HAZARD BIOLOGI
Disusun oleh :
Kelompok 3
Tingkat III Reguler 3
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dari mata kuliah Keperawatan
Komplementer dengan judul, “Hazard Biologi”
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis menyadari bahwa memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu, jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun
dari isi makalah, maka penulis memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar
bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hazard Biologi ......................................................................................... 6
B. Bahaya Hazard Biologi .......................................................................................... 7
C. Klasifikasi Hazard Biologi ..................................................................................... 7
D. Identifikasi Hazard Biologi .......................................................................................8
E. Identifikasi Resiko Hazard Biologi ...........................................................................9
F. Pengendalian Bahaya Potensial ................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Latar Belakang Bahaya faktor biologi atau biological hazard (biohazard) merupakan
istilah yang digunakan pada virus virus yang tingkat bahayanya berada pada level 4.
Virus sendiri merupakan mikroorganisme terkecil yang tidak memiliki sel dan hanya
mempunyai kode genetik saja. Virus dapat hidup pada organisme lain dengan cara
menginfeksi sel inangnya. Maka dari itu virus virus biohazard ini sangat bebahaya
terhadap manusia.
Berdasarkan prosesnya, transmisi dari biohazard dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
langsung dan tidak langsung. Proses langsung terjadi akibat adanya kontak fisik dengan
orang atau mahluk hidup yang terinfeksi. Proses tidak langsung terjadi akibat adanya
kontak dengan bahan atau benda yang terkontaminasi seperti makanan, minuman dan
udara. Virus tidak hanya memiliki dampak buruk terhadap manusia. Di bidang
kedokteran, virus dimanfatkan sebagai obat penyakit kanker. Virus virus ini akan
menghancurkan sel sel kanker dari dalam tubuh.
Virus yang digunakan untuk mengobati kanker ini juga akan berbahaya jika terhirup
oleh orang yang bukan penderita penyakit kanker termasuk pekerja yang mengolah obat
kanker tersebut. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja harus diselenggarakan di semua
tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah
terjangkit penyakit.
B. Rumusan masalah
Kurangnya faktor keamanan terhadap pekerja yang disebabkan oleh biohazard berupa
virus yang dapat membahayakan kesehatan, sehingga dibutuhkanlah suatu alat yang
dapat memberikan ruang kerja aman terhadap pekerja agar terlindungi dari bahaya
biohazard yang mengancam kesehatan pekerja.
4
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang hazard biologi
2. Mengetahui bagaimana cara pengendalian hazard biologi
3. Bijak dalam memanfaatkan sumber daya hayati
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. Pengertian Bahaya Kerja Biologi
Biohazard (bahaya biologi) dapat berefek pada manusia melalui kontak langsung dengan
biological agen atau lewat penularan agen perantara.
Bahaya kerja biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-
sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-
bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.
Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang ditimbulkan dari faktor makhluk hidup.
Biasanya hazard biologi berada di lingkungan yang tidak bersih, kotor, dll.
Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-
infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable,
racun biogenik dan alergi biogenik.
7
D. Identifikasi Bahaya Kerja Biologi
1. Potensi Bahaya Kerja Biologi di Tempat Kerja
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit bahwa bahaya biologi
terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari
serangga, tikus dan binatang.
Faktor bahaya biologi (Kepmenkes, 2007) adalah :
1.Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis.
2.Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau bagian jasad renik di udara berupa jamur,
protozoa, virus yang menimbulkan bahan alergen, pathogen dan toksin di lingkungan.
3.Bakteri dan pathogen lainnya, misalnya Mycobacterium Tuberculosis.
8
Berikut adalah tipe pekerjaan yang berisiko tinggi terpapar bahaya biologi :
a. Pekerja lapangan (outdoor)
b. Pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan hewan
c. Pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh manusia
d. Pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu
9
3. Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak
mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh
penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan
sebagainya menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh, ditularkan melalui: (HIV)
Tranfusi darah yang tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau yag terkontaminasi, Hubungan
sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan Pekerja RS, Pekerja yang sering ganti-ganti
pasangan Pekerja berisiko (HIV).
