Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahaya faktor biologi atau biological hazard (biohazard) merupakan


istilah yang digunakan pada virus virus yang tingkat bahayanya berada pada
level 4. Virus sendiri merupakan mikroorganisme terkecil yang tidak memiliki
sel dan hanya mempunyai kode genetik saja. Virus dapat hidup pada
organisme lain dengan cara menginfeksi sel inangnya. Maka dari itu virus
virus biohazard ini sangat bebahaya terhadap manusia.
Berdasarkan prosesnya, transmisi dari biohazard dapat dibedakan
menjadi yaitu langsung dan tidak langsung. Proses langsung terjadi akibat
adanya kontak fisik dengan orang atau mahluk hidup yang terinfeksi. Proses
tidak langsung terjadi akibat adanya kontak dengan bahan atau benda yang
terkontaminasi seperti makanan, minuman dan udara . Virus tidak hanya
memiliki dampak buruk terhadap manusia. Di bidang kedokteran, virus
dimanfatkan sebagai obat penyakit kanker. Virus virus ini akan
menghancurkan sel sel kanker dari dalam tubuh. Virus yang digunakan untuk
mengobati kanker ini juga akan berbahaya jika terhirup oleh orang yang
bukan penderita penyakit kanker termasuk pekerja yang mengolah obat
kanker tersebut.
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja harus diselenggarakan di
semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit . Maka dari itu, dibutuhkanlah suatu alat
yang dapat melindungi pekerja dari virus yang termasuk dalam biohazard
tersebut. Adapun alat yang digunakan tersebut bernama laminar flow
biological safety cabinet. Laminar flow biological safety cabinet merupakan
kabinet yang menyediakan ruang kerja yang steril dengan mengambil udara

1
dari luar laminar yang disaring menggunakan filter udara khusus, begitu juga
dengan udara dari dalam laminar yang akan disaring sebelum dibuang ke
lingkungan. Sehingga udara yang keluar dari laminar tidak mengandung
biohazard yang sangat berbahaya terhadap manusia dan lingkungan. Pada
penelitian ini, penulis ingin merancang dan membuat laminar flow biological
safety cabinet yang aman dan dapat digunakan untuk melindungi pekerja dari
ancaman biohazard. Adapun kelebihan dari alat yang penulis buat yakni
efisien dalam pengunaannya, karena pada alat ini semua bekerja secara
otomatis sedangkan pada alat yang beredar harus dilakukan secara manual.
Dari segi harga, alat yang akan dibuat relatif lebih murah dibandingkan
dengan laminar flow biological safety cabinet yang beredar. Diharapkan
dengan adanya laminar flow biological safety cabinet ini pekerja dapat
terhindar dari bahaya biohazard. Selain itu, dapat menambah wawasan bagi
mahasiswa tentang kabinet pengaman ini.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi bahaya keja biologi
2. Identifikasi bahaya kerja biologi
3. Apa hubungan bahaya kerja biologi dengan pekerjaan
4. Identifikasi bahaya kerja biologi di tempat kerja
5. Factor-faktor penyebab penyakit akibat biologi
6. PAK yang disebabkan bahaya kerja biologi
7. Pengendalian bahaya kerja biologi

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi bahaya kerja biologi
2. Untuk mengetahui identifikasi bahaya kerja biologi
3. Untuk mengetahui bahay kerja biologi dengan pekerjaan
4. Untuk mengetahui identifikasi bahaya kerja biologi di tempat kerja
5. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab penyakit akibat biologi

2
6. Untuk mengetahui PAK yang di sebabkan bahay kerja biologi
7. Untuk mengetahui pengendalian bahaya kerja biologi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi bahaya kerja biologi

