Anda di halaman 1dari 18

PENANGGULANGAN BAHAYA BIOLOGI

A. Pengertian Bahaya

Bahaya (hazard) adalah semua sumber situasi,

ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cidera

(kecelakaan kerja dan/atau PAK). Hazard adalah suatu

kondisi atau tindakan atau potensi yang dapat menimbulkan

kerugian terhadap manusia, harta benda, proses, maupun

lingkungan.

Berdasarkan OHSAS 18001:2007 pengertian bahaya

atau hazard adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas

yang berpotensi enimbulkan cidera (kecelakaan kerja)

dan/atau penyakit akibat kerja (PAK) (Ramli, 2008). Jadi,

dapat disimpulkan bahwa bahaya adalah segala sesuatu yang

memiliki potensi merugikan bagi manusia, properti dan

lingkungan.
Bahaya di lingkungan kerja memiliki berbagai

macam faktor yang menjadi penyebab munculnya bahaya

seperti, paparan debu, paparan kebisingan dan pencahayaan.

Secara keseluruhan faktor bahaya dilingkungan kerja

meliputi faktor kimia, biologi, fisika, fisiologi dan psikologi

(Suma’mur, 2009).

B. Pengertian Bahaya Biologi

Biohazard (bahaya biologi) dapat berefek pada

manusia melalui kontak langsung dengan biological agen

atau lewat penularan agen perantara.

Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang

ditimbulkan dari faktor makhluk hidup. Biasanya hazard

biologi berada di lingkungan yang tidak bersih, kotor, dll.

Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu (1)

yang menyebabkan infeksi dan (2) non-infeksi. Bahaya dari


yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi (a)

organisme viable, (b) racun biogenik dan (c) alergi biogenik.

C. Klasifikasi Bahaya Kerja Biologi

1. Klasifikasi berdasarkan tipe agen

Berdasarkan definisi biological agen, bahaya

kerja biologi dapat di klasifikasikan menjadi :

a. Agen infeksius

b. Tumbuhan dan produknya

c. Hewan dan produknya

2. Klasifikasi berdasarkan mode transmisi

Pengetahuan tentang bagaimana biohazard

menular sangat penting untuk memutus rantai infeksi.

Berdasarkan prosesnya transmisi dari biohazard

dapat dibedakan menjadi :

a. Langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak fisik

dengan orang yang terinfeksi.


b. Tidak langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak

dengan bahan atau benda yang terkonaminasi.


IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA BIOLOGI

A. Potensi Bahaya Kerja Biologi di Tempat Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan nomor

432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit

bahwa bahaya biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan

parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga, tikus

dan binatang.

Faktor bahaya biologi (Kepmenkes, 2007) adalah :

1. Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis.

2. Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau bagian jasad

renik di udara berupa jamur, protozoa, virus yang

menimbulkan bahan alergen, pathogen dan toksin di

lingkungan.

3. Bakteri dan pathogen lainnya, misalnya Mycobacterium

Tuberculosis.
Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/ X/2014

menyebutkan untuk mengidentifikasi bahaya biologi di

rumah sakit dengan pemeriksaan setiap semester meliputi :

konsentrasi mikroorganisme dalam udara ruang operasi

pemeriksaan mikrobiologi air bersih, pemeriksaan usap AC

dll.

B. Identifikasi Risiko Bahaya Kerja Biologi Identifikasi

risiko bahaya kerja biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu

melalui agents penyebab penyakit seperti: (1) Mikro

organisme (bakteri, virus, infeksi, sengatan, toksin, infeksi,

alergi). (2) Arthopoda (serangga, dll), (fungi). (3) Tumbuhan

tingkat tingkat tinggi (toksin & dermatitis, asma, pilek,

(allergen). (4) Tumbuhan tingkat tingkat rendah (yang

membentuk spora). (5) Vertebrata (protein) allergi. (6)

Inervertebrata selain urine, saliva, faeces, kulit/rambut

(allergen) Arthopoda (cacing, protozoa).


1. Bakteri

Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu :

a. bulat (kokus),

b. lengkung dan

c. batang (basil)

Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat

kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak

dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak

dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh

penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax (kulit

dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala,

atralagia, enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera,

dan sebagainya.

2. Bahaya Infeksi

Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak

umum dijumpai. Pekerja yang potensial mengalaminya


a.l.: pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak,

penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis

B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella,

chlamydia, psittaci.

Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu

mengakibatkan infeksi, dipengaruhi oleh banyak faktor,

aanata lain : (i)Virulensi, (ii) Route of infection, (iii)

Daya tahan tubuh.

3. Virus

Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil

antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak mampu

bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel

inangnya yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan

oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan

sebagainya menyebabkan penurunan daya kekebalan

tubuh, ditularkan melalui: (HIV) Tranfusi darah yang


tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau yag

terkontaminasi, Hubungan sexual, Luka jalan lahir

waktu melahirkan Pekerja RS, Pekerja yang sering

ganti-ganti pasangan Pekerja berisiko (HIV).

4. Parasit

a. Malaria : gigitan nyamuk anopheles

b. Ansxylostomiosis : anemia khronis

c. Jamur : gatal-gatal dikulit

Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi

berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel.

Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati

dan hidup dari organisme atau hewan lain.

5. Hewan

a. Sengatan : Serangga

b. Ular : Gigitan binatang berbisa

c. Carnivora : Binatang buas


6. Tumbuhan

a. Allergi: Debu kayu & asma

b. Allergi saluran nafas: Debu kapas

7. Organisme Viable dan Racun Biogenic

a. Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora

dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk

endotoxins, aflatoxin dan bakteri.

b. Perkembangan produk bakterial dan jamur

dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media

dimana mereka tumbuh. Pekerja yang berisiko :

pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage

& sludge treatment, dll.

c. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s

disease.

8. Alergi Biogenic
a. Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived

protein, enzim.

b. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein

pada kulit binatang, rambut dari bulu dan protein dari

urine dan feaces binatang.

c. Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari

proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas,

proses pengolahan kayu, juga dijumpai di

bioteknologi (enzim, vaksin dan kultur jaringan).

d. Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat

menimbulkan gejala alergi seperti rinitis,

conjunctivitis atau asma.

e. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir

gandum, tepung bawang dsb.


PENGENDALIAN BAHAYA BIOLOGI

A. Pengendalian Bahaya Kerja Biologi

Pengendalian risiko dilakukan setelah identifikasi

dan menilai risiko untuk mengurangi risiko sampai batas

yang dapat diterima berdasarkan ketentuan, peraturan dan

standar, pengendalian virus, jamur, bakteri patogen dapat

dilakukan dengan tahapan :

1. Eliminasi : diterapkan pertama kali dengan

menghilangkan objek penyebab kecelakaan atau

penyakit akibat kerja. Objek utama yang menyebabkan

penyakit akibat kerja adalah pekerja itu sendiri jadi

sangat tidak mungkin jika kita menghilangkan pekerja.

Maka eliminasi tidak dapat dilaksanakan.

2. Subtitusi : merupakan langkah kedua dengan mengganti

bahan dan peralatan berbahaya dengan yang kurang


berbahaya maka pengendalian secara subtitusi tidak

dapat dilaksanakan.

3. Rekayasa/Pengendalian Teknik : adalah pengendalian

faktor bahaya biologis dengan memisahkan alat dengan

pekerja. Rekayasa teknik dengan pembutan instalasi

Heating Ventilating And Air Conditioning (HVAC).

4. Rekayasa/Pengendalian Administrasi : dengan

menyediakan sistem kerja untuk mengurangi terpapar

potensi bahaya dengan perputaran jadwal kerja bagi

pekerja yang di bagi alam tiga shift kerja.

5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) : pilihan

terakhir sistem pengendalian risiko berupa masker,

sarung tagan, penutup kepala, yang sesuai untuk

mengurangi risiko paparan penularan penyakit pada

pekerja.
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di

tempat kerja dapat dihindari dengan pencegahan antara lain

dengan :

a. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang

berisiko tertular lewat debu yang mengandung organism

pathogen.

b. Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi.

c. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di

tempat kerja.

d. Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin

paling tidak satu kali setiap bulan.

e. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan

terbunuhnya mikroorganisme yang patogen pada sistem

pendingin.
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan

bagaimana mengotrol dan mencegah penularannya

diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.

B. Rangkuman

1. Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI

No. 22 Tahun 1993, adalah penyakit yang disebabkan

pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja

terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi,

ataupun psikologi di tempat kerja.

2. Faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5

golongan : golongan fisik, golongan kimiawi, golongan

biologis, golongan fisiologis, golongan psikososial.

3. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri : demam thypoid,

anthrax, TBC.

4. Penyakit yang disebabkan oleh virus : hepatitis B dan C,

virus HIV, DBD.


5. Penyakit yang disebabkan oleh jamur : Penyakit yang

disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu

mikosis superficial dan mikosis sistemik.

6. Infeksi akibat organisme yang mungkin ditemukan di

tempat kerja, diantaranya :

a. Lingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah

membuat pekerja dapat terinfeksi oleh

mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis,

cacing.

b. Lingkungan Pertambangan atau Pabrik :

mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah

bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti :

tuberculosis (paru).

c. Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di

peternakan seperti ini misalnya : Anthrax.


d. Di laboratorium mempunyai risiko yang besar

terinfeksi, terutama untuk laboratorium yang

menangani organisme atau bahan-bahan yang

megandung organisme pathogen.

e. Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko

mengidap penyakit seperti : Humidifier fever.

7. Pengendalian bahaya kerja biologi : eliminasi, subtitusi,

pengendalian teknis, pengendalian administrasi,

penggunaan alat pelindung diri (APD).

8. Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat

kerja dapat dihindari dengan pencegahan antara lain

dengan :

a. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang

berisiko tertular lewat debu yang mengandung

organism pathogen.

b. Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi.


c. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular

penyakit di tempat kerja.

d. Membersihkan semua debu yang ada di sistem

pendingin paling tidak satu kali setiap bulan.

e. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan

terbunuhnya mikroorganisme yang patogen pada

sistem pendingin.

Anda mungkin juga menyukai