Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PRINSIP DASAR DAN PENDEKATAN DASAR DALAM PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP BESERTA PERKEMBANGANNYA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Lingkungan

Dosen Pengampu :
Nizar Azizatun Nikmah, M. Pd.

Disusun oleh Kelompok 2 TBIO-6C :

Yannuba Arifatun Nabila (12208193028)


Muhammad Maskur Roziq (12208193043)
Nadifa Nur Fatjrin (12208193090)
Evi Nuriyah Khakimy (12208193124)

SEMESTER VI
JURUSAN TADRIS BIOLOGI 6C
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
serta berkah-Nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “Prinsip Dasar dan
Pendekatan Dasar Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Beserta Perkembangannya” ini
dapat kami selesaikan dengan baik. Dalam penulisan makalah ini kami tidak terlepas dari
pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Maftukhin, M. Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan fasilitas sehingga makalah dapat
selesai dengan baik.
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd. I. selaku Dekan FTIK Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Ibu Dr. Eni Setyowati S. Pd. M, M. selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi Universitas
Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
4. Ibu Nizar Azizatun Nikmah, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan
Lingkungan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang
telah memberikan pengarahan kepada kami sehingga makalah ini pun dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Teman-teman yang telah mendukung proses pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
maka dari itu kami memohon untuk dimaklumi dan untuk itu kami menerima kritik dan
saran yang membangun dari pembaca, yang diharapkan dalam penulisan makalah
berikutnya dapat diperbaiki agar lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca dimanapun berada.

Tulungagung, 16 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Prinsip Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup ................................................... 3
2.2 Pendekatan Dasar Dalam Pengelolaan Lingkungan ............................................ 4
2.2.1 Pendekatan Teknologis .................................................................................. 4
2.2.1 Pendekatan Administrasi, Hukum dan Peraturan............................................ 6
2.2.1 Pendekatan Ekonomis.................................................................................... 6
2.2.3 Pendekatan Pendidik/Pelatihan ...................................................................... 6
2.2.4 Pendekatan Sosial Budaya ............................................................................. 7
2.2.5 Pendekatan Sosio-Politik ............................................................................... 9
2.2.6 Pendekatan Ekologis ..................................................................................... 9
2.2.7 Pendekatan Agama ........................................................................................ 9
2.3 Perkembangan Pendekatan Pengelolaan Lingkungan ...................................... 10
2.3.1 Pendekatan Daya Dukung Lingkungan ........................................................ 10
2.3.2 Pendekatan End of Pipe ............................................................................... 11
2.3.3 Produksi Bersih ........................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 14
3.2 Saran .............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelolaan lingkungan merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup
yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab Negara, asas berkelanjutan dan asas
manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup.
Pemahaman mengenai pengelolaan lingkungan menjadi lebih penting terutama pada
zaman modern ini, ketika manusia telah banyak memodifikasi dan menciptakan lingkungan
hidup buatan. Ilmu lingkungan mencakup berbagai disiplin ilmu, yang masing-masing
mempunyai prinsip dan konsep tersendiri. Konsep ilmu lingkungan berusaha menyatukan
berbagai pendekatan ilmiah menuju pengertian yang menyeluruh tentang lingkungan hidup.
Tidak hanya menggunakan ide konsep tersebut secara terpisah-pisah, namun juga harus
berusaha menemukan konsep yang dapat menyatukan berbagai pendekatan.
Adanya prinsip dasar pengelolaan lingkungan hidup menjadikan pengelolaan lingkungan
hidup itu sendiri dapat terarah dan memiliki pedoman. Pengelolaan lingkungan hidup
mempunyai berbagai pendekatan dasar atau instrumen. Pemilihan pendekatan dasar atau
instrumen yang akan diterapkan tergantung pada karakteristik lingkungan yang menonjol dan
permasalahan lingkungan yang ada.
Pendekatan dalam pengelolaan lingkungan sangat diperlukan untuk memanilisir
kesalahan tindakan yang selama ini terjadi telah menyebabkan berbagai permasalahan dan
kerusakan lingkungan yang akibatnya diderita pula oleh manusia. Dengan demikian timbul
kesadaran untuk lebih memahami bagaimana mekanisme dan hukum alam yang terjadi
terhadap lingkungan hidup. Dengan meningkatnya pemahaman tersebut manusia berusaha
untuk dapat mengelola lingkungan hidup secara lebih baik dalam arti meminimalkan
kerusakan dan mengoptimalkan manfaat.
Pengembangan dalam pendekatan pengelolaan lingkungan hidup merupakan langkah
inovatif yang penting demi maju dan berkembangnya langkah-langkah pengelolaan untuk
mewujudkan lingkungan yang sehat dan asri. Berbagai inovasi dalam mengembangkan
pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara.

