Anda di halaman 1dari 13

Daftar isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1

DFTAR ISI ....................................................................................................................... 2

Konsep Kesehatan Lingkungan........................................................................................ 3

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan ........................................................................... 3

Masalah Kesehatan Di Indonesia..................................................................................... 3

Agent Penyakit Yang Menyebar DI Lingkungan Ynag Tidak Sehat................................. 6

KESIMPULAN................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 14

1
Kesehatan Lingkungan

A.Konsep Kesehatan Lingkungan

Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia da
lingkungan, agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut organisasi himpunan ahli kesehatan
lingkungan Indonesia (HAKLI), kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.Menurut Kajian Ilmu Lingkungan (Soetaryono Retno, 1982), lingkungan
hidup memuat 3 dimensi utama yang antara satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berkaitan yaitu
lingkunga sumber daya alam, lingkungan binaan dan lingkungan sosial, budaya dan ekonomi sebagai ilustrasi.

1. Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) meliputi kekayaan yang terkandung di alam jagat raya yang
keadaannya dilindungi oleh amanat UUD 1945 Pasal 33
2. Lingkungan Sosial meliputi interaksi sosial antara sesama manusia tanpa membedakan suku, warna kulit
dan agama yang ada di bumi Indonesia dari Sabang sampai Papua.
3. Lingkungan Binaan meliputi lingkungan yang seharusnya mendapat pembinaan seperti pembangunan
perumahan/pemukiman, perkantoran, pertokoan, perhotelan, fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah
sakit, sarana dan prasarana transportasi, dan lainnya yang dibutuhkan dalam menjalani proses kehidupan.

B.Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Menurut Chandra Budiman (2007:4) Ilmu Kesehatan Lingkungan meliputi usaha – usaha perbaikan atau
pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, diantaranya berupa :

1. Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.


2. Makanan dan minuman yang diproduksi dala skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah sakit, dan
lain – lain
5. Kontrol terhadap anthropoda dan rodent yang menjadi vector penyakit dan cara memutuskan mata rantai
penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Kebisingan, radiasi dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi program kesehatan lingkungan.

a. Hendrik L. Blum (1972) yang menginformasikan status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor
utama yaitu faktor keturunan (herediteir), faktor ketersediaan dan pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan.
b. Salmah, 2008: Perilaku dan Lingkungan yang saling berkaitan memuat 3 dimensi lingkungan hidup
yang secara ekologi saling berkaitan memuat dimensi lingkungan fisik, lingkungan binaan dan

2
lingkungan sosial-ekonomi (Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya).
c. Lingkungan fisik memuat Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki negara dan bangsa Indonesia
memuat seluruh hasil yang diperoleh dari bumi seperti :
1. Sumber mineral dari perut bumi dan sumber air, secara ekologi SDA tersebut dibutuhkan sebagai
sumber kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. Hutan adalah paru-paru kehidupan karena mampu memproduksi oksigen (O 2) yang dibutuhkan oleh
manusia, flora dan fauna. Hutan juga sebagai penyerap CO2 dan polutan yang kian meningkat
jumlahnya. Selain itu sebagai penampung air hujan dan invest yang dibutukan saat musim kemarau
tiba.
3. SDA memuat unsur penting yaitu :
 SDA yang dapat diperbaharui, apabila dipakai masih dapat diupayakan tumbuh kembali, seperti
jenis pohon yang ada di hutan.
 SDA yang tidak dapat diperbaharui, seperti jenis logam yang dihasilkan oleh perut bumi, seperti
emas, batubara, timah dan jenis logam-logam lainnya yang apabila dieksplorasi dan dieksploitasi
sampai habis, maka tidak dapat diperbaharui lagi.
d. Lingkungan Binaan adalah lingkungan pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagai
penopang kehidupan seperti perumahan/pemukiman, fasilitas pelayanan kesehatan, pabrik dalam
ukuran besar dan kecil, prasarana jalan darat, laut dan udara.
e. Lingkungan Sosial memberi arti adanya interaksi yang sehat antara satu indivudi dengan individu
lainnya, satu kelompok dengan kelompok lainnya, baik yang berada dalam satu lingkungan keluarga
terkecil (batih) maupun dalam lingkungan keluarga sedang dan besar dalam bentuk kelompok
masyarakat. Hal ini dimulai dari interaksi sosial antara anggota keluarga batih (terdiri dari ibu, bapak
dan anak), keluarga besar (keluarga dari pihak ibu dan pihak bapak) sampai ke lingkungan rukun
tetangga (RT), rukun warga (RW) dan meningkat lagi ke tingkat kelurahan dan seterusnya dalam
kelompok organisasi besar.

