Dosen Pengampu:
Wa Ode Sitti Nur Insani, SE.,M.E
Oleh:
Kelompok 4
FARRAS MUTTAQIN 216602082
DWI SETIA RINI 216602074
KELAS KAP
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalahini dengan judul
“Kebijakan Sosial dan Lingkungan”, tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti
dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Wa Ode Sitti Nur Insani,
SE.,M.E sebagai dosen pengampu mata kuliah Akuntansi LIngkungan dan
Sosial yang telah membantumemberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini. Tidak lupa juga ucapan Terimakasih kepada anggota
kelompok yang sudah berkontribusi dalam pembuatan makalah.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................................
BAB III....................................................................................................................................
PENUTUP...............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Undang-undang No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup menyatakan bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya
alam untuk memajukan kesejahteraan umum perlu dilaksanakan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar dan
terencana memadukan sumber daya ke dalam proses pembangunan
sehingga menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi
kini dan mendatang. Pendayagunaan sumber daya alam serta pengelolaan
lingkungan yang efektif dapat dipantau dan ditinggkatkan manfaatnya bila
suatu usaha atau kegiatan memiliki sistem administrasi pembangunan yang
mendokumentasikan secara sistematis, berkala dan objektif dari setiap
kegiatan yang dilakukannya. Instrumen yang diharapkan mampu
meningkatkan kinerja perusahaan dan mengukur ketaatan pelaksanaan
kegiatan pembangunan terhadap semua peraturan lingkungan yang berlaku
di Indonesia dicanangkan pada tahun 1994 oleh Pemerintah Indonesia
melalui Audit Lingkungan. Isu-isu lingkungan secara langsung dan tidak
langsung dapat mempengaruhi performa ekonomi suatu usaha/kegiatan
maupun organisasi. Peningkatan kebijakan lingkungan usaha dan informasi
keuntungan bagi investor maupun pelaku bisnis berdasarkan perlindungan
lingkungan produk, merupakan salah satu contoh yang bisa diketengahkan
saat ini. Dampak finansial dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan isu-isu lingkungan, seringkali salah dalam
perhitungannya akibat adanya hidden cost maupun overhead cost apabila
menggunakan metode perhitungan akuntansi konvensional. Konsep
akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun
1970-an di Eropa. Akibat tekanan lembaga-lembaga bukan pemerintah dan
meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang
mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan
lingkungan, bukan hanya kegiatan industri demi bisnis saja. Dan di tahun
1980-an, negara maju seperti Kanada sudah mulai memikirkan dan
menerapkan Audit Lingkungan.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Strategi pengolaan lingkungan
2. Bagaimana Kelembagaan lingkungan hidup
3. Bagaimana Pengungkapan social
4. Bagaimana Teori pengungkapan social
5. Bagaimana Pengungkapan lingkungan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan adanya kesadaran bahwa sumber daya alam (materi dan energi) sangat
terbatas, maka apapun juga harus dilakukan untuk mengurangi penggunaannya.
Oleh sebab itu industry harus mengupayakan daur ulang dan melakukan efisiensi
4
dalam penggunaan setiap material dan energi dalam proses produksinya, yang
mana hal tersebut mempunyai implikasi pada pengurangan biaya produksi.
B. Image lingkungan
Mempunyai sikap positif terhadap lingkungan merupakan suatu hal yang baik
unruk dapat menumbuhkan image yang selanjutnya untuk memperbesar market
share. Memperluas pasar dengan greening image akan tercapai apabila konsumen
telah bernuansa hijau pila.
