Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN LINGKUNGAN

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Manajemen Lingkungan”

Dosen Pengampu:

Desi Kartikasari, M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Lulu Zarwanda Hasfarena (12208173013)


2. Vanny Lailiyatus Azzarima (12208173046)
3. Heki Hendardi Pangestu (12208173082)
4. Isti Puji Lestari (12208173106)
5. Luqman Khakim Pratama (12208173109)
6. Virgi Andjar Sakti (12208173112)
7. Suci Indah Saputri (12208173115)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI AL 6B


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
hidayah dan karunia-Nya rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
Makalah Tugas Mata Kuliah Manajemen Lingkungan yang berjudul : “Manajemen
Lingkungan”.

Atas terselesaikannya Makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung
ini.

2. Ibu Desi Kartikasari, M.Si.., selaku dosen mata kuliah Manajemen Lingkungan yang
telah membimbing dan mengarahkan kepada kami dalam proses belajar mengajar.

3. Teman-teman yang telah bersedia dan ikut berperan dalam penyusunan makalah ini.

4. Dan admisi pendidikan yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat serta menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca. Di harapkan dengan penyusunan makalah ini pembaca dapat
mengerti serta memahami mengenai Manajemen Lingkungan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis
mengharap ide-ide, serta kritik dan saran yang bersifat membangun.

Tulungagung, 11 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Lingkungan ........................................................................... 3
B. Fungsi Manajemen Lingkungan ............................................................................. 4
C. Cakupan Manajemen Lingkungan .......................................................................... 5
D. Latar Belakang dilakukannya Manajemen Lingkungan ......................................... 7
E. Sistem Manajaemen Lingkungan Menurut Seri ISO 14001................................... 8
F. Integritas Sistem Manajemen Lingkungan ............................................................. 18
G. Peluang dan Tantangan Manajemen Lingkungan .................................................. 23
H. Keterkaitan Al-Qur’an dengan Manajemen Lingkunga ......................................... 24

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................ 27
B. Saran ...................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk,
bertambah dan beraneka ragamnya industri. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan
kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat
luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang
perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai
negara semi industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya negara
yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah
peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif
dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang.
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang
menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan
hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan
bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri
sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut
tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen lingkungan?
2. Apa fungsi manajemen lingkungan?
3. Bagaimana cakupan manajemen lingkungan?
4. Bagaimana latar belakang dilakukan manajemen lingkungan?
5. Bagaimana manajemen lingkungan menurut seri ISO 14001?
6. Bagaimana integritas manajemen lingkungan menurut Islam?
7. Apa peluang dan tantangan manajemen lingkungan?
8. Bagaimana keterkaitan Al-Qur'an dengan manajemen lingkungan?
C. Tujuan
1. Untuk mendefinisikan pengertian manajemen lingkungan.
2. Untuk menganalisis fungsi manajemen lingkungan.
3. Untuk memahami cakupan manajemen lingkungan.
4. Untuk memahami latar belakang dilakukan manajemen lingkungan.
5. Untuk memahami manajemen lingkungan menurut seri ISO 14001.
6. Untuk menganalisis integritas manajemen lingkungan menurut Islam.
1
7. Untuk menganalisis peluang dan tantangan manajemen lingkungan.
8. Untuk memahami keterkaitan Al-Qur'an dengan manajemen lingkungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Lingkungan


Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kebutuhan manusia juga
semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh keingintahuan manusia yang semakin
maju. Oleh karena itu ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.
Hal ini menyebabkan manusia bertindak semaunya meskipun sudah ada
peraturan-peraturan atau hukum yang disahkan oleh pemerintah dalam pengendalian
proses produksi kebutuhan manusia terutama kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Hal ini akan menyebabkan SDA semakin lama semakin berkurang jika tidak ada
pengendaliannya dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu,
sebagai pemerintah yang bijak harus mengoptimalkan peraturan mengenai lingkungan
yang biasa disebut dengan manajemen lingkungan.
Manajemen menurut pengertian Stoner & Wankel (1986) adalah proses
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota
organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. Sedangkan menurut Terry (1982)
manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subyek
manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang
terkait dengan: tanah, udara, air, sumberdaya alam, flora, fauna, manusia, dan
hubungan antar faktor-faktor tersebut.
Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan sekumpulan aktifitas merencanakan,
mengorganisasikan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain
untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan. Menejemen
lingkungan merupakan aspek dari banyak fungsi menejemen termasuk ke dalam
perencanan sebuah kegiatan atau usaha yang akan dilakukan, menejemen lingkungan
dapat diartikan sebagai bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang berfungsi
menjaga dan mencapai sasaran kebijakan lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen
kunci yaitu pernyataan kebijakan lingkungan dan merupakan bagian dari sistem
manajemen perusahaan yang lebih luas.
3
Dalam cangkupan menejemen lingkungan dibagi menjadi dua lingkungan yaitu
lingkungan yang ada didalam pabrik dan lingkunngan yang ada di luar pabrik,
lingkungan dalam pabrik mencangkup bagian dalam produksi, lingkungn kerja,
dampak dari lingkungan kerja. Sedangakn lingkungan diluar pabrik yaitu segala hal
yang menimbulkan dampak pada lingkungan pabrik termasuk masyarat dan pihak
yang bertanggung jawab.
B. Fungsi Manajemen Lingkungan
Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kebutuhan manusia juga
semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh keingintahuan manusia yang semakin
maju. Oleh karena itu ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.
Pada prinsipnya, ISO 14001 mengandung syarat-syarat atau aturan
komprehensif bagi suatu organisasi dalam pengembangan sistem pengelolaan dampak
lingkungan yang baik dan menyeimbangkan dengan prioritas para pelaku usaha
(uang), sehingga upaya perbaikan performance yang dilakukan akan disesuaikan
dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam implementasinya ISO 14001
bersifat tidak memaksa, tidak ada hukum yang mengikat yang mengharuskan dalam
implementasinya.
Sistem manajemen lingkungan merupakan program yang harus diterapkan oleh
setiap pemilik usaha atau perusahaan dalam bidang apapun sebagai jaminan bahwa
usaha yang dijalankan tidak akan mendatangkan potensi merusak bagi lingkungan
dalam operasinya.
Tujuan secara menyeluruh dari penerapan sistem manajemen lingkungan
(SML) ISO 14001 sebagai standar internasional yaitu untuk mendukung perlindungan
lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial
ekonomi. Manajemen lingkungan mencakup suatu rentang isu yang lengkap meliputi
hal-hal yang berkaitan dengan strategi dan kompetisi, memiliki banyak manfaat
diantaranya:

 menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan


 meningkatkan kinerja lingkungan
 memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan
 mengurangi dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul.
 dapat menekan biaya produksi
 dapat mengurangi kecelakaan kerja

4
 dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak-
pihak yang peduli terhadap lingkungan.
 memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen
puncak terhadap lingkungan.
 dapat mengangkat citra perusahaan,
 meningkatkan kepercayaan konsumen dan
 memperbesar pangsa pasar.
 mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.
 dapat meningkatkan motivasi para pekerja.
 mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan
 meningkatkan hubungan dengan supplier.
 langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan

Ada tiga Tujuan pokok manajemen Lingkungan diantaranya adalah


a. Meningkatkan kondisi kerja yang produktif
b. Mengintegrasikan pengelolaan bisnis dan lingkungan
c. Mengurangi dampak kerusakan lingkungan

Keuntungan potensial dari Sistem Manajemen Lingkungan yang efektif meliputi:

a. Memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat


b. Meningkatkan kinerja lingkungan
c. Mengurangi kerugian
d. Memiliki keuntungan yang kompetitif1
C. Cakupan Manajemen Lingkungan
Menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup dijelaskan bahwa Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan
dengan asas tanggung jawab Negara, asas berkelanjutan dan asas manfaat bertujuan
untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan

1
Andie T. Purwanto, “Manajemen Lingkungan : Dulu, Sekarang dan Masa Depan”, 2000,
http://andietri.tripod.com/index.htm
5
masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa.
Adapun sasaran pengelolaan lingkungan hidup, yaitu :
1. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insane lingkungan hidup yang memiliki
sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha
dan/atau kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup bukan semata-mata menjadi tanggung jawab
pemerintah. Swasta dan masyarakat juga sangat penting peran sertanya dalam
melaksanakan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai
hak dan kewajiban berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup,
sehingga dapat tercapai kelestarian fungsi lingkungan hidup.2
Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bagian integral dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturan-
pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab,
prosedur, proses, serta sumberdaya dalam upaya mewujudkan kebijakan lingkungan
yang telah digariskan oleh perusahaan. Sistem manajemen lingkungan memberikan
mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan performasi lingkungan yang baik,
melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa.
Agar dapat dilaksanakan secara efektif, sistem manajemen lingkungan harus
mencakup beberapa unsur utama sebagai berikut :
1. Kebijakan Lingkungan : pernyataan tentang maksud kegiatan manajemen
lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya.
2. Perencanaan : mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan
peraturan lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan
program pengelolaan lingkungan.

2
Suhartini, “Pengelolaan Lingkungan”, Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta, 2008, hal. 1-2.
6
3. Implementasi : mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab,
training, komunikasi, dokumentasi, kontrol dan tanggap darurat.
4. Pemeriksaan reguler dan Tindakan perbaikan : mencakup pemantauan,
pengukuran dan audit.
5. Kajian manajemen : kajian tentang kesesuaian daan efektivitas sistem untuk
mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi diluar organisasi.
D. Latar Belakang dilakukannya Manajemen Lingkungan
Manajemen lingkungan merupakan bagian dari aspek manajemen untuk
mengimplementasikan kebijakan lingkungan. Manajemen lingkungan diperkuat
dengan adanya standarisasi Internasional ISO 14001 yang dikenal dengan nama sistem
manajemen lingkungan. Di dalam sistem manajemen lingkungan mengacu pada
perbaikan kinerja organisasi dalam mengelola lingkungannya. Kinerja lingkungan
yang baik merupakan implementasi dari pengelolaan sistem manajemen lingkungan
yang baik. Oleh karena itu untuk mendapatkan kinerja lingkungan yang baik
perusahaan dapat menerapkan standar ISO 14001 dengan menerapkan ISO 14001
perusahaan mengalami pengurangan pencemaran lingkungan sebesar 20%. Tujuan
secara menyeluruh dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 sebagai
standar internasional adalah untuk mendukung perlindungan lingkungan dan
pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi3 dengan
adanya standarisasi akan memberikan pedoman untuk melaksanakan manajemen
lingkungan.
Permasalahan lingkungan semakin populer pada beberapa dekade terakhir ini.
Globalisasi di berbagai bidang pada akhir-akhir ini terkait dengan perkembangan
masalah lingkungan. Hal ini memacu perusahaan meningkatkan kinerja secara
menyeluruh untuk menghasilkan produk yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Untuk memperoleh kinerja lingkungan yang baik, dibutuhkan komitmen pihak
perusahaan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan dengan adanya sistem
manajemen lingkungan yang baik4. Beberapa manfaat implementasi sistem
manajemen lingkungan berdasarkan NSF International dalam Weib dan Bentlage
(2005) diantaranya yaitu peningkatan kepatuhan, pencegahan polusi, konservasi
sumber daya, peningkatan efisiensi/mengurangi biaya.

3
Bimastyaji Surya Ramadan, dkk, “Analisis Kuantitatif Sistem Manajemen Lingkungan
Berdasarkan Klausul Iso 14001:2015”, Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan
Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 16 No.1 Maret 201, 2019, hlm. 2.
4
Ibid., hlm.3.
7
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang ini mengatur tentang kewajiban setiap orang yang berusaha atau
berkegiatan untuk menjaga, mengelola, dan memberikan informasi yang benar dan
akurat mengenai lingkungan hidup. Akibat hukum juga telah ditentukan bagi
pelanggaran yang menyebabkan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.5
Rendahnya kesadaran pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan di negara
berkembang biasanya mengakibatkan industri mengalami kemunduran produksi dan
lingkungan serta mengalami daya dukung. Selain itu, fenomena yang berkembang di
Indonesia adalah menurunnya kinerja lingkungan suatu organisasi setelah
mendapatkan sertifikat ISO 14001, sehingga dapat menghambat usaha penyelarasan
keseimbangan aspek ekonomi dan ekologi. Banyak organisasi yang telah
melaksanakan audit lingkungan untuk mengkaji kinerja lingkungan mereka. Bila
dilaksanakan tersendiri, maka audit tersebut tidak cukup memberikan jaminan bahwa
kinerja lingkungan tersebut memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan organisasi. Oleh karena itu, untuk mengetahui efektivitasnya, audit tersebut
perlu dilaksanakan dalam suatu sistem manajemen yang terstruktur dan terintegrasi
dalam suatu organisasi.6
E. Sistem Manajaemen Lingkungan Menurut Seri ISO 14001
ISO 14001 merupakan Sistem Manajemen Lingkungan yang mengendalikan
seluruh aspek dampak lingkungan dengan mengacu pada batas baku mutu yang telah
ditetapkan, dicapai dengan selalu melakukan perbaikan terus menerus yang termonitor
dan terukur yang melibatkan seluruh pelaku internal maupun eksternal perusahaan.
1. Tujuan sistem manajemen lingkungan
Tujuan dari standar ini adalah untuk memberikan organisasi suatu kerangka
kerja untuk melindungi lingkungan dan tanggap terhadap perubahan kondisi
lingkungan dalam menyeimbangkan kebutuhan sosial-ekonomi. Standar ini
menentukan persyaratan yang memungkinkan mencapai hasil yang persyaratan
organisasi untuk mencapai hasil yang diharapkan yang telah organisasi tetapkan
untuk sistem manajemen lingkungannya. Pendekatan sistematis dalam
pengelolaan lingkungan dapat memberikan manajemen puncak informasi untuk

