Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS PENGAWASAN INTERNAL DAN PENERAPAN AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK TERHADAP KINERJA INSTANSI PEMERINTAH


(Studi Empiris Pada Instansi Pemerintah Badan Pusat Statistik
Kabupaten Brebes)

SKRIPSI

Oleh :

Nama : Reza Zaki Mubarok

Nomor Mahasiswa : 62201180026

Program Studi : Akuntansi

Bidang Konsentrasi : Akuntansi Pemerintah

UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BREBES
2022

i
ANALISIS PENGAWASAN INTERNAL DAN PENERAPAN AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK TERHADAP KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(Studi Empiris Pada Instansi Pemerintah Badan Pusat Statistik
Kabupaten Brebes)

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana
strara-1 di Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhadi Setiabudi

Oleh :

Nama : Reza Zaki Mubarok

Nomor Mahasiswa : 62201180026

Program Studi : Akuntansi

Bidang Konsentrasi : Akuntansi Pemerintah

HALAMAN JUDUL

UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BREBES
2022

i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya Reza Zaki Mubarok, NIM 62201180026, menyatakan bahwa dalam


proposal penelitian yang saya ajukan dengan judul “ANALISIS
PENGAWASAN INTERNAL DAN PENERAPAN AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK TERHADAP KINERJA INSTANSI PEMERINTAH” ini hasil karya
saya sendiri dan sepenjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian
hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima
hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Brebes, ..................................

Reza Zaki Mubarok

ii
iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

ANALISIS PENGAWASAN INTERNAL DAN PENERAPAN AKUNTANSI


SEKTOR PUBLIK TERHADAP KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(Studi Empiris pada Instansi pemerintah Badan Pusat Statistik


Kabupaten Brebes)

Oleh :

Nama : Reza Zaki Mubarok

NIM : 62201180026

Program Studi : Akuntansi

Bidang Konsentrasi : Akuntansi Pemerintah

Brebes,............................
Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Yenny Ernitawati, S.E., M.M., Ak Maftukhin, S.E.I., M.Si


NIDN. 0602037901 NIDN.0603058402

Mengetahui,
Kepala Program Studi Akuntansi

Anisa Sains Kharisma, S.E,. M.Si,.


NIPY : 19941002 202108 2 190

iii
iv

MOTTO

ّ ‫صبر م ّر في مذا قته‬


‫لكن عوا قبه أحلى من العسل‬ ِّ ‫الصّبر كال‬
“As shobru kaa as shobiri murrun fii madzaaqotihi. Lakinna 'awaaqibahu ahlaa
mina al 'asali”.

“Kesabaran itu seperti buah shabir (sejenis tanaman obat) yang rasanya pahit. Akan
tetapi, hasil yang didapatkan setelahnya lebih manis daripada madu”.

Sabar adalah salah satu terapi penyakit hati. Ketika seseorang yang mendapat musibah
dapat menghadapinya dengan ikhlas dan sabar, maka Allah akan menaikkan
keimanannya dan menyediakan pahala baginya. Ketika bersabar atas permasalahan
hidup, karena buah dari kesabaran adalah kesuksesan.

(Reza Zaki Mubarok)

iv
v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan internal dan


penerapan akuntansi sektor publik terhadap kinerja instansi pemerintah badan pusat
statistik kabupaten Brebes. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai BPS yang berstatus PNS sebagai
responden dengan metode pemilihan sampel yakni menggunakan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer berasal dari kuesioner dan data sekunder berasal dari laman resmi BPS
kabupaten Brebes. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05).. Secara parsial pengawasan
internal dan penerapan akuntansi sektor publik berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja instansi pemerintah dimana nilai T hitung variabel pengawasan internal
3,559 dan penerapan akuntansi sektor publik T hitung sebesar 2,189 masing-masing lebih
besar dari nilai Ttabel sebesar 2,042 . Secara simultan pengawasan internal dan
penerapan akuntansi sektor publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
instansi pemerintah, dengan nilai Fhitung 20,752 > nilai Ftabel 2,46. Nilai Adjusted r
square yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R2) terhadap kinerja
instansi pemerintah sebesar 0,518 menjelaskan bahwa 51,8% kinerja instansi
pemerintah mampu dijelaskna oleh variabel independen pengawasan internal dan
penerapan akuntansi sektor publik. Sedangkan sisanya 48,2% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci : pengawasan internal, penerapan akuntansi sektor publik, kinerja instansi
pemerintah

v
vi

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of internal control and the application of
public sector accounting on the performance of government agencies, the Central
Bureau of Statistics, Brebes Regency. This type of research is descriptive quantitative.
The sample in this study were all BPS employees with civil servant status as
respondents with the sample selection method using purposive sampling technique.
Data collection uses primary data and secondary data. Primary data comes from
questionnaires and secondary data comes from the official website of BPS Brebes
Regency. Hypothesis testing in this study used multiple regression analysis with a
significance value of = 5% (0.05).. Partially, internal control and the application of
public sector accounting have a positive and significant effect on the performance of
government agencies where the Tcount value of the internal control variable is 3.559
and the application of public sector accounting Tcount is 2.189, each greater than the
Ttable value of 2.042. Simultaneously, internal control and the application of public
sector accounting have a positive and significant effect on the performance of
government agencies, with Fcount 20,752 > Ftable 2,46. The value of Adjusted r
square obtained from the test results of the Determinant Coefficient (R2) on the
performance of government agencies of 0.518 explains that 51.8% of the performance
of government agencies can be explained by the independent variables of internal
control and the application of public sector accounting. While the remaining 48.2% is
explained by other variables not examined in this study.
Keywords: internal control, application of public sector accounting, performance of
government agencies

vi
vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahiim,

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. skripsi ini penulis sajikan dalam bentuk buku

yang sederhana. Adapun judul skripsi yang penulis ambil sebagai berikut, “Analisis

Pengawasan Internal dan Penerapan Akuntansi Sektor Publik Terhadap Kinerja

Instansi Pemerintah (Studi Empiris pada Instansi pemerintah Badan Pusat

Statistik Kabupaten Brebes)”.

Tujuan penulisan Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas

akhir kuliah. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian, observasi

dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari

bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini

tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah

penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun

spiritual, selalu memberikan cinta dan kasihnya, doa, serta dukungan.

Semoga mereka selalu dalam lindungan Allah SWT.

2. Bapak Dr. Robby Setiadi, S. Kom.,M.M selaku Rektor Universitas Muhadi

Setiabudi

vii
viii

3. Ibu Yenny Ernitawati, S.E., M.M.Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhadi Setiabudi Brebes Sekaligus selaku Pembimbing 1

yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Anisa Sains Kharisma, S.Ak.,M.Ak selaku Ketua Prodi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhadi Setiabudi Brebes

5. Bapak Maftukhin, S.E.I.,M.Si selaku pembimbing II yang telah bersedia

memberikan waktu untuk bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal

skripsi ini sehingga terselesaikan dengan baik

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhadi Setiabudi yang memberikan pengajaran dan bimbingan

yang berharga selama masa perkuliahan

7. Prita Rextiana, MM selaku Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes

8. Staf/ karyawan dilingkungan Instansi Badan Pusat Statistik Kabupaten

Brebes

9. Rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang terlalu banyak disebut satu

persatu sehingga terwujudnya penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh lagi dari sempurna, untuk

itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penulisan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Brebes, ...............................
Penulis

viii
ix

Reza zaki mubarok

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME............................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI................................................................ iii

MOTTO.................................................................................................................... iv

ABSTRAK................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR.............................................................................................. vii

DAFTAR ISI............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1. Latar belakang.............................................................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah..................................................................................... 11

1.3. Batasan Masalah........................................................................................... 11

1.4. Rumusan Masalah........................................................................................ 12

1.5. Tujuan penelitian.......................................................................................... 12

1.6. Manfaat penelitian........................................................................................ 12

1.6.1. Manfaat Teoritis................................................................................... 13

1.6.2. Manfaat Praktis..................................................................................... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................... 15

2.1. Landasan Teori............................................................................................. 15

2.1.1. Pengawasan Internal............................................................................. 15

ix
x

2.1.2. Tahap-tahap Proses Pengawasan Internal............................................ 17

2.1.3. Indikator Pengawasan Internal............................................................. 18

2.1.4. Penerapan Akuntansi Sektor Publik..................................................... 19

2.1.5. Indikator Akuntansi Sektor Publik....................................................... 20

2.1.6. Kinerja Instansi Pemerintah................................................................. 22

2.1.7. Manfaat Kinerja Pemerintah................................................................ 23

2.1.8. Indikator Kinerja Instansi Pemerintah.................................................. 24

2.2. Penelitian terdahulu...................................................................................... 24

2.3. Kerangka berpikir penelitian........................................................................ 26

2.4. Hipotesis penelitian...................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 28

3.1. Jenis Penelitian............................................................................................. 28

3.2. Lokasi Penelitian.......................................................................................... 28

3.3. Populasi dan Sampel.................................................................................... 29

3.4. Operasionalisasi Variabel............................................................................. 30

3.4.1. Pengawasan Internal............................................................................. 30

3.4.1. Penerapan Akuntansi Sektor Publik..................................................... 30

3.4.1. Kinerja Instansi Pemerintah................................................................. 31

3.5. Metode Analisis Data................................................................................... 32

3.5.1. Uji Kualitas Data.................................................................................. 33

3.5.2. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 34

3.5.4. Analisis Regresif Linier Berganda....................................................... 36

3.5.3. Uji Hipotesis......................................................................................... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 40

4.1. Gambaran Umum Penelitian........................................................................ 40

x
xi

4.2. Demografi Responden.................................................................................. 40

4.3. Uji Instrumen............................................................................................... 42

4.3.1.Uji Validitas.......................................................................................... 42

4.3.2.Uji Reliabilitas....................................................................................... 45

4.4.Uji Asumsi Klasik......................................................................................... 46

4.4.1.Uji Normalitas....................................................................................... 46

4.4.2.Uji Heteroskedastisitas.......................................................................... 47

4.4.3.Uji Multikolinearitas............................................................................. 48

4.5.Uji Regresi Linear Berganda......................................................................... 49

4.6.Uji Hipotesis................................................................................................. 51

4.6.1.Uji Parsial (Uji T)............................................................................... 51

4.6.2.Uji Simultan (Uji F)............................................................................ 53

4.6.3.Uji Koefisien Determinasi (R2).......................................................... 54

