Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRODUKSI BERSIH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pegelolaan Limbah Industri
Dosen Pengajar : Dr. H. Widodo, HL, SKM, MM

Oleh :

Aisya Putri Kinanti (2020031006)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS FALETEHAN

SERANG – BANTEN

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini.
Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan saya
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Saya sadar bahwa saya ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek
kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari
oleh keterbatasan yang dimiliki saya. Oleh sebab itu, saya membutuhkan kritik dan saran
kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.

Cilegon, 23 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 4

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………... 5


1.2 RumusanMasalah ……………………………………………………………... 5
1.3 Tujuan Masalah ……………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 6


2.1 Pengertian Produksi Bersih …………………………………………………… 6
2.2 Peraturan tentang Produksi Bersih ……………………………………………. 7
2.2.1 Peraturan-Peraturan Tentang Emisi Udara ………………………… 7
2.2.2 Penerapan ………………………………………………………….. 7
2.2.3 Jenis Limbah Industri ……………………………………………… 8
2.3 Penerapan Produksi Bersih …………………………………….……………… 8

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………..11


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………… 11
3.2 Saran ………………………………………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………... 12

LAMPIRAN …………………………………………………………………………..13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan teknologi, banyak kegiatan yang menunjang peningkatan kondisi


perekonomian mulai bermunculan. Salah satu bentuk usaha yang begitu pesat berkembang
adalah bidang perindustrian. Selain meningkatkan kondisi perekonomian, dunia
perindustrian menimbulkan berbagai dampak negatif diantaranya pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup. Berbagai krisis lingkungan yang melanda negara kita saat ini
menunjukan adanya kesalahan dalam cara pembangunan ekonomi yang kita tempuh
khususnya dalam bidang perindustrian. Hal itu memicu kita untuk mengembangkan strategi
pembangunan ekonomi khususnya di bidang perindustrian yang bersifat sustainable dan
berwawasan lingkungan.

Berkaitan dengan hal itu, mengkaji dan memahami paradigma produksi bersih
merupakan upaya yang sangat bermanfaat, mengingat paradigma tersebut dikembangkan
berdasarkan pengamatan terhadap berbagai kesalahan praktek industri yang telah terjadi.
Produksi bersih (Cleaner Production) merupakan sebuah pendekatan dalam mengelola
lingkungan hidup. Pada dasarnya konsep Cleaner Production adalah mencegah maupun
meminimalisasi terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan dari seluruh tahapan
dalam proses produksi. Di sisi lain, Cleaner Production juga melibatkan upaya untuk
meningkatkan efisensi penggunaan bahan baku dan bahan penunjang serta energi dari
seluruh tahapan produksi sehingga dengan menerapkan konsep tersebut diharapkan sumber
daya alam dapat lebih dilindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Produksi Bersih?
2. Peraturan apa saja yang mengatur tentang Produksi Bersih?
3. Bagaimana penerapan Produksi Bersih pada Industri?

4
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa itu Produksi Bersih.
2. Mengetahui peraturan-peraturan tentang Produksi Bersih.
3. Mengetahui penerapan Produksi Bersih pada Industri.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Produksi Bersih


Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan baku maupun bahan
pendukung dalam suatu tahapan proses produksi, dengan sasaran peningkatan produktivitas
dan minimalisasi residu maupun limbah yang dihasilkan. Pengelolaan pencemaran dimulai
dengan melihat sumber timbulan limbah mulai dari bahan baku, bahan pendukung, proses
produksi, sampai menjadi sebuah produk. Pendekatan pengelolaan lingkungan dengan
penerapan konsep produksi bersih melalui peningkatan efisiensi merupakan pola
pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan nilai ekonomis suatu produk serta
meminimalisasi dampak negatif pada manusia dan linkunganya.
Menurut United Nations Environment Programme (UNEP) dalam konsepnya tentang
produksi bersih pada 1989/1990 yang tertuang dalam UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, memberikan definisi terhadap produksi
bersih yaitu sebagai berikut: “Cleaner Production is the continuous application of an
integrated preventive environment strategy to proceses, produces and services to increase
efficiency and reduce risks to humans and the environment”. Jadi, produksi bersih
merupakan strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat peventif atau pencegahan dan
terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup
produk dengan tujuan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan (UNEP, 1991).
Produksi Bersih, menurut Kementerian Lingkungan Hidup, didefinisikan sebagai
strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara
terus-menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses
produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam,
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada
sumbernya sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia serta kerusakan lingkungan (KLH, 2003).

