Di Tempat Kerja
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
2
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................4
A. Latar Belakang..................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................5
C. Tujuan................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN............................................................7
A. Pengertian Bahaya (Hazard) Biologi..............................7
B. Klasifikasi Bahaya (hazard) Biologi................................8
C. Identifikasi Bahaya (Hazard) Biologi..............................9
D. Penyakit Akibat Kerja Bahaya (Hazard) Biologi........13
E. Pengendalian Bahaya (Hazard) Biologi........................15
F. Laboratorium Biologi.....................................................16
G. Alat-alat Laboratorium Biologi.....................................16
BAB III PENUTUP..................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan
istilah yang sangat populer. Menurut Milyandra (2009) Istilah
“keselamatan dan kesehatan kerja”, dapat dipandang
mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang
pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah
( scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian
sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai
tujuan tertentu. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu
pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi
bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin
terjadi (Rijanto, 2010).
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan
masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian
yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup
4
besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang
tidak sedikit jumlahnya. Berdasarkan data International Labour
Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal
setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja
mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO
mencatatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap
tahun. hasil laporan pelaksanaan kesehatan kerja di 26 Provinsi
di Indonesia tahun 2013, jumlah kasus penyakit umum pada
pekerja ada sekitar 2.998.766 kasus, dan jumlah kasus penyakit
yang berkaitan dengan pekerjaan berjumlah 428.844 kasus.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
di tempat kerja, yaitu :
B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dari bahaya (hazard) biologi?
b. Apasaja klasifikasi pada bahaya (hazard) biologi?
c. Apasaja identifikasi pada bahaya (hazard) biologi?
d. Apasaja penyakit akibat kerja pada bahaya (hazard)
biologi?
e. Apasaja pengendalian dalam bahaya (hazard) biologi?
C. Tujuan
a) Mengetahui pengertian bahaya (hazard) biologi
b) Mengetahui jenis-jenis faktor yang terkait dalam bahaya
(hazard) biologi
c) Mengetahui identifikasi pada bahaya (hazard) biologi
d) Mengetahui penyakit akibat kerja pada bahaya (hazard)
biologi
e) Mengetahui pengendalian dalam bahaya (hazard) biologi
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
situasi yang berpotensi mengakibatkan cidera atau sakit pada
manusia, kerusakan properti, kerusakan terhadalingkungan
maupun gangguan proses disebut bahaya atau hazard (Dewi,
2011).
8
dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk
serat alam yang terdegradasi.
(2) non-infeksi.
Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi
(a) organisme viable,
(b) racun biogenik dan
(c) alergi biogenik.
B. Klasifikasi Bahaya (hazard) Biologi
Klasifikasi berdasarkan tipe agen
a. Agen infeksius
9
Pengetahuan tentang bagaimana biohazard menular
sangat penting untuk memutus rantai infeksi.
Berdasarkan prosesnya transmisi dari biohazard dapat
dibedakan menjadi :
a. Langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak
fisik dengan orang yang terinfeksi.
b. Tidak langsung, dimana infeksi terjadi akibat
kontak dengan bahan atau benda yang
terkonaminasi.
C. Identifikasi Bahaya (hazard) Biologi
10
konsentrasi mikroorganisme dalam udara ruang operasi
pemeriksaan mikrobiologi air bersih, pemeriksaan usap AC dll.
12
pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga
binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B,
tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella,
chlamydia, psittaci.
Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu
mengakibatkan infeksi, dipengaruhi oleh banyak faktor,
aanata lain : (i)Virulensi, (ii) Route of infection, (iii) Daya
tahan tubuh.
2. Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300
nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu
virus harus
a. Anopheles
b. Ansxylostomiosis : anemia menginfeksi sel inangnya
yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh
virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan
sebagainya menyebabkan penurunan daya kekebalan
tubuh, ditularkan melalui: (HIV) tranfusi darah yang
tercemar, tertusuk/teriris, jarum/pisau yang
terkontaminasi, hubungan sexual, luka jalan lahir
waktu melahirkan, pekerja RS, pekerja yang ganti-
ganti pasangan pekerja berisiko (HIV).
3. Parasit
Malaria : gigitan nyamuk khronis c. Jamur : gatal-gatal
dikulit Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi
berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil
makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari
organisme atau hewan lain.
4. Hewan
a. Sengatan :Serangga
b. Ular : Gigitan binatang berbisa
c. Carnivora : Binatang buas
13
5. Tumbuhan
16
c. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Jamur
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme
penyebab penyakit pada manusia. Penyakit yang
disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu
mikosis superficial dan mikosis sistemik. Mikosis
superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku,
dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu
Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton.
Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis yang
menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan,
paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.