Bahaya (hazart) adalah semua sumber situasi ataupun aktifitas yang


berpotensi menimbulkan cidera (kecelakaan kerja/PAK) Hazart adalah suatu
tindakan atau potensi yang dpat menimbulkan kerugian terhadapa manusia,
harta benda, maupun lingkungan.
Semua sumber atau situasi yang berpotensi mengakibatkan cidera,
atau sakit pada manusia , kerusakan property, kerusakan terhadap lingkungan
maupun ganguan proses disebut bahaya (hazart) (Dewi, 2011 )
Bahaya didefenisikan sebagai agen infeksius atau produk yang
dihasilkan agen tersebut yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Sedangkan agen factor biologi atau biological agen didefenisikan sebagai
mikroorganisme, kultur sel, atau endoparasit manusia, termasuk yang sudah di
modifikasi secara genetic, yang dapat menyebabkan infeksi, reaksi alergi, atau
menyebabkan bahaya dalam bentuk lain yang menggagu kesehatan manusia.
Bahaya dilingkungan kerja adalah segala kondisi yang daoat memberi
pengaruh yang merugikan terhadap kesehtan atau kesejahteraan orang yang
terpajan dilingkungank kerja. Bahaya dilingkungan kerja memiliki berbagai
macam factor yang menjadi penyebab munculnya bahaya seperti paparan
debu, paparan kebisingan, dan pencahayaan. Secara keseluruhan faktor
bahaya di lingkungan kerja Meliputi factor kimia, biologi, fisika, fisiologi dan
psikologi (Suma’mur 2009).
Biohazard (bahaya biologi) dapat berefek pada manusia melalui
kontak langsung dengan biological agen atau lewat penularan agen perantara.
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal
dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein
dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang

4
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang
menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi
dapat dibagi lagi menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi
biogenik.

a. Organisme viable dan racun biogenic


Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins;
Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu,
kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko:
pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment,
dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease.
b. Alergi Bionik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.
Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang,
rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang. Bahan-bahan
alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi
( enzim, vaksin dan kultur jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan
alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau
asma. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung
bawang dsb.
c. Bahaya Infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai.
Pekerja yang potensial mengalaminya yaitu pekerja di rumah sakit,
laboratorium, jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh :
Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella,
chlamydia, psittaci.

5
B. Klasifikasi bahaya kerja biologi

1. Klasifikasi berdasarkan tipe agen


Berdasarkan definisi biological agen, bahaya kerja biologi dapat di
klasifikasikan menjadi:
a. Agen infeksius
b. Tumbuhan dan produknya
c. Hewan dan produknya
2. Klasifikasi berdasarkan mode trasmisi
Pengetahuan tentang bagaiman buohazart menular sangat penting untuk
memutus rantai infeksi.
Berdasarkan prosesnya trasmisi dari biohazard dapat menjadi:
a. Langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak fisik dengan orang
yang terinfeksi.
b. Tidak langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak dengan bahan
atau benda yang terkontaminasi.

C. Identifikasi bahaya kerja biologi


1. Potensi bahaya kerja biologo di tempat kerja
Keputusan menteri kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007
tentang pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kesja (k3)
dirumah sakit bahwa bahaya biologi terdiri dari virus, bakteri ,jamur, dan
parasite, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga, tikus dan
binatang.
Factor bahaya bilogi (KEPMENKES 2007) yaitu:
a. Virus: HIV, virus SARS, dan virus hepatitis
b. Bioaerosol: disperse jasad renik, atau bagian jasad renik di udara,
berupa jamur, protozoa, virus yang menimbulkan bahan alergen,
pathogen dan toksin di lingkungan.
c. Bakteri dan pathogen lainnya, misalnya mykobakteruim tuberculosis.

6
KEMENKES RI no 1204/menkes/SK/X/ 2014 menyebutkan untuk
mengidentifikasi bahaya biologi di rumah sakit dengan pemeriksaan
setiap semester meliputi: konsentrasi mikroorganisme dalam udara
ruang operasi pemeriksaan mikrobiologi air bersih, pemeriksaan usap
AC dll.