4. Parasit
a. Malaria : gigitan nyamuk anopheles
b. Ansxylostomiosis : anemia khronis
c. Jamur : gatal-gatal dikulit
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena
berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari
organisme atau hewan lain.
5. Hewan
a. Sengatan : Serangga
b. Ular : Gigitan binatang berbisa
c. Carnivora : Binatang buas
6. Tumbuhan
a. Allergi: Debu kayu & asma
b. Allergi saluran nafas: Debu kapas
7. Organisme Viable dan Racun Biogenic
a. Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun
biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
b. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan
media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang berisiko : pekerja pada silo bahan
pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll.
c. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease.
10
8. Alergi Biogenic
a. Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.
b. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari
bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.
c. Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu, juga dijumpai di bioteknologi (enzim, vaksin
dan kultur jaringan).
d. Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti
rinitis, conjunctivitis atau asma.
e. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.
a. Pencegahan Infeksi
c. Surveilens
e.Pencegahan Infeksi
11
• Pembuangan benda tajam dalam tempat khusus
• Menggunakan Sarung tangan bila akan kontak dengan darah, cairan tubuh, kulit luka &
mukosa
Standar Precaution (CDC, 1996) adalah suatu program yang diperkenalkan dengan
• Kewaspadaan baku:
12
Program diatas menggantikan Universal Precaution & Body substance Isolation, program
ini dikembangkan terus sampai tahun 2001
- petugas
- pasien infeksi saluran nafas, menggunakan masker saat keluar dari kamar
-menyentuh darah, cairan tubuh, feses maupun urine. Sarung tangan diganti untuk tiap
pasiennya.
-Baju khusus untuk melindungi kulit dan pakaian selama melakukan tindakan untuk
- Pembersihan rutin - bersih dari debu, minyak dankotoran. Perlu diingat 90% kotoran
ada kuman. Harus ada waktu teratur membersihkan dinding, lantai, tempat tidur,
pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali.
13
▪ Selain itu, rumah sakit harus ada penyaring air dan menjaga kebersihan
▪ Sterilisasi air di rumah sakit dengan prasarana yang terbatas dapat menggunakan
panas matahari.
▪ Toilet rumah sakit dijaga, terutama di unit perawatan pasien diare. Permukaan toilet
harus selalu bersih dan diberi desinfektan.
▪ Desinfektan yang dipakai adalah:
- Efektif
DHF dan HIV. leukimia dan pengguna obat immunosupresan. Setiap orang berpotensi
menularkan penyakit, oleh karena itu perlu melakukan:
14
▪ Pelindungan Barier yang protektif, dengan Alat Pelindung Diri
• Sarung tangan
• Masker/pelindung mata/muka
• Apron/Celemek
• Alas/penutup kaki
- pakai triklosan jangka panjang tidak menyebabkan resisten, dan flora kulit normal
masih ada
4. Kulit pecah, seperti luka lecet harus ditutup dengan pembalut tahan air. Bila tak
15
6. Cat kukutidak digunakan
• Perlu dilatih tentang Pencegahan Infeksi dan Pengendalian Infeksi, kegiatan yang paling
sederhana adalah cuci tangan
Surveilance
5. evaluasi pengendalian
6. antisipasi malpraktek
- metode identifikasi kasus (obs kasus prospektif, kartu rekam medik, pemakaian
16
Penggunaan obat yang rasional
darah diff count, gula darah, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT,urin rutin
EKG sesuai indikasi, umur > 40 th Chest X ray test visus, tonometri, lapang pandang
17
Pemeriksaan Kesehatan Berkala:
Pendidikan K3
Imunisasi
• Imunisasi sebaiknya dilakukan untuk semua pegawai yang terpajan bahaya potensial
biologis
• Perlu ada bagian khusus yang menangani pegawai untuk mendapatkan pelayanan
• Fasilitas yang memadai perlu diberikan untuk memberikan pelayanan medis, bedah,
• Prosedur baku perlu diberikan agar pegawai tetap dapat berhubungan dengan dokter
18
Konseling
• Program yang terjangkau dan tersedia dalam pelayanan medis, psikologis dan
• Perlu dibuat sistim rujukan dan evaluasi untuk mengatasi masalah pegawai
• Apabila pelayanan sosial atau psikiatri belum ada, perlu dicari orang yg tertarik
• Sebagai bagian program kesehatan,di bawah langsung individu atau konsultan yang
• Individu yang bertanggung jawab untuk kedokteran nuklir dan kegiatan radiologi
Sistim pencatatan K3
• setiap pegawai harus punya medical record sendiri, dan ada di unit
kesehatan.Catatan tersebut mencakup catatan pemeriksaan kesehatan ,
PAK/kecelakaan akibat kerja dan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan
• Catatan sebaiknya dibuat berdasarkan dan bulan dan tahun sesuai dengan angka
kesakitan dan angka kecelakaan kerja, dan juga laporan pengawasan bahaya
potensial di lingkungan
• Catatan pegawai bersifat rahasia dan hanya orang tertentu yang dapat melihatnya
Komite K3 sebagai penasehat dalam program kesehatan kerja. Komite K3 dan komite
pengawasan infeksi harus memasukkan kesehatan pegawai RS dalam perencanaannya.