Menurut WHO ruang lingkup objek keilmuan kesehatan lingkungan adalah :

a. Pencemaran udara termasuk udara indoor, dan asap rokok.


b. Perubahan iklim dan kesehatan.
c. Kesiapsiagaan dan respon bencana.
d. Kesehatan pangan mulai dari penanaman, peternakan, transportasi, pengolahan, dan penjualan
hingga dikonsumsi.
e. Bahan berbahaya, termasuk manajemen limbah dan bahan berbahaya, pencegahan kebocoran dari
pipa pembuangan dalam tanah, dan kedaruratan akibat pencemaran.
f. Rumah Sehat atau lebih tepat gedung sehat termasuk standar penjaga rumah pemotongan hewan,
dan lain-lain.
g. Tata Guna Tanah termasuk pembangunan berwawasan kesehatan.
h. Pengolahan limbah, pengolahan air kotor atau limbah, limbah rumah sakit.
i. Kebisingan.
j. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Occupational health and safety).
k. Kesehatan radiasi.
l. Kesehatan tempat-tempat rekreasi.
m. Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan.
n. Manajemen limbah padat.

3
o. Manajemen penyakit berbasis wilayah.
p. Perlindungan terhadap bahan toksik produk industri dan barang rumah tangga.
q. Pengendalian vektor.

C. Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia

1. Penduduk dan Permasalahannya

Jumlah penduduk terbesar ada di pulau Jawa. Distribusinya tidak merata. Urbanisasi penduduk dari desa ke
kota sulit dibendung dengan segala dampaknya. Daya dukung dan daya tampung lahan kota tidak mampu
mengatasi urbanisasi karena pada hakekatnya luas lahan tidak bertambah, namun para urban memaksa untuk
bertahan hidup meskipun terpaksa untuk menempati pemukiman yang tidak sesuai peruntukannya seperti
bantaran sungai, kolong jembatan, bawah aliran listrik tegangan tinggi (sutet), dan tempat-tempat lainnya yang
tidak bertuan. Kondisi ini membawa konsekuensi yang tidak sehat bagi lingkungan perkotaan.

2. Udara dan Permasalahannya

Udara merupakan zat yang paling penting setelah airyang dibutuhkan makhluk hidup termasuk manusia. Udara
berfungsi sebagai :

a. Memberikan oksigen,
b. Sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian,
c. Pendingin benda-benda yang panas,
d. Menjadi media penyebaran penyakit pada manusia.

Udara merupakan campuran mekanis dan bermacam-macam gas.Komposisi normal udara terdiri dari

a. Gas Nitrogen 78.1%


b. Oksigen 20.93% dan
c. Karbondioksida 0.03%.
d. Selebihnya memuat gas Argon, Neon, Kkrypton, Xenon dan Helium.
e. Udara juga mengandung uap air, debu bakteri, spora dan sisa tumbuh-tumbuhan.

Permasalahan udara yang terjadi dan berkembang saat ini adalah terjadi pengotoran udara yang berdampak pada
kesehatan lingkungan, terutama disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor, pengeluaran gas pabrik-pabrik
industri. Dalam kondisi atau batas- batas tertentu, alam mampu membersihkan udara dengan cara membentuk suatu
keseimbangan ekosistem yang disebut removal mechanism.

