Anda di halaman 1dari 26

Makalah Faktor Bahaya Biologi

Di Tempat Kerja

Disusun Oleh:

1. Aan Anshori (2020031001)


2. Adam Sukron (2020031004)
3. Atifa Widia Putri (2020031011)
4. Ninda Rahayu (2020031059)
5. Rizka Ila Sahilah (2020031076)
6. Siti Gisa`atul Wifdah (2020031089)

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah :


Puji Eka Mathofani SKM,. MKM
Wibowo Danu Nugroho, S. Tr. Kes,. MKM

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2022 

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb 

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


berkat rahmat dan hidayah- NYA lah sehingga penulisan
makalah “Faktor Bahaya Biologi di Tempat Kerja” dapat
terselesaikan. 
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Laboratorium K3 yang diberikan oleh bapak Wibowo Danu
Nugroho, S. Tr. Kes,. MKM
Untuk itu saya menyusun makalah ini dengan harapan dapat
membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang potensi
bahaya biologi di tempat kerja agar memperlancar proses
pembelajaran.

 Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah kami


ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan
pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb 

Serang, 26 September 2022

2
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................4
A. Latar Belakang..................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................5
C. Tujuan................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN............................................................7
A. Pengertian Bahaya (Hazard) Biologi..............................7
B. Klasifikasi Bahaya (hazard) Biologi................................8
C. Identifikasi Bahaya (Hazard) Biologi..............................9
D. Penyakit Akibat Kerja Bahaya (Hazard) Biologi........13
E. Pengendalian Bahaya (Hazard) Biologi........................15
F. Laboratorium Biologi.....................................................16
G. Alat-alat Laboratorium Biologi.....................................16
BAB III PENUTUP..................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan
istilah yang sangat populer. Menurut Milyandra (2009) Istilah
“keselamatan dan kesehatan kerja”, dapat dipandang
mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang
pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah
( scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian
sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai
tujuan tertentu. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu
pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi
 bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin
terjadi (Rijanto, 2010).
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan
masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian
yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup

4
besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang
tidak sedikit jumlahnya. Berdasarkan data International Labour
Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal
setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja
mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO
mencatatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap
tahun. hasil laporan pelaksanaan kesehatan kerja di 26 Provinsi
di Indonesia tahun 2013, jumlah kasus penyakit umum pada
pekerja ada sekitar 2.998.766 kasus, dan jumlah kasus penyakit
yang berkaitan dengan pekerjaan berjumlah 428.844 kasus.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
di tempat kerja, yaitu :

a) Unsafe Action (perilaku yang tidak aman)


b) Unsafe Condition (kondisi tidak aman)
Secara umum terdapat 5 potensi bahaya (hazard) K3 di tempat
kerja, antara lain :
a. Biologi
b. Kimia
c. Fisik
d. Psikologis
e. Fisiologis

Kelima potensi ini berhubungan dengan adanya penyakit


akibat kerja, terutama pada seorang laboran yang sering
terpajan dengan spesimen yang diperiksa, adanya kontak
langsung pada bahan memungkinkan pekerja terkontaminasi
5
sehingga peran pemimpin dalam melaksanakan K3 serta
manajemen risiko dalam potensial bahaya terlebih pada bahaya
biologi dapat terhindari. Pengenalan terhadap potensi bahaya
biologi dengan mendalam serta mengetahui penyebab,
pencegahan dan pentingnya menghindari serta mengurangi
potensi ini dengan menerapkan sistem manajemen K3. Sesuai
dengan isi dalam makalah ini, maka saya mengambil judul
“Potensial Bahaya Biologi di Tempat Kerja”

B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dari bahaya (hazard) biologi?
b. Apasaja klasifikasi pada bahaya (hazard) biologi?
c. Apasaja identifikasi pada bahaya (hazard) biologi?
d. Apasaja penyakit akibat kerja pada bahaya (hazard)
biologi?
e. Apasaja pengendalian dalam bahaya (hazard) biologi?

