Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

“BALANCE SCORECARD”

OLEH :

ANGGOTA KELOMPOK 1

Nama : Agatha Diana Kasih

Agustina Peni

Anes Clarita Feoh

Anthonius Hayon

Ati Elmina Tuke

Beatriks Sabarua

Sharon Amelya Horo

Sriwahyuni

Jurusan : Akuntansi

Prodi : Akuntansi Sektor Pulik

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasihnya kami
dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah yang berjudul “BALANCE
SCORECARD” dengan baik dan tepat waktu.

kami menulis makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca dan
untuk melengkapi tugas dari mata kuliah PENGUKURAN KINERJA SEKTOR
PUBLIK. kami pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kami sangat mengharapkan saran, kritik ataupun sanggahan
yang bersifat membangun agar pada penulisan selanjutnya kami bisa menghasilkan
makalah yang lebih baik.

Akhir kata, kami dari kelompok 1 berharap agar makalah ini dapat bermanfaat serta
dapat menambah wawasan para pembaca.

Kupang, 25 januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Balanced Scorecard


2.2 Proses Balance Scorecard
2.3 Tujuan Balanced Scorecard
2.4 Organisasi PUblik dan Orientasi pada Pelanggan
2.5 Re-scaling Balanced Scorecard
2.6 Teknik pengukuran kinerja
2.7 Ikhtisan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisasi sektor publik berhubungan langsung dengan penyediaanservices
andgoodsuntuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini
masyarakatmerupakan pelanggan yang harus dilayani dengan baik sehingga dalam
rangka memenuhicustomer satisfaction, sangat perlu ditanamkan pola pikir(mind
set)terhadap para pengelolaorganisasi layanan publik tentang bagaimana
meningkatkan kepuasan pelanggan(masyarakat). Peningkatanincometanpa diimbangi
dengan kepuasan masyarakat belummenunjukkan keberhasilan organisasi publik
seperti ini.Kinerja organisasi publik harus dilihat secara luas dengan mengidentifikasi
keberhasilanorganisasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendekatan
dalam pengukurankinerja bisa dimodifikasi agar layak digunakan untuk menilai
kinerja akuntabilitas publikdengan sebenarnya.
Balanced ScorecarddanValue for Moneybisa digunakan dalam berbagaimacam cara agar
mampu mendeteksi ketercapaian organisasi publik dalam melayanipelanggan
(masyarakat).Balanced Scorecard(BSC) merupakan pendekatan baru terhadap
manajemen, yangdikembangkan pada tahun 1990-an oleh Robert Kaplan (Harvard
Business School) dan DavidNorton (Renaissance Solution, Inc.).

1.2 Rumusan Masalah


2 Pengertian Balanced Scorecard
3 Proses Balance Scorecard
4 Tujuan Balanced Scorecard
5 Organisasi PUblik dan Orientasi pada Pelanggan
6 Re-scaling Balanced Scorecard
7 Teknik pengukuran kinerja
8 Ikhtisan

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu Pengertian Balanced Scorecard


2. Mengetahui Proses Balance Scorecard
3. Mengetahui Tujuan Balanced Scorecard
4. Mengetahui Organisasi PUblik dan Orientasi pada Pelanggan
5. Mengetahui Re-scaling Balanced Scorecard
6. Dapat memahami Teknik pengukuran kinerja
7. Mengetahui apa itu Ikhtisan
BAB II