1
2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prinsip dasar pengelolaan lingkungan hidup?
1.2.2 Bagaimana pendakatan dasar dalam pengelolaan lingkungan?
1.2.3 Bagaimana perkembangan pendekatan pengelolaan lingkungan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui prinsip dasar pengelolaan lingkungan hidup.
1.3.2 Mengetahui pendakatan dasar dalam pengelolaan lingkungan.
1.3.3 Mengetahui perkembangan pendekatan pengelolaan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup. Sehingga
pelestarian potensi sumber daya alam dapat tetap dipertahankan, dan pencemaran atau
kerusakan lingkungan dapat dicegah1. Pengelolaan lingkungan hidup memberikan
kemanfaatan ekonomi sosial, dan budaya serta perlu dilakukan berdasarkan prinsip kehati-
hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap
kearifan local dan kearifan lingkungan, sehingga lingkunga hidup harus dilindnungi dan
dikelola dengan baik berdasarkan asa keadilan. 2
Perwujudan dari usaha tersebut antara lain dengan menerapkan teknologi yang tepat dan
sesuai dengan kondisi lingkungan. Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan
lingkungan antara lain:
1. Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah timbulnya dampat yang
tidak diinginkan, dengan mengenali secara dini kemungkinan timbulnya dampak negativf,
sehingga rencana pencegahan dapat disiapkan sebelumnya
2. Kuratif (penanggulangan), didasarkan atas prinsip menanggulangi dampak yang terjadi
atau yang diperkirakan akan terjadi, namun keterbatasan teknologi, hal tersebut tidak dapat
dihindari. Hal ini dilakukan dengan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang
terkena dampak seperti kualitas udara, kualitas air dan sebagainya. Apabila hasil
pemantauan lingkungan mendeteksi adanya perubahan atau pencemaran lingkungan, maka
perlu ditelusuri penyebab/sumber dampaknya, dikaji pengaruhnya, serta diupayakan
menurunnya kadar pencemaran yang timbul. 3
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, telah dijelaskan bahwasanya pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
pencemaran atau pengrusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, serta penegakan hukum. Manusia dengan berbagai

1
Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Modul SE-02 Pengendalian Lingkungan.Pelatihan Ahli Teknik Supervisi
Pekerjaan Jalan:Badan Pembinaan Konstruksi Dan Sumber Daya Manusia, Pusat Pembinaan Kompetensi
Dan Pelatihan Konstruksi (PUSBIN-KPK).
2
Evi Purnama Wati.Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Pembangungan Yang Berkelanjutan. Bina
Hukum Lingkungan. (2018). Vol 3(1).
3
Ibid, Departemen Pekerjaan Umum.
3
4

dimensi terutama faktor mobilitas pertumbuhannya, akal pikiran dengan segala


perkembangan aspek-aspek kebudayaannya, atau perubahan zaman yang semakin maju,
merupakan faktor-faktor yang lebih cepat apabila dikaitkan dengan masalah hidup. Terutama
masalah pengelolaan lingkungan dapat dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya
bencana alam di Indonesia. Permasalahan lingkungan dapat terjadi akibat dari pembangunan
yang dilakukan tanpa memperhatikan faktor keseimbangan lingkungan yang mana pada
gilirannya akan menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. 4 Dari permasalahan
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya prinsip dasar dalam pengelolaan lingkungan
hidup ini sangat penting dilakukan, karena sebagai pegangan atau acuan dalam melaksanakan
pengelolaan lingkungan dengan tetap memperhatikan dampak yang ditimbulkan untuk masa
yang akan datang. Serta berbagai upaya harus dilakukan untuk mewujudkan pengelolaan
lingkungan yang baik dan terarah, salah satunya yaitu dengan melakukan berbagai
pendekatan.

2.2 Pendekatan Dasar (Instrumen) Dalam Pengelolaan Lingkungan


Pengelolaan lingkungan hidup mempunyai 8 pendekatan dasar atau instrumen. Pemilihan
pendekatan dasar atau instrumen yang akan diterapkan tergantung pada karakteristik
lingkungan yang menonjol dan permasalahan lingkungan yang ada (Suhartini, 2008).5
Adapun 8 pendekatan dasar atau instrumen tersebut adalah :
2.2.1 Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi adalah cara-cara pengelolaan lingkungan yang berorientasi pada
teknologi yang dapat digunakan untuk mengelola dampak penting lingkungan hidup
dari suatu kegiatan. Pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan melalui aplikasi
teknologi yang dapat diterapkan oleh pemrakarsa dengan mempertimbangkan biaya dan
kemampuan. Pendekatan teknologi digunakan untuk mengelola potensi resiko dampak
terhadap lingkungan, khususnya berupa :
a. Pembuatan dan pengunaan secondary containment untuk mengumpulan potensi
ceceran minyak dan oli.
b. Pembuatan kolam-kolam kontrol dengan perlakuan kimia/biologi apabila ditemukan
aliran air menuju Sungai Asahan yang melalui spoil bank 1 dan 2 memiliki sifat fisik,
kimia, dan biologi yang melampaui baku mutu (PP 82/2001).

