkat UUPPLH-2009)
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Perbedaan mendasar
pengertian lingkungan hidup menurut UUPLH-2009 dengan kedua undangundang
sebelumnya yaitu tidak hanya untuk menjaga kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain, tetapi juga kelangsungan alam itu
sendiri. Jadi sifatnya tidak lagi antroposentris atau biosentris, melainkan telah mengarah
pada ekosentris.
Lingkungan hidup menjadi bagian mutlak bagi kehidupan manusia. Dengan
kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Istilah lingkungan
hidup dalam bahasa inggris disebut environment. Lingkungan Hidup mencakup
pemahaman mengenai budaya dalam melihat dunia dari perspektif yang berbeda.
Pendidikan Lingkungan Hidup bersifat interdisipliner yang merupakan pembelajaran
holistik dengan membawa berbagai disiplin ke suatu isu lingkungan melalui berbagai
pendekatan dalam pembelajaran.
Lingkungan hidup didefinisikan sebagai semua factor eksternal yang bersifat
biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan,
perkembangan, dan reproduksi organisme, serta kondisi yang mencakup fisik, kimia,
dan biotic termasuk organisme. Lingkungan hidup mencakup semua benda dan kondisi,
termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya. Pengertian lingkungan hidup
menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1997 lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhlik hidup, termasuk manusia
danperilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup
Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berwawasan nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan
yurisdiksinya.
2. KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP
Komponen lingkungan hidup merujuk pada unsur-unsur atau bagian-bagian
yang membentuk lingkungan di sekitar kita. Lingkungan hidup mencakup segala
sesuatu yang ada di sekitar kita dan memengaruhi kehidupan manusia serta makhluk
hidup lainnya. Menurut Natsir (2018:4), Secara umum terdapat tiga komponen
lingkungan hidup yakni unsur abiotik, unsur biotik dan unsur sosial budaya. Berikut
adalah penjelasan masing- masing komponen lingkungan tersebut. Berikut ini adalah 3
unsur yang ada di dalam lingkungan hidup.
A. Unsur Abiotik
Unsur abiotik atau komponen fisik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri
atas benda-benda mati dan sangat berpengaruh pada kehidupan makhluk
hidup, seperti air, angin, cahaya matahari, derajat keasaman, garam,
kelembapan udara, suhu, dan tanah. Berikut adalah peran masing masing unsur
abiotik.
1) Matahari
Unsur lingkungan fisik berupa cahaya matahari berperan penting dalam
proses fotosintesis tumbuhan. Cahaya matahari juga dibutuhkan oleh
makhluk hidup lain terutama manusia, sebagai sumber energi.
2) Air
Semua makhluk hidup membutuhkan air untuk dapat bertahan hidup. Air
adalah unsur terpenting dari lingkungan fisik bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk lainnya. Jika tidak ada air, maka akan terjadi
bencana kekeringan. Begitu pula jika keberadaan air berlebihan makan
akan menjadi banjir air.
3) Udara
Unsur lingkungan fisik berupa udara tidak kalah penting dengan air.
Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Udara dibutuhkan dalam proses
respirasi (bernapas) tersebut. Lapisan Udara terdiri dari berbagai macam
gas. Manusia dan hewan membutuhkan udara dalam bentuk oksigen,
sedangkan tumbuhan memerlukan udara dalam bentuk karbondioksida
untuk berfotosintesis.
4) Tanah
Setiap makhluk hidup berpijak di atas tanah. Mikroorganisme juga
banyak yang tinggal di dalam tanah. Tanah juga dapat menumbuhkan
tanaman yang berguna sebagai bahan pangan bagi manusia dan hewan.
B. Unsur Biotik
Unsur biotik atau unsur hayati adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas
manusia, hewan, tumbuhan, dan organisme kecil yang tidak terlihat.
Berdasarkan kemampuan mendapatkan makanan, unsur ini dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1) Autotrof: Autrotof disebut juga sebagai produsen karena dapat membuat
makanan, baik untuk diri sendiri maupun untu korganisme lain. Ciri-
cirinya adalah memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis.