4.7.Pembahasan................................................................................................... 55

4.7.1.Pengawasan Internal........................................................................... 55

4.7.2.Penerapan Akuntansi Sektor Publik.................................................... 56

4.7.3.Kinerja Instansi Pemerintah................................................................ 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 57

4.1.Kesimpulan................................................................................................... 57

4.2.Saran.............................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengukuran Capaian Kinerja BPS Kab. Brebes Tahun 2020-2021.... 9

Tabel 2.1 Hasil Pelelitian Terdahulu................................................................... 25

Tabel 3.1 Pegawai BPS Kabupaten Brebes ........................................................ 29

Tabel 3.1 Operasional Variabel .......................................................................... 30

Tabel 4.1 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........................... 39

Tabel 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.................. 39

Tabel 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Unit Organisasi........................ 40

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Pengawasan Internal............................................ 41

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Penerapan Akuntansi Sektor Publik..................... 42

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kinerja Instansi Pemerintah................................. 42

Tabel 4.7 Hasil Uji Realibilitas........................................................................... 44

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 45

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas.................................................................. 47

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linear Berganda................................................... 48

Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Uji T).................................................................... 50

Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F)................................................................. 52

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi....................................................... 53

xii
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Proses Pengawasan Internal................................................... 18

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran............................................................................. 26

Gambar 2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas................................................................ 46

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

2.1.1. Latar belakang

Pengukuran dan penilaian suatu kinerja pemerintah pada

umumnya merupakan hal yang sangat penting atau vital karena

peningkatan kualitas dan komparabilitas informasi keuangan pemerintah

menjadi tugas yang sangat penting. Melalui pengukuran kinerja,

keberhasilan satuan organisasi atau kerja akan lebih dilihat dari

kemampuannya, berdasarkan sumber daya yang dikelolanya, untuk

mencapai hasil sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam

rencana strategik. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian

kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan

sebelumnya, termasuk didalamnya informasi atas efisiensi penggunaan

sumberdaya dalam menghasilkan barang dan jasa (seberapa baik suatu

barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan, dan sejauh mana pelanggan

merasakan kepuasan atas barang dan jasa yang diberikan): hasil kegiatan

dibandingkan dengan maksud yang diinginkan. (Rizky et al., 2019)

Pelaksanaan sistem pengukuran kinerja ini telah diatur melalui

intruksi presiden nomor 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dan keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)

Nomor 589/ IX/ 6/ 1999 tentang pedoman penyusunan Pelaporan

akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah, yang telah diperbaiki dengan

1
2

Keputusan LAN Nomor 239/ IX/ 6/ 8/ 2003. Kemampuan system

pengukuran kinerja untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah ternyata masih sering

dipertanyakan, baik diluar negeri maupun di Indonesia. Hal ini akibat dari

banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa adanya masalah dalam

implementasi system pengukuran kinerja ini (Murti, 2017)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja,

diantaranya yaitu pengawasan internal. Pengawasan ini bertujuan untuk

mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan,

penyelewengan, hambatan, kesalahan, dan kegagalan dalam mencapai

tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi (Jatmiko et al., 2020).

Pengawasan internal adalah semua proses dalam kegiatan audit, evaluasi,

pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang

memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan

pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Peraturan

Pemerintah No.60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Internal,

2008). menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan sistem

pengendalian internal pemerintah kinerja instansi pemerintah. Ada

beberapa hambatan dan permasalahan yang dimiliki oleh Inspektorat

Daerah dalam melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap instansi

pemerintah daerah, yakni hambatan internal maupun hambatan secara


3

eksternal. Hambatan secara internal kelembagaan yakni kurangnya

dukungan sumber daya manusia aparatur dan kurangnya dukungan sumber

daya finansial dalam melakukan operasionalisasi kelembagaan. Sementara

itu, tantangan secara eksternal dipengaruhi oleh kedudukan hukum dan

kewenangan dari Inspektorat Daerah yang tidak terlepas dari bingkai

politik praktis dan intervensi politik yang cukup tinggi terhadap eksistensi

aparatur dalam Inspektorat Daerah.

Kendali politik yang cukup tinggi dalam kiprah Inspektorat

Daerah melahirkan hasil auditing dan pengawasan serta pembinaan yang

dihasilkan oleh Inspektorat tidak dapat maksimal. Keberadaan unit

pengawasan internal pemerintah menjadi rancu disebabkan karena

kedudukan dan eselonisasi dari Inspektorat Daerah yang diposisikan

sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai lembaga teknis

daerah serta lembaga pembantu (auxiliary) terhadap penyelenggaraan

pemerintah daerah yang mempunyai hubungan sejajar dengan Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang lain yang berada dalam lingkup

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

Pengawasan akuntansi merupakan prosedur utama yang

berhubungan langsung dengan keamanan harta benda serta aset organisasi

agar catatan keuangan dapat dipercayai. Standar kerja yang sudah

ditetapkan akan dibandingkan dengan kinerja aktual untuk mengetahui

penyelewengan dan menjamin agar sumber daya yang ada digunakan

dengan efektif dan efisien agar tercapainya tujuan dari organisasi yang
4

dilakukan secara sistematis (Setianingrum D, 2016). Pada dasarnya

penggunaan pengawasan adalah menghindari kemungkinan penyimpangan

dari tujuan yang ingin dicapai organisasi. peraturan mengenai perubahan

ke NPM dimulai ketika pemerintah mengeluarkan Undang-Undang

mengenai keuangan Negara yaitu UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1

Tahun 2004 mengenai perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun

2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara. Salah satu yang diatur adalah pada UU No 17 Tahun 2003 yang

mewajibkan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai basis

penyusunan akuntansi di Indonesia (Rizky et al., 2019). SAP tersebut

termuat dalam PP No 71 Tahun 2010 dan juga menyatakan perubahan

sistem akuntansi berbasis kas ke sistem akuntansi berbasis akrual.

Perubahan ini diharapkan akan dapat meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara serta mengikuti international

best practices yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia,

Pengelolaan keuangan dengan menggunakan akuntansi merupakan hal

penting dalam reformasi pengelolaan keuangan sebuah Negara, baik itu

pusat maupun daerah dimana akuntansi akan menghasilkan output berupa

informasi laporan keuangan.

Analisa serta mekanisme akuntansi yang diterapkan dalam

mengelola dana masyarakat dan lembaga negara pemerintah daerah

biasanya menggunakan akuntansi sektor publik juga pada BUMN, BUMD

dan LSM maupun yayasan sosial. Layanan publik disediakan dalam


5

rangka memenuhi kebutuhan publik adalah peran akuntansi sektor publik.

Akuntansi sektor publik terkadang berbeda dengan sektor swasta,

penerapan akuntansi dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik dan sifat

dilingkungan akuntansi tersebut (Aletheia, 2020). Jadi, akuntansi sektor

publik berperan sebagai penyedia layanan publik dalam rangka memenuhi

kebutuhan publik.

Pada dasarnya kinerja adalah hal yang dikerjakan atau tidak

dikerjakan oleh karyawan (Nicolla, 2019). Kesimpulannya pencapaian

instansi pemerintah sekarang merupakan hasil dari implementasi instansi

sesuai dengan bidang yang menjadi tanggung jawabnya, yang dapat dilihat

melalui informasi akuntabilitas kinerja yang telah dibuat. Informasi ini

juga dibutuhkan sebagai dasar atau acuan untuk pengambilan keputusan

untuk melakukan perbaikan-perbaikan oleh pihak manajemen dalam

organisasi.

Pelaksanaan sistem pengukuran kinerja ini telah diatur melalui

intruksi presiden nomor 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dan keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)

Nomor 589/ IX/ 6/ 1999 tentang pedoman penyusunan Pelaporan

akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah, yang telah diperbaiki dengan

Keputusan LAN Nomor 239/ IX/ 6/ 8/ 2003. Kemampuan system

pengukuran kinerja untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah ternyata masih sering

dipertanyakan, baik diluar negeri maupun di Indonesia. Hal ini akibat dari
6

banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa adanya masalah dalam

implementasi system pengukuran kinerja ini (Oktarnia, 2019)

Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah, diperlukan system

pengelolaan daerah yang baik dalam rangka mengelola dana dengan

system desentralisasi secara transparan, efisien, efektif dan dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas. Untuk mewujudkan hal

inidiperluakan suatu pemikiran yang cerdas melalui inovasi system

akuntansi. Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

itulah pemerintah Republik Indonesia melakukan Reformasi di bidang

pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan keuangan dilaksanakan

berdasarkan sistem akuntansi keuangan, pelaksanaan sistem ini tidak ada

jaminan bahwa terdapat kesalahan atau penyimpangan sehingga

diperlukan suatu metode pengawasan internal yang mewadai dan dapat

memberikan bantuan untuk memverifikasi transaksi-transaksi agar dapat

ditelusuri dana-dana sesuai dengan tujuannya, serta mengecek otoritas,

efisiensi dan keabsahan pembelajaran. Oleh karena itu, pemerintah perlu

memiliki system akuntansi yang tidak saja berfungsi sebagai alat

pengendalian transaksi keuangan, akan tetapi sistem akuntansi keuangan

tersebut hendaknya mendukung pada pencapaian. Karena penilaian

Pemerintahan yang baik dapat dilihat dari pencapaian kinerja pemerintah

itu sendiri. Agar akuntansi dapat dijadikan salah satu alat dalam

mengendalikan roda pemerintahan., akuntansi harus dipahami secara

memadai oleh penyedia informasi keuangan (Halidayati et al., 2019)


7

Badan Pusat Statistik merupakan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik yang dibentuk

berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7

Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut, maka

ditetapkannya UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Dan

berdasarkan UU tersebut yang ditindaklanjuti dengan peraturan

perundangan di bawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diubah

menjadi Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki visi

untuk tahun 2020-2024 yang berdasar pada visi dari Presiden dan Wakil

Presiden juga beberapa misi yang dirumuskan dengan memperhatikan

fungsi dan kewenangan BPS, visi BPS, serta melaksanakan misi Presiden

dan Wakil Presiden kesatu hingga ketiga, yaitu: Visi “Penyedia Data

Statistik Berkualitas untuk Indonesia Maju” Provider of Qualified

Statistical Data for Advanced Indonesia Misi Menyediakan statistic

berkuaitas yang berstandar nasional dan internasional, Membina K/L/D/I

melalui Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan, Mewujudkan

pelayanan prima di bidang statistik untuk terwujudnya Sistem Statistik

Nasional serta Membangun SDM yang unggul dan adaptif berlandaskan

nilai profesionalisme, integritas, dan amanah.