5
Rohmawati Kusumaningtias, “Green Accounting, Mengapa Dan Bagaimana?”, Universitas Negeri
Surabaya (ISBN: 978-979-636-147-2), 2013.
6
Dinarlianti Sastrawijaya, “Kajian Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Iso 14001
Di Pt. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Citeureup, Bogor”, Departemen Teknik Sipil Dan
Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, 2013, hlm.4.
8
membangun kesuksesan dalam jangka panjang dan membuat pilihan untuk
berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dengan:
 Perlindungan lingkungan dengan pencegahan atau mitigasi dampak
lingkungan yang merugikan.
 Mitigasi potensi pengaruh merugikan dari kondisi lingkungan di
organisasi.
 Membantu organisasi dalam memenuhi kewajiban penataan.
 Meningkatkan kinerja lingkungan.
 Mengembalikan atau mempengaruhi cara produk dan jasa organisasi
didesain, diproduksi, didistribusikan, dikonsumsi, dan dibuang, dengan
menggunakan perspektif daur-hidup yang dapat mencegah dampak
lingkungan yang tidak diinginkan berpindah ke tempat lain dalam daur
hidup.
 Memperoleh keuntungan finansial dan operasional yang dapat dihasilkan
dari pelaksanaan alternatif ramah lingkungan yang memperkuat posisi
pasar organisasi.
 Melaksanakan komunikasi informasi lingkungan kepada pihak
berkepentingan.
2. Faktor keberhasilan
Keberhasilan sistem manajemen lingkungan tergantung pada komitmen dari
semua tingkatan dan fungsi organisasi, yang dipimpin oleh manajemen puncak.
Organisasi dapat memanfaatkan peluang untuk mencegah atau mitigasi dampak
yang merugikan lingkungan dan meningkatkan dampak lingkungan yang
menguntungkan, terutama organisasi dengan implikasi strategis dan kompetitif.
Manajemen puncak dapat secara efektif menangani risiko dan peluang dengan
mengintegrasikan manajemen lingkungan ke dalam proses bisnis, arahan strategis
dan pengambilan keputusan organisasi, menyelaraskannya dengan prioritas bisnis
lainnya dan menggabungkan tata kelola lingkungan ke dalam sistem manajemen
secara keseluruhan. Peragaan keberhasilan pelaksanaan Standar ini dapat
digunakan untuk menjamin pihak berkepentingan bahwa sistem manajemen
lingkungan yang efektif telah tersedia.
3. Model Plan-Do-Check-Act
Konsep model Rencana-Lakukan-Periksa-Tindaki (PDCA) yang menyediakan
proses berulang yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai perbaikan

9
berkelanjutan. Hal ini dapat diterapkan untuk suatu sistem manajemen lingkungan
dan untuk masing-masing unsur.
a. Rencana: tetapkan sasaran lingkungan dan proses yang diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebijakan lingkungan organisasi.
b. Lakukan: terapkan proses yang telah direncanakan.
c. Periksa: pantau dan ukur proses terhadap kebijakan lingkungan, termasuk
komitmen, lingkungan dan kriteria operasi, serta laporan hasil.
d. Tindaki: lakukan tindakan untuk perbaikan berkelanjutan.
4. Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen lingkungan suatu
organisasi yang dapat digunakan oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja
lingkungannya. Standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh organisasi dalam
upaya untuk mengelola tanggung jawab lingkungan dengan cara memberikan
kontribusi pada pilar lingkungan dari pembangunan berkeberlanjutan.
Standar ini membantu organisasi mencapai hasil yang diharapkan dari sistem
manajemen lingkungannya, yang memberikan manfaat bagi lingkungan, bagi
organisasi itu sendiri dan pihak berkepentingan. Hasil yang diharapkan dari
penerapan sistem manajemen lingkungan yang konsisten dengan kebijakan
lingkungan organisasi meliputi:
a. Meningkatkan kinerja lingkungan.
b. Memenuhi kewajiban penaatan.
c. Mencapai sasaran lingkungan.

Standar ini dapat diterapkan untuk setiap organisasi, tanpa memandang ukuran,
jenis dan sifat, dan berlaku untuk aspek lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa
sehingga organisasi yang menentukan aspek lingkungan tersebut dapat
mengendalikan atau mempengaruhinya dengan mempertimbangkan perspektif
daur hidup. Standar ini tidak menyatakan kriteria kinerja lingkungan tertentu.

5. Persyaratan sistem manajemen lingkungan


a. Persyaratan umum
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan,
memelihara dan memperbaiki sistem manajemen lingkungan secara
berkelanjutan sesuai dengan persyaratan standar ini dan menentukan
bagaimana organisasi akan memenuhi persyaratan tersebut.
b. Kebijakan lingkungan
10
Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan
memastikan bahwa kebijakan dalam lingkup sistem manajemen
lingkungannya:
 Sesuai dengan sifat, ukuran dan dampak lingkungan dari kegiatan,
produk dan jasanya;
 Mencakup komitmen pada perbaikan berkelanjutan dan pencegahan
pencemaran;
 Mencakup komitmen untuk menaati peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan persyaratan lain yang diikuti organisasi, yang terkait
dengan aspek lingkungannya;
 Menyediakan kerangka untuk menentukan dan mengkaji tujuan dan
sasaran lingkungan;
 Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara;
 Dikombinasikan kepada semua orang yang bekerja pada atau atas nama
organisasi; dan
 Tersedia untuk masyarakat.
c. Aspek lingkungan
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
 Mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk dan jasa dalam
lingkup sistem manajemen lingkungan, yang dapat dikendalikan dan
yang dapat dipengaruhi dengan memperhitungkan pembangunan yang
direncanakan atau baru; kegiatan, produk dan jasa yang baru atau yang
diubah; dan
 Menentukan aspek yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan (yaitu aspek lingkungan penting).
d. Persyaratan peraturan perundang-undangan dan lainnya
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
 mengidentifikasi dan memperoleh informasi tentang persyaratan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya
yang diikuti organisasi, yang terkait dengan aspek lingkungannya; dan
 Menentukan bagaimana persyaratan tersebut berlaku terhadap aspek
lingkungannya.

Organisasi harus memastikan bahwa persyaratan peraturan perundang-


undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi
11
tersebut diperhitungkan dalam penetapan, penerapan dan pemeliharaan sistem
manajemen lingkungannya.
e. Tujuan, sasaran dan program
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara tujuan dan
sasaran lingkungan yang terdokumentasi, pada fungsi dan tingkatan yang
sesuai dalam organisasi tersebut. Tujuan dan sasaran tersebut harus dapat
diukur bila memungkinkan dan konsisten dengan kebijakan lingkungannya,
termasuk komitmen pada pencegahan pencemaran, penaatan persyaratan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang
diikuti organisasi, serta perbaikan berkelanjutan. Saat menetapkan dan
mengkaji tujuan dan sasaran, organisasi harus memperhitungkan persyaratan
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi
serta mempertimbangkan aspek lingkungan penting, pilihan teknologi,
keuangan, persyaratan operasional dan bisnis; serta pandangan pihak yang
berkepentingan. Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara
program untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Program harus mencakup:
 Pemberian tanggungjawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada
fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi tersebut.
 Cara dan jangka waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
f. Sumber daya, peran, tanggung jawab dan kewenangan
Manajemen harus memastikan ketersediaan sumberdaya yang
diperlukan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan
sistem manajemen lingkungan. Sumberdaya termasuk sumberdaya manusia
dan ketrampilan khusus, sarana operasional, teknologi dan sumberdaya
keuangan. Peran, tanggungjawab dan kewenangan harus ditentukan,
didokumentasikan dan dikomunikasikan guna memfasilitasi manajemen
lingkungan yang efektif. Manajemen puncak organisasi harus menunjuk satu
orang atau lebih wakil manajemen tertentu, yang tidak tergantung pada
tanggungjawab lainnya, yang harus mempunyai peran, tanggungjawab dan
kewenangan yang ditetapkan untuk:
 Memastikan bahwa sistem manajemen lingkungan ditetapkan,
diterapkan dan dipelihara sesuai dengan persyaratan standar ini.
 Melapor kepada manajemen puncak mengenai kinerja sistem
manajemen lingkungan untuk kajian, termasuk rekomendasi perbaikan.