2) Heterotrof: Heterotrof disebut juga sebagai konsumen karena
mendapatkan makanan dari autrotof atau memakan sesama heterotrof
dan tidak dapat membuat makanan sendiri. Heterotrof dibedakan
menjadi tiga, yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.
3) Dekomposer: Dekomposer disebut juga sebagai pengurai karena
bertugas menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati menjadi
senyawa anorganik sehingga dapat menyuburkan tanah. Contoh
dekomposer adalah bakteri, cacing, ganggang, dan jamur.
C. Unsur Sosial Budaya
Selain unsur abiotik dan unsur biotik, di dalam lingkungan hidup juga ada unsur
sosial budaya. Unsur sosial budaya adalah lingkungan sosial dan budaya yang
dibuat manusia dan merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
berperilaku sebagai makhluk sosial. Unsur ini berperan dalam perubahan
lingkungan demi memenuhi kebutuhan hidup manusia. Berikut adalah beberapa
unsur sosial budaya di lingkungan hidup.
1) Adat Istiadat: Adat istiadat berasal dari para leluhur dan harus dijaga
kelestariannya oleh masyarakat yang menganutnya.
2) Hukum: Hukum diterapkan agar kehidupan berjalan dengan baik dan
lancar. Jika hukum dilanggar, orang yang bersangkutan akan dikenakan
sanksi.
3) Moral: Aturan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat termasuk
kedalam moral yang harus dipatuhi. Berbeda dengan hukum, seseorang
yang melanggar moral tidak akan dikenakan sanksi.
4) Kepercayaan: Hubungan yang dibangun antara orang yang satu dengan
orang yang lain harus dilandasi dengan kepercayaan. Agar kehidupan
selalu rukun dan damai, kepercayaan harus dipegang teguh.
5) Kesenian: Kesenian menjadi simbol keindahan di suatu lingkungan yang
dapat dipelajari atau diciptakan oleh siapa saja dan dari mana saja.
3. MANFAAT LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan hidup alami terjadi karena adanya proses alam dan tanpa adanya
campur tangan manusia. Semua unsur yang ada di dalamnya akan bekerja secara
dinamis untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Lingkungan hidup alami memiliki
beberapa manfaat bagi kehidupan, sebagai berikut.
A. Sebagai Penyedia Air, Semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan, membutuhkan air untuk hidup. Karena itu, air menjadi salah satu hal
penting dalam kehidupan. Jika kekurangan air, dapat dipastikan makhluk hidup
menjadi lemas, sakit, bahkan mati.
B. Sebagai Penyedia Mikroorganisme, Mikroorganisme sangat diperlukan untuk
menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Melalui sebuah proses
yang dilakukan oleh mikroorganisme, sisa-sisa tersebut akan menjadi tanah
yang subur.
C. Sebagai Penyedia Oksigen, Setiap makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk
bernapas. Sama halnya seperti air, jika kekurangan oksigen, makhluk hidup
akan lemas, bahkan mati.
D. Sebagai Penyedia Sumber Daya Alam, Salah satu contoh sumber daya alam
yang ada di lingkungan hidup alami adalah gas alam dan minyak bumi. Kedua
sumber daya alam tersebut akan dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Misalnya, gas alam dan minyak bumi akan diolah menjadi
bahan bakar.
E. Sebagai Penyedia Tanah, Bagi tumbuhan, tanah berfungsi sebagai tempat
hidup. Bagi manusia, tanah berfungsi sebagai tempat untuk berkebun,
berladang, bahkan mendirikan rumah.
F. Sebagai Sumber Makanan, Di dalam lingkungan hidup alami terdapat berbagai
unsur biotik dan unsur abiotik yang saling menguntungkan, seperti tumbuhan
memerlukan cahaya matahari untuk berfotosintesis, hewan membutuhkan
tumbuhan sebagai sumber makanan, serta manusia membutuhkan hewan dan
tumbuhan sebagai sumber makanan.