Proses yang tejadi bisa berupa pergerakan udara, hujan, sinar matahari, dan fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Di luar
batas kemampuan alam membersihkan pencemaran alam yang berlebihan, maka pencemaran itu membahayakan
kesehatan manusia dan dampaknya pada fauna, flora dan terhadap ekosistem yang ada.

3. Air dan Permasalahannya

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupanmanusia setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian tubuh
manusia terdiri dari air atau volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badan. Tidak seorang pun
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air bersih. Ditinjau dari aspek kesehatan masyarakat, penyediaan
air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yan terbatas memudahan

4
timbulnya berbagai penyakit di masyarakat. Kebutuhan setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40
galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan
masyarakat. Untuk memperoleh air bersih terutama pendudu perkotaan berdasarkan teorinya dikelola oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM).

4. Sampah dan Permasalahannya

Setiap penduduk adalah produsen sampah. Jumlah sampah yang dihasailkan setiap penduduk bervariasi tergantung
dari aktivitasnya. Permasalahannya adalah sampah apa yang dihasilkan dan bagaimana cara mengelolanya, belum
terkoordinir secara bertanggung jawab dan apalagi berkelanjutan. Sampah yang dibang dan ditumpuk di badan sungai
terutama tertahan di pintu air, seperti pintu air Manggarai Kelurahan Tebet Kotamadya Jakarta Selatan akan terjad
iproses pembusukan dan baunya menyengat. Biota air tidak mampu bertahan hidup dalam kondisi sirkulasi oksigen
dalam air terganggu karena pembusukan,. Kondisi ini pula yang menyebabkan kualitas air melebihi toleransi ambang
batas kualitas air yang diukur dari BOD dan COD dan bactericoli.

5. Limbah dan Permasalahannya

Limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga atau industri dan sejenisnya bercampur menjadi satu dan biasanya
dibuang dan dialirkan ke badan sungai dan mengalir ke hilir sampai ke teluk atau laut. Limbah cair yang tidak diproses
melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL), tidak ramah lingkungan. Dampaknya kualitas air sungai menurun,
sehingga tidak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sumber air bersih. Kalaupun sampai dipaksakan air sungai
menjadi bahan baku air bersih akan berdampak pada proses waktu dan sediaan reagen berlebih. Hasilnya air berbau
kaporit menyengat dan dampaknya bisa menimbulkn penyakit kulit terutama bagi masyarakat yang kulitnya sensitif
alergi.

6. Bencana Alam dan Permasalahannya

Indonesia merupakan Negara yang kondisi geografisnya rentan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, tanah longsor, juga banjir yang sering terjadi. Dampaknya penduduk eksodus dan mengungsi.
Kondisi ini menimbulkan permasalahan kesehatan lingkngan yang tidak pernah tuntas dan tidak sehat.

7. Perencanaan Tata Kota dan Kebijakan Pemerintah

Kebijakan Pemerintah terhadap perencaan tata kota dipandang sebagai suatu kebutuhan pembangunan
berwawasan lingkungan, namun tujuannya sering kurang tepat sasaran. Kebutuhan pembangunan di satu sisi apabila
tidak disertai dengan studi awal atau studi kelayakan di sisi lainnya, sering menimbulkan permasalahan kesehatan
lingkungan.