19
Penanganan Bahan berbahaya dapat dilakukan dengan cara:
Pencegahan :
- Deteksi dini dilakukan dengan pemeriksaan berkala sesuai dengan pajanan yang
ada
- Bila sudah ada gejala maka pindahkan pekerja ke tempat yang tidak terpajan
Pencegahan :
2. Pekerja : lakukan olah raga yang sesuai (physical Fitness), lakukan pelatihan cara
20
4. Pengendalian administrasi : SOP, aturan administrasi, Program Pengendalian
Infeksi
5. Alat pelindung diri : sarung tangan/ cimpal, apron, masker, penutup kepala, sepatu
boot/karet
• Sistem tersebut tidak akan terlaksana dalam waktu dekat di tempat yang memiliki
sumber daya terbatas
• Dukungan Manajerial
• Pengendalian Administrasi
• Pengendalian Lingkungan
• Perlindungan Diri
1. Bila mengenai Kulit: Cucilah kulit dengan air dan sabun segera, Jangan
2. Bila mengenai Mata, hidung dan mulut: maka segeralah bilas dengan air selama 10
3. Bila Tertusuk jarum atau luka sayat: segeralah cuci dengan air dan sabun di lokasi
21
Pertimbangan Pencegahan Pascapaparan (Post-exposure prophylaxis (PEP) :
Catatan :
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahaya biologis , atau biohazard , adalah zat biologis yang mengancam kesehatan
organisme hidup , terutama manusia. Ini dapat mencakup sampel mikroorganisme , virus ,
atau toksin yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Biohazard juga bisa menjadi zat
yang berbahaya bagi hewan lain.
2. Kategori A, UN 2900 - Zat infeksi, hanya menyerang hewan: Zat infeksius yang tidak
dalam bentuk yang umumnya mampu menyebabkan cacat permanen atau penyakit yang
mengancam jiwa atau penyakit fatal pada manusia dan hewan yang dinyatakan sehat jika
terpapar diri sendiri.
3. Kategori B, UN 3373 - Zat biologis yang diangkut untuk keperluan diagnostik atau
penyelidikan.
B. Saran
Sebaiknya, sebagai seorang perawat harus mengenali bahaya-bahaya yang ada di rumah
sakit. Seperti dalam makalah ini membahas tentang hazard biologi, yang dimana hazard
biologi merupakan salah satu bahaya yang ada di rumah sakit. Diharapkan para pembaca
dapat mengetahui definisi dan klasifikasi yang termasuk dalam hazard biologi, serta pembaca
dapat mengetahui cara pengendaliannya agar dapat mencegah diri dari bahaya dampak
hazard biologi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. Patient Safety (Keselamatan Pasien di Rumah Sakit). Jakarta
2006
ILO . Occupational Health Services in ILO Encyclopaedia, 2000 : 16.1-62 Levy and
Wegman. Occupational Health : Recognizing and Preventing Work Related Diseases and
Injury. Lippincott Williamas and Wilkins. Phi. USA. 2000
New Kirk William. Selecting a program Philosophy, structure and Medical Director, in
Occupational Health Service: Practical Strategis Improving Quality & Controlling Costs.
American Hospital Publishing, Inc. USA. 1993
24