PEMBAHASAN

BAB 9

BALANCE SCORECARD

A. Pengertian Balanced Scorecard


Organisasi sektor publik berhubungan langsung dengan penyediaanservices
andgoodsuntuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini
masyarakatmerupakan pelanggan yang harus dilayani dengan baik sehingga dalam
rangka memenuhicustomer satisfaction, sangat perlu ditanamkan pola pikir(mind
set)terhadap para pengelolaorganisasi layanan publik tentang bagaimana
meningkatkan kepuasan pelanggan(masyarakat). Peningkatanincometanpa diimbangi
dengan kepuasan masyarakat belummenunjukkan keberhasilan organisasi publik
seperti ini.Kinerja organisasi publik harus dilihat secara luas dengan mengidentifikasi
keberhasilanorganisasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendekatan
dalam pengukurankinerja bisa dimodifikasi agar layak digunakan untuk menilai
kinerja akuntabilitas publikdengan sebenarnya.
Balanced ScorecarddanValue for Moneybisa digunakan dalam berbagaimacam
cara agar mampu mendeteksi ketercapaian organisasi publik dalam
melayanipelanggan (masyarakat).Balanced Scorecard(BSC) merupakan pendekatan
baru terhadap manajemen, yangdikembangkan pada tahun 1990-an oleh Robert
Kaplan (Harvard Business School) dan DavidNorton (Renaissance Solution, Inc.).
Pengakuan atas beberapa kelemahan dan ketidakjelasandari pendekatan pengukuran
kinerja keuangan sebelumnya, BSC menyajikan sebuahperspektif yang jelas
sebagaimana sebuah perusahaan harus mengukur supaya tercapai
Keseimbangan perspektif keuangan. Kaplan dan Norton merangkum rasional
untuk BSCsebagai berikut. BSC tetap mempertahankan pengukuran keuangan
tradisional. Tetapipengukuran keuangan menceritakan kejadian masa lalu, suatu
laporan yang cukup untuk eraindustri untuk kemampuan investasi jangka panjang dan
relationship pelanggan tidak secarakritis untuk keberhasilan. Pengukuran keuangan
adalah tidak layak, bagaimanapun juga,untuk memandu dan mengevaluasi suatu
perjalanan yang mana perusahaan pada erainformasi harus membuat suatu nilai masa
depan melalui investasi dalam pelanggan,pemasok, pekerja, proses, teknologi, dan
inovasi. BSC menyarankan bahwa kita melihatsuatu kinerja organisasi dari empat
perspektif berikut: (1)The Learning and GrowthPerspective, (2) The Business Process
Perspective, (3) The Customer Perspective, dan (4)The Financial
Perspective.Balanced Scorecard Modelini pada awalnya memang ditujukan untuk
memperluas areapengukuran kinerja organisasi swasta yang profit-oriented.
Pendekatan ini mengukur kinerjaberdasarkan aspek finansial dan non finansial yang
dibagi dalam empat perspektif, yaituperspektif finansial, perspektif pelanggan,
perspektif proses internal, dan perspektif inovasi &pembelajaran (Quinlivan, 2000)
1. Perspektif FinansialPerspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang profitabilitas
ketercapaian target keuangan,sehingga didasarkan atas sales growth, return on
investment, operating income, dan cashflow.
2. Prespektif pelanggan
Prespektif pelanggan merupakan faktor-faktor sepetri customer satisfasction,
customer retention, customer profitability, dan market set.
3. Prespektif Proses Internal
Prespetif ini mengindentifikasi faktor kritis dalam proses internal organisasi
dengan berfokus pada pengenmbangan proses baru yang menjadi kebutuhan
pelanggan
4. Prespektif inovasi dan pembelajaran
Prespektif ini mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan teknologi
pengembangan pegawai, sistem dan prosedur, dan faktor lain yang perlu
diperbaruhi.
B. Proses Balanced Scorecard
Proses ikplementasi BSC dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Mendefinisikan Tujuan, Sasaran, Strategi, Program Organisasi
Kita tidak bisa menilai sesuatu jika tidak mempunyai criteria yang jelas sebagai
pedoman penilaian. Demikian juga, jika kita hendak menilai kinerja organisasi
harus mempunyai criteria yag jelas. Criteria ini adalah indicator pencapaian
tujuan, sasaran, strategi, dan progam. Dengan demikian langkah pertama
pengukuran kinerja dengan BSC adalah pendefenisian tujuan, sasaran, strategi,
dan program sebagai dasar menentukan indicator pengukuran
2. Merumuskan framework pengukuran setiap jenjang manajerial
Dalam tahap ini dirumuskan area pengukuran kinerja secara bertingkat dengan
berpedoman pada struktur organisasi yang ada untuk diarahkan pada pencapaian
tujuan dengan tingkat kedalam yang berbeda-beda. Selain itu juga dirumuskan
pengukuran kinerja untuk setiap individu, tim dan kelompok organisasi.
3. Mengintegrasikan pengukuran kedalam sistem manajemen
Sistem pengukuran kinerja yang telah dirumuskan merupakan subsistem
manajemen organisasi, sistem pengukuran kinerja harus diintegrasikan kedalam
sistem manajemen baik formal maupun nonformal. Sistem pengukuran kinerja
merupakan bagian dari perencanaan, pengorganisasian, pengkordinasian, motivsi
dan pengendalianyang ditetapkan oleh organisasi
4. Monitoring sistem pengukuran kinerja
Implementasi sistem pengukuran kinerja harus selalu dimonitor karena organisasi
selalu menghadapi lingungan yang dinamik, oleh karena itu perlu dilakukan
monitoring terhadap ukuran yang telah ditetapkan dan hasilnya secara terus
menerus secara konsisten, dan mengevaluasinya untuk memperbaiki sistem
pengukuran pada periode berikutnya. Monitoring dilakukan degnan
mengindentifikasi permasalahan berkaitan dengan
1) Bagaimana organisasi berjalan sampai saat ini?
2) Bagaimana efektifis strategi organisasi dalam pencapaian tujuan ?
3) Bagaimana strategi berubah sejak awal sampai akhir?
4) Bagaimana sistem pengukuran bisa mencapai strategi yang berubah-ubah
5) Bagaiamana organisasi bisa memperbaiki sistem pengukuran