C. Tujuan
a) Mengetahui pengertian bahaya (hazard) biologi
b) Mengetahui jenis-jenis faktor yang terkait dalam bahaya
(hazard) biologi
c) Mengetahui identifikasi pada bahaya (hazard) biologi
d) Mengetahui penyakit akibat kerja pada bahaya (hazard)
biologi
e) Mengetahui pengendalian dalam bahaya (hazard) biologi

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahaya (hazard) Biologi

Bahaya (hazard) adalah semua sumber situasi, ataupun


aktivitas yang berpotensi menimbulkan cidera (kecelakaan kerja
dan/atau PAK). Hazard adalah suatu kondisi atau tindakan atau
potensi yang dapat menimbulkan kerugian terhadap manusia,
harta benda, proses, maupun lingkungan. Semua sumber atau

7
situasi yang berpotensi mengakibatkan cidera atau sakit pada
manusia, kerusakan properti, kerusakan terhadalingkungan
maupun gangguan proses disebut bahaya atau hazard (Dewi,
2011).

Berdasarkan OHSAS 18001:2007 pengertian bahaya atau


hazard adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang
berpotensi enimbulkan cidera (kecelakaan kerja) dan/atau
penyakit akibat kerja (PAK) (Ramli, 2008). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa bahaya adalah segala sesuatu yang memiliki
potensi merugikan bagi manusia, properti dan lingkungan.

Bahaya didefinisikan sebagai agen infeksius atau produk yang


dihasilkan agen tersebut yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia. Sedangkan agen faktor biologi atau biological agen
didefinisikan sebagai mikroorganisme, kultur sel, atau endoparasit
manusia, termasuk yang sudah dimodifikasi secara genetik, yang
dapat menyebabkan infeksi, reaksi alergi, atau menyebabkan
bahaya dalam bentuk lain yang mengganggu kesehatan manusia.

Bahaya di lingkungan kerja adalah segala kondisi yang dapat


memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau
kesejahteraan orang yang terpajan di lingkungan kerja.

Biohazard (bahaya biologi) dapat berefek pada manusia


melalui kontak langsung dengan biological agen atau lewat
penularan agen perantara. Bahaya kerja biologi dapat
didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-
sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein

8
dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk
serat alam yang terdegradasi.

Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang ditimbulkan


dari faktor makhluk hidup. Biasanya hazard biologi berada di
lingkungan yang tidak bersih, kotor, dll.

Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu

(1) yang menyebabkan infeksi dan

(2) non-infeksi.

Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi
(a) organisme viable,
(b) racun biogenik dan
(c) alergi biogenik.
B. Klasifikasi Bahaya (hazard) Biologi
 Klasifikasi berdasarkan tipe agen

Berdasarkan definisi biological agen, bahaya kerja biologi


dapat di klasifikasikan menjadi :

a. Agen infeksius

b. Tumbuhan dan produknya

c. Hewan dan produknya

 Klasifikasi berdasarkan mode transmisi

9
Pengetahuan tentang bagaimana biohazard menular
sangat penting untuk memutus rantai infeksi.
Berdasarkan prosesnya transmisi dari biohazard dapat
dibedakan menjadi :
a. Langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak
fisik dengan orang yang terinfeksi.
b. Tidak langsung, dimana infeksi terjadi akibat
kontak dengan bahan atau benda yang
terkonaminasi.
C. Identifikasi Bahaya (hazard) Biologi

Keputusan Menteri Kesehatan nomor


432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit bahwa
bahaya biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga
bahaya biologi yang berasal dari serangga, tikus dan binatang.

Faktor bahaya biologi (Kepmenkes, 2007) adalah :

1. Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis.


2. Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau bagian jasad
renik di udara berupa jamur, protozoa, virus yang
menimbulkan bahan alergen, pathogen dan toksin di
lingkungan.
3. Bakteri dan pathogen lainnya, misalnya Mycobacterium
Tuberculosis.
Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/ X/2014
menyebutkan untuk mengidentifikasi bahaya biologi di rumah
sakit dengan pemeriksaan setiap semester meliputi :

10
konsentrasi mikroorganisme dalam udara ruang operasi
pemeriksaan mikrobiologi air bersih, pemeriksaan usap AC dll.

 Hubungan Bahaya Kerja Biologi dengan Pekerjaan


Para pekerja dapat mengalami kontak dengan bahaya
biologi dalam
beberapa macam keadaan :
1) Intrinsik pada pekerjaan tertentu; pekerja
konstruksi pada
fasilitas pengolahan limbah berisiko terpapar
infeksi bakteri.
2) Insidental pada saat berkerja (bukan bagian dari
aktivitas pekerjaan): pekerja yang menderita
penyakit akibat mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi.
3) Terjadi pada bagian tertentu dari pekerjaan;
pekerja yang berpergian dari/ke tempat endemik
penyakit tertentu.
4) Tidak spesifik untuk pekerjaan; bakteri legionella
dapat tersebar dengan mudah di air dan tanah
sehingga dapat menginfeksi beberapa macam
pekerjaan seperti petugas maintence sistem
pengairan dan pekerja kantoran dengan AC.
Berikut adalah tipe pekerjaan yang berisiko tinggi
terpapar bahaya biologi:
a. Pekerja lapangan (outdoor)
b. Pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan
hewan
11
c. Pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh
manusia
d. Pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu
 Identifikasi Risiko Bahaya Kerja Biologi di Tempat
Kerja

Identifikasi risiko bahaya kerja biologi di lingkungan


tempat kerja,  yaitu melalui agents penyebab penyakit
seperti :
a. Mikro organisme (bakteri, virus, infeksi, sengatan,
toksin, infeksi, alergi).
b. Arthopoda (serangga, dll), (fungi).
c. Tumbuhan tingkat tingkat tinggi (toksin &
dermatitis, asma, pilek, (allergen).
d. Tumbuhan tingkat tingkat rendah (yang membentuk
spora).
e. Vertebrata (protein) allergi.
f. Inervertebrata selain urine, saliva, faeces, kulit/rambut
(allergen) Arthopoda (cacing, protozoa).
1.   Bakteri 
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat
kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak
dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan
hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri : anthrax (kulit dan paru),
tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala, atralagia,
enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan
sebagainya.
Bahaya Infeksi 
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum
dijumpai. Pekerja yang potensial mengalaminya a.l.:

12
pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga
binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B,
tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella,
chlamydia, psittaci.
Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu
mengakibatkan infeksi, dipengaruhi oleh banyak faktor,
aanata lain : (i)Virulensi, (ii) Route of infection, (iii) Daya
tahan tubuh.
2. Virus 
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300
nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu
virus harus
a. Anopheles
b. Ansxylostomiosis : anemia menginfeksi sel inangnya
yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh
virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan
sebagainya menyebabkan penurunan daya kekebalan
tubuh, ditularkan melalui: (HIV) tranfusi darah yang
tercemar, tertusuk/teriris, jarum/pisau yang
terkontaminasi, hubungan sexual, luka jalan lahir
waktu melahirkan, pekerja RS, pekerja yang ganti-
ganti pasangan pekerja berisiko (HIV).
3. Parasit
Malaria : gigitan nyamuk khronis c.  Jamur : gatal-gatal
dikulit Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi
berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil
makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari
organisme atau hewan lain.
4. Hewan
a. Sengatan :Serangga
b. Ular : Gigitan binatang berbisa
c. Carnivora : Binatang buas
13
5. Tumbuhan

a.   Allergi: Debu kayu & asma

 b.  Allergi saluran nafas: Debu kapas


6. Organisme viable dan racun biogenic
a. Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora
dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk
endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
b. Perkembangan produk bakterial dan jamur
dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media
dimana mereka tumbuh. Pekerja yang berisiko:
pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada
sewage & sludge treatment, dll
c. Contoh: Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire`s
disease.
7. Alergi biogenic
a. Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived
protein, enzim.
b. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada
kulit binatang, rambut dari bulu dan protein dari urine
dan feaces binatang.
c. Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari
proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas,
proses pengolahan kayu, juga dijumpai di
bioteknologi (enzim, vaksin dan kultur jaringan).
d. Pada orang yang sensitif, pemajanan
alergen dapat menimbulkan gejala alergi
seperti rinitis, conjunctivitis atau asma.
e. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir
gandum, tepung bawang dsb