5
2) Menciptakan keunggulan bersaing dan dapat mempertahankan
kesetiaan pelanggan
3) Dapat menciptakan strategi lingkungan yang unik
4) Membantu perusahaan melakukan ekspansi ke pasar global
5) Meningkatkan image perusahhan dan hubungan baik dengan
masyarakat
6) Memperkecil resiko lingkungan jangka Panjang yang berkaitan dengan
kerusakan sumber daya alam, kenservasi energi dan pengendalian
pencemaran serta pengelolaan limbah
7) Memberikan keuntungan bagi ekosistem dan komunitas dimana
perusahaan itu beroprasi
8) Tidak dipandang dari sudut etika merupakan sesuatu yang sangat
diinginkan dan tidak dapat dihindari
9) Menjadikan perusahaan selangkah lebih maju dalam menaati peraturan
lingkungan
Perangkat hukum
6
e) Deputi Bidang Dampak Lingkungan Sumber Institusi
f) Deputi Bidang Dampak Lingkungan Sumber Non Institusi
g) Deputi Bidang Kelestarian Lingkungan
h) Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Pengelolaan Lingkungan Hidup
i) Staf Ahli Bidang Lingkungan Global
j) Staf Ahli Bidang Hukum Lingkungan
k) Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Lingkungan
l) Staf Ahli Bidang Sosial Budaya
Perijinan
Setiap kegiatan yang dapat menimbulkan dampak pentingnya terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki analisis dampak lingkungan untuk
memperoleh ijin melakukan kegiatan tersebut. Ijin diberikan oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pengawasan
Menteri mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap kegiatan ketentuan
yang telah ditetapkan dalam perun dang-undangan lingkungan hidup. Untuk
melakukan pengawasan tersebut Menteri dapat menetapkan pejabat yang
berwenang.
Sanksi Administrasi
Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I berwenang melakukan paksaan pemerintah
terhadap penanggung jawab kegiatan yang melanggar perundang-undangan
lingkungan hidup. Wewenang ini dapat diserahkan kepada Bupati/Walikota
Madya/Kepala Daerah Tingkat II dengan Peraturan Daerah Tingkat I
Audit Lingkungan
Pemerintah mendorong penanggung jawab kegiatan/usaha untuk melakukan
audit lingkungan hidup
7
Bila terjadi sengketa lingkungan hidup, maka dapat ditempuh melalui
pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak
yang bersengketa.
Untuk lebih meningkatkan penegakan hukum, selain penyidik Pejabat Polisi,
Pejabat Pegawai Sipil tertentu diberi wewenang khusus sebagai penyidik sesuai
UU Hukum Acara Pidana yang berlaku.
Bila terjadi tindak pidana yang mengakibatkan pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup maka diancam dangan pidana penjara paling lama 10 tahun
atau denda paling banyak lima ratus juta rupiah.
Lembaga
Isntansi Pemerintahan
Kementrian Negara Lingkungan Hidup yang ada saat ini semula Bernama Kementrian
Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH) yang dibentuk
tahun 1978. Fungsi kementrian seperti saan ini yaitu Menyusun kebijaksanaan
pelestarian lingkungan hidup dan mengkoordinasikan pelaksanaannya. Pada awal
kegiatannya digunakan pendekatan advocacy yaitu usaha difokuskan kepada
peningkatan kesadaran berlingkungan hidup dan pengembangan sarana-sarana dasar
pelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 1988 mulai tahapan berikutnya yaitu
accountability atau pertanggung jawaban. Dalam kerangkan accountability ini maka
dibentuk Bapendal dan mengembangkan kelembagaan serta meningkatkan penataan,
baik melalui pendekatan hukum maupun melalui instrument kebijakan alternatif.
Kelanjutan dari tahap ini adalah mengembangkan berbagai produk hukum yang
operasional, membentuk Bapendal Wilayah dan kemudian mendorong dibentuknya
Bapendal Daerah. Dimensi baru dalam pelestarian lingkungan muncul pada tahun 1999
yaitu dimensi environmental ethics yaitu antara lain keterbukaan dan peningkatan peran
8
serta masyarakat dengan intensitas yang lebih tinggi dalam mekanisme usaha
pelestarian lingkungan hidup. Seperti telah ndisebutkan sebelumnya, Pemerintah
Daerah tetap mempertahankan Bapendal agar memiliki kemampuan Koordinasi antar
unit dalam Pemerintahan Daerah.
LSM adalah organiosasi yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak dan keinginan
sendiri dan berminat serta bergerak dalam bidang kemasyarakatan tertentu, misalnya
lingkungan hidup. Berdasarkan Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup (KPLH), LSM sebagai sarana untuk mengikutsertakan sebanyak mungkin
anggota masyarakat dalam mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup. Dengan
demikian, KPLH memberikan arti yang besar terhadap peran LSM, baik sebagai
pencetus gagasan, motivator, pemantau pergerakan dan pelaksanan berbagai kegiatan
masyarakat dibidang pengelolaan lingkungan hidup. LSM ini ada yang bergiat dalam
lingkungan hidup yang spesifik, ada pula yang menangani banyak bidang. Penyabaran
LSM tersebut dapat dikatakan sudah merata ke seluruh pelosok tanah air. Hal ini
menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan lingkungan
hidup bagi pembangunan berkelanjutan telah berkembang dan semakin luas.