C. Tujuan Balanced Scorecard


Balanced Scorecard system pertama kali diperkenlkan sebagai alat untuk menilai
perusahaan komersial. Namun, sebetulnya pemanfaatan BSC ini bisa oleh semua jenis
organisasi. Pada organisasi public yang mengendepankan layanan public, BSC perlu
diadaptasikan sehingga menghasilkan m=pengukurn yang sesuai dengan tujuan utama
organisasi. Pada organisasi komersial, model BSC sebagaimana dirumuskan Northon
dan Kaplan, menempatkan prespektif finansial diatasketiga prespektif lainya. Hal ini
berarti bahwa semua komponen kinerja nonvinansial dilakukan dalam rangka
mengoptimalkan kinerja finansial misalnya profit dan return investment (ROI).
D. Organisasi PUblik dan Orientasi pada Pelanggan
Berdasarkan karakteristiknya, organisasi public dapa dibedakan menjadi dua,
yaitu pure nonprofit organization dan quasi nonprofit organization. Puare nonprofit
organization adalah organisasi public yang menyediakan atau menjual barang atau
jasa dengan maksud untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari pajak , retribusi, utang, ubligasi, laba,
pendanaan BUMN/BUM, penjualan asset negara dan sebagainya misalnya
pemerintahan. Sedangkan pause nonprofit organization merupakan organisasi public
yang menyediakan dan menjual barang atau jasa dengan maksud untuk melayani
masyarakat dan memperoleh keutungan (surplus). Sumber pendanaan organisasi ni
berasal dari investor pemerintahan, investor swasta, dan kreditor, misalnya
BUMN,BUMD.

E. Re-scaling Balanced Scorecard


BSC dapat diadopsi dan diadaptasikan pada pure nonprofit organization
maupun quasi nonprofit organization. Implementasi BSC sebagai alat pengukuran
kinerja tetap harus berpedoman pada tujuan organisasi. Pada jenis quasi nonprofit
organization, tujuan organisasi nya adalah kepuasan pelanggan dan meningkatnya
profitabilitas. Dengan demikian, BCs dapat dimodifikasi dengan menempatkan
prespektif finansial pada pelanggan sejajar pada puncak dan diikuti oleh prespektif
proses internal dan selanjutnya prespektif inovasi dan pembelajaranya. BSC dapat
diterapkan dengan modifikasnya sehingga prefektif pelanggan ditemptkan dipuncak ,
diikuti prespektif finansial, prespektif proses internal, serta prespektif pembelajaran
dan inovasi. Jadi, instansi pemerintah belum dikatakan berasil, jika hanya berasil
meningkatkan atau return on investment nya tinggi tetapi masyarakat pengguna jasa
layanannya justru banyak yang mengeluh tidak puas.
Pada dasarnya BSc merupakan sitem pengukuran kinerja yang mencoba untuk
mengubah misi dan straegi organisasi menjadi tujuan dan ukuran-ukuran yang kebih
berwujud. Ukuran vinansial dan nonvinansial yang dirumuskan dalam prespektif BSC
adalah derivasi (penurunan) dari visi dan strategi organisasi. Dengan demikian, nasib
pengukuran dengan BSC ini mampu menjawab pertanyaan tentang sebarapa besar
tingkat pencapaian organisasi atas vsi dan strategi yang dtelah ditetapkan.
Pada organisasi penyedia layanan public, tujuan utama pengukutan kinerjanya
adalah untuk mengevaluasi keefektifan layanan jasa yang diberikan kepada
masyarakat. Oleh karena itu kepuasan pelanggan menjadi penting daripada sekedar
keuntungan. Trend pengukuran kinerja organisasi layanan pubik saat ini adalah saat
ini adalah pengukuran kinerja berbasisi outcome daripada sekedar ukuran-ukuran
proses.