Kabupaten Brebes adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa

Tengah, Indonesia. Luas wilayahnya 1.769,62 km², jumlah penduduknya

berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2020 berjumlah 1.978.759


8

jiwa. Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling

banyak di Jawa Tengah, dan paling luas di Jawa Tengah ke-2 setelah

Kabupaten Cilacap. kabupaten Brebes memiliki 17 kecamatan, 5

kelurahan, dan 292 desa dengan ibu kotanya adalah Kota Brebes. Pada

tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.896.243 jiwa dengan luas

wilayah 1.902,37 km² dan sebaran penduduk 1.162 jiwa/km². Penyusunan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Brebes Tahun 2018

berpedoman pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes Tahun 2018 ini disusun dalam

rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 5 Juni

1999 sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

fungsi Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes Tahun 2018. BPS

Kabupaten Brebes sebagai instansi Pemerintah yang menerima anggaran

dari pemerintah wajib menggunakannya untuk membiayai pelaksanaan

program dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien, efektif dan

akuntabel. Sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan program dan

kegiatan yang dilakukannya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP Badan Pusat Statistik Kabupaten

Brebes 2016 ini selain sebagai laporan pertanggungjawaban atas tugas

yang diamanatkan kepada BPS Kabupaten Brebes, juga menjadi sarana

evaluasi atas pencapaian kinerja di tahun 2018. Keberhasilan pada tahun


9

2018 akan menjadi tolak ukur untuk peningkatan kinerja Badan Pusat

Statistik Kabupaten Brebes di Tahun 2021

Tabel 1.1
Pengukuran capaian kinerja BPS kabupaten Brebes
tahun 2020-2021

Tujuan/Sasaran Tahun Tahun


Indikator kinerja keterangan
Strategis 2020 2021

Presentase pengguna data


yang menggunakan data
bps sebagai dasar
120,00 111,11 -8,89%
perencanaan, monitoring
Menyediakan data
dan evaluasi pembangunan
statistik untuk
nasional
dimanfaatkan
Presentase publikasi
sebagai dasar
statistik yang menerapkan
pembangunan
standar akurasi sebagai
20,00 00,00 -20%
dasar perencanaan,
monitoring dan evaluasi
pembangunan nasional

Presentase K/L/D/I yang


Meningkatnya
melaksanakan
kolaborasi, 119,98 100,00 -19,98%
rekomendasi kegiatan
integrasi,
statistik
sinkronisasi dan
standarisasi dalam Presentase K/L/D/I yang 100 120,00 20%
10

menyampaikan metadata
sektoral dan khusus sesuai
penyelenggaraan
standar
SSN
Meningkatnya
Presentase K/L/D/I yang
pelayanan prima
mampu menyelenggarakan
dalam 100,00 100,00 0%
statistik sektoral secara
penyelenggaraan
mandiri sesuai NSPK
SSN

Hasil penilaian SAKIP


92,53 105,37 12,84%
Penguatan tata oleh inspektorat
kelola Presentase kepuasan
kelembagaan dan pengguna data terhadap
103,94 105,37 1,43%
reformasi birokrasi sarana dan prasarana
pelayanan BPS
Sumber : Laporan Kinerja BPS Kabupaten Brebes Tahun 2020-2021

Berdasarkan tabel 1.1 dinyatakan bahwa Kinerja Instansi

Pemerintah BPS Kabupaten Brebes dari tahun 2020-2021 secara umum

mengalami penurunan. Namun, salah satu komponen penilaian pada aspek

Penguatan tata kelola kelembagaan dan reformasi birokrasi meningkat.

Berbagai penelitian tentang kinerja intansi telah banyak dilakukan

untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi. Menurut Djiloy (2014), suatu

pengawasan internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

Organisasi. Menurut Ibrahim (2019) akuntansi sektor publik berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi publik. Menurut Sartika

(2019) pengawasan internal berpengaruh positif terhadap kinerja sedangkan


11

penerapan akuntansi sektor publik tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja.

Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan pada perbedaan indikator

yang diuji maupun objek penelitiannya. Penelitian yang membahas

pengawasan internal dan penerapan akuntansi sektor publik masih jarang

dilakukan di kabupaten Brebes. Sehingga, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengawasan Internal dan Penerapan

Akuntansi Sektor Publik Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah (Studi

Empiris pada Instansi pemerintah Badan Pusat Statistik Kabupaten

Brebes)”.

2.1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka masalah

yang di identifikasi, diantaranya:

1. Masih belum maksimalnya penerapan akuntansi sektor publik instansi

BPS kabupaten Brebes

2. Masih terdapat kelemahan sistem pengendalian internal di kabupaten

Brebes

3. Efisiensi anggaran yang belum maksimal dikarenakan dana tidak sesuai

dengan pelaksanaannya

2.1.3. Batasan Masalah

Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan informasi yang

mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi BPS Kabupaten Brebes yang


12

diperoleh, maka agar penelitian ini lebih fokus dan tidak meluas dari

pembahasan yang dimaksudkan, maka penelitian ini membatasi ruang

lingkup penelitian kepada pengaruh pengawasan internal dan penerapan

akuntansi sektor publik terhadap kinerja pada instansi BPS Kabupaten

Brebes

2.1.4. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang dijelaskan di atas terdapat

beberapa masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah pengawasan internal berpengaruh terhadap kinerja instansi BPS

Kabupaten Brebes?

2. Apakah penerapan sistem akuntansi sektor publik berpengaruh terhadap

kinerja instansi BPS Kabupaten Brebes?

3. Apakah pengawasan internal dan penerapan sistem akuntansi sektor

publik berpengaruh secara simultan terhadap kinerja instansi BPS

Kabupaten Brebes?

2.1.5. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan internal terhadap kinerja

instansi BPS Kabupaten Brebes

2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan akuntansi sektor publik terhadap

kinerja instansi BPS Kabupaten Brebes


13

3. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh

pengawasan internal dan penerapan akuntansi sektor publik terhadap

kinerja instansi BPS Kabupaten Brebes

2.1.6. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1.6.1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam

memahami dan memperluas kajian ilmu statistik, khususnya terkait

pengawasan internal dan penerapan akuntansi sektor publik

terhadap kinerja instansi pemerintah. Hasil penelitian ini juga dapat

dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan

penelitian sejenis pada masa yang akan datang serta menambah

khasanah penelitian civitas akademika dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan khususnya ilmu statistik.

1.6.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan serta pemahaman

peneliti dalam bidang akuntansi khususnya penerapan akuntansi

sektor publik dan pengawasan internal terhadap kinerja instansi

pemerintah.
14

2. Bagi Intansi Badan Pusat Statistik Pemerintah Daerah

Kabupaten Brebes

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi

pihak yang membutuhkan dan dapat dijadikan dasar dan bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pemerintah

daerah.

3. Bagi Almamater

Menambah perbendaharaan kepustakaan. Tugas akhir skripsi ini

akan memperkaya jumlah literatur yang dapat digunakan oleh

kalangan akademisi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Penerapan akuntansi sektor publik berperan penting dalam

penyampaian laporan keuangan yang berkualitas. Laporan

keuangan yang berkualitas memiliki ciri yang jelas, signifikan,

solid, dan dapat dibandingkan. Dalam setiap penerapan akuntansi

sektor publik tentunya terdapat pengawasan internal yang juga

berperan penting dalam mencegah sedini mungkin terjadinya

kelalaian, pemborosan, kekeliruan, hambatan, kesalahan, dan

kegagalan dalam mencapai standar kinerja instansi pemerintah

yang baik.

2.1.7. Pengawasan Internal

Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan

oleh unit pengawasan yang dibentuk dalam organiasasi itu

sendiri. Unit pengawasan ini bertindak atas nama pimpinan

organisasi. pengawasan ini bertugas mengumpulkan segala data

dan informasi yang diperlukan oleh organisasi, data kemajuan dan

kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil pengawasan ini

dapat pula digunakan dalam nilai kebijaksanaan pimpinan. Oleh

karena itu, pimpinan perlu meninjau kembali

kebijaksanaan/keputusan-keputusan yang telah dikeluarkan.

15
16

Sebaliknya pimpinan dapat pula melakukan tindakan-tindakan

perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh

bawahannya dengan kontrol internal (Sartika, 2019). berdasarkan

pendapat tersebut, disimpulkan bahwa pengawasan internal

adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengawasi

kegiatan-kegiatan pemerintah mulai dari program yang

dilaksanakan, pengelolaan keuangan daerah agar sesuai dengan

prosedur yang berlaku, dan mencapai tujuan utama dengan

maksimal.

Pengawasan internal juga merupakan perwujudan dari

good corporate governance yaitu untuk menciptakan sistem

pengendalian dan keseimbangan (check and balance) untuk

mencegah penyalahgunaan dari sumberdaya dan tetap mendorong

terjadinya pertumbuhan organisasi (Ainy.N et.al., 2013)

Terdapat 5 pilar GCG yang ditetapkan oleh Komite

Nasional Kebijakan Governance (KNKG), yang biasa kita kenal

dengan konsep TARIF (Transparency, Accountability,

Responsibility, Independency, and Fairness), yaitu :

1. Transparansi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan dan

keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan

relevan mengenai perusahaan.


17

2. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi,

pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga

pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

3. Pertanggungjawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian di

dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat.

4. Kemandirian (Independecy), yaitu suatu keadaan dimana

perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan

kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun

yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam

memenuhi hak-hak Stakeholders yang timbul berdasarkan

perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.8. Tahap-tahap Proses Pengawasan Internal

Pengawasan internal memiliki tahapan sebagai berikut:

1. Penentuan standar kerja yaitu ukuran yang menjadi dasar

sebelum melakukan pekerjaan

2. Penilaian kerja yaitu usaha untuk menilai pekerjaan yang

dilakukan oleh atasan terhadap hasil pekerjaan karyawan


18

3. Koreksi pekerjaan adalah membandingkan hasil pekerjaan

dengan standar kerja yang ditentukan sebelumnya.

4. pengambilan keputusan oleh manajemen yaitu hasil dari

koreksi akan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan

manajemen.