4
Nina Herlina, Permasalahan Lingkungan Hidup dan Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia,
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/galuhjustisi/article/download/93/85 (diakses pada 16 Maret 2022),
2017.
5
Suhartini, Pengelolaan Lingkungan, Modul Pengayaan Materi Proyek Pendampingan SMA, Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta, 2008, hlm. 5.
5

c. Pembuatan kolam-kolam pengendapan (settlement ponds) dengan perhitungan


teknik yang sesuai untuk menjamin kestabilan dan menghindari keruntuhan dinding
baik untuk kondisi normal maupun abnormal (misal curah hujan, gempa, dll).
d. Penggunaan teknologi reklamasi dan penghijauan kembali pada areal-areal terbuka
dan spoil bank 1 & 2 baik untuk tanaman penutup maupun tanaman pohon, agar
dapat menunjuang fungsi ekologi setempat.
e. Penggunaan teknologi sederhana dan efektif dalam melakukan upaya pengelolaan
limbah Non-B3, seperti teknologi composting untuk limbah organik dan daur ulang
untuk limbah lainnya.
f. Penerapan teknologi informasi terhadap seluruh jenis limbah B-3 yang dihasilkan
untuk menjamin pengelolaan yang efektif dan penerapan Sistem Manajemen LK3. 6
Pendekatan teknologi pengelolaan lingkungan dalam pemilihan pengendalian
pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah baik berupa cair, gas dan padat, tergantung
pada beberapa faktor antara lain :
a. Jenis dan komposisi unsur pencemar yang terkandung didalam limbah, menurut sifat
fisik kimia dan biologi.
b. Assimilative Capacity kemampuan media penerima dalam menerima beban limbah
tanpa terjadi pencemaran.
c. Nilai ambang batas dari zat pencemar dan baku mutu media penerima (effluent
and/or emission standard, stream and/or ambient standard).
Telah terbukti bahwa pengembangan dengan pendekataan penerapan teknologi
pengendalian pengelolaan lingkungan senantiasa sejalan dengan kriteria mutu
lingkungan yang diberlakukan. Pada tahap awal program manajemen lingkungan,
teknologi konvensional telah dimanfaatkan untuk melakukan penyempurnaan guna
mencapai standar mutu lingkungan. Selain untuk melakukan rehabilitasi perlengkapan
yang ada. Akan tetapi, perkembangan industri dalam skala global dan kemunculan
berbagai jenis produk baru telah menyebabkan munculnya limbah baru yang lebih
komplek dan berbahaya. Oleh sebab itu pendekatan teknologi pengendalian
pencemaran yang lebih komplek menjadi berperan penting. Pengalaman di Amerika
Serikat dan sejumlah negara industri lainnya menunjukkan terjadi evolusi teknologi
lingkungan menuju konsep nir emisi. Perkembangan teknologi pengawasan lingkungan
pada dasarnya dituntun oleh tujuan yang hendak dicapai dengan manajemen mutu
lingkungan yang semakin tinggi dan kompleksitas karakteristik dari limbah yang ada.

6
Tim PT. Bajradaya Sentranusa, “Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL)’’, PLTA Asahan-1, Jakarta, 2010, hlm.
3.
6