Tahun 1979 dibentuk PSL yang tersebar di berbagai perguruan tinggi. PSL merupakan
alat perluasan kerja Kementrian Negara Lingkungan Hidup di bidang penelitian,
pelatihan dan pengelolaan lingkungan di daerah. Berkaitan dengan peningkatan kualitas
dan kuantitas permasalahan lingkungan dan peningkatan kebutuhan keahlian dalam
lingkup yang luas. Maka PSL diharapkan dapat sebagai sarana untuk meningkatkan
kemampuan dan pelayanan, baik untuk sector privat maupun umum. Meskipun secara
struktural tetap dibawah dan bertanggung jawab pada perguruan tinggi masing-masing
PSL memiliki peran yang sangat besar dalam Pendidikan lingkungan hidup di daerah.
Hamper semua Pendidikan AMDAL dilakukan PSL. Kursus-kursus AMDAL di PSL di
berbagai perguruan tinggi di Indonesia mulai diselanggarakan tahun 1982
9
unaudited dan unregulated (Mathews,1984:6). Namun demikian, beberapa institusi telah
menawarkan model yang bisa dijadikan pedoman dalam aktivitas pengungkapan ini,
antara lain:
10
Informasi aksi lingkungan yang telah dilakukan, termasuk rincian asal
dan jumlah pengeluaran dalam aktivitas lingkungan
Tujuan lingkungan perusahaan
Dampak utama bisnis terhadap lingkungan dan jika memungkinkan
disertai dengan pengukuran kinerja lingkungan yang terkait
Kepatuhan terhadap aturan dan petunjuk industry yang terkait dengan
lingkungan termasuk bila memungkinkan eco-audit scheme dari
masyarakat Eropa dan rincian yang berkaitan dengan pendaftaran dan
persetujuan di bawah standar Inggris tentang sistem manajemen
lingkungan
Risiko lingkungan yang signifikan yang tidak disyaratkan untuk
diungkapkan dalam kewajiban kontinjensi
Laporan audit eksternal pada akuntansi lingkungan yang dilakukan oleh
perusahaan termasuk yang terkait dengan tempat-tempat tertentu
11
perusahaan sesuai dengan keinginan interest group yang diantaranya adalah
masyarakat
3. Social and Political Studies
Studi dalam bidang ini mencakup tiga teori utama antara lain:
a) Stakeholder Theory
Teori ini mengasumsikan bahwa eksistensi perushaan ditentukan oleh
para stakeholder. Perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para
stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaan. Semakin kuat
posisi stakeholder maka semakin kuat pula kecenderungan perushaan
untuk mengadaptasi dirinya sesuai dengan keinginan para stakeholder-
nya. Dalam hal ini, menmgungkapkan informasi social dan
lingkunganharus dianggap sebagai wujud dialog antara manajemen
dengan stakeholder-nya
b) Legitimacy Theory
Pengertian Teori Legitimasi menurut Lincoln dalam Gray (1995:54)
yaitu suatu kondisi atau status yang terjadi dimana sistem nilai suatu
entitas sesuai dengan nilai dari sistem social yang lebih besar yang
merupakan tempat atau bagian dari entitas tersebut. Sehingga, apabila
terjadi perbedaan dari kedua sistem nilai tersebut akan dapat
mengancam legitimasi entitas itu sendiri.
Dari kedua teori di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan merupakan pihak yg
memiliki kekuasaan dari masyarakat untuk mengelola sumber daya yang dipercayakan
olehnya.