D. Hubungan bahaya kerja biologi dengan pekerjaan

Para pekerja dapat mengalami kontak dengan bahaya biologi dalam


beberapa macam keadaan:
1. Intrinsic pada pekerja teretentu: pekerrja kontruksi pada pengolahan
limbah beresiko terpapar infeksi bakteri.
2. Incidental pada saat bekerja (bukan bagian dari aktifitas pekerjaaan) :
pekerja yang menderita penyakit akibat mengkonsumsi makanan yang
sudaj terkontaminasi.
3. Terjadi pada bagian tertentu dari pekerjaan: pekerja yang bepergian
dari/ke tempat endemic penyakit tertentu.
4. Tidak spesifik untuk pekerjaan; bakteri legionella dapat tersebar dengan
mudah di air dan tanah sehingga dapat menginfeksi beberapa macam
pekerjaan seperti petugas maintence, system pengairan dan pekerja
kantoran dengan AC.

Berikut adalah tipe pekerjaan yang beresiko tinggi terpapar bahaya biologi
yaitu:
1. Pekerja lapangan (autdoor)
2. Pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan hewan
3. Pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh manusia.
4. Pekerja yang bekerja di lingkungan tertentu.

7
E. Identifikasi bahaya kerja biologi di tempat kerja
Penyakit di tempat kerja akibat factor biologi biasanya di sebabkan oleh
makluk hidup sehingga menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja yang
terpajan. Potensi bayaha yang menyebabkan reaksi alergi atau iritasi akibat
bahan-bahan biologis seperti : debuh kapas,bulu, Bungan dan sebagainya.
Identifikasi resiko bahaya kerja biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu
melalui agens penyebab penyakit seperti:
1. Bakteri
Mempunyai 3 bentuk dasar yaitu:
a. Bulat (kokus)
b. Lengkung
c. Batang (basil)
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat sanitasi yang
buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan
kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi, contoh penyakit yang di
akibatkan ileh bakteri yaitu: anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru),
burcelosis (sakit kepala, atralagia, enokkarditis, lepra, tetanus, thypoid,
cholera dan sebagainya.
2. Bahaya infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relative tidak umum di jumpai.
Pekerja yang potensial mengalaminya adalah: pekerja di rumah sakit,
laboratorium, jurumasak, penjaga binatang dokter hewan dll. Contohnya:
hepatitib B, TBC, anthrax, Brucella, tetanus, salmonella, chlamydia,
psittaci.
Masuknya M.O kedalam tubuh tidak selamanya mengakibatkan
infeksi, diakibatkan oleh banyak factor antata lain: virulensi, route of
infection, daya tahan tubuh.
3. Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16-300 nano meter.
Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel

8
inangnya yang khas. Vontoh penyakit yang di akibatkan oleh virus yaitu :
influensa,varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh di tularkan melalui: (HIV), tranfusi dara yang
tercemar, tertusuk/teriris, jarum/pisau yang terkontaminasi, hubungan
seksual, lika jalan lahir waktu melahirkan, pekerja rumah sakit, pekerja
yang sering ganti-ganti pasangan beresiko HIV.
4. Parasite
a. Malaria: gigitan nyamuk anopheles
b. Ansxllostomiosis : anemia kronis
c. Jamur ;gatal-gatal di kulit
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lenih
kompleks karena karena berupa multi sel mengambil makanan dan nutrisi
dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain.
5. Hewan
a. Sengatan: serangga
b. Ular : gigitan binatang berbisa
c. Carnivora: binatang buas
6. tumbuhan
a. Tumbuhan: debu kayu dan asma
b. Alergi saluran nafas : debuh kapas
7. Oranisme viable dan racun biogenic
Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins;
Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu,
kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko:
pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment,
dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease.
8. Alergi Bionik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.
Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang,

9
rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang. Bahan-bahan
alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi
( enzim, vaksin dan kultur jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan
alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau
asma. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung
bawang dsb.