Perkembangan teknologi lingkungan itu terutama dipengaruhi oleh tujuan manajemen


mutu lingkungan kompleks dan peningkatan kekompleksan karakteristik limbah. 7
Meskipun pendekatan teknologi dalam pengelolaan lingkungan sudah dilaksanakan
tetapi juga menemui beberapa kendala, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya pengetahuan sumber daya manusia tentang teknologi untuk
pengelolaan lingkungan.
b. Dalam transaksi jual beli teknologi berada dalam posisi yang sangat lemah,
misalnya harga teknologi yang hendak dialihkan sering mahal yang harus dibayar
dengan devisa.
c. Kurangnya ahli teknologi maupun fasilitas yang memadai, sehingga kurang mampu
mengelola lingkungan.8
2.2.2 Pendekatan Administrasi, Hukum dan Peraturan
Pendekatan ini dilakukan dengan cara melakukan penataan dan pengaturan
terhadap manusia sebagai pelaku lingkungan, sehingga perilaku manusia dapat
terkendali, yang pada akhirnya diharapkan dampak negartif dari kegiatannya terhadap
lingkungan akan berkurang atau dapat diatasi. Pendekatan ini dapat dibedakan menjadi
2 tipe, yaitu:
1. Mengikat (ada konsekuensi hukuman), seperti AMDAL (Peraturan Pemerintah No.
51 Th 1993). UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan), UPL (Upaya pemantauan
Lingkungan), baku mutu, tata ruang dll.
2. Suka rela (ada konsekuensi di masyarakat nasional/internasional) seperti
Ecolabelling, sertifikat halal (Suhartini, 2008).9
2.2.3 Pendekatan Ekonomis
Dalam pendekatan ini, setiap komponen lingkungan dianggap mempunyai harga
ekonomi dan dilakukan evaluasi terhadap perubahan lingkungan. Jika diketahui harga
lingkungan sangat mahal, maka diharapkan manusia akan berhati-hati terhadap
lingkungannya. Dalam ekonomi lingkungan, barang lingkungan dianggap sebagai
barang produksi sehingga faktor lingkungan diinternalkan/dimasukkan ke dalam biaya
produksi. Dengan demikian lingkungan merupakan barang yang sangat berharga. 10
2.2.4 Pendekatan Pendidik/Pelatihan

7
Azis Djajadiningrat, PERKEMBANGAN IPTEK DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN Strategi Dalam
Rangka Transfer Teknologi Lingkungan”. Jurnal Teknologi Lingkungan, 2002, Vol.3(l) : 181.
8
Soekirno, Kendala Alih Teknologi dan Alternatif Solusinya, 2013, Hlm. 13.
9
Ibid, Suhartinin, hlm. 6.
10
Ibid, Suhartini. hlm 5.
7

Kondisi masyarakat yang masih minim informasi lingkungan, atau memiliki


tanggungjawab terhadap lingkungan yang masih rendah, atau merasa tidak memiliki
kapasitas dalam pengelolaan lingkungan ataupun sebagai korban ketidakadilan dalam
pengelolaan lingkungan, maka untuk mengantisipasi kondisi tersebut dibutuhkan
pendidikan atau pelatihan mengenai lingkungan hidup dan pengelolaannya.
Pendidikan/pelatihan ini dapat dilakukan secara formal maupun informal (Suhartini,
2008).11 Salah satu pendekatan dalam pelatihan ini yaitu adanya kegiatan penyuluhan
atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan lingkungan. Menurut Bahri,
dkk (2019) program penyuluhan pengelolaan lingkungan dapat dilakukan sebagai upaya
mengembalikan semangat masyarakat untuk terus peduli terhadap pengelolaan
lingkungan di sekitarnya. Pada kegiatan penyuluhan masyarakat diberikan berbagai
informasi, misalnya mengenai dampak pengelolaan sampah yang tidak benar, cara
menanggulangi sampah skala rumah tangga dan keuntungan-keuntungan yang dapat
diperoleh dengan mengelola sampah. Adanya inovasi pengelolaan permasalahan
lingkungan seperti sampah sangat membantu dalam pengelolaan lingkungan. Salah satu
inovasi tersebut yaitu adanya Biopot. Biopot merupakan teknik sederhana untuk
membuat kompos dengan bahan-bahan dari sisa-sisa bahan organik dari sampah dapur.
Dengan adanya pelatihan pembuatan biopot ini, ibu-ibu rumah tangga dapat membuat
kompos sederhana dengan menggunakan pot yang berisi tanaman baik berupa tanaman
berbunga ataupun tanaman herbal. 12
2.2.5 Pendekatan Sosial Budaya
Keragaman sosial budaya dalam masyarakat akan mempengaruhi pandangan dalam
pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan, sehingga tidak dapat dilakukan
generalisasi dalam pengelolaan lingkungan di tiap wilayah masyarakat. Jadi
pengelolaan lingkungan akan bersifat lokal dan spesifik untuk suatu wilayah tertentu.
Harus diperhatikan juga adanya indigenous knowledge (pengetahuan lokal) yang
merupakan kearifan tradisional/masyarakat setempat dalam pengelolaan lingkungan.
Misalnya pada masyarakat petani di jawa terdapat sistem pergiliran tanaman
berdasarkan titi mangsa.13
Pendekatan sosial budaya merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Partisipasi masyarakat
merupakan bagian yang sangat penting dalam pengelolaan lingkungan. Tanpa

11
Ibid, Suhartini, hlm. 6.
12
Saipul Bahri, dkk., Optimalisasi Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendekatan Holistik Kultural, Journal Of Science
and Social Development, Vol. 2(2) : 57, 2019.
13
Ibid, Suhartini, hlm. 7.
8

partisipasi masyarakat, program pengelolaan lingkungan tidak akan pernah tuntas.