E. Pengendalian Bahaya Kerja Biologi
Pengendalian risiko dilakukan setelah identifikasi dan menilai
risiko untuk mengurangi risiko sampai batas yang dapat diterima
berdasarkan ketentuan, peraturan dan standar, pengendalian virus, jamur,
bakteri patogen dapat dilakukan dengan tahapan :
1. Eliminasi: diterapkan pertama kali dengan menghilangkan objek
penyebab kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Objek utama
yang menyebabkan penyakit akibat kerja adalah pekerja itu
sendiri jadi sangat tidak mungkin jika kita menghilangkan
pekerja. Maka eliminasi tidak dapat dilaksanakan.
2. Subtitusi: merupakan langkah kedua dengan mengganti bahan dan
peralatanberbahaya dengan yang kurang berbahaya maka
pengendalian secara subtitusi tidak dapat dilaksanakan.
3. Rekayasa/Pengendali an Teknik : adalah pengendalian faktor
bahaya biologis dengan memisahkan alat dengan pekerja.
Rekayasa teknik dengan pembutan instalasi Heating Ventilating
And Air Conditioning (HVAC).
4. Rekayasa/Pengendalian Administrasi : dengan menyediakan
sistem kerja untuk mengurangi terpapar potensi bahaya dengan
perputaran jadwal kerja bagi pekerja yang di bagi alam tiga shift
kerja.
17
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) : pilihan terakhir sistem
pengendalian risiko berupa masker, sarung tagan, penutup kepala,
yang sesuai untuk mengurangi risiko paparan penularan penyakit
pada pekerja.
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat
dihindari dengan pencegahan antara lain dengan :
a. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko
tertular lewat
debu yang mengandung organism pathogen.
b.Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi.
c. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat
kerja.
d.Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling
tidak satu kali setiap bulan.
e. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan
terbunuhnya
mikroorganisme yang pathogen pada sistem pendingin.
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan
bagaimana mengontrol dan mencegah penularannya
diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.
F. Laboratorium Biologi
Laboratorium biologi adalah suatu tempat atau bangunan yang
berisi alat dan bahan yang digunakan untuk pembelajaran biologi. Fungsi
laboratorium biologi antara lain membantu siswa membangun
pengetahuan tentang fenomena alam dan mengembangkan keterampilan
kecakapan hidup melalui kegiatan ilmiah untuk memperoleh generalisasi
atau kesimpulan berupa penjelasan ilmiah. Sarana dan prasarana
laboratorium biologi antara lain berupa denah tata letak tempat atau
bangunan, meubeler, alat dan bahan percobaan yang diperlukan untuk
menunjang pembelajaran.
Tata tertib kerja di laboratorium merupakan pedoman umum yang
dirumuskan untuk menjaga keselamatan kerja dan memelihara fasilitas
18
laboratorium. Upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk
selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di
laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan.
Untuk dapat belajar biologi dengan baik, kita harus
mengembangkan pola dan cara berpikir secara ilmiah. Oleh karena itu,
kita harus dapat mengembangkan sejumlah keterampilan ilmiah, di
antaranya sebagai berikut.
1. Pengamatan (Observasi) Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif
(pengamatan dengan indra) dan kuantitatif (pengamatan dengan alat
pengukur).
2. Pengelompokan (klasifikasi).
3. Mengkomunikasikan dan menafsirkan.
4. Mengajukan pertanyaan.
5. Merencanakan percobaan. Untuk merencanakan percobaan biologi kita
tidak dapat lepas dari Metode Ilmiah.
G. Alat-alat Laboratorium Biologi
Alat-alat laboratorium ini biasanya berbahan kaca dan tembus
pandang. Bahan kaca dipilih karena tidak mudah bereaksi dengan bahan
kimia dan memiliki titik didih yang tinggi hingga 1000 derajat celcius. Ini
adalah peralatan-peralatan yang wajib ada di setiap laboratorium biologi.
Berikut alat-alat laboratorium yang dibutuhkan beserta fungsinya.
1. Gelas Ukur
Tabung ini berjenis gelas yang terbuat dari kaca atau plastik.
Ukurannya bermacam-macam, mulai dari ukuran diameter tabung
10-20 mm, dengan panjang tabung 50-200 mm.
19
3. Labu Ukur
4. Gelas Arloji
5. Erlenmeyer
6. Pipet
20
7. Corong Buchner
8. Corong Pisah
9. Buret
21
spiritus. Kawat kasa ditopang alat kaki tiga di bagian bawahnya
untuk menjaga keseimbangan.
Kaki tiga adalah besi yang memiliki tiga kaki dan berfungsi
sebagai penyangga ring. Biasa digunakan untuk menahan kawat
kasa dan penyangga dalam proses pemanasan.
13. Klem
15. Statif
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
23
bekerja di lingkungan kerja tertentu. Identifikasi risiko bahaya kerja biologi di
lingkungan tempat kerja, yaitu melalui agents penyebab penyakit seperti :
bakteri, bahaya infeksi, virus, parasit, hewan, tumbuhan, organisme viable dan
racun biogenic, alergi biogenic.
24
DAFTAR PUSTAKA
26