Dosen Pengampu:
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr. wb., Salam sejahtera untuk kita semua.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang,
yang senantiasa memberikan kita kesempatan, kesehatan, dan keselamatan serta ridhonya atas
segala usaha usaha kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami.
Ucapan terima kasih yang tiada tara untuk kedua orang tua penulis. Untuk Ibu dan Ayah
yang telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang selalu memberikan motivasi, nasehat,
cinta, perhatian, dan kasih sayang serta doa yang tentu takkan bisa penulis balas.
Dengan hormat kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Wa Ode
Sitti Nur Insani, S.E., M.E. atas bimbingan dan arahannya yang sangat membantu kami dalam
menyusun makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini tepat waktu guna
menunjang pendidikan kami di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 66 Kendari.
Terima kasih juga atas konstribusi teman-teman, Terima kasih kepada saudara dan
saudari yang telah mengorbankan banyak waktu dan tenaga untuk mengumpulkan segala
materi, data, dan informasi terkait tema kajian ini, menyusun serta mengetik makalah, hingga
membukukan makalah ini. Atas segala usaha dan kontribusi dari saudara-saudari sekalian,
sekali lagi kami ucapkan terima kasih dan atas usaha-usaha tersebut kami do'akan agar
mendapatkan segala kebaikan dari tuhan yang maha esa. Kami berharap semoga makalah kami
dapat memberikan manfaat ilmu dan pengetahuan bagi banyak orang yang sedang menimba
ilmu, serta bermanfaat bagi kami pula.
Kami menyadari bahwa makalah kami belum mendekati kesempurnaan dan memiliki
kekurangan. Dengan hormat kami memohon maaf yang sebesar-besarnya dan dengan rendah
hati untuk sekali lagi meminta kriti dan saran kepada Ibu Wa Ode Sitti Nur Insani, S.E., M.E.
agar kami dapat memperbaiki kesalahan kesalahan kami.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
DAFTAR ISI...............................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1. Pendahuluan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Istilah Akuntansi Sosial dan lingkungan (Social and environmental Accounting),
sebenarnya bukan merupakan istilah baku dalam akuntansi. Para pakar akuntansi membuat
istilah masing-masing untuk menggambarkan transaksi antara perusahaan dengan
lingkungannya. Ramanathan (1976) dalam Suadi (1988) mempergunakan istilah Social
Accounting dan mendefinisikannya sebagai proses pemilihan variabel-variabel yang
menentukan tingkat prestasi sosial perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Parker
(1986) dalam Suadi (1988) menggunakan istilah Social Responsibility Accounting, yang
merupakan cabang dari ilmu akuntansi. Sementara itu Belkoul dalam Harahap (1993) membuat
suatu terminologi Socio Economic Accounting (SEA) yang berarti proses pengukuran,
pengaturan dan pengungkapan dampak pertukaran antara perusahaan dengan lingkungannya.
Akuntansi sosial dan lingkungan merupakan ilmu akuntansi yang bekerja dalam ruang
lingkup Environmental Management System, Pendapat lain juga mengatakan-bahwa akuntansi
sosial lingkungan mengidentifikasi, menilai, dan mengukur aspek penting dari kegiatan sosial
ekonomi perusahaan dan negara dalam memelihara kualitas hidup masyarakat sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan (Haniffa, 2002) Sedangkan akuntansi sosial lingkungan yang
didefinisikan oleh Ramanathan (1996) adalah proses seleksi variabel-variabel kinerja sosial
tingkat perusahaan, ukuran dan prosedur pengukurannya, yang secara sistematis
mengembangkan formasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan
mengkomunikasikan informasi kepada kelompok sosial yang tertarik baik didalam maupun
diluar perusahaan.
1|Page
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian akuntansi sosial dan lingkungan?
2. Memahami akuntansi sosial dan lingkungan di Indonesia?
3. Memahami keterlibatan akuntan dalam akuntansi sosial dan lingkungan?
4. Mengetahui tujuan akuntansi sosial dan lingkungan?
5. Memahami pengukuran akuntansi sosial dan lingkungan?
6. Memahami pelaporan, pengungkapan akuntansi sosial dan lingkungan?
7. Memahami penyusunan standar akuntansi lingkungan?
2|Page
BAB II PEMBAHASAN
3|Page
investasi yang diperlukan kegiatan pengelolaan lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan
juga digunakan menilai tingkat keluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan
kinerja akuntansi lingkungan yang harus berlangsung terus menerus.
Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi digunakan untuk menyampaikan
dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi lingkungan dan hasilnya kepada publik.
Tanggapan dan pandangan terhadap akuntansi lingkungan dari para pihak, pelanggan, dan
masyarakat digunakan sebagai umpan balik untuk merubah pendekatan perusahaan dalam
pelestarian atau pengelola lingkungan. Bannet dan James (1998) memberikan beberapa cakupan
area dalam memahami akuntansi lingkungan, yaitu:
1. Mengintegrasikan lingkungan ke dalam kepentingan pengeluaran modal
2. Memahami dan mengelola biaya lingkungan.
3. Membuat skema minimisasi limbah.
4. Memahami dan mengelolah life cycle cost.
5. Mengukur performa lingkungan.
6. Melibatkan akuntan manajemen dalam formulasi strategi lingkungan berkaitan dengan
akuntansi manajemen dan evaluasi kinerja.
Penilaian tingkat kinerja perusahaan (Proper) terkait dengan lingkungan hidup ang menjadi
program tabunan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk penilaian tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan, dampak lingkungan, yang dapat berpengaruh pada penentuan
kualitas kredit perusahaan, kelayakan perusahaan dan sebagainya. Hasil penelitian ini
4|Page
disampaikan ke Bank atau kreditor lainnya. Proper diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No. 27/MenLH/2002. Misalnya Bank sebagai debitur dapat menurunkan kredit bagi
perusahaan berperingkat buruk. Ja tidak layak dari sudut lingkungan hidup karena kinerja buruk
maka perusahaan bisa saja tidak diizinkan untuk mendapatkan kredit. Ada juga dengan
pemberian sistem ISO. Dengan sistem ISO perusahaan yang punya komitmen untuk kemudian
memperbaiki kinerja terhadap lingkungan yang baik dapat diberikan sertifikat ISO sedangkan
perusahaan yang buruk tidak akan mendapatkan ISO tersebut.
5|Page
Dengan memperhatikan lingkup pekerjaan tersebut membawa konsekuensi perubahan
bagi tugas akuntan yaitu:
1. Akuntansi Keuangan
Keterlibatan akuntansi keuangan meliputi:
a. Menyusun neraca yang di dalamnya mencakup akun-akun berikut: Penetapan
nilai aset, hutang, dan biaya tak terduga.
b. Menyusun laporan keuangan yang di dalamnya mencakup biaya-biaya yang
berkaitan dengan pengelolaan limbah/sampah dan kebersihan lingkungan.
c. Menyusun laporan tahunan yang mencakupp gambaran kinerja perusahaan
untuk sosial dan lingkungan.
d. Menyusun laporan kerja sama dengan bank, manager lembaga keuangan dan
lembaga asuransi.
2. Akuntan Manajemen
Dalam hal ini akuntan manajemen bertugas:
a. Menyusun rencana bisnis termasuk munculnya biaya biaya baru yang
menyangkut masalah lingkungan.
b. Membuat cost and benefits analysis dengan adanya pengembangan lingkungan.
c. Menyusun analisis biaya dan efisien dengan adanya program-program
pengembangan lingkungan.
3. Akuntan Sistem
Sedangkan akuntan sistem berperan untuk:
a. Merencanakan berbagai perubahan pada sistem informasi manajemen (SIM).
b. Merencanakan berbagai perubahan pada sistem pelaporan keuangan
6|Page
2. pembantu menentukan apakah strategi das praktik perusahaan yang secara
langsung mempengaruhi relativitas sumber daya dan status individu, masyarakat
dan segmen-segmen sosial adalah konsisten dengan prioritas sosial yang diberikan
secara luas pada satu pihak dan aspirasi individu pada pihak lain
3. memberikan dengan cara yang optimal, kepada semua kelompok sosial, informasi
yang relevan tentang tujuan, kebijakan, programs, strategi dan kontribusi suatu
perusahaan terhadap tujuan-tujuan sosial perusahaan. Berdasarkan tujuan akuntansi
sosial yang diuraikan diatas dapat dipahami bahwa akuntansi sosial berperan dan
menjalankan fungsinya sebagai bahasa bisnis yang mengakomodasi masalah-
masalah sosial yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga pos-pes biaya sosial yang
dikeluarkan kepada masyarakat dapat menunjang operasional dan pencapaian
tujuan jangka panjang perusahaan.
Zulfikar (1987) dalam Sonhadji (1989) memberikan beberapa teknik pengukuran yang
dapat diapakai, antara lain:
1. Penilaian pengganti, yaitu jika nilai dari sesuatu tidak dapat langsung ditentukan,
maka dapat mengetimasikannya dengan nilai pengganti.