Dalam hal ini, masyarakat harus mengerti dan berpartisipasi bila perlu juga berubah
sikap, sehingga bersedia membantu mengelola lingkungan dan perbaikan kualitas
lingkungan.
Hambatan yang sering terjadi pada pendekatan sosial budaya dalam pengelolaan
lingkungan, yaitu seperti berikut :
a. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pengelolaan lingkungan
seperti sampah. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya temuan pembuangan
sampah yang tidak pada tempatnya.
b. Masih banyak warga belum mau ikut dalam sistem pengelolaan lingkungan di desa,
serta belum banyak lembaga sosial atau lembaga adat yang menyisipkan masalah
lingkungan khususnya pengelolaan sampah ke dalam rumusan hukum adat.
c. Terbatasnya keberadaan dan kepemilikan armada pengelolaan lingkungan di
lembaga sosial masyarakat.14
Upaya yang perlu dilakukan dalam pendekatan sosial dan budaya dalam pengelolaan
lingkungan, yaitu :
a. Mengaktualisasikan dan meningkatkan peranan lembaga adat (desa adat/banjar)
sebagai pengemban visi dan misi, khususnya dalam konteks pengelolaan lingkungan
untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Kenyataan membuktikan, lembaga adat
selama ini masih lebih banyak berkutat pada aktivitas ritual adat/agama, serta kurang
memperhatikan isu-isu lingkungan aktual di sekitarnya. Pemberdayaan sosial dapat
dalam bentuk penyuluhan dan latihan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran
dan keterampilan dari warga dan prajuru desadalam pengelolaan lingkungan,
penyisipan aturan lingkungan dalam aturan adat atau pararem.
b. Mengintensifkan kegiatan gotong royong bersih lingkungan melalui lembaga sosial
seperti desa, banjar, kumpulan pemuda-pemudi.
c. Menggalakkan upaya 3 R (reduce, reuse dan recycle) pengelolaan lingkungan
seperti sampah di antara warga komunitas desa, dan para pelaku usaha.
d. Mengubah paradigma petani dalam penggunaan pupuk, agar tidak hanya tergantung
pada pupuk anorganik, tetapi juga mulai menggunakan pupuk organik/kompos yang
dihasilkan dari pengolahan sampah (menuju pertanian organik).

14
I Nyoman Wardi, “Pengeloaan Sampah Berbasis Sosial Budaya : Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan di Bali.
Jurnal Bumi Lestari, 2011, Vol. 11(1) : 173-175.
9

e. Megimplementasikan aturan pengelolaan lingkungan (sampah) secara efektif


melalui mekanisme reward (bagi yang berjasa) dan punishment (bagi yang
melanggar).
f. Melanjutkan, mengembangkan dan meningkatkan peran aktif LSM Lingkungan dan
pemerintah (DKP/DKLH dan BAPEDAL) dalam memotivasi, memfasilitasi,
berkordinasi dan membantu pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah
untuk masyarakat desa (pengadaan lahan dan bangunan, wadah sampah, truk
pengangkut sampah, mesin pencacah sampah dengan segala perlengkapannya,
pembelian kompos, dsb.
2.2.6 Pendekatan Sosio-Politik
Pendekatan sosio-politik ini biasanya digunakan untuk menyelesaikan konflik
kepentingan antar wilayah/antar sektor/antar kelompok etnik. Dengan adanya konflik
kepentingan antar berbagai pihak sebagai contoh diatas, maka harus dilakukan upaya
mengelola konflik tersebut dan diharapkan dapat memecahkan permasalahan dengan
musyawarah secara bijaksana, sehingga dapat tercipta win-win solution diantara pihak-
pihak yang berkonflik tersebut.15
2.2.7 Pendekatan Ekologis
Pendekatan ini dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang mendasarkan diri
pada kepentingan altruistic, dan cenderung mengacu pada strategi konservasi dunia.
Strategi konservasi dunia:
a. Perlindungan proses ekologis yang penting sebagai penyangga kehidupan
b. Pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya
c. Pemanfaatan jenis dan ekosistem secara lestari.16
Kelemahan dalam pendekatan ini yaitu:
a. Ketidaksempurnaan informasi keilmuan bagi suatu persoalan lingkungan
b. Penentuan batas ekosistem sangat relatif
c. Adanya alternatif mekanisme pemecahan persoalan lingkungan yang tidak siap
dihadapi oleh masyarakat.17
2.2.8 Pendekatan Agama
Moral dan sikap mental manusia sebagai pengelola lingkungan merupakan
landasan dasar bagi manusia untuk menyikapi lingkungan hidupnya. Moral dan sikap
manusia itu sangat dipengaruhi oleh ketaatan pada agamanya, dan agama lah yang