D. Agent Penyakit Yang Menyebar Dilingkungan Yang Tidak Sehat

Sering kali petugas kesehatan atau mahasiswa yang sedang mempelajari kesehatan masyarakat, rancu dengan
Teori Blum yang mengatakan bahwa derajat kesehatan ditentukan oleh lingkungan, pelayanan kesehatan, perilaku
manusia, dan faktor genetic. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Kejadian penyakit yang merupakan inti
permasalahan kesehatan hanya ditentuan oleh dua kelompok variabel, tidak seperti pendapat Blum. Kelompok variabel
tersebut adalah variabel kependudukan dan variabel lingkungan. Dalam variabel kependudukan termasuk di dalamnya
faktor genetik (genetic make up), umur, gender (sex), dan perilakunya. Bahkan terdapat lingkungan yang mendukung
kesehatan dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan bahaya kesehatan masyarakat.

5
Kejadian penyakit yang disebut-sebut sebagai penyit keturunan, pada hakikatnya secara genetic hanyalah merupakan
suatu komponen dari sisi manusia yang berperan dalam kejadian suatu penyakit. Variabel lainnya adalah
lingkungannya. Kejadian penyakit tergantung status genetiknya dan lingkungan yang memiliki potensi bahaya atau tidak.
Apabila secara genetic memiliki potensi namun tidak berinteraksi atau terpajan kepada bahan carcinogenic pada
lingkungan maka tidak akan timbul penyakit. Outcome penyakit merupakan resultan hubungan interaktif antara manusia
(kependudukan, hendaknya dibaca status genetikanya) dengan lingkungannnya. Dalam genomic Public health
(Achmadi, 2008) pengertian “manusia” mengandung makna manusia dengan genomc status yang ada dalam dirinya.
Selain variable genetic juga umur, gender, perilaku manusia. Perilaku sehat hanyalah salah satu penentu hubungan
inetaktif atau penentu kesehatan.

Hubungan manusia dengan genomic statusnya, manakala berinteraksi dengan lingkungan akan menghasilkan
kondisi sehat atau kondisi sakit kelompok manusia tersebut. Hubungan interaksi antara kondisi lingkungan dengan
manusia (dengan genomic statusnya) dapat digambarkan dalam suatu model, atau sebuah konsep berpikir yang disebut
Paradigma.

Agents Penyakit

Pada hakikatnya yang dimaksud komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya kesehatan masyarakat adalah
komponen lingkungan yang mengandung agents penyakit. Komponen lingkungan yang sehari-hari berinteraksi dengan
masyarakat adalah air, udara, pangan, serangga penular penyakit, dan manusia itu sendiri.

Dalam proses kejadian penyakit harus dibedakan agents penyakit dan komponen lingkungan yang merupakan media
penghantar atau media penular penyakit. Berbagai komponen lingkungan yang sehari-hari berinteraksi dengan
masyarakat ada yang berpotensi menimbulkan atau menularkan penyakit, ada pula yang tidak. Komponen lingkungan
disebut memiliki potensi bahaya kesehatan atau dapat menimbulkan bahaya kejadian penyakit apabila di dalamnya
mengandung agents penyakit. Agents penyakit ini setiap hari bertambah, baik akibat mutasi berbagai mikroorganisme
maupun penambahan bahan akibat perubahan-perubahan teknologi maupun alamiah. Tantangan ahl kesehatan
lingkungan dan ahli kesehatan masyarakat pada aumumnya mempelajari sifat-sifat agents penyakit baru dan mencari
upaya atau solusi pencegahannya.

Berbagai agent penyakit baru maupun agent yang sudah lama dikenal dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu :

a. Mikroorganisme, seperti virus, amoeba, jamur, bakteri, parasit, dan lain-lain.


b. Kelompok fisik, misanya kekuatan radiasi, energi kebisingan, kekuatan cahaya.
c. Kelompok bahan kimia toksik, misalnya pestisida, merukuri, cadmium,CO, H2S, dan lain-lain.

Agents penyakit dapat brgerak secara dinamik berkeliling dunia mengikuti atau menmpang dalam media air, udara,
pangan, manusia itu sendiri, juga dapat bertambah, baik berupa bahan sintesis atau senyawa baru bahan kimia toksik
maupun mikroba baru berupa virus yang bermutasi terus-menerus yang menimbulkan new emerging infeqtious atau
penyakit infeksi baru.