F. Faktor-faktor penyebab penyakit akibat biologi.


1. kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi, ekskresi, atau jaringan
tubuh manusia seperti : hepatitis A, TBC, deman berdarah, anthrax.
2. Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi manusia secara
langsung atau kontak dengan sekresi,ekskresi, jaringan tubuh binatang
yang terinfeksi atau via vector.
3. Akibat polusi udara yang mengandung mikriorganisme yang
menimbulakan penyakit seperti pekerja kantor yang memakai AC sentral.
Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangar berkembangbiak dan
penykit yang di sebabkan sangat mudah menular saat ini sejumlah
penyakit menular dan mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia
dan dari manusia ke hewan
Infeksi silang spesies dapat berasal dari peternakan atau pasar, dimana
kondisi menciptakan pencampuran pathogen.

G. Penyakit akibat kerja yang disebabkan bahaya kerja biologi.


1. Penyakit yang disebabkan bakteri yaitu:
a. Demam thypoid
Demam thypoid adalah infeksi akut yang di sebabkan oleh alminella
typhoid yang masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar
keseluruh tubuh (sistemik) bakteri ini akan berkembang biak di
kelenjar getah bening usus dan kemudian masuk kedalam darah

10
sehingga menyebabkan penyebaran kuman dalam darah. penyakit
demam thypoid
disebabkano l e h   b a k t e r i   y a n g   d i s e b a r k a n   m e l a l u i   t i n j a , mu
ntahan, urin, kemudian terba$a oleh 3alatmelalui perantara
kaki1kakinya dari kakus kedapur yang akan mengkontaminasi
makananatau minuman, sayur1sayuran, atau pun buah1 buahan segar.

Gejalah thypoid yaitu:


 Demam yang berlangsung secara 3 minggu secara terus
menerus
 Gangguan pada saluran pencernaan
 Nafas tida sedap
 Bibir kering dan pecah-pecah
 Perut kembung
 Sulit BAB, terkadang juga bisa diare.
 Gangguan kesadaran, menurun walaupun tidak seberapa
dalam.
b. Anthrax
Anthrax atau penyakit radang limpah merupakan salah satu penyakit
zoonosis di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri, istilah anthrax
adalah arang, sebab penyakit ini menimbulkan gejalah padam manusia
berupa bisul kehitaman, yang ika pecah akan menghasilakn semacam
borok.
c. TBC atau TB
Tuberculosis atau TBC atau tb adalah penyakit infeksi yang di
sebabkan oleh bakteri mikobakterium tuberculosis, bakteri ini
merupakan bakteri basi yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu
lama untuk mengobatinya, bakteri ini lebih sering menginfeksi organ
paru-paru dibandingkan baguian lain tubuh manusia.

11
Penyebaba penyakit ini adalah bakteri kompleks mykobakterium
tuberculosis. Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau
menghirup titik-titik air dan bersin atau batuk dari orang yang
terinfeksi kuman TBC.
Obat TBC yang utama adalah isoniazid, rifampisin, pirazinamid,
steptomisin, dan etambutol. Jenis obat tambahn yang biasa digunakan
adalah kanamisin, kuinolon, makroloid dan amoksilin di kombinasikan
dengan klavulanat.. pengobatannya secara keseluruhan dapat mencapai
12 bulan.

2. Penyakit yang disebabkan oleh virus


a. Hepatitis B dan C
Virus hepatitis dapat menular dari satu orang ke orang lain, dengan
cara penularan yang berbeda-beda. Virus hepatitis B dan C menular
terutama melalui kontak darah dan cairan tubuh. Seseorang bisa saja
terinfeksi lebih dari satu jenis virus hepatitis, karena resiko berbahaya
bagi hati penderita, seseorang yang menderita hepatitis C harus
berkonsultasi dengan dokter untuk juga mendapatkan vaksin terhadap
hepatitis A dan hepatitis B. tidak seperti hepatitis A dan B hepatitis
C belum ada vaksinya.
b. Virus HIV (human immunodeficiency virus)
Adalah virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini menjadi rentan terkena infeksi
oportunistik ataupun mudah terkenah tumor. Meskipun penanganan
yang teah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Ditularkan melalui
kontak langsung antara lapisan kulit alam 9membaran mukosa) atau
aliran darah dengan cairan tubuh yang mengadung HIV.
3. DBD