D. Penyakit Akibat Kerja Bahaya (hazard) Biologi


14
Penyakit akibat kerja secara umum dikenal sebagai penyakit yang
diderita oleh seorang pekerja yang diakibatkan oleh pekerjanya.
Penyakit Akibat Kerja (PAK), Peraturan Presiden (PERPRES) NO. 7,
LN.2019/NO.18, LL SETKAB : 5 HLM. Untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 48 ayat (3) PP Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, perlu
menetapkan Perpres tentang Penyakit Akibat Kerja.. Penyakit akibat
kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun
psikologi di tempat kerja. World Health Organization (WHO)
membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya
Pneumoconiosis
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya
Karsinoma Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab
diantara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis
Khronis
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberatkan suatu kondisi yang
sudah ada sebelumnya, misalnya asma.

1) Faktor Penyebab Akibat Kerja pada Bahaya (hazard) Biologi


Penyakit ditempat kerja akibat faktor biologi biasanya disebabkan
oleh makhluk hidup sehingga menyebabkan gangguan kesehatan pada
pekerja yang terpajan. Potensi bahaya yang menyebabkan reaksi alergi
atau iritasi akibat bahan-bahan biologis, seperti debu kapas, dedaunan,
bulu, bunga, dan sebagainya.
Penyakit biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang
berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri,
jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti
produk serat alam yang terdegradasi.
Penyakit biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan
infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat
dibagi lagi menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
15
Faktor-faktor penyebab penyakit akibat biologi :
1. Kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi, ekskresi,
atau jaringan tubuh manusia seperti hepatitis, AIDS, tbc, demam
berdarah, anthrax.
2. Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi manusia secara
langsung atau kontak dengan sekresi, ekskresi, jaringan tubuh
binatang yang terinfeksi atau via vektor.
3. Akibat polusi udara yang mengandung mikroorganisme yang
menimbulkan penyakit seperti pekerja kantor yang memakai AC
sentral. pembersih cerobong asap pabrik, pabrik penghasil debu-
debu :
a. Inhalation fever, akibat paparan udara yang berat : metal
fume fever, polymer fume fever, organic dust fever,
legionenelosis.
b. Allergi akibat polusi udara: asma kerja, pneumonitis
hipersensitivitas.
Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat
mudah berkembangbiak dan penyakit yang disebabkannya
sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular
dan mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan
dari manusia ke hewan. Infeksi silang-spesies dapat berasal
dari peternakan atau pasar, dimana kondisi
menciptakan pencampuran patogen. Yang memberi patogen
kesempatan untuk bertukar gen dan peralatan sampai dengan
membunuh inang yang sebelumnya asing.
 Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Bahaya Kerja Biologi
1. Penyakit yang Disebabkan Bakteri
a. Demam Thypoid
b. Anthrax c. TBC
2. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Virus
a. Hepatitis B dan C
b. Virus HIV