7|Page
2. Teknik survey, yaitu mencakup cara-cara untuk mendapatkan informasi dari
kelompok masyarakat tentang pengukuran aktivitas sosial perusahaan.
3. Biaya perbaikan dan pencegahan, yaitu biaya biaya perbaikan yang dikeluarkan
oleh perusahaan sehubungan dengan lingkungan sosialnya.
4. Penilaian dari penilai independen, yaitu memberikan suatu wewenang kepada
pihak luas untuk mengukur aktivitas sosial perusahaan.
5. Putusan pengadilan, yaitu dengan suatu keputusan yang mempunyai kekuatan
hukum.
8|Page
2.7. Penyusunan Standar Akuntansi Lingkungan
Dalam upaya untuk memiliki pedoman SR. IAI diharapkan menyusun pedoman SR.
Adanya standar yang baku dan bersifat mandatori mengatur SR akan meningkatkan pelaporan
SR untuk perusahaan yang aktivitasnya mempengaruhi masyarakat dan lingkungan. Aras dan
Crowther (2008) menyatakan bahwa keluhan standar dalam menganalisis dan mengukur
sustainability dan memberikan petunjuk model yang lengkap mengenai implikasi distribusi dan
dikembangkan menjadi model yang dapat dioperasionalkan. Kebutuhan standar pelaporan juga
terkait dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25, Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40, Tabun 2007 tentang Perseroan
Terbatas yang mengatur upaya dalam kewajiban perusahaan dalam melestarikan lingkungan.
Usaha ini mungkin akan menemukan kendala terkait dengan pengukuran dan hambatan dalam
proses penyusunannya karena standar akuntansi sosial dan lingkungan berkaitan dengan
konsekuensi ekonomi perusahaan. Masalah pengukuran dapat diatasi dengan pelaporan non
keuangan.
9|Page
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Akuntansi Sosial Lingkungan adalah pendekatan akuntansi yang mencakup biaya
lingkungan dalam praktik akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintahan. Biaya lingkungan
mencakup dampak moneter dan non-moneter yang muncul sebagai akibat dari kegiatan yang
mempengaruhi kualitas lingkungan.
Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah memberikan informasi yang digunakan
sebagai alat manajemen lingkungan dan sebagai alat komunikasi dengan publik. Ini membantu
perusahaan mengukur dampak negatif dan positif mereka terhadap lingkungan, mengidentifikasi
biaya pengelolaan lingkungan, dan menyampaikan informasi tentang upaya pelestarian
lingkungan kepada publik.
Akuntan memiliki peran yang penting dalam penerapan akuntansi sosial dan
lingkungan, termasuk akuntan keuangan, akuntan manajemen, dan akuntan sistem. Mereka
harus mengukur biaya dan manfaat sosial, merencanakan rencana bisnis yang mencakup aspek
lingkungan, dan mengembangkan sistem informasi akuntansi yang mencakup masalah
lingkungan.
Pengukuran akuntansi sosial dan lingkungan melibatkan metode seperti pengukuran
biaya oportunis, teknik survei, biaya perbaikan, penilaian dari penilai independen, dan putusan
pengadilan.
Pelaporan akuntansi sosial dan lingkungan adalah cara perusahaan menginformasikan
dampak sosial dan lingkungan mereka. Ini dapat berupa laporan yang sederhana hingga laporan
yang lebih maju dengan data kuantitatif, bahkan dalam bentuk neraca.
Pentingnya standar akuntansi lingkungan adalah untuk memandu perusahaan dalam
melaporkan tanggung jawab sosial dan dampak lingkungan mereka. Ini juga berkaitan dengan
peraturan pemerintah yang mengatur kewajiban perusahaan dalam menjaga lingkungan. Standar
ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dan mengukur implikasi ekonomi dari
tindakan mereka terhadap masyarakat dan lingkungan.
Dengan adanya akuntansi sosial lingkungan, perusahaan dapat mengambil tindakan
yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat serta mengukur dampak
dari tindakan tersebut. Akuntansi sosial lingkungan merupakan alat yang penting dalam
memajukan praktik bisnis yang berkelanjutan dan berorientasi pada keberlanjutan.
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Sosial dan Lingkungan. Saputra, Komang Adi. Martani, Ni Putu.
Pradnyanitasari, Putu Dian. Edisi Pertama. Sidoarjo: Indomedia Pustaka, 2019.
IV | P a g e