12
Penyakit DBD adalah penykit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus yang mana
menyebabkan gangguan pada pembulu darah kapiler dana pada system
pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Pencegahan DBD dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk di
waktu pagi sampai sore,.
4. Jamur
Merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia.
Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mokosis, yaitu
mikosis superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superficial adalah
penykit yang menyerang kulit, kiku, dan rambut terutama disebabkan oleh
3 genera jamur( Trichophyton, microsporum, epidermophyton) sedangkan
mikosis sistemii adalah mikosis yang menyerang alat-alat dalam seperti
jaringan supcutan, paru-paru,ginjal,jantung,mukosa mulut, usus, dan
vagina.
H. Pengendalian bahaya biologi
Pengendalian resilo dilakukan setelah identifikasi dan menilai resiko untuk
mengurangi resiko sampai batas yang dapat di terima berdasarkan ketentuan,
peraturan dan standar, pengendalian virus, jamur, bakteri pathogen dapat
dilakukan denagn tahapan sebagai berikut:
1. Eliminasi
Diterapkan pertama kali dengan menghilangkan objek penyebab
kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Objek utama yang menyebabkan
PAK adalah pekerja itu sendiri jadi sanagt tidak mungkin juika kita
menghilangkan pekerja, maka eliminasi tidak dapat dilaksanakan.
2. Suptitusi
Merupakan langka kedua dengan mengganti bahan dan peralatan
berbahaya dengan yang kurang berbahaya, maka pengendalian secara
subtitusi tidak dapat dilaksanakan.
3. Rekayasa/pengendalian teknik

13
Adalah pengendalian factor bahaya biologis dengan memisahkan alat
dengan pekerja. Rekayasa teknik dengan pembuatan instalasi heating
ventilating and air conditioning/(HVAC).
4. Rekayasa/ pengendalian administrasi
Dengan menyediakan system kerja untuk mengurangi terpapar potensi
bahaya dengan perputaran jadwal kerja bagi pekerja yang di bagi dalam 3
shift kerja.
5. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Pilihan terakhir system pengendalian resiko berapa masker,sarung tangan,
penutup kepala, yang sesuai untuk mengurangi paparan penularan
penyakit pada pekerja.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahaya kerja biologi dapat didefenisikan sebagai debu organic yang bersal
dari sumber-sumber biologi yang berbeda seprti virus,bakteri, jamur, protein
dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahay biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang
menyebabkan infeksi dan noninfeksi. Berdasarkan definsi biological agent
bahaya kerja biologi dapat di klasifikasikan menjadi: agent infeksius,
tumbuhan dan produknya, hewan dan produknya
Berdasarkan proses trasmisi dan biohazard dapat dibedakan menjadi langsung
dan tidak langsung.Keputusan menteri kesehatan nomor
432/MENKES/SK/IV/2007 tentang pedoman manajemen k3 di rumah sakit
bahwa bahaya biologi terdiri dari:bakteri, virus, jamur, dan parasite, dan juga
bersal dari serangga,tikus dan binatang lainnya.
Tipe pekerja yang beresiko terpapar yaitu: pekerja lapangan, pekerja yang
berhubungan denagan hewan, pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh
manusia, pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu.
Penyakit yang di sebabkan oleh bakteri yaitu: (demam thypoid, anthrax, TBC,
) penyakit yang disebakan oleh virus hepatitis A dan C virus HIV,DBD,)

B. Saran

15
Saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan dengan adanya
penelitian ini adalah :
 Dalam rangka mencapai penerapan sistem HACCP secara maksimal, perlu
komitmen tinggi dari manajemen untuk melaksanakan HACCP ini secara
berkesinambungan dan menyeluruh pada semua sektor.
 Perlu penelitian lebih lanjut dan pengujian laboratorium untuk mengetahui
tingkat paparan kontaminasi yang mungkin terjadi selama proses
produksi.

16

Anda mungkin juga menyukai