5. evaluasi serta memperbaiki ketentuan standar kerja adalah

pengevaluasian program kerja yang sudah dilaksanakan untuk

kemudian diperbaiki standar kerja agar tujuan organisasi dapat

tercapai dengan efektif dan efisien.

Gambar 2.1
Tahapan proses pengawasan internal

2.1.9. Indikator Pengawasan Internal

Beberapa sarana oprasional yang dapat digunakan manager

untuk mengontrol fungsi di dalam perusahaan menurut (Febria &

Taufik, 2021) adalah:


19

1. Pengorganisasian (Organization), organisasi merupakan

sarana control. yaitu struktur peran setiap unit-unit didalam

perusahaan, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya

secara efisien.

2. Kebijakan (Policy), suatu kebijakan adalah pernyataan prinsip

yang diperlukan untuk menjadi pedoman atau pembatas

tindakan diluar ketentuan yang ada, agar tetap sesuai dengan

tujuan awal.

3. Prosedur (Procedure), merupakan proses yang digunakan

untuk melaksanakan aktivitas sesuai kebijakan yang telah

ditetapkan.

4. Personalia (Personnel), Orang-orang yang ditugaskan harus

memiliki kualifikasi untuk melakukan tugas yang diberikan.

Jadi, standar kualifikasi harus yang kompeten dibidangnya.

5. Akuntansi (Accounting), merupakan sarana yang digunakan

sebagai kontrol keuangan pada aktivitas dan pengelolaan

sumber daya.

6. Penganggaran (Budgeting), yaitu perencanaan yang

digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk keuangan.

Dalam melakukan aktifitas, penganggaran sangat diperlukan

agar budget yang digunakan lebih efektif.


20

7. Pelaporan (Reporting), dalam organisasi, manajemen bertugas

untuk membuat keputusan berdasarkan laporan yang

diterima. Oleh sebab itu, laporan haruslah jelas, akurat,

bermakna dan tepat waktu

2.1.10.Penerapan Akuntansi Sektor Publik

Penerapan akuntansi sektor publik berperan penting dalam

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan

keuangan yang berkualitas memiliki karakteristik dapat dipahami,

relevan, dapat diandalkan dan dapat dibandingkan. Akuntansi

dibutuhkan pada setiap jenis organisasi baik sektor bisnis, sektor

publik maupun sektor sosial (Rahmawati 2022). Akuntansi sektor

publik adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan,

pengklasifikasian, analisis, dan pembuatan laporan keuangan yang

digunakan oleh suatu organisasi publik serta menyajikan informasi

keuagan kepada pihak yang memerlukan. namun, menurut

Haryanto et al (2017: 1) akuntansi sektor publik adalah untuk

memberikan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan

publik. Dalam beberapa hal, akuntansi sektor publik berbeda

dengan akuntansi pada sektor swasta, perbedaan sifat dan

karakteristik akuntansi tersebut dikarenakan adanya perbedaan

lingkungan yang mempengaruhinya. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa akuntansi sektor publik adalah proses pencatatan,

pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan


21

dari suatu organisasi publik yang menyediakan informasi keuangan

bagi para pemakai laporan keuangan yang berguna untuk

pengambilan keputusan.

2.1.11. Indikator Akuntansi Sektor Publik

Siklus akuntansi keuangan sektor publik menurut (Aletheia,

2020) antara lain:

1. Transaksi persetujuan jual beli antara satu pihak dengan pihak

lain. Transaksi yang dimaksud dalam hal ini adalah transaksi

antara organisasi sektor publik dan pihak lain. Transaksi-

transaksi inilah yang nantinya dilaporkan dalam laporan

keuangan.

2. Analisis bukti transaksi, setiap transaksi selalu disertai dengan

bukti pendukung yang berisi informasi tentang kegiatan

transaksi tersebut. Dari bukti inilah yang kemudian akan

dianalisis dan digunakan sebagai dasar pencatatan.

3. Pencatatan data transaksi, dari analisis bukti transaksi tersebut

akan dilakukan pencatatan atas bukti transaksi yang telah terjadi.

Pencatatan transaksi dilakukan oleh bendahara dalam jurnal.

4. Pengikhtisaran, dalam buku besar terdapat daftar nama

kelompok akun yang ada pada suatu organisasi. Berdasarkan

nama akun yang ad, catatan atas transaksi tersebut


22

dikelompokan sesuai dengan namanya masing-masing. Hal

inilah yang disebut dengan posting.

5. Pelaporan, selama satu periode akuntansi, transaksi yang dicatat

dan dikelompokan kedalam buku besar kemudian. Berdasarkan

catatan tersebut, dibuatlah laporan keuangan yang akan

disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan

keuangan sektor public yang telah disusun tersebut kemudian

dianalisis untuk menilai kebenaran dan reliabilitasnya.

2.1.12.Kinerja Instansi Pemerintah

Kinerja berasal dari istilah “ job performance atau actual

performance” yaitu prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai oleh seseorang. Menurut Mangkunegara (2015: 67) kinerja

dapat diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dan menurut Mulyadi (2015: 63) kinerja (prestasi kerja) adalah

hasil kerja yang dicapai oleh pekerja atau karyawan secara kualitas

dan kuantitas yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

mereka.

Kinerja instansi pemerintah merupakan gambaran

mengenai pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah

sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang

mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan


23

kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang

ditetapkan. Besar kecilnya kinerja yang dihasilkan dapat

dipengaruhi oleh indikator-indikator tertentu seperti pengawasan

internal dan penerapan akuntansi sektor publik yang sesuai standar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka upaya

mencapai tujuan organisasi.

2.1.13. Manfaat Kinerja Pemerintah

Manfaat pengukuran kinerja menurut (Jatmiko, 2020) antara

lain sebagai berikut.

1. Pengalaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai

kinerja manajemen.

2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah

ditetapkan.

3. Untuk memonitor, mengevaluasi pencapaian kinerja dan

membandingkan dengan target kinerja serta melakukan

tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.

4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman

(rewardand punishment) secara objektif atas pencapaian

prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja

yang Memberikan telah disepakati.


24

5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam

rangka memperbaiki kinerja organisasi.

6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan

sudah terpenuhi.

7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara

objektif

2.1.14.Indikator Kinerja Instansi Pemerintah

Menurut (Jatmiko, 2020) value for money merupakan inti

pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Lebih lanjut

Haryanto et al (2017: 18) menyatakan bahwa salah satu tuntutan

terhadap organisasi sektor publik adalah adanya perhatian

terhadap penerapan konsep value for money dalam aktivitas

oragnisasi sektor publik. Value For money merupakan konsep

pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga

elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

2.2. Penelitian terdahulu

Riset yang berkaitan dengan kinerja instansi pemerintah banyak

dilaksanakan.Walaupun demikian, riset yang dilakukan mempunyai

ragam yang berbeda, misalnya pemakaian variabel, tempat riset dan

tahun riset yang berlainan. Adapun hasil sebelumnya dari penelitian

terdahulu dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini ialah

sebagai berikut :
25

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Hasil


.

1 Djiloy (2014) Pengaruh Variabel pengawasan


Pengawasan Intern, intern mempunyai
Perencanaan, dan pengaruh yang
Pelaksanaan Sistem signifikan terhadap
Akuntansi kinerja SKPD
Keuangan Daerah pemerintah daerah
Terhadap Kinerja kabupaten sigi.
SKPD Pemerintah Pengawasan intern pada
Daerah Kabupaten pemerintah daerah
Sigi kabupaten sigi secara
keseluruhan sudah
sangat baik.
Berdasarkan
lingkungan
pengendalian, penilaian
resiko, aktivitas
pengendalian, informasi
dan komunikasi, dan
pemantauan sudah
termasuk dalam
kategori sangat baik.
2 Ibrahim (2019) Pengaruh Akuntansi Akuntansi sektor publik
Sektor Publik berpengaruh signifikan
Terhadap Kinerja terhadap kinerja
Organisasi Publik organisasi publik.
Pada Rumah Sakit Pengaruh akuntansi
Umum Daerah sektor publik memiliki
Syekh Yusuf signifikan 0,909 > dari
Kabupaten Gowa α = 0,05.

3 Sartika (2019) Pengaruh Penerapan variabel pengawasan


26

Akuntansi Sektor internal berpengaruh


Publik dan terhadap kinerja
Pengawasan sedangkan variabel
Internal Terhadap akuntansi sektor publik
Kinerja Intansi tidak berpengaruh
Pemerintah Daerah signifikan terhadap
Kabupaten Muara kinerja Intansi
Enim Pemerintah Daerah
Kabupaten Muara Enim

2.3. Kerangka berpikir penelitian

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran

dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
27

2.4. Hipotesis penelitian

H1 : Terdapat pengaruh positif pengawasan internal terhadap kinerja

instansi BPS Kabupaten Brebes.

H2 : Terdapat pengaruh positif akuntansi sektor publik terhadap

kinerja instansi BPS Kabupaten Brebes.

H3 : Terdapat pengaruh positif pengawasan internal dan akuntansi

sektor publik secara simultan terhadap kinerja instansi BPS

Kabupaten Brebes.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis.

jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi

(correlation research) yaitu Penelitian yang bermaksud mendeteksi

sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan

variasi-variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya.

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, menurut

Sugiyono (2013:17) pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat potivisme, digunakan untuk meneliti

pada pupulasi tertentu serta sampel tertentu. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan jenis data sekunder, menurut Sugiyono (2013:17) data

sekunder adalah data penelitian yang diperoleh tidak berhubungan

langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Sumber data yang

dimaksud berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun

dalam arsip yang telah berhubungan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kantor Pemerintah Daerah

Kabupaten Brebes yang terletak di Jalan Letjend MT Haryono No.74,

28
29

Saditan, Brebes, Kec. Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 52212.

Lokasi penelitian ini digunakan peneliti sebagai bahan penelitian Skripsi

untuk mendapatkan data, informasi, keterangan dan hal-hal yang

berkaitan dengan kepentingan peneliti.