12
g. Kompetensi, pelatihan dan kesadaran
Organisasi harus memastikan setiap orang yang bertugas untuk atau
atas nama organisasi yang berpotensi menyebabkan satu atau lebih dampak
lingkungan penting yang diidentifikasi oleh organisasi, mempunyai
kompetensi yang berasal dari pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang
memadai dan organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait dengan
kompetensi tersebut. Organisasi harus mengidentifikasi keperluan pelatihan
yang terkait dengan aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan.
Organisasi harus memberikan pelatihan atau cara lain untuk memenuhi
keperluan tersebut dan menyimpan rekaman yang terkait. Organisasi harus
menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk memastikan orang
yang bekerja untuk atau atas nama organisasi memahami tentang:
 Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan lingkungan dan prosedur,
serta dengan persyaratan sistem manajemen lingkungan;
 Aspek lingkungan penting dan dampak yang nyata atau potensial
terjadi yang terkait dengan pekerjaannya dan manfaat peningkatan
kinerja perorangan terhadap lingkungan;
 Peran dan tanggungjawab mereka dalam mencapai pemenuhan
persyaratan sistem manajemen lingkungan; dan
 Akibat yang mungkin terjadi bila prosedur tidak dilaksanakan.
h. Komunikasi
Berkaitan dengan aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan,
organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
 Komunikasi internal antara tingkatan dan fungsi yang beragam di
organisasi tersebut;
 Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang
terkait dari pihak eksternal yang berkepentingan.

Organisasi harus memutuskan apakah akan melaksanakan komunikasi


kepada pihak eksternal mengenai aspek lingkungannya dan harus
mendokumentasikan keputusan tersebut. Bila keputusan organisasi adalah
melaksanakan komunikasi eksternal tersebut, maka organisasi harus
menetapkan dan menerapkan metode untuk komunikasi eksternal tersebut.
i. Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen lingkungan harus mencakup:

13
 Kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan;
 Penjelasan lingkup sistem manajemen lingkungan;
 Penjelasan unsur-unsur utama sistem manajemen lingkungan dan
keterkaitannya serta rujukan kepada dokumen terkait;
 Dokumen, termasuk rekaman, yang disyaratkan oleh standar ini;
 Dokumen, termasuk rekaman, yang ditentukan oleh organisasi sebagai
dokumen penting untuk memastikan perencanaan, operasi dan
pengendalian proses secara efektif, yang terkait dengan aspek
lingkungan penting.
j. Pengendalian dokumen
Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen lingkungan dan standar
ini harus dikendalikan. Rekaman adalah jenis dokumen khusus dan harus
dikendalikan mengikuti persyaratan pada poin p.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
 Menyetujui dokumen sebelum diterbitkan;
 Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta menyetujui-ulang
(reapprove) dokumen;
 Memastikan agar perubahan dan status revisi dokumen terakhir dapat
diidentifikasi;
 Memastikan agar versi dokumen yang berlaku tersedia di tempat
penggunaan;
 Memastikan agar dokumen tetap terbaca dan dapat segera diidentifikasi
secara mudah;
 Memastikan agar dokumen yang berasal dari pihak eksternal yang
ditetapkan oleh organisasi sebagai dokumen penting untuk perencanaan
dan operasi sistem manajemen lingkungan, diidentifikasi dan
penyebarannya dikendalikan;
 Mencegah penggunaan dokumen kadaluwarsa dan menerapkan
identifikasi yang cocok pada dokumen tersebut bila masih disimpan
untuk maksud tertentu.
k. Pengendalian operasional
Organisasi harus mengidentifikasi dan merencanakan operasi yang terkait
dengan aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi, sesuai dengan

14
kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan agar operasi tersebut dilaksanakan
pada kondisi tertentu, dengan:
 Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi
untuk mengendalikan situasi yang tidak sesuai dengan kebijakan,
tujuan dan sasaran lingkungan apabila prosedur tersebut tidak ada;
 Menetapkan kriteria operasi dalam prosedur;
 Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang terkait
dengan aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi pada barang
dan jasa yang digunakan oleh organisasi serta mengkomunikasikan
prosedur dan persyaratan yang berlaku kepada pemasok, termasuk
kontraktor.
l. Kesiagaan dan tanggap darurat
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
untuk mengidentifikasi potensi situasi darurat dan kecelakaan, yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan serta bagaimana organisasi akan
menanggapinya. Organisasi harus melakukan tindakan terhadap situasi darurat
dan kecelakaan yang terjadi serta mencegah atau mengatasi dampak
lingkungan negatif yang ditimbulkan. Organisasi harus meninjau prosedur
kesiagaan dan tanggap darurat secara berkala dan apabila diperlukan organisasi
menyempurnakan prosedur tersebut, khususnya setelah terjadinya kecelakaan
atau situasi darurat. Organisasi juga harus menguji prosedur tersebut secara
berkala apabila dapat dilaksanakan.
m. Pemantauan dan pengukuran
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
untuk secara berkala memantau dan mengukur karakteristik pokok operasinya
yang dapat menimbulkan dampak lingkungan penting. Prosedur tersebut harus
termasuk pendokumentasian informasi untuk memantau kinerja, pengendalian
operasional yang berlaku dan pemenuhan tujuan dan sasaran lingkungan
organisasi. Organisasi harus memastikan agar peralatan pemantauan dan
pengukuran dikalibrasi atau diverifikasi, digunakan dan dipelihara serta
organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait.
n. Evaluasi penaatan
Sesuai dengan komitmen terhadap penaatan, organisasi harus
menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara berkala
mengevaluasi penaatan terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan
15
yang berlaku. Organisasi harus mengevaluasi penaatan terhadap ketentuan lain
yang diikuti organisasi. Organisasi dapat menggabungkan evaluasi tersebut
dengan evaluasi terhadap penaatan peraturan perundang-undangan, atau
menetapkan prosedur yang terpisah. Organisasi harus menyimpan rekaman
hasil evaluasi berkala tersebut.
o. Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
untuk menangani ketidaksesuaian yang potensial maupun yang nyata terjadi
serta melaksanakan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Prosedur
tersebut harus menjelaskan persyaratan untuk:
 Mengidentifikasi dan melaksanakan koreksi terhadap ketidaksesuaian
dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan yang
timbul;
 Menyelidiki ketidaksesuaian, menemukan penyebabnya dan
melaksanakan tindakan untuk menghindari terulangnya
ketidaksesuaian;
 Mengevaluasi keperluan untuk melaksanakan tindakan pencegahan
ketidaksesuaian dan menerapkan tindakan yang memadai untuk
menghindari terjadinya ketidaksesuaian;
 Merekam hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah
dilaksanakan;
 Meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang
telah dilaksanakan. Tindakan yang dilaksanakan harus memadai terkait
dengan besarnya masalah dan dampak lingkungan yang dihadapi.
Organisasi harus memastikan agar dokumentasi sistem manajemen
lingkungan disesuaikan.
p. Pengendalian rekaman
Organisasi harus menetapkan dan memelihara rekaman yang
diperlukan untuk menunjukkan pemenuhan persyaratan sistem manajemen
lingkungannya dan standar ini, serta hasil yang dicapai. Organisasi harus
menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengidentifikasian,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, penahanan (retention), dan
pembuangan rekaman. Rekaman harus tetap terbaca, teridentifikasi dan
terlacak.