16
c. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Jamur
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme
penyebab penyakit pada manusia. Penyakit yang
disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu
mikosis superficial dan mikosis sistemik. Mikosis
superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku,
dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu
Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton.
Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis yang
menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan,
paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.
E. Pengendalian Bahaya Kerja Biologi
Pengendalian risiko dilakukan setelah identifikasi dan menilai
risiko untuk mengurangi risiko sampai batas yang dapat diterima
berdasarkan ketentuan, peraturan dan standar, pengendalian virus, jamur,
bakteri patogen dapat dilakukan dengan tahapan :
1. Eliminasi: diterapkan pertama kali dengan menghilangkan objek
penyebab kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Objek utama
yang menyebabkan penyakit akibat kerja adalah pekerja itu
sendiri jadi sangat tidak mungkin jika kita menghilangkan
pekerja. Maka eliminasi tidak dapat dilaksanakan.
2. Subtitusi: merupakan langkah kedua dengan mengganti bahan dan
peralatanberbahaya dengan yang kurang berbahaya maka
pengendalian secara subtitusi tidak dapat dilaksanakan.
3. Rekayasa/Pengendali an Teknik : adalah pengendalian faktor
bahaya biologis dengan memisahkan alat dengan pekerja.
Rekayasa teknik dengan pembutan instalasi Heating Ventilating
And Air Conditioning (HVAC).
4. Rekayasa/Pengendalian Administrasi : dengan menyediakan
sistem kerja untuk mengurangi terpapar potensi bahaya dengan
perputaran jadwal kerja bagi pekerja yang di bagi alam tiga shift
kerja.
17
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) : pilihan terakhir sistem
pengendalian risiko berupa masker, sarung tagan, penutup kepala,
yang sesuai untuk mengurangi risiko paparan penularan penyakit
pada pekerja.
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat
dihindari dengan pencegahan antara lain dengan :
a. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko
tertular lewat
debu yang mengandung organism pathogen.
b.Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi.
c. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat
kerja.
d.Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling
tidak satu kali setiap bulan.
e. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan
terbunuhnya
mikroorganisme yang pathogen pada sistem pendingin.
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan
bagaimana mengontrol dan mencegah penularannya
diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.
F. Laboratorium Biologi
Laboratorium biologi adalah suatu tempat atau bangunan yang
berisi alat dan bahan yang digunakan untuk pembelajaran biologi. Fungsi
laboratorium biologi antara lain membantu siswa membangun
pengetahuan tentang fenomena alam dan mengembangkan keterampilan
kecakapan hidup melalui kegiatan ilmiah untuk memperoleh generalisasi
atau kesimpulan berupa penjelasan ilmiah. Sarana dan prasarana
laboratorium biologi antara lain berupa denah tata letak tempat atau
bangunan, meubeler, alat dan bahan percobaan yang diperlukan untuk
menunjang pembelajaran.
Tata tertib kerja di laboratorium merupakan pedoman umum yang
dirumuskan untuk menjaga keselamatan kerja dan memelihara fasilitas

18
laboratorium. Upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk
selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di
laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan.
Untuk dapat belajar biologi dengan baik, kita harus
mengembangkan pola dan cara berpikir secara ilmiah. Oleh karena itu,
kita harus dapat mengembangkan sejumlah keterampilan ilmiah, di
antaranya sebagai berikut.
1. Pengamatan (Observasi) Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif
(pengamatan dengan indra) dan kuantitatif (pengamatan dengan alat
pengukur).
2. Pengelompokan (klasifikasi).
3. Mengkomunikasikan dan menafsirkan.
4. Mengajukan pertanyaan.
5. Merencanakan percobaan. Untuk merencanakan percobaan biologi kita
tidak dapat lepas dari Metode Ilmiah.
G. Alat-alat Laboratorium Biologi
Alat-alat laboratorium ini biasanya berbahan kaca dan tembus
pandang. Bahan kaca dipilih karena tidak mudah bereaksi dengan bahan
kimia dan memiliki titik didih yang tinggi hingga 1000 derajat celcius. Ini
adalah peralatan-peralatan  yang wajib ada di setiap laboratorium biologi.
Berikut alat-alat laboratorium yang dibutuhkan beserta fungsinya.
1. Gelas Ukur

Berfungsi sebagai alat untuk mengukur volume larutan.