3.3. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2017: 29), populasi adalah keseluruhan

elemen yang akan dijadikan wilayah generalisasi. Elemen populasi

adalah keseluruhan subyek yang akan diukur, yang merupakan unit yang

diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Badan

Pusat statistik Kabupaten Brebes yang berjumlah 45 orang

Tabel 3.1
Pegawai BPS Kabupaten Brebes

No Jabatan/Bagian Jumlah

1. Kepala BPS 1

2. Kepala SUBBAG Umum 5

Tenaga Fungsional

4. Statisi-Pranata Komputer 23

5. Fungsional Umum 16

Jumlah 45

Pertimbangan pengambilan sampel dalam penelitian diantaranya

adalah pegawai yang berstatus PNS atau yang bukan pegawai honorer.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka yang menjadi sampel dalam


30

penelitian ini adalah pegawai badan pusat statistik berstatus PNS yang

berjumlah 38 orang.

3.4. Operasionalisasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini perlu ditafsirkan agar tidak

menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat

ditafsirkan dengan operasionalisasi variabel, yaitu: akuntansi sektor

publik, pengawasan internal, dan kinerja intansi pemerintah.

Operasional variabel dalam dapat dilihat pada table

3.4.1. Pengawasan internal

Pengawasan berisi rencana instansi setiap metose dan

pengukuran yang direncanakan serta diterapkan dalam organisasi untuk

mendapatkan sumber daya, benar-benar melihat akurasi dan

ketergantungan informasi akuntansi, bekerja pada kemampuan

fungsional, dan mendesak kepatuhan terhadap pendekatan administratif

yang ditata (Febria & Taufik, 2021)

3.4.2. Penerapan Akuntansi sektor publik

Akuntansi sektor publik merupakan komponen khusus dan

analisis akuntansi diterapkan dalam administrasi subsidi publik di

perusahaan tinggi negara dan divisi bawah, legislatif lingkungan,

BUMN, BUMD, LSM, lembaga sosial, dan proyek kerjasama daerah

dan swasta. (Aletheia. 2020)


31

3.4.3. Kinerja intansi pemerintah


Kinerja intansi pemerintah hasil dari pekerjaan yang dapat

dilakukan oleh seseorang atau perkumpulan dalam suatu organisasi,

sesuai dengan keahlian dan sasarannya masing-masing dengan tujuan

akhir untuk mencapai tujuan penting secara legal, tidak mengabaikan

hukum, sesuai dengan etika dan moral (Jatmiko, 2020)

Tabel 3.2
Operasional variabel

Skala
Variabel Devinisi Variabel Indikator Referensi
Ukur

Pengawasan berisi rencana


organisasi dan semua
metode yang terkoordinasi
dan pengukuran-
pengukuran yang
diterapkan di perusahaan 1.Organisasi.
Pengawasan untuk mengamankan
2.Kebijakan Febria &
Internal aktiva, memeriksa akurasi Ordinal
3.Prosedur Taufik.(2021)
(X1) dan keandalan data
akuntansi, meningkatkan 4.Penganggaran
efisiensi oprasiaonal, dan
mendorong ketaatan
terhadap kebijakan
manajerial yang telah
ditetapkan.

Penerapan Mekanisme teknis dan 1.Analisis bukti Ordinal Aletheia.


Akuntansi analisis akuntansi yang transaksi. (2020)
sektor diterapkan pengelolaan
32

dana masyarakat di
lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemen-
departemen di bawahnya, 2.Pencatatan data
pemerintah daerah, transaksi.
publik (X1)
BUMN, BUMD, LSM dan 3.Pengikhtisaran.
yayasan sosial, maupun 4.Pelaporan
pada proyek-proyek
kerjasama sektor publik
dan swasta.

Hasil kerja yang dapat


dicapai oleh seseorang
1.Biaya
atau sekelompok orang
pelayanan
dalam suatu organisasi,
2.Penggunaan
sesuai dengan wewenang
Kinerja
dan tanggungjawab 3.kualitas dan
intansi Jatmiko.
masing-masing dalam standar Ordinal
pemerintah (2020)
rangka upaya mencapai pelayanan
(Y)
tujuan organisasi 4.cakupan
bersangkutan secara legal, pelayanan
tidak melanggar hukum
5.kepuasan
dan sesuai dengan moral
maupun etika.

3.5. Metode Analisis Data

Jenis penelitian dalam hal ini yaitu penelitian kuantitatif yang

memiliki landasan filsafat positivisme, dan dipakai untuk

mengobservasi sampel pegawai pada instansi pemerintah. Penelitian ini


33

termasuk penelitian korelasional. Penelitian ini menggunakan software

IBM SPSS 25 (Statistical Package for the Social Sciences). SPSS

adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan untuk

analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada

lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan

kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah dipahami untuk

cara pengoperasiannya. Beberapa aktivitas dapat dilakukan dengan

mudah yaitu dengan menggunakan pointing dan clicking mouse

(Budiyanto, 2013).

3.5.1. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas Data

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner (Hasyim, 2014). Uji validitas dapat

dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-

masing skor indikator dengan total skor konstruk. Apabila dari

tampilan output SPSS menunjukkan bahwa korelasi antara masing-

masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan hasil

yang signifikan, dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator

pertanyaan atau penyataan adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk

(Hasyim, 2014). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika


34

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas penelitian ini

dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja.

Pengukuran one shot hanya sekali dilakukan dan kemudian

hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur

korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas

untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha

(a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,06

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Adapun penjelasan dari

uji ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai

residual berdistribusi normal atau tidak. Bila nilai residual tidak

berdistribusi normal, maka uji statistika menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Dalam menguji normalitas data maka ada dua

cara yang dapat digunakan yaitu analisi grafik dan analisis statistik.

Normalitas variabel dilihat dari nilai Asymp. Sig. Apabila uji

Kolmogorov-Smirnov atau nilai Asymp Sig > 0.05 bahwa data

dapat dikatakan residual normal. Sebaliknya, apabila uji


35

Kolmogorov- Smirnov atau nilai Asymp Sig < 0.05 bahwa data

dikatakan residual tidak normal.


36

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada atau

tidaknya korelasiyang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam

suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi

di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara

variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Alat

statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan

multikolinearitas adalah dengan Variance Inflation Factor (VIF).

Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinearitas. Sebaliknya, jika

VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati

sempurna diantara variabel independen. Untuk melihat ada atau

tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai

tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan

yang umum dipakai untuk menunjukkan multikolinearitas adalah

nilai tolerance < 0,10 atau VIF >10.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskesdastisitas digunakan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskesdastisitas. Uji

heteroskesdastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola


37

tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana

dasar analisisnya adalah :

• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur, bergelombang, melebar

kemudian menyempit maka telah terjadi gejala

heteroskesdastisitas.

• Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas.

3.5.3. Analisis Regresif Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda untuk menguji pengaruh dua

atau lebih variable independan terhada satu fariabel dependen

(Hasyim, 2014). Dalam analisis regresi linier berganda, selain

mengukur kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen juga menunjukkan arah pengaruh tersebut. Statistical

Package For Sosial Science (SPSS) 25 akan digunakan untuk

membantu proses analisis regresi linear berganda. Pengujian-

pengujian tersebut didasarkan pada persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Y = a + b1X1+ b2X2+ e

Keterangan :

Y : Kinerja Instansi Pemerintah


X1 : Pengawasan Internal
X2 : Penerapan Akuntansi Sektor Publik
38

a : Konstanta
b1 : Koefisien regresi dari X1
b2 : Koefisien regresi dari X2
e : Kesalahan residual (error turn)

3.5.4. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggambarkan suatu hubungan dimana satu

atau lebih variabel (variabel independen) mempengaruhi variabel

lainnya (variabel dependen).

1. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh

sebuah variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Tingkat kepercayaan untuk pengujian

hipotesis adalah 95% atau (α) = 0,05 (5%). Jika nilai t hitung > t

tabel dengan signifikansi 0,05, dapat disimpulkan bahwa secara

parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen atau dapat dilakukan dengan melihat nilai

signifikan di bawah 0,05.

2. Uji Simultan (Statistik F)

Uji statistik F dilakukan bertujuan untuk menguji apakah

hasil analisis regresi berganda modelnya sudah fix atau belum dan

untuk dapat mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan

variabel terikat secara keseluruhan atau secara simultan. Patokan

yang digunakan dalam pengujian ini adalah membandingkan nilai


39

sig yang diperoleh dengan derajat signifikansi pada level α =

0,05. Apabila nilai sig yang diperoleh lebih kecil dari derajat

signifikansi maka model yang digunakan sudah fix.


40

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa

besar kemamuan variabel bebas menjelaskan variable terikat

(Imam Ghozali, 2009). Nilai koefisien detererminasi adalah

antara nol dan satu. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi

(R²) berarti semakintinggi kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variasi perubahan terhada variabel dependen.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor instansi Badan Pusat Statistik

Kabupaten Brebes terletak di Jalan Letjend MT Haryono No.74, Saditan,

Brebes, kepada para pegawai BPS kabupaten Brebes dengan populasi

seluruh pegawai BPS sebanyak 45 orang, peneliti mengambil data langsung

dari 38 orang pegawai berstatus pegawai negri sipil yang masuk bidang

fungsional umum maupun khusus untuk menjadi sampel dalam penelitian.

Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada para pegawai BPS

untuk dijawab berdasarkan pandangan masing-masing. Kuisoner tersebut

dibagikan kepada pegawai secara langsung dengan google form yang sudah

dibuat oleh peneliti dikirimkan melalui lembaran yang berisi Barcode serta

link kuesioner kemudian oleh pegawai bagian PPNPN dibagikan kesetiap

pegawai yang menjadi responden penelitian.

4.2. Demografi Responden

Penelitian Responden yang telah megisi kuesioner kemudian

diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan responden, dan

unit organisasi. Data tersebut kemudian ditabulasi dan disajikan dengan

statistik deskriptif sebagai berikut :

40
41

Tabel 4.1
Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persen (%)

Laki-laki 28 74%

Perempuan 10 26%

Total 38 100%
Sumber: Data primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa kategori jenis

kelamin terbanyak yaitu laki-laki dengan jumlah 28 responden dan

presentase (74%).