F. Teknik pengukuran kinerja


Pengukuran kinerja didasarkan atas aspek finansial dan nonfinansial yang
dibagi dalam empat prspektif, yaitu prspektif finansial, prspektif pelanggan,prspektif
proses internal dan prspektif inovasi dan pembelajaran.
1. Perspektif finansial
Perseptif ini melihat kinerja dari sudut pandang penyedia sumber daya dan
ketercapaian target keungan sebagaimana rencana organisasi. Untuk
mengetahui kinerja keuangan, alat analisis rasio keuangan dapat digunakan.
Teknik analisis rasio adalah suatu teknik analisis unuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan keuangn lain secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
2. Prespektif pelanggan
Prespektif pelanggan merupakan indicator tentang pelanggan meliha organisas
dan bagaimana organisasi memandang mereka. Indikator yang dapat
digunakan untuk menilai bagaimana pelanggan memandang organisasi adalah
tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui surve pelanggan,
sikap dan perilaku dapat diketahui dari keluhan-keluhan yang mereka
sampaikan.
3. Prespektif proses internal
Prespektif ini mencakup indicator produktivitas, kualitas, waktu penterahan,
waktu tunggu, dan sebagainya. Indicator ini memungkinkan kita untuk
menetukan apakah proses telah mengalami peningkatan, sejajar dengan
benchmarks, dan atau mencapai target dan sasaran
4. Prespektif inovasi dan pembelajaran
Prespektif ini memuat indicator tentang seberapa jauh manfaat dari
pengembangan baru atau hal ini dapat memberikan kontribusi keberhasilan
dimasa depan. Pengukuran hasil dari tindakan dan aktifitas dalam prespektif
ini memungkinkan tidak dapat dilakukan karena hasilnya tidak segera dapat
diketahui dan bersifat berjangka panjang.
G. Ikhtisan
Balanced scorecard merupakan pendekatan untuk mengukur kinerja
berdasarkan aspek vinansial dan nonvinansial yang dibag dalam empat prespektif
yaitu prespektif finansiai, prespektif pelanggan, prespektif proses internal, prespektif
inovasi dan pembelajaran. Proses implementasi BSC dapat diuraikan sebagai berikut
1. Mendefenisikan tujuan, sasaran, strategi dan program organisasi
2. Merumuskan framework pengukuran setiap jenjang managerial.
3. Mengintegrasikan pengukuran kedalam sistem managemen
4. Monitoring sistem pengukuran kinerja

Implementasi BSC sebagai alat pengukuran kinerja tetap harus


berpedoman pada tujuan organisasi. Dalam quasy nonprofit organistazion
BSC dapat dimofikasi dengan menempatkan prespektif vinansial dan
pelanggan sejajar pada puncak dan diikuti oleh prespektif proses internal dan
selanjutnya prespektif inovasi dan pembelajaran.

Syarat-syarat efektifitas BSC adalah ada defenisi yang jelas atas tujuan
individu, team, unit organisasi dan organisasi, memahami hubungan antara
proses yang bernilai tambah dan outcome yang dihasilkan dan
mengintegrasikan model pengukuran kinerja BSC dalam suatu managemen
strategi, anagemen kinerja dan sistem penghargaan pegawai.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam konsep Balanced Scorecard pencapaian visi perusahaan dapat diturunkan


secara menyeluruh/komprehenisif kedalam empat prsektif meliputi perspektif
keuangan,perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan

DAFTAR PUSTAKA
Mahsun, Mohammad.2016. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:BPFE

Anda mungkin juga menyukai