15
Ibid hlm 7.
16
Arbaningrum Rizka.Pengelolaan Lingkungan.Rekayasa Lingkungan.Banten (2019): Program Studi Teknik Sipil,
Universitas Pembangunan Jaya.
17
Ibid, Suhartini, hlm. 7.
10

mengatur manusia serta pemberi arahan dalam mengelola bumi dan lingkungan
hidupnya. Maka dari itu, dengan pendekatan agama diharapkan manusia akan lebih arif
dan bijaksana terhadap lingkungannya (Suhartini, 2008).18 Dalam perspektif agama
Islam, manusia dan lingkungan mempunyai hubungan yang sangat erat karena Allah
SWT. menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan lingkungan dalam
keseimbangan dan keserasian. Dalam perspektif etika lingkungan (etics of environment)
komponen penting hubungan antara manusia dan lingkungan adalah pengawasan
manusia. Tujuan agama adalah melindungi, menjaga serta merawat agama, kehidupan,
akal budi, dan akal pikir (Rabiah, 2015).19

2.3 Perkembangan Pendekatan Pengelolaan Lingkungan


Konferensi PBB mengenai Lingkungan Hidup Sedunia diselenggarakan di Stockholm,
Swedia pada tahun 1972. Konferensi ini dapat dianggap sebagai perwujudan kesadaran
masyarakat internasional akan pentingnya kerjasama dalam penanganan masalah
pembangunan dan lingkungan hidup. Di Indonesia sendiri, perkembangan pengelolaan dan
pembangunan lingkungan relatif belum lama dilakukan, dan baru dirintis tahun 1978, diawali
dengan terbentuknya Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup
(Men-PPLH) dengan prioritas pada peletakan dasar-dasar kebijaksanaan “membangun tanpa
merusak”, dengan tujuan agar lingkungan dan pembangunan tidak saling dipertentangkan
(Widodo dan Joko, 2012).20
2.3.1 Pendekatan Daya Dukung Lingkungan
Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhlluk hidup
yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial etrtentu disebut daya
dukung lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata
sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh karena
itu, pemanfaatannya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi
harus dihindari. Carrying capacity atau daya dukung lingkungan mengandung
pengertian kemamouan suatu tempat dalam menunjang kehidupan makhluk hidup
secara optimum dalam periode waktu yang panjang.
Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan
kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu

18
Ibid, Suhartini, hlm. 8.
19
Rabiah S. Harahap, Etika Dalam Mengelola Lingkungan Hidup, Jurnal EduTech, Vol. 1(1).
20
Lestario Widodo & Joko Prayitno Susanto, Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Melalui Produksi dan Konsumsi
Berkelanjutan (Sustainable Consumption and Production), Jurnal Teknologi Lingkungan, 2012, hlm. 129.
11

Kawasan. Dalam pendekatan ini aktivitas yang berdampak lingkungan, diatasi dengan
memaksimalkan daya dukung lingkungan, misalnya dengan cara membuang limbah ke
sungai pada saat air yang disungai mengalir cukup deras, atau limbah cair sebelum
dibuang digelontor air terlebih dahulu agar lebih encer, atau kalua kegiatan industri
yang menghasilkan debu pembakaran, maka upayanya adalah dengan meninggikan
cerobong, dengan maksud daya dukung lingkungannya memadai. Konsep daya dukung
lingkungan ini ternyata sangat sulit untuk diterapkan mengingat kendala-kendala yang
timbul dan sering kali harus dilakukan upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan
yang kemudian tercemar dan rusak, sehingga menjadi mahal biaya (Widodo dan Joko,
2012).21
2.3.2 Pendekatan End Of Pipe
End of pipes adalah bahwa pengelolaan sampah yang baik adalah membuang
sampah langsung ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dengan menggunakan
prinsip tiga (3) R, yakni reduce, reuse, dan recycle. Kebijakan pengelolaan sampah
ditekankan pada pengurangan sampah pada sumbernya, pemilahan dan daur ulang.
Konsep end of pipe menitikberatkan pada pengelolaan dan pembuangan limbah konsep
ini pada kenyataannya tidak dapat sepenuhnya memecahkan permasalahan lingkungan
yang ada sehingga pencemaran dan perusakan masih terus berlangsung hal ini
disebabkan karena dalam prakteknya pelaksanaan konsep ini menimbulkan banyak
kendala masalah utama yang dihadapi adalah peraturan perundangan masih rendahnya
compliance atau penataan dan penegakan hukum masa pembiayaan serta masih
rendahnya tingkat kesadaran.22