G. Sebagai Tempat Hidup, Lingkungan menjadi tempat bagi makhluk hidup, baik
manusia, hewan, maupun tumbuhan untuk berpijak. Selain itu, lingkungan juga
menjadi tempat untuk beraktivitas dan berinteraksi.
Lingkungan hidup buatan terbentuk karena adanya campur tangan manusia
dengan memanfaatkan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern,
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Meskipun demikian, lingkungan
hidup buatan memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan, sebagai berikut.
A. Sebagai Pembangkit Tenaga Listrik
Waduk sebagai salah salah satu contoh lingkungan hidup buatan sangat
bermanfaat untuk pembangkit tenaga listrik. Pembangkit ini akan mengalirkan
listrik ke rumah-rumah, gedung-gedung, dan fasilitas umum lainnya sehingga
penerangan dapat menyala, terutama pada malam hari.
B. Sebagai Sarana Edukasi
Banyak contoh lingkungan hidup buatan yang bermanfaat sebagai sarana
edukasi, seperti sekolah, taman, kawasan industri, dan waduk. Di lingkungan
tersebut, kita dapat mempelajari banyak hal sehingga dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan.
C. Sebagai Sarana Untuk Memenuhi Kebutuhan
Salah satu tujuan dibuatnya lingkungan hidup buatan adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Tidak hanya kebutuhan pokok, tetapi kebutuhan hidup lainnya,
seperti kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Dengan adanya lingkungan
hidup buatan ini, makhluk hidup, terutama manusia, dapat memenuhi semua
kebutuhannya.
D. Sebagai Sumber Penghasilan
Salah satu manfaat lingkungan hidup buatan bagi kehidupan adalah sebagai
sumber penghasilan. Dengan begini, perekonomian masyarakat dapat berjalan
dan kesejahteraan hidup dapat meningkat.
E. Sebagai Tempat Pengembangan Dan Penelitian
Ternyata, lingkungan hidup buatan juga dapat digunakan sebagai tempat untuk
melakukan pengembangan dan penelitian. Dengan dilakukannya kedua hal
tersebut, kehidupan makhluk hidup akan semakin berkembang.
F. Sebagai Tempat Rekreasi
Setiap orang membutuhkan waktu untuk bersantai dan salah satunya adalah
dengan berekreasi. Lingkungan hidup buatan dapat memberikan sarana
tersebut, seperti danau, taman, dan waduk.
G. Sebagai Tempat Penyimpanan Cadangan Air
Biasanya saat musim kemarau, banyak daerah yang mengalami kekeringan.
Dengan adanya lingkungan hidup buatan, seperti danau dan waduk, kekeringan
tersebut dapat diatasi karena tersedia cadangan air.
Dr. Muhammad Akib S.H., M.Hum. (2014). Hukum Lingkungan, Perspektif Global dan
Nasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mastur, M. (2020). Apa Saja Manfaat Lingkungan Hidup Alami Bagi Kehidupan?.
https://dlh.semarangkota.go.id/, diakses: 9 Maret 2024.
Mastur, M. (2020). Manfaat Lingkungan Hidup Buatan Bagi Kehidupan.
https://dlh.semarangkota.go.id/, diakses: 9 Maret 2024.
Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran, W., Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A.,
Wiyono, B. ., Ninla Elmawati Falabiba, Zhang, Y. J., Li, Y., & Chen, X. (2014).
Gambaran Umum Tentang Lingkungan. Paper Knowledge. Toward a Media History
of Documents, 5(2), 40–51.
Palopo ian. (2020). Lingkungan Hidup Menurut Al-Qur’an. Telaah Konsepsional Hubungan
Manusia dengan Lingkungan, 4(1), 1-11.
Rizki, A. M., Jawwad, M. A. S., & Sujarwo, S. (2023). Analisis Prinsip-Prinsip Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan Sebagai Dasar Penilaian Dokumen Evaluasi
Lingkungan Hidup (DELH). INSOLOGI: Jurnal Sains dan Teknologi, 2(2), 279-287.
Saepulloh, Aep dan A. Rusdiana. (2004). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar(4th ed). Bandung:
Batic Press.