Ukurannya pun bermacam-macam, mulai dari 10 mL hingga 2L.
Gelas ukur berbentuk pipa dan terbuat dari bahan plastik atau
kaca. Di bagian bawah berbentuk lebar, yang berguna sebagai
kaki untuk menjaga kestabilan.
2. Tabung reaksi

Tabung ini berjenis gelas yang terbuat dari kaca atau plastik.
Ukurannya bermacam-macam, mulai dari ukuran diameter tabung
10-20 mm, dengan panjang tabung 50-200 mm.
19
3. Labu Ukur

Labu ukur berfungsi mengencerkan larutan atau membuat larutan


hingga volume tertentu. Umumnya berukuran 1 mL hingga 2L.
Memiliki warna transparan yang memudahkan melakukan
pemantauan ketika sedang melakukan pengujian.

4. Gelas Arloji

Gelas ini berbentuk bundar dan memiliki beberapa fungsi. Ukuran


diameter yang dimiliki juga berbeda-beda. Fungsi dari gelas arloji
adalah untuk menutup gelas kimia ketika proses pemanasan
sampel. Juga berfungsi sebagai tempat benda yang sedang dalam
proses pengamatan.

5. Erlenmeyer

Tabung erlenmeyer adalah jenis tabung yang banyak


digunakan. Memiliki bentuk kerucut dengan leher silinder
dan dasar yang datar. Tabung ini berfungsi untuk
mencampur, mengukur, dan menyimpan cairan. Bahan
yang digunakan untuk membuatnya adalah kaca
borosilikat. ukuran tabung erlenmeyer juga bervariasi,
mulai dari 50 ml-500ml.

6. Pipet

Digunakan untuk memindahkan volume cairan yang terukur.


Pipet tetes terdiri dari beberapa jenis dan bentuk sesuai dengan
fungsi dan tingkat ketelitian masing-masing.

20
7. Corong Buchner

Corong buchner terbuat dari porselen, kaca, atau plastik. Memiliki


bentuk tabung dengan saluran yang menyempit di bagian
bawahnya. Bagian atas corong ini berpori di bagian alasnya.
Biasa digunakan untuk menyaring di kondisi vakum. Melakukan
penyaringan dengan corong buchner membantu proses
penyaringan menjadi lebih cepat.

8. Corong Pisah

Corong pisah memiliki bentuk kerucut. berfungsi memisahkan


cairan yang berasal dari dua fase yang berbeda agar tidak
tercampur. Corong ini memiliki bagian penyumbat di atasnya dan
keran di bagian bawahnya.

9. Buret

Alat ini berbentuk silindris memanjang. Berfungsi untuk


melakukan titrasi dengan presisi tinggi atau untuk mengukur
volume suatu larutan. Cara penggunaannya adalah dengan
meneteskan reagen sedikit demi sedikit ke wadah bahan yang
berada pada wadah di bawahnya

10. Batang pengaduk

Seperti namanya, batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk


atau mencampur cairan bahan kimia ketika melakukan praktik
laboratorium. Terbuat dari bahan kaca borosilikat. memiliki
bentuk memanjang seperti sedotan minuman dengan ujung bulat.

11. Kawat Kasa

Kawat kasa berfungsi menahan beaker atau labu saat melakukan


proses pemanasan menggunakan pemanas bunsen atau pembakar

21
spiritus. Kawat kasa ditopang alat kaki tiga di bagian bawahnya
untuk menjaga keseimbangan.

12. Kaki Tiga

Kaki tiga adalah besi yang memiliki tiga kaki dan berfungsi
sebagai penyangga ring. Biasa digunakan untuk menahan kawat
kasa dan penyangga dalam proses pemanasan.

13. Klem

Klem berfungsi sebagai alat untuk memegang buret saat


melakukan titrasi. Bahan untuk membuat klem adalah besi atau
baja.

14. Pembakar Spiritus

Pembakar spiritus berfungsi untuk memanaskan larutan atau


membakar zat yang digunakan dalam proses kimia. Pembakar
spiritus digunakan  sebagai sumber api pada saat proses
pemanasan.