12
Merupakan sebuah pendekatan dalam pencegahan polusi yang asal mulanya
digunakan dalam dunia industry
3. Desain Lingkungan
Meruoakan bagian integral dari proses pencegahan polusi dalam manajemen
lingkungan proaktif. Perusahaan sering dihadapkan pada inefisiensi dalam
mendesain produk
4. Produk Stewardship
Merupakan praktik-praktik yang dilakukan untuk mengurangi resiko terhadap
lingkungan melalui masalah-masalah dalam desain, manufaktur, distribusi,
pemakaian atau penjualan produk
13
Menurut Walhi Kalsel, salah satu alat bukti terjadinya kejahatan lingkungannya
adalah hasil penelitian tim gabungan Pemerintah Kota Banjarbaru dan Pemerintah
Provinsi Kalsel, melalui, Bappedalda, yang mengakibatkan tingkat keasaman air sungai
(ph) mencapai 2,97, sedangkan Peraturan Gubernur (Pergub) Kalsel mencatumkan ph
normal senilai 6 hingga 9. Selain itu, PT GC juga membuang limbah timbal mencapai
0,84, padahal sesuai Pergub Kalsel hanya dibolehkan 0,1. “Ini tentu saja bertentangan
dengan UU Lingkungan Hidup No23 Tahun 1997 Bab VI tentang Persyaratan Penataan
Lingkungan Hidup Pasal 20 ayat 1 “Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang
melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup,” ujar Hegar menjelaskan.
Juga dengan KUHP Pasal 202 Ayat (!) Barang siapa memasukkan barang sesuatu ke
dalam sumur, pompa, sumber atau ke dalam perlengkapan air minum untuk umum atau
untuk dipakai oleh atau bersma-sama dengan orang lain, padahal diketahuinya bahwa
karena perbuatan itu air lalu berbahaya bagi nyawa atau Kesehatan orang, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya, pengelolaan lingkungan dan pengungkapan sosial meripakan
aspek penting dalam tata Kelola bisnis yang berkelanjutan. Perusahaan perlu
mengadopsi strategi hijau, mematuhi peraturan lingkungan, dan berkomunikasi
secara transparan dengan para stakeholder tentang Upaya mereka dalam
menjaga lingkungan. Kelembagaan lingkungan hidup dan peraturan hukum
juga mendukung Upaya ini dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup
3.2 Saran
Berdasarkan materi yang telah disampaikan, berikut adalah beberapa
saran yang dapat Kami pertimbangkan:
Prioritaskan Strategi Hijau dalam Bisnis Anda: Jika Anda
merupakan seorang pemilik bisnis atau seorang pengusaha,
pertimbangkan untuk memprioritaskan strategi hijau dalam operasi
perusahaan Anda. Dengan mengurangi penggunaan sumber daya
alam, efisiensi dalam proses produksi, dan mengadopsi teknologi
ramah lingkungan, Anda dapat mengurangi biaya operasional dan
meningkatkan keunggulan bersaing.
15
Peran LSM dan Pusat Studi Lingkungan: Kolaborasi dengan
LSM atau bermitra dengan Pusat Studi Lingkungan dapat
membantu perusahaan Anda dalam pengelolaan lingkungan.
Mereka dapat memberikan saran, dukungan, dan memantau
kinerja lingkungan Anda.
Edukasi Karyawan: Jika Anda adalah seorang pemimpin
perusahaan, pastikan karyawan Anda memiliki pemahaman yang
baik tentang pentingnya pengelolaan lingkungan dan
berkontribusi aktif dalam upaya pengurangan dampak
lingkungan.
Pengelolaan Limbah: Perhatikan pengelolaan limbah di
perusahaan Anda. Menerapkan praktik daur ulang dan
pengurangan limbah dapat membantu mengurangi dampak
lingkungan Anda.
Pertimbangkan Investasi dalam Teknologi Hijau: Jika
memungkinkan, pertimbangkan untuk menginvestasikan dalam
teknologi yang ramah lingkungan yang dapat mengurangi emisi
dan limbah.
Lakukan Audit Lingkungan: Pertimbangkan untuk melakukan
audit lingkungan untuk mengidentifikasi area di mana perusahaan
Anda dapat meningkatkan kinerja lingkungan dan memenuhi
kewajiban regulasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Sosial dan Lingkungan/Komang Adi Kurniawan Saputra, Ni
Putu Riski Martini, Putu Dian Pradnyanitasari Edisi Pertama
—Sidoarjo: Indomedia Pustaka, 2019 Anggota IKAPI No. 195/JTI/2018
17