Agent Penyakit : Mikroorganisme

Mikroorganisme berukuran sangat kecil sehingga untuk melihatnya harus menggnakan mikroskop. Berdasarkan ukuran
dan sifat-sifat lainnya, maka mikroba dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok yakni virus, bakteri, jamur, dan
parasit. Baik virus, bakteri, jamur, maupun parasit ada yang patogen ada yang non-patogen bisa berubah menjadi
ganas, bersifat pathogenic serta dapatmenimbulkan penyakit (Achmadi, 2011).

6
 Virus. Sebagian dari virus merupakan makhluk kecil yang amat berbahaya karena sebagian dari jenisnya
merupakan penyebab penyakit pada hewan, tumbuhan, dan khususnya berbagai macam penyakit pada
manusia. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus adalah demam berdarah, cacar, hepatitis, Japanese
Encephalitis atau radang otak, dan lain-lain.
 Bakteri. Merupakan mikroorganisme yang lebih besar ketimbang virus, dengan teknik tertentu dapat dikenali
dengan mikroskop. Tidak perlu menggunakan mikroskop elektron. Secara umum, bakteri ada yang
berbentukrod shape (seperti batangan atau tali pendek lurus dikenal juga sebagai bacillus), spherical,
atauspiral.
 Parasit.
Kelompok mikroorganime patogen yang memiliki tingkatan kehidupan yang lebih kompleks maupun
menimbulkan gangguan penyakit adalah kelompok yang dipelajari dalam parasitologi. Salah satu diantaranya
adalah jamur. Jamur merupakan salah satu spesies atau makhluk penyebab penyakit menular. Jamur selain
dapat hidup di luar tubuh ada juga yang tergantung dan hidup dalam tubuh manusia. Ada yang dapat
menimbulkan penyakit pada permukaan kulit manusia, ada juga yang dapat tumbuh di paru-paru, bahkan otak.
Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus ini dikenal sebagai
malaria. Parasit ini senantiasa mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya yaitu vector nyamuk dan inang
vertebrata. Sekurang-kurangnya sepuluh sesies parasit yang dapat menjangkit manusia. Spesies lain
menjangkiti hewan lain, termasuk burung, reptilian dan hewan pengerat. Perpindahan parasit atau penularan
penyakit parasit malaria dapat melalui nyamuk, sedangkn jamur dapat melalui makanan, udara, maupun air.
Beberapa parasit golongan cacing atau nematoda yang menimbulkan gangguan kesehatan misalnya,
Trichuris trichura, Hookworm atau cacing pertanian, perkebunan dan sering menginfeksi petani. Sedangkan
cacing tambang selain menyerang para pekerja tambang juga anak-anak. Cacing tambang memiliki
kemampuan menghisap darah dan makanan yang menimbulkan gangguan kesehatan serius. Ada sejenis
parasit yang sering menyerang wanita, misalnya Trichomonas vaginalis, Giardia yang sering menimbulkan
gangguan vaginitis pada wanita, dengan gejala panas dan gatal-gatal pada kemaluan.
 Bahan Kimia Toksik. Bahan kimai merupakan komponen penting dalam tubuh manusia. Kehidupan adalah zat
kimia, bahkan komunikasi kehidupan primitive hingga manusia yang berbudaya itu pung menggunakan zat
kimia dalam tubuhnya. Namun, tidak semua zat kimia tersebut dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sebagian
bahkan merupakan zat beracun yang membahayakan kesehatan bahkan kematian. Bahan kimia yang tidak
dikehendaki ini lazim dikenal sebagai xenobiotics.

Zat toksik organik :

a. Berasal dari jasad hidup (organisme)


b. Mengandung karbon, sering kali bermolekul besar yang dapat disintesis ( man-made) atau diisolasi dari
bahan alam.