Tabel 4.2
Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jenjang Pendidikan Jumlah Persen (%)

SLTA 7 18%

Diploma 6 16%

S1 21 55%

S2 4 11%

Total 38 100%
Sumber: Data primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan

S1 merupakan tingkat pendidikan terbanyak dengan jumlah 21 responden

dengan presentase 55%


42

Tabel 4.3
Identifikasi Responden Berdasarkan Unit Organisasi/Bagian

Unit Organisasi Jumlah Persen (%)

Kepala BPS 1 3%

Subbag. Umum 5 13%

Fungsi Stat. Sosial 4 10,5%

Fungsi Stat. Produksi 4 10,5%

Fungsi Stat. Distribusi 3 8%

Fungsi Nerwilis 3 8%

Fungsi IPDS 3 8%

KSK 15 39%

Total 38 100%
Sumber: Data primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa unit KSK adalah

unit organisasi terbanyak dengan jumlah 15 responden dengan presentase

39%

4.3. Uji Instrumen

4.3.1. Uji Validitas

Pengujian validitas ini dilakukan untuk mengetahui keabsahan atau

kevalidan suatu instrumen. Sebuah kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner tersebut mampu mengukur

apa yang ingin diukur oleh kuesioner tersebut mampu mengukur apa yang

ingin diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2009). Pengujian

validitas bisa dilakukan dengan mengorelasi skor butir pernyataan dengan

total skor konstruknya. Butir pernyataan akan dikatakan valid jika r hitung
43

dari rtabel 0.334 pada signifikansi 5%. Hasil uji validitas dapat dilihat dari

Tabel 4.4, Tabel 4.5, Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Pengawasan Internal

Pertanyaa
R Hitung R Tabel Keterangan
n
1 0,391 0,334 Valid

2 0,719 0,334 Valid

3 0,756 0,334 Valid

4 0,690 0,334 Valid

5 0,608 0,334 Valid

6 0,562 0,334 Valid

7 0,393 0,334 Valid

8 0,458 0,334 Valid

9 0,717 0,334 Valid

10 0,630 0,334 Valid


Sumber: Data primer diolah, 2022

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai signifikan rhitung seluruh

butir pernyataan lebih besar dari r tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa

seluruh butir pernyataan pada variabel pengawasan internal dalam

penelitian ini valid.


44

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Penerapan Akuntansi Sektor Publik

Pertanyaa
R Hitung R Tabel Keterangan
n
1 0,665 0,334 Valid

2 0,750 0,334 Valid

3 0,701 0,334 Valid

4 0,634 0,334 Valid

5 0,418 0,334 Valid

6 0,549 0,334 Valid

7 0,464 0,334 Valid

8 0,567 0,334 Valid

9 0,647 0,334 Valid

10 0,775 0,334 Valid


Sumber: Data primer diolah, 2022

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai signifikan rhitung seluruh

butir pernyataan lebih besar dari r tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa

seluruh butir pernyataan pada variabel penerapan akuntansi sektor publik

dalam penelitian ini valid.

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Kinerja Instansi Pemerintah

Pertanyaa
R Hitung R Tabel Keterangan
n
1 0,453 0,334 Valid

2 0,542 0,334 Valid

3 0,619 0,334 Valid


45

4 0,581 0,334 Valid

5 0,602 0,334 Valid

6 0,403 0,334 Valid

7 0,724 0,334 Valid

8 0,367 0,334 Valid

9 0,594 0,334 Valid

10 0,341 0,334 Valid


Sumber: Data primer diolah, 2022

Dari Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai signifikan R hitung

seluruh butir pernyataan lebih besar dari R tabel. Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa seluruh butir pernyataan pada variabel kinerja instansi

pemerintah dalam penelitian ini valid.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang

dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak

oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten.

Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi.

Teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat realibilitas adalah

Cronbach’s Alpha dengan cara membandingkan nilai alpha dengan

standarnya. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika

memiliki Cronbach’s Alpha > 0,60. Hasil uji realibilitas dari instrumen

penelitian pada variabel pengawasan internal, penerapan akuntansi sektor

publik dan kinerja instansi pemerintah dapat disajikan sebagai berikut :


46

Tabel 4.7

Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan


Pengawasan
0,783 Reliabel
Internal
Penerapan
Akuntansi Sektor 0,825 Reliabel
Publik
Kinerja Instansi
0,718 Reliabel
Pemerintah
Sumber: Data primer diolah, 2022

Dari data yang disajikan pada Tabel 4.7, diketahui bahwa nilai

Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel > 0,6, sehingga semua

item pernyataan disajikan sudah reliabel.

4.4. Uji Asumsi Klasik

4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016).

Untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal

atau tidak. Dapat dilakukan dengan teknik uji normalitas dengan

Kolmogorof Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data

dilakukan dengan melihat nilai signifikasi variabel, jika signifikasi lebih

besar dari alpha 5% maka menunjukan distribusi normal.


47

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 23
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std. 2,94748086
Deviation

Most Extreme Absolute ,165


Differences Positive ,091
Negative -,165
Test Statistic ,165
Asymp. Sig. (2-tailed) ,105c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data primer diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui nilai signifikansi 0.105 > 0,05.

sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

4.4.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui bahwa varians

dari residual tidak sama untuk semua pengamatan atau observasi. Dalam

penelitian ini menggunakan scatterplot untuk menguji terjadi atau tidaknya

heteroskedastisitas. Dapat dikatakan tidak ada masalah heteroskedstisitas

jika titik-titik pada grafik Scatterplot menyebar secara merata.


48

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik

Scatterplot menyebar merata tanpa membentuk pola tertentu. Maka dapat

disimpilkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini tidak mengalami

heteroskedastisitas

4.4.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan

diantara variabel bebas memiliki multikolerasi (gejala multikolinearitas)

atau tidak. Dalam penelitian ini untuk menguji ada tidaknya

multikolinieritas antar variabel independen dapat melihat dari Variance

Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Jika nilai VIF lebih kecil dari

10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,10, maka dapat diketahui bahwa
49

tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas. Hasil uji

multikolinieritas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
pengawasan internal
,347 2,885

penerapan akuntansi
sektor publik ,347 2,885

a. Dependent Variable: kinerja instansi pemerintah

Sumber: Data primer diolah, 2022

Berdasarkan data Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa semua variabel

bebas memliki nilai Tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semua variabel bebas dalam penelitian ini tidak

terjadi multikolinieritas.

4.5. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk membuktikan adakah

hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel

dependen, jika variabel independen berjumlah 2 atau lebih (Sugiyono,

2018). Hasil uji analisis regresi linear berganda sebagai berikut:


50

Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Linear Breganda
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,104 5,414 1,616 ,122
Pengawasan Internal ,617 ,182 ,826 4,559 ,002
Penerapan Akuntansi
,143 ,281 ,344 2,189 ,001
Sektor Publik
a. Dependent Variable: Kinerja Instansi Pemerintah
Sumber: Data primer diolah, 2022

Berdasarkan hasil olah data pada Tabel 4.10, maka dapat disusun

persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 7,104+0,617+0,143

Dari hasil analisis regresi diatas maka dapat diinterprestasikan beberapa hal

lain, yaitu :

1. Nilai konstanta sebesar 7,104, angka tersebut menunjukan bahwa jika

Pengawasan Internal (X1) dan Penerapan Akuntansi Sektor Publik (X2)

nilainya 0 maka nilai Kinerja Instansi Pemerintah (Y) adalah 7,104.

2. Variabel Pengawasan internal (X1) memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0,617. Nilai koefisien ini menunjukkan hubungan positif

Pengawasan internal terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini berarti

jika terjadi kenaikan Pengawasan internal sebesar 1% maka Kinerja


51

Instansi Pemerintah akan mengalami kenaikan sebesar 0,617 dengan

asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.

3.Variabel Penerapan Akuntansi Sektor Publik (X2) memiliki nilai

kooefisien regresi sebesar 0,143. Nilai koefisien ini menunjukan

hubungan positif Penerapan Akuntansi Sektor Publik terhadap Kinerja

Instansi Pemerintah. Hal ini berarti jika terjadi kenaikan ukuran

Penerapan Akuntansi Sektor Publik sebesar 1% maka Kinerja Instansi

Pemerintah akan mengalami kenaikan sebesar 0,143 dengan asumsi

variabel independen lain dianggap konstan.

4.6. Uji Hipotesis

4.6.1. Uji Parsial (Uji T)

Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel Pengawasan

Internal (X1) dan Penerapan Akuntansi Sektor Publik (X2) secara parsial

(terpisah) berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Instansi

Pemerintah (Y). Hasil yang didapatkan sebagai berikut


52

Tabel 4.11
Hasil Uji Parsial (Uji T)
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8,749 5,414 1,616 ,122
Pengawasan Internal ,648 ,182 ,826 3,559 ,000
Penerapan Akuntansi
,253 ,281 ,344 2,189 ,001
Sektor Publik
a. Dependent Variable: Kinerja Instansi Pemerintah
Sumber: Data primer diolah, 2022

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan bahwa “Pengawasan Internal

berpengaruh positif terhadap Kinerja Instansi Pemerintah”. Uji signifikansi

dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi dengan

tingkat signifikasi yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu 0,05. Nilai T

hitung sebesar 3,559 jika dibandingkan dengan T tabel pada tingkat

signifikansi 0,05, yaitu sebesar 2,042, maka thitung lebih besar daripada T

tabel (3,559 > 2,042), maka hipotesis pertama penelitian ini yang

menyatakan bahwa “Pengawasan internal berpengaruh positif terhadap

Kinerja Instansi Pemerintah” diterima.

Nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan nilai

yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai pada tingkat signifikansi yang

telah ditentukan sebelumnya, yaitu 0,05 (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil
53

uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Pengawasan

Internal berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Instansi

Pemerintah.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa “Penerapan Akuntansi Sektor

Publik berpengaruh positif terhadap Kinerja Instansi Pemerintah”. Uji

signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas

signifikansi dengan tingkat signifikasi yang telah ditentukan sebelumnya,

yaitu 0,05. Nilai T hitung sebesar 2,189 jika dibandingkan dengan T tabel

pada tingkat signifikansi 0,05, yaitu sebesar 2,042, maka T hitung lebih

besar dari pada T tabel (2,189 > 2,042), maka hipotesis kedua penelitian

ini yang menyatakan bahwa “Penerapan Akuntansi Sektor Publik

berpengaruh positif terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. diterima.

Nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,001 menunjukkan nilai

yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai pada tingkat signifikansi yang

telah ditentukan sebelumnya, yaitu 0,05 (0,001 < 0,05). Berdasarkan hasil

uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Penerapan

Akuntansi Sektor Publik berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja

Instansi Pemerintah.