2.2 Peraturan-peraturan tentang Produksi Bersih

6
Kebijakan produksi bersih merupakan salah satu bentuk respons pemerintah terhadap
isu global. Namun Kita mempunyai tantangan bagaimana menumbuhkan kesadaran akan
perlunya produksi bersih. Diperlukan integritas dari semua kalangan untuk mengintegrasi
prinsip - prinsip produksi bersih dalam proses produksi

2.2.1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 31 Tahun 2009


Penerapan sistem manajemen lingkungan,ekolabel, produksi bersih, dan teknologi
berwawasan lingkungan perlu ditingkatkan sebaran penerapan, efektivitas kinerja
dan pemanfaatannya oleh pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota sebagai upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan
pendekatan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan.
Pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
menyelenggarakan kewenangan pada sub-sub bidang sistem manajemen
lingkungan, ekolabel, produksi bersih, dan teknologi berwawasan lingkungan
berdasarkan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, dilaksanakan sesuai dengan norma,
standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud perlu menetapkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Pembinaan dan Pengawasan Penerapan
Sistem Manajemen Lingkungan, Ekolabel, Produksi Bersih, dan Teknologi
Berwawasan Lingkungan di Daerah.

2.2.2 Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2021


Seiring Dengan Upaya Pemerintah Dalam Mewujudkan Industri Yang Mandiri,
Berdaya Saing, Maju, Dan Industri Hijau, Pemerintah Telah Menerbitkan
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2021
Tentang Pedoman Dan Tata Cara Pengawasan Dan Pengendalian Industri. Melalui
Peraturan Tersebut, Pemerintah Memberikan Perhatian Khusus Terhadap
Pengawasan Dan Pengendalian Kegiatan Usaha Industri Dan Kegiatan Usaha
Kawasan Industri Untuk Mengetahui Pemenuhan Dan Kepatuhan Perusahaan
Industri Dan Perusahaan Kawasan Industri Dalam Pelaksanaan Peraturan Di
Bidang Perindustrian Antara Lain Terkait Sumber Daya Manusia Industri,
7
Pemanfaatan Sumber Daya Alam, Manajemen Energi, Manajemen Air, SNI,
Spesifikasi Teknis, Dan/Atau Pedoman Tata Cara, Data Industri Dan Data
Kawasan Industri, Perizinan Berusaha Untuk Kegiatan Usaha Industri Dan
Perizinan Berusaha Untuk Kegiatan Usaha Kawasan Industri, Standar Industri
Hijau Dan Standar Kawasan Industri Serta Keamanan Dan Keselamatan Alat,
Proses, Hasil Produksi, Penyimpanan Dan Pengangkutan.

2.2.3 Peraturan Pemerintah Ri Nomor 41 Tahun 2015


Pembangunan Industri Merupakan Salah Satu Pilar Utama Pembangunan
Perekonomian Nasional, Yang Harus Diarahkan Dengan Menerapkan Prinsip-
Prinsip Pembangunan Industri Yang Berkelanjutan Yang Didasarkan Pada Aspek
Pembangunan Ekonomi, Sosial, Budaya, Dan Lingkungan Hidup.
Pasal 19-21 Peraturan Pemerintah Ri Nomor 41 Tahun 2015 Tentang
Pembangunan Sumber Daya Industri, Perusahaan Industri Wajib Menerapkan Tata
Kelola Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Efisien, Ramah Lingkungan, Dan
Berkelanjutan, Baik Pada Tahap Perancangan Produk, Perancangan Proses
Produksi, Tahap Produksi, Optimalisasi Sisa Produk, Dan Pengelolaan Limbah
Guna Mewujudkan Industri Yang Mandiri, Berdaya Saing, Dan Maju, Serta
Industri Hijau.

2.3 Penerapan Produksi Bersih

Konsep Cleaner Production dicetuskan oleh United Nation Environmental


Program (UNEP) pada bulan Mei 1989. UNEP menyatakan bahwa Cleaner Production
merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan
diterapkan secara kontinu pada proses manfaat ekonomi dan produksi, produk dan jasa
meningkatkan eko-efisiensi mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Ada beberapa teknik pelaksanaan produksi bersih adalah (Afmar, 1999):

1. Pengurangan pada sumber


a. Perubahan produk
b. Perubahan material input
c. Volume buangan diperkecil
d. Perubahan teknologi
e. Penerapan Operasi yang Baik (good house keeping)

8
2. Daur ulang
Daur ulang merupakan penggunaan kembali limbah dalam berbagai bentuk, di
antaranya:
a. Dikembalikan lagi ke proses semula
b. Bahan baku pengganti untuk proses produksi lain
c. Dipisahkan untuk diambil kembali bagian yang bermanfaat
d. Diolah kembali sebagai produk samping

Sejalan dengan Prinsip Produksi Bersih tersebut, PT. Indah Kiat Pulp and Paper
(IKPP) Serang yang berlokasi di Serang Banten merupakan salah satu perusahaan
kertas yang telah menerapkan program produksi bersih. Pelaksanaan produksi bersih di
PT. IKPP adalah sebagai berikut :