16
q. Audit internal
Organisasi harus memastikan bahwa audit internal terhadap sistem
manajemen lingkungan dilaksanakan pada jangka waktu yang direncanakan
untuk:
 Menentukan apakah sistem manajemen lingkungan memenuhi
pengaturan yang direncanakan untuk manajemen lingkungan termasuk
persyaratan standar ini; dan telah diterapkan dan dipelihara secara
memadai.
 Menyediakan informasi hasil audit bagi manajemen.
Program audit harus direncanakan, ditetapkan, diterapkan dan
dipelihara oleh organisasi, dengan mempertimbangkan tingkat
kepentingan berbagai operasi dari sisi lingkungan serta hasil audit
sebelumnya.Prosedur audit harus ditetapkan, diterapkan dan dipelihara,
yang memuat:
1) Tanggungjawab dan persyaratan untuk perencanaan dan
pelaksanaan audit, pelaporan hasil dan penyimpanan rekaman
yang terkait;
2) Penentuan kriteria, lingkup, frekuensi dan metode audit.
r. Tinjauan manajemen
Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen lingkungan
organisasi, pada jangka waktu tertentu, untuk memelihara kesesuaian,
kecukupan dan efektivitas sistem yang berkelanjutan. Tinjauan harus termasuk
mengkaji kesempatan untuk perbaikan dan keperluan untuk melakukan
perubahan pada sistem manajemen lingkungan, termasuk kebijakan
lingkungan, tujuan dan sasaran lingkungan. Rekaman tinjauan manajemen
harus disimpan. Masukan kepada tinjauan manajemen harus termasuk:
 Hasil audit internal dan evaluasi penaatan terhadap persyaratan
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang diikuti
organisasi;
 Komunikasi dari pihak eksternal yang berkepentingan, termasuk
keluhan;
 Kinerja lingkungan organisasi;
 Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran;
 Status tindakan perbaikan dan pencegahan;

17
 Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya;
 Situasi yang berubah, termasuk perkembangan pada persyaratan
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait
dengan aspek lingkungan;
 Rekomendasi perbaikan.
Keluaran tinjauan manajemen harus termasuk setiap keputusan dan
tindakan terkait dengan perubahan pada kebijakan, tujuan dan sasaran
lingkungan serta unsur lain sistem manajemen lingkungan, sesuai
dengan komitmen pada perbaikan berkelanjutan.
F. Integritas Sistem Manajemen Lingkungan
Era globalisasi merupakan era di mana perkembangan teknologi yang sangat pesat
menjadi ciri utamanya. Semakin berkembangnya teknologi ini selain membawa
dampak positif yakni semakin meningkatnya kehidupan ekonomi masyarakat, era
globalisasi juga membawa dampak negatif.
Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia. Sehingga
lingkungan harus dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki
nilai untuk dihormati, dihargai, dan tidak disakiti, lingkungan memiliki nilai terhadap
dirinya sendiri. Integritas ini menyebabkan setiap perilaku manusia dapat berpengaruh
terhadap lingkungan disekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan
tetap lestari dan perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak.
Integritas ini pula yang menyebabkan manusia memiliki tanggung jawab untuk
berperilaku baik dengan kehidupan di sekitarnya. Kerusakan alam diakibatkan dari
sudut pandang manusia yang anthroposentris, memandang bahwa manusia adalah
pusat dari alam semesta. Sehingga alam dipandang sebagai objek yang dapat
dieksploitasi hanya untuk memuaskan keinginan manusia.7
1. Penciptaan Lingkungan Hidup dalam Nilai Islam
Lingkungan menyediakan berbagai sumber daya bagi manusia dan
makhluk-makhluk hidup lain yang menempatinya. Seperti tanah, air dan udara,
ketiga komponen itu merupakan penunjang hidup dan kehidupan yang sangat
penting di permukaan bumi. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa penciptaan
langit dan bumi serta berbagai sumber daya alam seperti angin (udara), air,
tumbuh-tumbuhan dan hewan merupakan rahmat dari Allah untuk manusia

7
Rabiah Z. Harahap, “Etika Islam dalam Mengelola Lingkungan Hidup”, Jurnal EduTech Vol .1 No
1, 2015, hal.15.
18
(QS Al. A’raf: 57), sebagai hikmah (QS. Shad: 27) dan tanda-tanda kebesaran
Allah (QS. Al Baqarah: 164; QS. Al A’raf: 58).
Manusia sebagai makhluk hidup yang tertinggi kedudukannya, dalam
hidupnya sangat tergantung pada makhluk lain dan sumber daya alam yang ada
di sekitarnya. Dukungan teknologi yang berkembang pesat, disamping
memberikan keuntungan berupa berbagai kemudahan bagi manusia juga telah
meningkatkan arogansi dan eksplorasi manusia terhadap lingkungan. Dalam
interaksinya dengan lingkungan, terdapat dua peran yang ditempati oleh
manusia. Pertama, manusia dapat berperan sebagai pembina, pemelihara dan
pelestari lingkungan. Manusia dapat melakukan berbagai aktivitas yang
berdampak positif terhadap lingkungan seperti mengelola sampah, menanam
pohon, mengurangi emisi karbon dioksida, mengurangi pemakaian plastik, dan
lain-lain. Di sisi lain, aktivitas manusia menjadikannya dapat berperan sebagai
perusak, pencemar, atau pengotor lingkungan yang dapat berimbas kepada
ketidakseimbangan pada sistem alam sehingga menimbulkan berbagai
permasalahan lingkungan.
Problem lingkungan hidup pada masa sekarang sudah merupakan
masalah khusus bagi pemerintah dan masyarakat. Masalah lingkungan hidup
memang merupakan masalah yang kompleks di mana lingkungan lebih banyak
bergantung kepada tingkah laku manusia yang semakin lama semakin
menurun, baik segi kualitas maupun kuantitas dalam menunjang kehidupan
manusia. Krisis lingkungan telah menjadi isu global di abad ini. Berbagai
masalah lingkungan seperti pemanasan global, penipisan ozon, krisis air, krisis
energi dan kerusakan lingkungan akibat ulah manusia sudah sedemikian
massiv. Pencemaran lingkungan tidak hanya terjadi di darat, namun juga di
laut dan udara. Beberapa fakta tentang tingginya tingkat kerusakan lingkungan
di Indonesia di antaranya adalah hilangnya 21% dari 133 juta hektar hutan
Indonesia karena tingginya laju deforestasi yang mencapai 1,8 juta
hektar/tahun, rusaknya 30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia,
tingginya tingkat pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan
pencemaran laut. Dari kenyataan ini kiranya manusia perlu berangsur-angsur
mengembangkan suatu sikap yang menyayangi terhadap alam. Adanya fakta-
fakta global yang tidak terbantahkan ini tentunya menjadikan kita sebagai
manusia yang hidup di bumi ini mempunyai tanggung jawab untuk memelihara
bumi dari kerusakan sekaligus melestarikannya demi kelangsungan hidup
19
manusia itu sendiri. Karena yang akan merasakan dampak terbesa
terbesar dari
kerusakan bumi adalah manusia. Dan sebenarnya manusia itu sendiri lah yang
menjadi akibat perusak utamanya. Sebagaiamana sebenarnya Allah telah
menjelaskan ini dalam firmanNya sebagai berikut:

Artinya :“Telah
: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka
merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
benar) Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah
(kejalan yang benar). Bepergianlah di bumi lalu
lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang
orang orang dahulu. Kebanyakan dari mereka
adalah orang-orang
orang yang mempersekutukan (Allah).” (Q.S. Ar Rum (30) : 41
41-
42).8

Yang perlu kita atasi adalah kecenderungan untuk melihat alam


sebagai obyek semata-mata,
semata mata, sebagai sesuatu untuk dimanfaatkan dan
dieksploitasi
asi menurut keperluan atau kesewenang-wenangan
kesewenang wenangan manusia. Manusia
harus belajar melihat alam sebagai kawan kita. Secara umum, penyebab
kerusakan lingkungan hidup bisa dikategorikan dalam dua faktor penyebab
yaitu peristiwa alam dan aktivitas manusia. Namun, kerusakan lingkungan
akibat aktivitas manusia justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana
alam. Ini mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus
menerus dan cenderung meningkat. Menurut (Aziz, 2014) pangkal tolak
bencana dan kerusakan
kerusakan ini adalah kurangnya kearifan (moral) manusia dalam
memperlakukan alam. Allah swt telah menegaskan bahwa manusia adalah
penyebab terjadinya kerusakan alam. Hal ini dinyatakan dalam QS Ar Ruum
ayat 41: “Telah
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut diseb
disebabkan perbuatan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat
perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
benar).”

8
di, Siti Mutholingah, “Integrasi Pendidikan Berwawasan Lingkungan
Ahsan Muzadi, ingkungan Hidup (Green
School) Melalui Pembelajaran PAI di Sekolah”, TA’LIMUNA, Vol. 9, No. 05, 2019, hal. 54.
20
Umat Islam merupakan salah satu komunitas besar yang mendiami
penjuru bumi. Dengan misi “rahmatan lil ‘aalamiin”,, seharusnya keberadaan
umat Islam mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam pemeliharaan
dan penyelamatan lingkungan. Namun, menurut, pemahaman teologi Islam
(secara khusus tentang lingkungan) belum bisa ditangkap seluruhnya oleh
umat Islam itu sendiri
sendiri dan menjadi kesadaran bersama seluruh umat (tidak
hanya umat Islam) untuk mewujudkan kelestarian alam dan lingkungan.
Tulisan ini berusaha untuk memaparkan tentang tujuan dan implementasi PLH
prespektif Islam.9
di sekolah serta etika dan konservasi lingkungan dalam prespe
Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan manusia dengan
sesamanya bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan
atau antara tuan dengan hamba tetapi hubungan kebersamaan dalam
ketundukan kepada Allah Swt. Karena kemampuan
kemampuan manusia dalam mengelola
bukanlah akibat kekuatan yang dimilikinya tetapi akibat anugerah Allah SWT.
2. Lingkungan dalam Perspektif Islam
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, ter
termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
lainnya,
sebagaimana Firman Allah dalam Qur’an
Qur Surat Al-Baqoroh
Baqoroh ayat 164:

“Sesungguhnya
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan
air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)
(kering) nya dan dia sebarkan di bumi

9
onsep Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam Pandangan
Agus Sulistyo, “Konsep andangan Islam”, CAHAYA
PENDIDIKAN, Vol.4 No.1 Juni 2018, hal. 48.
21
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi ; sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan .
Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan
kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia, tetapi juga makhluk hidup lain,
seperti hewan dan tumbuhan. Oleh karena seluruh isi alam diperuntukkan bagi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia maka tumbuhan dan hewan
yang dapat mendukung kedua hal tersebut harus tetap terjaga kedalam
fungsinya sebagai pendukung kehidupan. Karena lingkungan mempunyai
hubungan yang sangat banyak dengan penghuni, banyak interaksi dan
korelasinya. Maka perlu diteliti dengan cermat untuk memperoleh pengetahuan
lengkap tentang kerumitan yang terdapat dalam lingkungan hidup, agar
pengelolaan lingkungan hidup dapat dilaksanakan setepat mungkin. Dapat
mempertahankan produktivitas, dapat menghindarkan perusakan, dapat
menjaga kelestarian demi generasi penerus yang akan mewarisi lingkungan
hidup beserta aneka sumber dayanya.10
Agama sebagai sumber nilai, moralitas dan spiritual bagi
masyarakat pendukungnya, merupakan salah satu faktor strategis yang turut
mempengaruhi pandangan masyarakat tentang lingkungan hidup. Karena itu,
konsep-konsep dan ajaran agama pada gilirannya mempunyai arti penting
bagi pengembangan kesadaran kelestarian lingkungan hidup. Dalam kaitan
ini, Islam sebagai agama yang dipeluk oleh sebagian masyarakat akan ikut
mempengaruhi konsep pandangan tentang lingkungan hidup. 11
Alam dan kehidupan merupakan lingkungan hidup manusia dalam
sistem alam semesta. Dengan sistem nilai dan norma tertentu, manusia dapat
merubah alam menjadi suatu sumber kehidupan yang positif (manfaat)
maupun negatif (mudarat). Dampak manfaat akan membawa manusia pada
kebahagiaan, kesejahteraan atau kemuliaan. Sedang dampak mudarat bisa
menyebabkan kehancuran kehidupan manusia sendiri. Dengan sistem nilai dan
norma Islam dapatlah mendekati dan membaca berbagai aspek kehidupan
dan lingkungan hidup serta dimensi alam semesta. Dengan keterikatan
sepenuhnya secara kuat terhadap sistem nilai ilahiyah maka manusia tidak