Kendala lain yang dihadapi oleh pendekatan end of pipe treatment diantaranya yaitu :
a. Pendekatan ini bersifat reaktif yaitu bereaksi setelah limbah berbentuk.
b. Tidak efektif dalam memecahkan permasalahan lingkungan karena pengolahan
limbah cair padat atau gas memiliki resiko pindahnya polutan dari satu media ke
media lingkungan lainnya di mana dapat menimbulkan masalah lingkungan yang
sama kawannya atau berakhir sebagai sumber pencemar secara tidak langsung pada
media yang sama.
c. Biaya investasi dan operasional tinggi karena pengolahan limbah memerlukan biaya
tambahan pada proses produksi sehingga biaya persatuan produk naik hal ini

21
Ibid, Widodo, Lestario & Joko Prayitno Susanto, hlm. 127-138.
22
Kurniawan, Konsep End Of Pipe dalam Produksi Bersih, 2017, https://id.scribd.com (diakses pada 15 Maret 2022).
12

menyebabkan para pengusaha enggan mengoperasikan peralatan pengolahan limbah


yang telah dimilikinya.
d. Pendekatan pengendalian pencemaran memerlukan berbagai perangkat peraturan
selain menuntut kesediaannya biaya dan sumber daya manusia yang handal dalam
jumlah yang memadai untuk melaksanakan pemantauan pengawasan dan penegakan
hukum. Lemahnya kontrol sosial keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya
jumlah dan kemampuan tenaga pengawas menyebabkan hukum tidak bisa
ditegakkan. 23
2.3.3 Produksi Bersih
Produksi bersih merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif, terpadu dan diterapkan secara berlanjut pada proses produksi, produk, dan
jasa untuk meningkatkan efisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan. Produksi bersih ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk
mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan
diseluruh tahapan proses produksi, serta melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang dan energi diseluruh tahapan
produksi. Secara singkat proses produksi bersih memiliki dua keuntungan, yaitu
meminimalisasi terbentuknya limbah sehingga dapat melindungi kelestarian
lingkungan hidup dan efisiensi dalam proses produksi, sehingga dapat mengurangi
biaya produksi. Terdapat beberapa prinsip pokok dalam strategi produksi bersih, yaitu:
1. Meminimalisasi penggunaan bahan baku, air dan pemakaian bahan baku beracun
dan berbahaya serta mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga
mencegah timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta
resikonya terhadap manusia.
2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku pada proses dan produk yang
dihasilkan.
3. Memiliki perubahan pola pikir, sikap, dan tingkah laku dari semua pihak terkait,
serta menerapkan pola manajemen dan prosedur standar operasi sesuai degan
persyaratan yang telah mempertimbangkan aspek lingkungan.
4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar
operasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan diri
sendiri (self regulation) dari pada secara command and control.

23
Deiking Plant, PT., STUDI EVALUASI PERENCANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN MELALUI
PENDEKATAN EKO-EFISIENSI (Studi Kasus pada Unit Deiking Plant,PT Kertas Lece Probolinggo ), 2015.
13

Adapun prinsip-prinsip dari produksi bersih diaplikasikan dalam bentuk kegiatan yang
disebut sebagai 4R, meliputi :
a. Reuse, yaitu penggunaan kembali merupakan teknologi yang memungkinkan suatu
limbah dapat digunakan kembali tanpa mengalami perlakuan secara
fisika/kimia/biologi.
b. Reduction, yaitu pengurangan limbah pada sumbernya merupakan teknologi yang
dapat mereduksi ataupun mencegah timbulnya pencemaran di awal produksi.
c. Recovery, merupakan teknologi untuk memisahkan suatu bahan atau energi dari
suatu limbahn yang mana kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan
ataupun tanpa perlakuan fisika/kimia/biologi.
d. Recycling, atau daur ulang merupakan teknologi yang berfungsi untuk
memanfaatkan limbah dengan mengubah atau memprosesnya kembali ke proses
semula yang dapat dicapai melalui perlakuan fisik/kimia/biologi (Widodo & Joko,
2012).24