1. White Water Recovery di Stock Preparation 3/6


Mengolah air sisa produksi atau back water dengan menambahkan zat kimia untuk
memisahkan serat dengan air. Serat yang berhasil dipisahkan akan dipress untuk
mengurangi kadar air kemudian dikirim ke tempat penyimpanan bahan baku untuk
diproses kembali ke dalam pulper. Sedangkan white water akan dikirim ke tangki air
untuk digunakan kembali sebagai media pembuburan bahan baku dalam proses
produksi. Alat yang digunakan untuk memisahkan serat dan air ini disebut purgomat
dan pengoperasiannya dikendalikan atau dilakukan dengan menggunakan komputer di
ruang Distribution Control System (DCS).
Pengolahan air sisa produksi ini merupakan upaya untuk menghemat penggunaan air
dari sungai Ciujung dan mengurangi terbentuknya limbah cair yang harus diolah oleh
WWT. Selain itu serat yang diperoleh dari proses recovery ini digunakan kembali untuk
proses produksi, hal ini dapat menghemat penggunaan sumber daya alam dan sangat
menguntungkan dari segi ekonomi bagi perusahaan
2. Penerapan produksi bersih di paper machine
Kegiatan produksi bersih yang dilakukan di paper machine meliputi beberapa
tindakan house keeping dan reuse sebagai berikut :
a. Mengurangi fiber loss
● Mengoptimalkan kinerja mesin-mesin produksi yang ada di paper machine.
● Pengontrolan mesin secara intensif yaitu dilakukan sebulan sekali.
● Memperhatikan formula dari bahan-bahan pembuatan kertas
b. Eisiensi bahan kimia

9
● Pengurangan dosis bahan kimia dalam proses produksi sedikit dengan tidak
mengurangi kualitas
● Pemilihan bahan baku yang tidak mengkonsumsi bahan kimia terlalu banyak
yaitu dengan menggunakan bahan baku dari waste paper yang masih cukup
bagus.
c. Efisiensi penggunaan steam
Tindakan yang dilakukan adalah menutup mesin menggunakan bahan dari
besi. Tindakan ini mendatangkan manfaat berupa:
● Mengurangi lolosnya uap panas yaitu uap panas yang terdistribusi ke
lingkungan yang memiliki suhu yang lebih rendah dari steam dapat ditekan.
● Tercipta lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan, yaitu lingkungan
yang tidak terlalu panas.
d. Mengurangi terjadinya broke
Mengatur dengan baik turbulensi buburan yang menuju head box.
● Mengatur tekanan roll saat pengepresan, yaitu jangan terlalu kuat karena
dapat memutuskan lembaran kerja yang terbentuk.
● Mengontrol kualitas buburan di stock preparation untuk memastikan buburan
terbebas dari kotoran yang dapat menghambat proses pembentukan lembaran
kerja di paper machine.
e. Reuse Broke
Broke adalah terputusnya lembaran kerja saat melalui Wire Part yang
terjadi di paper machine. Broke terjadi dikarenakan tekanan yang terlalu kuat, atau
adanya kotoran yang masih terbawa dalam buburan serat. Broke akan
dikembalikan ke machine chest untuk diproses kembali melalui tahapan awal di
paper machine

3. Recycle di Finishing
Kegiatan produksi bersih yang dilakukan di finishing adalah produk disortir.Produk
yang cacat seperti bergelombang, sobek atau kotor akan dikirim ke gudang bahan baku
untuk diproses kembali mulai dari awal proses produksi sebagai bahan baku.

BAB III

10
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan baku maupun
bahan pendukung dalam suatu tahapan proses produksi, dengan sasaran
peningkatan produktivitas dan minimalisasi residu maupun limbah yang dihasilkan.
2. Produksi Bersih telah diatur dalam beberapa peraturan diantaranya dalam Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 31 Tahun 2009, Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2021, dan Peraturan Pemerintah
Ri Nomor 41 Tahun 2015.
3. Produksi bersih dapat diterapkan dengan cara pengurangan pada sumber yang
meliputi perubahan produk, perubahan material input, volume buangan diperkecil,
perubahan teknologi, dan penerapan operasi yang baik. Selainitu, bisa juga dengan
teknik daur ulang.

3.2 Saran

Cleaner production ini merupakan produksi bersih yang harus diterapkan oleh semua
perusahaan agar selalu mempertimbangkan limbah yang dihasilkan oleh setiap proses
produksi. Apabila produksi bersih ini dilakukan dan dipangau secara terus-menerus, hal
ini dapat mengurangi limbah dan dampak lingkungan melalui pengurangan di sumbernya
yaitu menghilangkan atau mengolah limbah dalam proses.

DAFTAR PUSTAKA

11
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 25 Tahun 2021. Pedoman dan Tata Cara
Pengawasan dan Pengendalian Industri.

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2021. Pedoman Dan
Tata Cara Pengawasan Dan Pengendalian Industri.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015. Pembangunan Sumber


Daya Industri

Bambang. (2022). Produksi Bersih Di Dunia Industri. Cimahi. Jawa Barat.

LAMPIRAN

12
Gambar 1. Produksi Bersih

Gambar 2. Industri Ramah Lingkungan

Gambar 3. Kawasan Industri Ramah Lingkungan

13

Anda mungkin juga menyukai