4.6.2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F (simultan) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua

variabel bebas secara bersama-sama dengan satu variabel terikat. Hipotesis

ketiga menyatakan bahwa “Pengawasan Internal dan Penerapan Akuntansi


54

Sektor Publik berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja Instansi

Pemerintah”. Hasil uji F (simultan) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 367,456 2 183,728 20,884 ,000b
Residual 307,912 35 8,797
Total 675,368 37
a. Dependent Variable: kinerja instansi pemerintah
b. Predictors: (Constant), penerapan akuntansi sektor publik,
pengawasan internal
Sumber: Data primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.12, hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung

sebesar 16,752 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,59 dengan signifikasi

sebesar 0,000. Oleh karena nilai Fhitung > Ftabel (20,752 > 2,46). Maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ” Pengawasan

Internal dan Penerapan Akuntansi Sektor Publik berpengaruh secara

silmutan terhadap Kinerja Instansi Pemerintah” diterima.

4.6.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar variasi variabel independen yaitu pengawasan internal (X1) dan

Penerapan Akuntansi Sektor Publik (X2) secara bersamaan terhadap

Kinerja Instansi Pemerintah (Y). Berikut hasil dari uji determinasi


55

Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Std. Error
R Adjusted R
Model R of the
Square Square
Estimate

1 ,
7
3 ,544 ,518 2,96606
8
a

a. Predictors: (Constant), penerapan akuntansi sektor


publik, pengawasan internal
b. Dependent Variable: kinerja instansi pemerintah
Sumber: Data primer diolah, 2022
Berdasarkan Tabel 4.13, dapat dilihat bahwa besarnya Adjusted R2

adalah 0,518 = 51,8%. Hal ini menunjukan bahwa besarnya pengaruh pada

variabel Kinerja Instansi Pemerintah sebesar 51,8% oleh variabel

Pengawasan Internal dan Penerapan Akuntansi Sektor Publik.

4.7. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengawasan

Internal dan Penerapan Akuntansi Sektor Publik terhadap Kinerja Instansi

Pemerintah. Pembahasan masing-masing hipotesis disajikan sebagai berikut:

4.7.1. Pengawasan Internal

Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengawasan Internal

berpengaruh terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini didukung

dengan hasil T hitung lebih besar dari pada T tabel yaitu (3,559 > 2,042).
56

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Djiloy,

2014) yang menyatakan bahwa pengawasan internal berpengaruh terhadap

Kinerja Instansi Pemerintah. Hal tersebut menunjukan bahwa pengawasan

internal di instansi BPS cukup baik sehingga Kinerja Instansi Badan Pusat

Statistik Kabupaten Brebes dapat ditingkatkan menjadi lebih baik.

4.7.2. Penerapan Akuntansi Sektor Publik

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan

akuntansi sektor publik berpengaruh terhadap Kinerja Instansi Pemerintah.

Hal ini didukung oleh konsekuensi T hitung yang lebih besar dari T tabel,

yaitu spesifik (2,189 > 2,042). Hasil penelitian ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh ibrahim (2019) yang menyatakan bahwa penerapan

akuntansi sektor publik berpengaruh terhadap Kinerja instansi pemerintah

Hal ini mengindikasikan bahwa pegawai di instansi Badan Pusat Statistik

sudah menerapkan akuntansi sektor publik dengan baik, akan tetapi perlu

ditingkatkan kembali agar kinerja instansi Badan Pusat Statistik Kabupaten

Brebes mengingat pentingnya penerapan akuntansi sektor publik untuk

keberlanjutan instansi.

4.7.3. Kinerja Instansi Pemerintah

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengawasan internal dan

penerapan akuntansi sektor publik secara simultan berpengaruh terhadap

Kinerja Instansi Pemerintah (Fhitung 20,752 > Ftabel 2,64). Hal ini

menunjukan kedua variabel tersebut berperan penting terhadap Kinerja


57

Instansi Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes secara simultan. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Sartika (2019)

pengawasan internal berpengaruh positif terhadap kinerja sedangkan

penerapan akuntansi sektor publik tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja. Hal ini mengindikasikan bahwa pegawai di instansi Badan Pusat

Statistik sudah menerapkan Pengawasan Internal dan akuntansi sektor

publik dengan baik


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengawasan Internal berpengaruh positif dan signifikan teradap Kinerja

Instansi Pemerintah. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan

nilai probabilitas signifikansi dengan tingkat signifikasi yang telah

ditentukan sebelumnya, jika dibandingkan dengan tabel pada tingkat

signifikansi 0,05, yaitu sebesar 2,042, maka thitung lebih besar daripada

T tabel (3,559 > 2,042)

2. Penerapan Akuntansi Sektor Publik berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini didukung dengan hasil T

hitung lebih besar dari pada T tabel yaitu (2,189 > 2,042).

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengawasan internal dan penerapan

akuntansi sektor publik secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja

Instansi Pemerintah. Karena besarnya Adjusted R2 adalah 0,518. Hal ini

menunjukan bahwa variabel pengawasan internal dan variabel penerapan

akuntansi sektor publik berpengaruh terhadap variabel kinerja instansi

pemerintah instansi BPS kabupaten Brebes yaitu sebesar 51,8% dan

48,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

58
59

4.2. Saran

Setelah meneliti, mempelajari, mengobservasi, membahas dan

menyimpulkan maka dapat diketahui Pengawasan Internal dan Penerapan

Akuntansi Sektor Publik di instansi Badan Pusat Statistik Kabupaten

Brebes sudah efektif dan dipertahankan. Tetapi harus lebih ditingkatkan

lagi, terutama pada pada penerapan akuntansi sektor publik yang belum

maksimal.. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi,

almamater, istansi BPS kabupaten Brebes, maupun yang membutuhkan.


DAFTAR PUSTAKA

Aletheia, C. V. N. (2020). Akuntansi Sektor Publik (Issue 25).


Ananda Nicolla. (2019). Pengaruh Pengawasan Keuangan Daerah,
Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
Budiyanto. (2013). Diklat Fungsional Statistik Tingkat Ahli Angkatan 21 Materi
Pelengkap Modul Statistik Deskriptif-Spss.
Desy Setianingrum. (2016). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Intern Akuntansi, Dan
Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Keterandalanpelaporankeuangan
Pemerintah Daerah
Djiloy, N. L. (2014). Pengaruh Pengawasan Intern, Perencanaan, Dan
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Skpd
Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi. 70–82.
Febria, A., & Taufik, T. (2021). Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Akuntabilitas
Publik Terhadap Kinerja Manajerial Dimoderasi Pengawasan Internal. Urnal
Akuntansi Keuangan Dan Bisnis, 14(1), 37–44.
Halidayati, I. (2019). Pengaruh Pengawasan Internal, Pengawasan Eksternal
Dan Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah.
Hasyim, M., & Listiawan, T. (2014). Penerapan Aplikasi Ibm Spss Untuk Analisis
Data Bagi Pengajar Pondok Hidayatul Mubtadi’in Ngunut Tulungagung
Demi Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Dan Kreativitas Karya Ilmiah
Guru. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 28–35.
Ibrahim. (2019). Pengaruh Akuntansi Sektor Publik Terhadap Kinerja Organisasi
Publik Pada Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
Jatmiko, B. (2020). Pengaruh Pengawasan Internal, Akuntabilitas Dan
Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman.
0832(September), 231–246.
Murti, D. I. (2017). Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah
Serta Pengawasan Keuangan Daerah Dalam Mewujudkan Transparansi
Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Gowa.
Oktarnia, L. (2019). Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Bidang Keuangan Rumah Sakit Tanjungpinang Dan Bintan.
1–26.
Rahmawati, W. R., & Heliana. (2022). Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor
Publik Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Bandung
Conference Series: Accountancy, 2(1), 14–33.
Https://Doi.Org/10.29313/Bcsa.V2i1.625
Rizky, H. P., Maret, U. S., Setiawan, D., & Maret, U. S. (2019). Perkembangan
Penelitian Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia. September.
Sartika. (2019). Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik Dan Pengawasan
Internal Terhadap Kinerja Intansi Pemerintah Daerah Kabupaten Muara
Enim. 222015228.
Shalsa, A., Dwi, B., Sukarmanto, E., Akuntansi, P., & Ekonomi, F. (2020).
Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Audit Delay Yang Di Moderasi Oleh
Efektivitas Komite Audit. Prosiding Akuntansi, 793–797.
Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.29313/.V6i2.24406
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D). Cetakan Ketujuh Belas. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kedua Puluh
Sembilan.Alfabeta. Bandung.
UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang
Statistik
UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004 mengenai perbendaharaan Negara
Vania, J., Jura, J., & Tewu, M. L. D. (2021). Factors Affecting Audit Report Lag (
Empirical Studies On Manufacturing Listed Companies On The Indonesia
Stock Exchange ). 4(1), 44–54. Https://Doi.Org/10.9744/Ijbs.4.1.44
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Yth. Bapak/Ibu/Saudara Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya atas

kesediaan anda mengisi kuesioner ini. Adapun kami sampaikan bahwa kuesioner

ini dibuat oleh :

Nama : Reza zaki mubarok

NIM : 62201180026

Jurusan / Fakultas : Akuntansi S1/ Ekonomi

Universitas : UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI BREBES

QR Code
Untuk pengisian kuesioner, mohon
scan QR code disamping atau melelui
link dibawah ini Link kuesioner pada
google form :

https://forms.gle/
MfhcpAm2nUhpj4GL7
Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN GOOGLE FORM

Yth. Bapak/Ibu/Saudara Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya atas

kesediaan anda mengisi kuesioner ini. Adapun kami sampaikan bahwa kuesioner

ini dibuat oleh :

Nama : Reza zaki mubarok

NIM : 62201180026

Jurusan / Fakultas : Akuntansi S1/ Ekonomi

Universitas : UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI BREBES

Kuesioner ini merupakan bagian dari proses pengumpulan data untuk

keperluan tugas SKRIPSI kami yang berjudul “Analisis Pengawasan Internal dan

Penerapan Akuntansi Sektor Publik Terhadap Kinerja Instansi Badan Pusat

Statistik Kabupaten Brebes”. Kabupaten Brebes. Sebelumnya saya juga mohon

maaf telah menganggu waktu kerja Bapak/Ibu/Saudara/i. Jawaban yang anda

berikan tidak akan dinilai benar atau salah dan tidak akan berpengaruh terhadap

penilaian kerja ditempat anda bekerja. Data yang diperoleh akan kami rahasiakan

dan tidak akan kami sebar luaskan, karena hanya akan digunakan untuk keperluan

penelitian, sesuai etika penelitian.