Zat toksik anorganik :

a. Zat kimia spesifik (mineral) yang tidak atau bukan berasal dari jasad hidup.
b. Umumnya bermolekul kecil yang hanya terdiri dari beberapa atom (seperti belerang dan oksigen dalam SO2)
c. Zat toksik menurut sasaran.
 Pestisida. Pestisida adalah suatu substansi yang digunakan untuk mencegah atau membunuh hama ( pest),
yakni organism yang bersaing untuk mendapatkan makanan, mengganggu kenyamanan, atau berbahaya bagi
kesehatan manusia. Contoh berbagai pestisida yang beredar di lapangan adalah golongan Karbamat,
Organoklorin, Organofosfat, dan Pyrethroid.

7
Agent Penyakit : Fisik

Agent fisik dapat dikelompokkan ke dalam berbagai macam ragam klasifikasi. Namun intinya adalah energi yang
diradiasikan Dari perspektif energi agent penyakit golongan fisik dapat dikelompokkan ke dalam :

a. Kebisingan.
b. Getaran.
c. Pencahayaan.
d. Suhu lingkungan.
e. Radiasi pengion dan radiasi non-pengion.

Secara umum kebisingan diartikan sebagai unwanted sound atau suara yang tidak diinginkan. Meskipun keras
misalnya suara music dengan drum menggelegar, namun diinginkan kerap kali tidak dianggap sebagai unwanted sound
oleh penggemarnya.Sumber kebisingan :

a. Public transport.
b. Industri dan lingkungan kerja lainnya.
c. Airport : suara-suara pesawat jet.
d. Musik suara keras.
e. Pemukiman : suara anjing menggongong, keributan, suara musik tetangga.
f. Kebisingan akibat vibrasi : debur ombak, desir angin, traffic, gempa dan lain sebagainya. Dalam mana
kebisingan akibat suara-suara alamiah ebih ditekankan pada aspek getaran yang lebih menonjol.

Ukuran keganasan kebisingan diukur dengan parameter frekuensi dan intensitas. Intensitas dinyatakan dalam
decibel (dB) yang dirasakan sebagai ‘loudness’ atau kekerasan suara.

 Getaran atau Vibrasi. Getaran dan kebisingan merupakan agent penyakit yang berdekatan. Suara keras dapat
menimbulkan vibrasi atau getaran.

Agent fisik radiasi yng memiliki potensi bahaya kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni :

1. Radiasi yang mampu menimbulkan ionisasi atau ionizing radiation. Termasuk dalam hal ini adalah Sinar X,
Sinar gama, Helium-3, energi nuklir, dan sebagainya.
2. Radiasi yang tidak mampu menimbulkan ionisasi, lazim dikenal sebagai non-ionizing radiation. Termasuk
kelompok ini adalah sinar ultraviolet, inframerah, kebisingan, suhu panas yang diradiasikan, radiasi sinyal
elektromagnetik ponsel, dan lain sebagainya.

Secara alamiah jagad raya mengemisikan radiasi yang dikenal sebagai radiasi kosmis. Selain itu dikenal pula radiasi
terrestrial yang berasal dari bumi itu sendiri. Sedngkan sumber radiasi non-pengion kini banyak sekali dijumpai dalam
kehidupan sehari – hari, misalnya VDU- video display unit (layar monitor komputer), telepon seluler, peralatan listrik
seperti microwave oven, alat pengering rambut, sinar matahari, serta saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet).

 Visible Light. Adalah cahaya yang membuat kita bisa melihat sekeliling kita. Sumber pencahayaan alamiah
tebesar adalah cahaya atau sinar matahari. Cahaya adalah fenomena spectrum electromagnetic dalam mana
manusia bisa melihanya. Spektrum tersebut terganung panjang geombangnya bermula dari ultraviolet yang
tidak terlihat, kemudian violet atau ungu, nila, biru, dan seterusnya hingga yang palig bawah adalah merah. Di
bawah merah ada inframerah atau infrared (IR).