10
M. Muhtarom Ilyas, “Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam”, Jurnal Sosial Humaniora, Vol.1
No.2, November 2008, hal 155-156.
11
Ibid., hal.158.
22
akan cenderung antroposentris, artinya bila ia melakukan sesuatu untuk
mempertahankan, memelihara, mengembangkan dan meningkatkan kualitas
hidupnya tidak hanya terarah kepada diri manusia sendiri. Manusia yang
demikian akan selalu mengingat (dzikir) Allah sambil berdiri, duduk atau
berbaring dan memikirkan (fikir) tentang penciptaan langit dan bumi. Dan
akhirnya ia menghayati rasa tanggung jawab terhadap mutu kehidupan
dan menyerahkan penilaiannya kepada Allah.
Islam menekankan kepada umat-nya agar mencontohkan Nabi
Muhammad SAW yang membawa rahmat untuk seluruh alam. Manusia
dituntun dan dituntut untuk menghormati proses-proses yang sedang tumbuh
dan terhadap apa saja yang ada di bumi. Etika agama terhadap lingkungan
mengantarkan manusia dari kerusakan. Setiap perusakan terhadap lingkungan
hidup dinilai sebagai perusakan pada diri manusia itu sendiri .12 Nabi
Muhammad SAW yang membawa rahmat untuk seluruh alam. Manusia
dituntut untuk menghormati proses-proses yang sedang tumbuh dan terhadap
apa saja yang ada di bumi. Etika agama terhadap lingkungan mengantarkan
manusia aman dan selamat dari kerusakan.13
G. Peluang dan Tantangan Manajemen Lingkungan
Sesuai dengan karakteristik dan persoalannya, masalah lingkungan dapat
dibedakan ke dalam green environment dalam menghadapi kemunduran kualitas
sumber daya alam hayati, yaitu potensi tidak tergali, peluang tidak termanfaatkan dan
tantangan pemuliaan yang tidak terjawab. Brown environment, yakni eksploitasi
sumber daya ekstraktif mineral dan energi yang menimbulkan pencemaran
lingkungan, pengembahan bahan dan energi baru, dan blue environment yaitu masalah
lingkungan dalam pemanfaatan udara dan air. Ketiga karakteristik ini pada hakikatnya
merupakan satu kesatuan proses.
Masalah lingkungan mencakup kepentingan global, nasional, dan lokal,
dengan ciri – cirinya yang bersifat holistik, lintas waktu, lintas sector, lintas batas
wilayah baik kabupaten, provinsi, bahkan antarnegara dan bersifat multidimensional.
Tantangan pertumbuhan penduduk dan laju pembangunan yang terus meningkat
sehingga menuntut peningkatan pemanfaatn sumber daya alam (SDA) untuk
12
Quraish Shihab, ”Membumikan Al-Qurān Fungsi dan Peran Wahyu”, (Bandung: Mizan,1995),
hal.29.
13
Muhammad Wahid Nur Tualeka, “Teologi Lingkungan Hidup dalam Perspektif Islam”,
PROGRESIVA Vol.2 No.1, Desember 2011, hal.135.

23
dieksploitasi dan dikonsumsi. Keadaan ini menyebabkan laju kerusakan, menurunyya
kualitas lingkungan dan pencemaran sumber daya yang makin meningkat. Dalam
hubungan ini diharapkan adanya peluang masa depan, seringkali disertai kemungkinan
adanya ancaman baru masa depan, karena mungkin adanya akar permasalahannya
akan berubah dari waktu ke waktu. Pembangunan memerlukan dukungan riset dalam
perencanaan, pelaksanaan yang harus disusul dengan pengawasan pelaksanaan yang
tepat guna, dan pemantauan termasuk evaluasi hasil guna bagi peningkatan kualitas
hidup manusia. Untuk itu diperlukan pemanfaatan SDA termasuk upaya konservasi
dan rehabilitasi yang menjamin terpeliharanya kualitas SDA bagi pemerataan
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat, untuk memberdayakan sumber daya
manusia (SDM) melalui pendidikan moral, riset, dan penerapan teknologi.14
Masih banyak hambatan dalam mengintegrasikan pertimbangan lingkungan
pada setiap program pembangunan, meliputi masyarakat umum termasuk legislatif dan
lembaga swadaya masyarakat (LSM), pemerintah, lembaga IPTEK, lembaga
pendidikan, industri, dan media masa dalam pengelolaan SDA. Diharapkan hambatan
ini dapat diatasi melalui keseimbangan tanggung jawab dan kemitraan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menjalankan pembangunan yang
berkelanjutan.
Dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah
dan UU No. 25 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah, maka dalam upaya
untuk meningkatkan hasil guna pembangunan, setiap daerah berkeinginan untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan tumpuan utama pada eksploitasi
SDA yang kurang berimbang dengan kualitas SDM dan IPTEK yang tepat guna. Etos
kerja dan kemampuan institusi dalam kebijakan dan pelaksanaan pembangunan
melalui pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan baik di tingkat pusat, provinsi,
maupun daerah masih belum memadai untuk mencapai sasaran pembangunan
berkelanjutan. 15
H. Keterkaitan Al-Qur’an dengan Manajemen Lingkungan
Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam banyak mengungkap persoalan
lingkungan. Menurut Mohammad Shomali, ada lebih dari 750 ayat Al-Qu’ran yang
terkait dengan alam. Empat belas surah Al-Qur’an dinamai sesuai dengan nama hewan
dan kejadian alam tertentu, seperti al-Baqarah (sapi betina), al-Ra‘d (halilintar), al-

14
DRN Forum Kerja Lingkungan, “Tantangan dan Peluang Lingkungan dalam Pembangunan yang
Berkelanjutan”, Dewan Riset Nasional, 2003, hal 2-3.
15
Ibid., hal.4.
24
Naḥl (lebah), al-Naml (semut), al-Nūr (cahaya), al-An‘ām (binatang ternak), alFīl
(gajah), al-Fajr (fajar), al-Lail (malam), al-Shams (matahari), al-Qamar (bulan) dan
lain-lain. 10 nama-nama tersebut adalah komponen-komponen lingkungan yang
membentuk ekosistem.16
Manusia adalah aktor dominan yang menentukan hitam putihnya lingkungan.
Lingkungan menjadi baik, terawat, terlindungi atau sebaliknya rusak, tercemar dan
terdegradasi di semesta ini dipengaruhi cara pandang manusia atas lingkungannya.
Dalam Al-Qur’an selain untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakanlah
sebagai khalifah dimuka bumi [QS Al-Baqarah (2): 30].

Artinya:
”Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Ayat ketiga puluh surat al-Baqarah ini menegaskan bahwa Allah swt,
menciptakan manusia dan menegaskanya menjadi khalifah. Konsep khalifah ini
mengandung pengertian bahwa manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi sebagai
pemimpin. sebagai pemimpin (wakil Allah), manusia wajib untuk bisa
mempresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah
tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga alam, Rabb al-alamin.17
Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan
memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk kepentingan
dan kesejahteraan semua makhluk Nya. Posisi manusia khususnya dalam
hubungannya dengan lingkungan hidup, sejalan dengan satu tujuan penciptaan
lingkungan hidup yaitu agar menjadi tanda keagungan Allah.

16
Dede Rodin, “Alquran Dan Konservasi Lingkungan: Telaah Ayat-Ayat Ekologis”, Jurnal At-tahrir:
UIN Walisongo Semarang, Vol 17, No. 2 , 2017, hal. 395.
17
M. Luthfi Maulana,” Manusia dan Kerusakan Lingkungan dalam Al-Qur’an: Studi Kritis Pemikiran
Mufasir Indoneisa (1967-2014)”, (Semarang: UIN Wali Songo, 2016), hal 2.
25
Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya
sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah,
sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah
dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan
dibinasakan. Allah telah memberikan tuntunan dalam Al-Qur’an tentang lingkungan
hidup. Pelestarian alam dan lingkungan hidup ini tak terlepas dari peran manusia.
Keharusan memelihara alam merupakan bagian dari memahami alam sebagai kesatuan
ekosistem. Perintah Allah sangat jelas dalam Al-Qur’an sebagai rambu-rambu dan
pijakan dalam memanfaatkan lingkungan. Dalam Al A’raf (7): 56 Allah menegaskan
pesan etis manusia hidup di bumi.