A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama lengkap :......................................................................

Jenis kelamin :......................................................................

Jenjang pendidikan terakhir :......................................................................

Unit Organisasi/Bagian :......................................................................

B. Petunjuk pengisian

Adapun petunjuk pengisian kuesioner yaitu :

1. Sebelum menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, mohon isilah


identitas diri terlebih dahulu.

2. Bacalah dengan baik disetiap pertanyaan, kemudian pilih tanda jawaban


yang dianggap paling tepat.

3. Isilah kuesioner dengan jujur serta penuh ketelitian. Dan terimakasih telah
bersedia mengisi kuesioner ini.

Penilaian untuk skor adalah

skor 1 : sangat tidak setuju

skor 2 : tidak setuju

skor 3 : netral

skor 4 : setuju

skor 5 : sangat setuju


C. PENGAWASAN INTERNAL (X1)
Angket pengawasan internal
Berilah tanda cheklist pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.

Pernyataan
no Pertanyaan
1 2 3 4 5

BPS kab Brebes telah memiliki standar


kompetensi untuk setiap tugas dan
1
fungsi pada masing-masing posisi
dalam instansi.

Struktur organisasi BPS telah


menggambarkan pembagian
2
kewenangan dan tanggung jawab
pegawai.

Pimpinan telah memberikan wewenang


kepada pegawai yang tepat sesuai
3
dengan tingkat tanggung jawabnya
dalam rangka pencapaian tujuan instansi

Pimpinan telah memberikan wewenang


kepada pegawai yang tepat sesuai
4
dengan tingkat tanggung jawabnya
dalam rangka pencapaian tujuan instansi

Pimpinan telah melakukan analisis


risiko secara lengkap dan menyeluruh
5 terhadap kemungkinan timbulnya
pelanggaran terhadap sistem akuntansi
dan pelaporan keuangan

Kebijakan dan prosedur pengamanan


6 fisik atas aset telah ditetapkan dan
diimplementasikan dengan baik.

7 Informasi telah disediakan secara tepat


waktu dan memungkinkan untuk
dilakukan tindakan korektif secara
tepat.

Sebagai tindak lanjut dari penilaian


terhadap kualitas pengawasan intern,
8
BPS telah melakukan perbaikan
pengawasan intern

Saluran komunikasi berkelanjutan telah


dilaksanakan secara terbuka dan efektif
9 dengan masyarakat, rekanan, dan aparat
pengawas intern dalam memberikan
masukan signifikan

Pegawai dan atasan telah memahami


10
tujuan dari kegiatan pengawasan.

D. PENERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (X2)


Angket penerapan akuntansi sektor publik
Berilah tanda cheklist pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.

Pernyataan
no Pertanyaan
1 2 3 4 5

Penyusunan  laporan  keuangan  pada


instansi tempat Saya bekerja telah  
1
sesuai   dengan Standar Akuntansi yang
berlaku.

Telah menggunakan basis akrual untuk


2 mengakui kewajiban pada instansi
tempat Saya bekerja.

Pada   instansi   tempat   Saya   bekerja,


3 telah mencatat pendapatan sesuai
dengan   asas bruto

Telah menggunakan basis transparan


4
pada  instansi  tempat Saya bekerja.
Saat terjadinya pengeluaran dari
rekening kas pada   instansi   tempat  
5
Saya   bekerja   telah diakui sebagai
belanja

Penerimaan pembiayaanpada instansi


6 tempat Saya bekerja diakui saat
diterima di rekening kas

Telah menyusun laporan arus kas sesuai


standar akuntansi yang diklasifikasikan
7 berdasarkan aktivitas operasi,
pendanaan, dan investasi pada instansi
tempat Saya bekerja

Pada instansi tempat Saya bekerja, telah


8 menggunakan metode langsung dalam
melaporkan arus kas operasi

Pada instansi tempat Saya bekerja, telah


9 menyajikan  catatan  atas  laporan
keuangan pada setiap periode pelaporan

Telah membuat catatan atas laporan


keuangan yang meliputi  penjelasan
10 pos-pos yang  ada dalam  laporan
keuangan pada instansi tempat Saya
bekerja
E. KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Y)
Angket pengawasan internal
Berilah tanda cheklist pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.

Pernyataan
no Pertanyaan
1 2 3 4 5

Pada instansi tempat Saya  bekerja,


kejelasan sasaran anggaran suatu
1
program telah dimengerti  oleh semua
aparat dan pemimpin

Pada instansi tempat Saya bekerja, telah


dilakukan analisis keuangan untuk
2
setiap kegiatan yang telah selesai
dilaksanakan

Pada  instansi tempat  Saya  bekerja,


telah  menetapkan indikator kinerja
3
untuk setiap kegiatan   atau  program
yang akan dilaksanakan

Visi dan misi program instansi tempat


4 Saya  bekerja telah ditetapkan sesuai
rencana strategik organisasi

membuat laporan kegiatan yang telah


5 dilaksanakan yang akan disampaikan
kepada atasan

Pada instansi tempat Saya bekerja, telah


dilakukan pengecekan terhadap
6
jalannya program/kegiatan yang sedang
dilaksanakan

7 pelaksanaan kegiatan telah dikontrol


dengan  ukuran  atau  indikator  kinerja
yang  jelas untuk menilai tingkat
keberhasilan suatu kegiatan atau
program

Kegiatan/program yang disusunoleh


instansi tempat  Saya bekerja telah
8
mengakomodir setiap perubahan dan
tuntutan yang ada di masyarakat

Pada instansi tempat Saya bekerja,


LAKIP digunakan  sebagai bahan
pertimbangan dalam merencanakan
9
program/kegiatan selanjutnya dan
diterbitkan  sesuai  dengan  waktu  yang
ditentukan

reward atau bonus setelah pencapaian


10 kinerja, menjadi kepuasan tersendiri
bagi pegawai
Lampiran 3

TANGGAPAN KUESIONER

A. Data Penelitian Variabel Pengawasan Internal

No. Nomor soal


Jumlah
Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 4 4 5 4 5 3 3 5 4 42
2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 34
3 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 31
4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 27
5 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 33
6 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 30
7 3 3 2 3 1 4 3 3 2 2 26
8 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 28
9 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 29
10 4 2 3 3 1 4 4 3 2 2 28
11 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 27
12 4 3 2 2 3 4 4 3 2 2 29
13 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
14 4 3 2 1 2 3 2 3 2 2 24
15 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 27
16 2 4 2 4 2 4 2 3 3 4 30
17 4 3 3 1 3 4 3 3 4 3 31
18 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 34
19 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 27
20 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 30
21 3 3 2 4 3 5 3 3 3 3 32
22 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 45
23 4 2 2 3 3 2 2 2 4 2 26
24 5 4 4 5 4 5 3 3 5 4 42
25 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 34
26 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 31
27 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 27
28 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 33
29 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 29
30 3 3 2 3 1 4 3 3 2 2 26
31 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 28
32 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 29
33 4 2 3 3 1 4 4 3 2 2 28
34 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 27
35 4 3 2 2 3 4 4 3 2 2 29
36 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
37 4 3 2 1 2 3 2 3 2 2 24
38 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 27
Jumlah 1140

B. Data Penelitian Variabel Penerapan Akuntansi Sektor Publik

No. Nomor soal


Jumlah
Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
2 4 5 3 3 4 3 3 3 3 3 34
3 3 3 4 3 4 3 4 3 5 3 35
4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 32
5 3 5 4 2 4 4 4 3 4 3 36
6 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 27
7 2 2 4 3 4 3 4 3 3 2 30
8 3 4 2 2 4 3 2 3 3 3 29
9 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 31
10 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 32
11 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 34
12 3 3 3 4 4 3 4 4 5 3 36
13 2 3 2 4 3 3 4 2 3 3 29
14 2 3 2 4 4 3 3 4 2 2 29
15 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2 31
16 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 30
17 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 33
18 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 35
19 2 3 4 3 4 3 2 2 3 2 28
20 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 31
21 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 34
22 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 45
23 3 4 3 3 2 3 4 3 2 2 29
24 3 4 2 2 4 3 2 3 3 3 29
25 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 31
26 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 32
27 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 34
28 3 3 3 4 4 3 4 4 5 3 36
29 2 3 2 4 3 3 4 2 3 3 29
30 2 3 2 4 4 3 3 4 2 2 29
31 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2 31
32 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 30
33 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 33
34 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 35
35 2 3 4 3 4 3 2 2 3 2 28
36 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 31
37 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 34
38 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 45
Jumlah 1235

C. Data penelitian variabel kinerja Instansi Pemerintah

No. Nomor soal


Jumlah
Respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 4 4 4 3 3 4 4 5 3 39
2 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 30
3 4 2 2 2 5 3 3 3 2 3 29
4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 31
5 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 31
6 4 2 4 3 3 2 4 2 3 4 31
7 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 28
8 2 2 3 4 3 3 4 3 2 4 30
9 2 3 3 2 1 3 3 3 4 3 27
10 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 33
11 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 27
12 2 2 2 4 1 2 3 3 2 3 24
13 4 2 4 3 3 2 4 1 3 3 29
14 2 4 2 4 3 2 3 3 3 3 29
15 4 4 3 3 3 2 3 1 3 4 30
16 2 4 4 3 3 2 4 3 2 4 31
17 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 29
18 4 5 4 4 4 3 4 1 3 4 36
19 4 3 3 2 1 4 3 3 3 2 28
20 2 4 2 4 4 3 5 2 3 4 33
21 4 3 2 1 3 4 3 1 3 4 28
22 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 45
23 2 4 2 1 1 2 2 3 2 2 21
24 5 4 4 4 3 3 4 4 5 3 39
25 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 30
26 4 2 2 2 5 3 3 3 2 3 29
27 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 31
28 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 31
29 4 2 4 3 3 2 4 2 3 4 31
30 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 28
31 2 2 3 4 3 3 4 3 2 4 30
32 2 3 3 2 1 3 3 3 4 3 27
33 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 33
34 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 27
35 2 2 2 4 1 2 3 3 2 3 24
36 4 2 4 3 3 2 4 1 3 3 29
37 2 4 2 4 4 3 5 2 3 4 33
38 4 3 2 2 3 4 3 1 3 4 29
Jumlah 1150
Lampiran 4
Lampiran 5

Surat Pengantar Izin Penelitian

Anda mungkin juga menyukai