8
Paradigma Kesehatan Lingkungan

Achmadi pada tahun 1987, 2005, 2011, 2012 menggambarkan paradigma kesehatan lingkungan dalam buku-
bukunya sebagai acuan untuk mengemukakan proses kejadian penyakit berbasis lingkungan yang merupakan inti dari
permasalahan kesehatan. Konsep model penggambaran tersebut disebut Paradigma Kesehatan Lingkungan atau lebih
sebagai teori simpul. Teori Simpul atau Paradigma Kesehatan Lingkungan menggambarkan definisi kesehatan
lingkungan yaitu, ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara variabel kependudukan dengan variabel lingkungan
yang memilliki potensi bahaya kesehatan, serta mencari upaya penyehatannya.

Paradigma Kesehatan Lingkungan juga dapat menggambarkan pathogenesis kejadian penyakit. Gambaran model
interaksi lingkungan dengan manusia, dapat digunakan untuk upaya pencegahan, dapat menentukan pada titik mna
atau simpul mana kita bisa melakukan pencegahan. Tanpa memahami paradigma kesehatan lingkungan sulit dapat
melakukan pencegahan. Mengacu kepada model interaksi manusia dengan lingkungannya, maka gangguan kesehatan
merupakan resultan dari hubungan interaktif antara lingkungan dan varibel kependudukan.

 Simpul 1 : Sumber Penyakit

Sumber penyakit adalah titik yang menyimpan agent penyakit menggandakan dan mengeluarkan atau mengemisikan
agent penyakit. Agent penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui
kontak secara langsung atau melalui media perantara (yang juga komponen lingkungan). Umumnya, melalui produk
bahan beracun yang dihasilkannya ketika berada dalam tubuh , atau secara langsung dapat mencederai sebagian atau
seluruh bagian tubuh manusia sehingga menimbulkan gangguan fungsi maupun morfologi (bentuk organ tubuh).

Sumber penyakit adalah titik yang secara konstan maupun kadang-kadang mengeluarkan satu atau lebih berbagai
komponen lingkungan tersebut di atas.

Penyakit menular adalah penyakit yang umumnya disebabkkan oleh mikroorganisme patogen yang dapat
dipindahkan secara langsung maupun melalui perantara binatang. Sedangkan penyakit tidak menular dsebabkan oleh
berbagai bahan atau komponen lingkungan berupa bahan kimia maupun zat dengan kekuatan fisik.

Sumber penyakit dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yakni :

a. Sumber penyakit alamiah, misalnya gunung berapi yang mengeluarkan gas-gas dan debu beracun, proses
pembusukan yang terjadi karena proses alamiah.
b. Hasil kegiatan manusia, seperti industri, rumah tangga, knalpot kendaraan bermotor, atau penderita penyakit
menular.
c. Sumber penyakit menular adalah penderita penyakit menular seperti malaria, tbc, typhoid, HIV/AIDS, dan lain-
lain.
 Simpul 2 : Media Transmisi Penyakit

Komponen lingkungan yang dapat memindahkan agent penyakit pada hakikatnya hanya ada 5 yang lazim dikenal
sebagai media transmisi penyakit, yakni :

a. Udara.
b. Air.
c. Tanah/pangan.
d. Binatang/serangga.

9
e. Manusia/langsung.

Media transimisi tidak akan memiliki potensi bahaya kesehatan atau menimbulkan penyakit kalau di dalamnya tidak
mengandung agent penyakit atau bibit penyakit. Air (komponen lingkungan) dikatakan memiliki potensi menimbulkan
penyakit jika di dalamnya terdapat bakteri Escheria coli patogen, bakteri Salmonella typhi, bakteri Vibrio cholerae, atau
air terebut mengandung bahan kimia beracun seperti pestisida, logam berat, dan lainnya. Demikian pula, udara
dikatakan berbahaya kalau mengandung racun atau jamur. Udara dikatakan sehat atau air dikatakan bersih jika di
dalamnya tidak mengandung satu atau lebih agent penyakit.