24
Ibid, Widodo, Lestario & Joko Prayitno Susanto, hlm. 130.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, telah dijelaskan bahwasanya pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
pencemaran atau pengrusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, serta penegakan hukum. Sedangkan menurut UU
No.23 Tahun 1997 lingkungan hidup adalah kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainya. Oleh karena itu dengan adanya prinsip dasar dalam pengelolaan
lingkungan hidup merupakan sebagai pegangan atau acuan dalam melaksanakan pengelolaan
lingkungan dengan tetap memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan untuk masa yang
akan datang.
Dalam instrumen pengelolaan lingkungan terdapat beberapat pendekatan yang perlu
dilakukan sesuai dengan karakteristiknya. Pendekatan-pendekatan tersebut diantaranya yaitu,
pendekatan teknologi, pendekatan administrasi, hukum dan peraturan,pendekatan ekonimis,
pendekatan pendidik atau pelatihan,pendekatan sosial budaya, pendekatan sosio-politik,
pendekatan ekologis, dan pendekatan agama.
Di Indonesia sendiri, perkembangan pengelolaan dan pembangunan lingkungan relatif
belum lama dilakukan, dan baru dirintis tahun 1978, diawali dengan terbentuknya Menteri
Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Men-PPLH) dengan prioritas pada
peletakan dasar-dasar kebijaksanaan “membangun tanpa merusak”. Dengan perkembagan
pengelolaan lingkugan terdapat 3 jenis pendekatan diantaranya yaitu pendekatan daya dukung
lingkungan, pendekatan end of pipe, dan produksi bersih. dari ke tiga pendekatan tersebut
sangat baik dalam menjaga lingkungan karena menitik beratkan terhadap pengelolaan
lingkungan.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan
untuk penyusunan makalah kedepannya agar lebih baik lagi. Semoga sedikit ilmu yang kami
bagi dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Saipul dkk. 2019. Optimalisasi Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendekatan Holistik
Kultural. Journal Of Science and Social Development, Vol. 2(2) : 57.

Deiking Plant, PT. 2015. STUDI EVALUASI PERENCANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


MELALUI PENDEKATAN EKO-EFISIENSI (Studi Kasus pada Unit Deiking Plant,PT
Kertas Lece Probolinggo ).

Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Modul SE-02 Pengendalian Lingkungan.Pelatihan Ahli


Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan:Badan Pembinaan Konstruksi Dan Sumber Daya
Manusia, Pusat Pembinaan Kompetensi Dan Pelatihan Konstruksi (PUSBIN-KPK).

Djajadiningrat, Azis. 2002. PERKEMBANGAN IPTEK DALAM PENGELOLAAN


LINGKUNGAN Strategi Dalam Rangka Transfer Teknologi Lingkungan. Jurnal
Teknologi Lingkungan. Vol.3(l) : 181.

Harahap, Rabiah S. Etika Dalam Mengelola Lingkungan Hidup, Jurnal EduTech, Vol. 1(1).

Herlina, Nina. 2017. Permasalahan Lingkungan Hidup dan Penegakan Hukum Lingkungan di
Indonesia. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/galuhjustisi/article/download/93/85
(diakses pada 16 Maret 2022).

Kurniawan. 2017. Konsep End Of Pipe dalam Produksi Bersih. https://id.scribd.com (diakses
pada 15 Maret 2022).

Rizka, Arbaningrum. 2019. Pengelolaan Lingkungan.Rekayasa Lingkungan. Banten: Program


Studi Teknik Sipil, Universitas Pembangunan Jaya.

Soekirno. 2013. Kendala Alih Teknologi dan Alternatif Solusinya. Hlm. 13.

Suhartini. 2008. Pengelolaan Lingkungan, Modul Pengayaan Materi Proyek Pendampingan SMA.
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. hlm. 5.

Tim PT. Bajradaya Sentranusa. 2010. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL). PLTA Asahan-1,
Jakarta. hlm. 3.

Wardi, I Nyoman. 2011. Pengeloaan Sampah Berbasis Sosial Budaya : Upaya Mengatasi Masalah
Lingkungan di Bali. Jurnal Bumi Lestari. Vol. 11(1) : 173-175.

Wati, Evi Purnama. 2018. Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan
Yang Berkelanjutan. Bina Hukum Lingkungan. Vol 3(1).

15
16

Widodo, Lestario & Joko Prayitno Susanto. 2012. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Melalui
Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan (Sustainable Consumption and Production),
Jurnal Teknologi Lingkungan. hlm. 129.

Anda mungkin juga menyukai