15. Statif

Alat ini merupakan alat penyangga berbagai macam alat-alat


lainnya seperti buret dan corong pisah. Alat ini memudahkan
peneliti agar tidak perlu memegang alat laboratorium yang sedang
digunakan.

22
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

OHSAS 18001:2007 pengertian bahaya atau hazard adalah semua


sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi enimbulkan cidera (kecelakaan
kerja) dan/atau penyakit akibat kerja (PAK) (Ramli, 2008). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa bahaya adalah segala sesuatu yang memiliki potensi
merugikan bagi manusia, properti dan lingkungan.

Bahaya kerja biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang


berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur,
protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam
yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu (1) yang
menyebabkan infeksi dan (2) non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi
dapat dibagi lagi menjadi (a) organisme viable, (b) racun biogenik dan (c) alergi
biogenik. Berdasarkan definisi biological agen, bahaya kerja biologi dapat di
klasifikasikan menjadi : Agen infeksius, Tumbuhan dan produknya, Hewan
dan produknya. Berdasarkan prosesnya transmisi dari biohazard dapat
dibedakan menjadi : langsung dan tidak langsung.

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang


Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit
bahwa bahaya biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya
biologi yang berasal dari serangga, tikus dan binatang.

Tipe pekerjaan yang berisiko tinggi terpapar bahaya biologi :


Pekerja lapangan (outdoor), Pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan
hewan, Pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh manusia, Pekerja yang

23
bekerja di lingkungan kerja tertentu. Identifikasi risiko bahaya kerja biologi di
lingkungan tempat kerja, yaitu melalui agents penyebab penyakit seperti :
bakteri, bahaya infeksi, virus, parasit, hewan, tumbuhan, organisme viable dan
racun biogenic, alergi biogenic.

Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun


1993, adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja.
Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun
psikologi di tempat kerja. Faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5
golongan : golongan fisik, golongan kimiawi, golongan biologis, golongan
fisiologis, golongan psikososial.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri : demam thypoid, anthrax, TBC.


Penyakit yang disebabkan oleh virus : hepatitis B dan C, virus HIV, DBD.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur : Penyakit yang disebabkan jamur pada
manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis sistemik. Infeksi
akibat organisme yang mungkin ditemukan di tempat kerja.

Pengendalian bahaya kerja biologi : eliminasi, subtitusi, pengendalian teknis,


pengendalian administrasi, penggunaan alat pelindung diri (APD). Faktor
biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan
pencegahan antara lain dengan : Penggunaan masker yang baik untuk pekerja
yang berisiko tertular lewat debu yang mengandung organism pathogen.
Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi. Imunisasi bagi pekerja yang
berisiko tertular penyakit di tempat kerja. Membersihkan semua debu yang ada
di sistem pendingin paling tidak satu kali setiap bulan.

Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya


mikroorganisme yang patogen pada sistem pendingin.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014, Oktober 28). 1 Orang Pekerja Didunia Meninggal Setiap


Detiknya. dari depkes.go.id:
http://www.depkes.go.id/article/view/201411030005/1orang-pekerja-di- dunia-
meninggal-setiap-15-detik-karena-kecelakaan-kerja.html

Anonim. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). dari staff.unila.ac.id:


http://staff.unila.ac.id/suudi74/files/2014/10/Materi- 3-K3-Bahaya-dan-Matriks-
K3-2014.pdf

Anonim. (2014). Konsep Dasar K3 Hazard dan Pengendaliannya. dari


Academia.edu:
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_H
azard_dan_Pengendaliannya

Arief, Muhammad. 2011. Faktor Lingkungan Kerja Kimia Biologi. Prodi


Kesehatan Masyarakat Peminatan K3 Universitas Esa Unggul.

Harrianto, Ridwan. 2009. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (t.thn.). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. dari staff.uny.ac.id:


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ir- sugiyono-mkes/materi-k3-
bag01.pdf
25
https://www.universitas123.com/news/alat-alat-laboratorium-biologi-dan-
fungsinya

26

Anda mungkin juga menyukai