Pada proses penyakit menular, maka penderita adalah sumber penyakit, dan melalui gigitan serangga nyamuk maka
malaria atau virus demam berdarah dipindahkan atau ditularkan ke orang lain.

 Simpul 3 : Perilaku Pemajanan (Behavioural Exposure)

Agent penyakit yang masuk ke dalam tubuh dengan cara – cara yang khas melalui 3 jalan raya atau route of entry,
yakni :

1. Sistem pernapasan
2. Sistem pencernaan
3. Masuk melalui permukaan kulit

 Simpul 4 : Kejadian Penyakit

Seseorang dikatakan sakit kalau salah satu maupun bersama mengalami kelainan dibandingkan rata-rata penduduk
lainnya. Bisa kelainan bentuk atau kelainan fungsi, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial.

 Simpul 5 : Variabel supra system

Kejadian penyakit itu sendiri masih dipengaruhi oleh kelompok variabel simpul 5, yakni variabel iklim, topografi,
temporal, dan suprasistem lainnya, yakni keputusan politik berupa kebijakan makro yang bisa memengaruhi semua
simpul. Iklim adalah nilai rata-rata dari cuaca harian, sedangkan pembentuk cuaca misalnya suhu lingkungan,
kelembapan lingkungan, dan curah hujan. Nilai atau ukuran harian yang sama membentuk musim, misalnya musim
kemarau atau hujan. Ekosistem adalah gambaran hubungan saling ketergantungan atau keterhubungan berbagai
komponen baik benda hidup maupun benda mati (tak bernyawa) dalam satu wilayah (misalnya nyamuk, kodok atau
tikus, ular, burung elang, air sungai, batu-batu, rerumputan, pohon dan seterusnya yang menempati sebuah wilayah
atau hamparan permukaan geografi.

 Habitat

Habitat sebuah wilayah bisa merupakan ekosistem tertentu yang memiliki wilayah, yang memiliki seperangkat
variabel atau kondisi untuk mendukung kehidupan spesies yang bersangkutan.

Aplikasi Ilmu Kesehatan Lingkungan

Salah satu aplikasi ilmu kesehatan lingkungan adalah sanitasi dasar. Batasan pengertian sanitasi menurut WHO
adalah pengawasan penyediaan air minum masyarakat, pembuangan tinja dan air limbah, pembuangan sampah, vector
penyakit, kondisi perumahan, penyediaan dan penanganan makanan, kondisi atmosfer, dan keselamatan lingkungan
kerja.

10
Sedangkan menurut pengertian umum, sanitasi adalah pencegahan penyakit dengan mengurangi atau
mengendalikan faktor-faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit. Pengertian lain dari
sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penlaran
penyakit.

Definisi sanitasi adala upaya untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.
Sementara definisi lainnya menitikberatkan pada pemutusan mata rantai agent penyakit dari sumber agents dan
pengendalian lingkungan.

Sanitasi Total Berbagai Masyarakat (STBM)

Adalah suatu Program Nasional di bidang sanitasi yang bersifat lintas sektoral. Strategi nasional STBM memiliki
indicator outcome yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku. Sedangkan indicator output-nya adalah sebagai berikut :

a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan
komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat.
b. Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga.
c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah
makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga
semua orang mencuci tangan dengan benar.
d. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
e. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

11
Kesimpulan :

Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia da lingkungan, agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Salmah, Sjarifah. 2018. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat Edisi Revisi. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Achmadi, Umar Fahmi. TAHUN!!!!!. KESEHATAN MASYARAKAT TEORI DAN APLIKASI. TEMPAT!!! :
PENERBIT !!!!

13

Anda mungkin juga menyukai