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan


baik dan berdoalah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan penuh
harap. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.”
(QS Al A’raf : 56).

Sejak diciptakan-Nya, Allah swt. tidak menghendaki hasil karya cipta-Nya


dirusak dan dieksploitasi sedemikian rupa oleh manusia tanpa disertai tanggung jawab
untuk memeliharanya. Allah menghendaki agar manusia sebagai ciptaan yang paling
sempurna, turut serta merawat dan memelihara ciptaanya tersebut. Di sinilah, perlunya
umat islam mempunyai paradigma keagamaan yang proposional tentang lingkungan.18
Selain perintah jelas dari Al-Qur’an, menjaga alam sebagai tanggung jawab
kemanusiaan. Semangat dalam surat Ar Rum, mestinya menjadi pelajaran bagi
manusia. Karena kerusakan di darat maupun di laut itu melahirkan bencana sebagai
akibat atas apa yang dilakukan manusia di bumi. Kesadaran untuk merawat alam
adalah kesadaran kemanusiaan sebagai konsekwensi logis menghindari bencana.
Pesan dalam Ar Rum ayat 41 adalah kewajiban bagi manusia untuk selalu tunduk
kepada Allah sebagai maha pemelihara alam semesta ini. Dari beragam peringatan dan
perintah mengamati akibat orang-orang yang berbuat kerusakan, saatnya menjadikan
upaya perawatan lingkungan sebagai bagian tugas orang yang beriman.

18
M Luthfi maulana, Manusia Dan Kerusakan Lingkungan Dalam Al-Qur’an: Studi Kritis Pemikiran
Mufasir Indonesia (1967-2014), (Semarang: UIN Walisongo, 2016), hal 3.
26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen lingkungan merupakan sekumpulan aktifitas merencanakan,
mengorganisasikan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya yang
lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan. Manajemen
lingkungan merupakan aspek dari banyak fungsi manajemen termasuk ke dalam
perencanaan sebuah kegiatan atau usaha yang akan dilakukan, manajemen lingkungan
dapat diartikan sebagai bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang berfungsi
menjaga dan mencapai sasaran kebijakan lingkungan. Sistem manajemen lingkungan
mencakup beberapa unsur utama yaitu kebijakan lingkungan, perencanaan,
implementasi, pemeriksaan reguler dan tindakan perbaikan serta kajian mengenai
manajemen.

Latar belakang dilakukannya manajmen lingkungan adalah semakin banyaknya


permasalahan lingkungan pada beberapa dekade terakhir. Globalisasi di berbagai
bidang pada akhir-akhir ini terkait dengan perkembangan masalah lingkungan. ISO
14001 merupakan sistem manajemen lingkungan yang mengendalikan seluruh aspek
dampak lingkungan dengan mengacu pada batas buku mutu yang telah ditetapkan,
dicapai, dengan selalu melakukan perbaikan terus menerus yang termonitor dan
terukur yang melibatkan seluruh pelaku internal maupun eksternal perusahaan. Tujuan
secara menyeluruh dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 sebagai
standar internasional adalah untuk mendukung perlindungan lingkungan dan
pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi.
Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia, sehingga
lingkungan harus dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki
nilai untuk dihormati, dihargai dan tidak disakiti, lingkungan memiliki nilai terhadap
dirinya sendiri.penciptaan lingkungan hidup dalam nilai islam umat islam merupakan
salah satu komunitas besar yang mendiami penjuru bumi.
Masalah lingkungan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: Green environment,
Brown environment, dan Blue environment. Tantangan pertumbuhan penduduk dan
laju pembangunan yang terus meningkat menuntut peningkatan pemanfaatan sumber
daya alam untuk di eksploitasi dan dikonsumsi keadaan ini ini menyebabkan laju
kerusakan, menurunnya kualitas lingkungan dan pencemaran sumber daya yang
semakin meningkat.
27
Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam banyak mengungkap persoalan
lingkungan. Seperti dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2): 30 bahwa Allah telah
menciptakan manusia sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan,
mengelola dan memelihara alam semesta. Begitupun dalam surat Al A’raf : 56 bahwa
Allah telah melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi ini dan apabila
manusia merusak apa yang sudah Allah ciptakan maka sebagai akibat dari kerusakan
itu terjadilah bencana alam yang sudah dicantumkan dalam surah Ar Rum : 41.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa yang kami tulis masih
banyak kesalahan, baik dari isi materi dan cara penulisan. Oleh, karena itu, penulis
mengharapkan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat menjadi wawasan pengetahuan bagi pembacanya.

28
DAFTAR PUSTAKA

DRN Forum Kerja Lingkungan. 2003. Tantangan dan Peluang Lingkungan dalam
Pembangunan yang Berkelanjutan. Dewan Riset Nasional.
Harahap, Rabiah Z. 2015. Etika Islam dalam Mengelola Lingkungan Hidup. Jurnal EduTech
Vol .1 No 1.
Kusumaningtias, Rohmawati. 2013. Green Accounting, Mengapa Dan Bagaimana?.
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya (ISBN: 978-979-636-147-2).
Luthfi, M maulana. 2016. Manusia Dan Kerusakan Lingkungan Dalam Al-Qur’an: Studi
Kritis Pemikiran Mufasir Indonesia (1967-2014). Semarang: UIN Walisongo.
Muhtarom, M. Ilyas. 2008. Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam. Jurnal Sosial
Humaniora, Vol.1 No.2.
Muzadi, Ahsan dan Siti Mutholingah. 2019. Integrasi Pendidikan Berwawasan Lingkungan
Hidup (Green School) Melalui Pembelajaran PAI di Sekolah. TA’LIMUNA, Vol. 9,
No. 05.
Purwanto, A.T. 2000. Manajemen Lingkungan : Dulu, Sekarang dan Masa Depan.
http://andietri.tripod.com/index.htm.
Ramadan, Bimastyaji Surya, dkk. 2019. Analisis Kuantitatif Sistem Manajemen Lingkungan
Berdasarkan Klausul Iso 14001:2015. Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan
Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 16 No.1 Maret.
Rodin, Dede. 2017. Alquran Dan Konservasi Lingkungan: Telaah Ayat-Ayat Ekologis. Jurnal
At-tahrir: UIN Walisongo Semarang, Vol 17, No. 2.
Sastrawijaya, Dinarlianti. 2013. Kajian Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
Iso 14001 Di Pt. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Citeureup, Bogor. Bogor :
Departemen Teknik Sipil Dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor.
Shihab, Quraish. 1995. Membumikan Al-Qurān Fungsi dan Peran Wahyu. Bandung : Mizan.
Suhartini. 2008. Pengelolaan Lingkungan. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
Sulhan, Mohammad. 2012. Nilai Profetis Alquran Untuk Harmoni Alam. Bandung: Lembaga
Penelitian Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.
Sulistyo, Agus. 2018. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam Pandangan Islam.
Cahaya Pendidikan, Vol.4 No.1 Juni.
Wahid, Muhammad Nur Tualeka. 2011. Teologi Lingkungan Hidup dalam Perspektif Islam.
PROGRESIVA Vol.2 No.1

29

Anda mungkin juga menyukai