Disusun Oleh :
Nama : Dian patmawati
NIM : 133210002
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Likuidasi adalah berhentinya kegiatan operasi perusahaan (pembubaranusaha) secara
keseluruhan dengan menjual sebagian atau seluruh aktivaperusahaan, membayar semua utang
pajak, kewajiban pada pihak ketiga dansisanya dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan
rasio laba / rugi.Berhentinya persekutuan sebagai bisnis mencakup penghentian aktivitas
bisnispersekutuan yang disebut entitas likuidasi persekutuan. Likuidasi persekutuanmencakup
konversi aktiva bukan kas menjadi kas, pengakuan untung dan rugiselama masa likuidasi,
pembayaran kewajiban, dan distribusi kas kepada sekutupada saat berakhirnya usaha. Laporan
keuangan utama untuk likuidasipersekutuan ialah laporan likuidasi persekutuan yang
meringkas seluruh transaksidan peristiwa finansial selama masa likuidasi. Laporan ini
juga digunakan sebagaidokumen resmi untuk likuidasi yang dilakukan melalui pengadilan.
Likuidasi sederhana mengacu pada konversi seluruh aktiva menjadi kassebelum distribusi
dilakukan kepada sekutu. Ketika persekutuan dilikuidasidengan pendistribusian bertahap
kepada sekutu, kas didistribusikan kepada sekutusetelah kewajiban dibayar, tetapi sebelum
untung ataupun rugi likuidasi diakui.Untuk mencegah pembayaran yang berlebihan kepada
sekutu, jumlah kas yangdidistribusikan dihitung dengan dua asumsi yaitu seluruh sekutu
secara pribaditidak likui dan seluruh aktiva bukan kas rugi. Dengan asumsi ini ada
duapendekatan utama untuk menghitung jumlah pembayaran aman kepada sekutupada
tiap tahap distribusi. Pendekatan pertama ialah menyiapkan skedulpembayaran aman untuk
setiap tahap distribusi dan pendekatan kedua adalahmenyiapkan rencana distribusi kas
yang digunakan selama proses likuidasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan likuidasi berangsur dalam persekutuan?
2. Bagaimana pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap
kali aktiva dapat direalisasikan?
3. Bagaimana masalah hutang kepada anggota persekutuan?
4. Bagaimana penentuan prioritas pembayaran kepada anggota?
5. Bagaimana penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses
likuidasi berlangsung?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali
aktiva dapat direalisasikan
Penentuan besarnya jumlah pembayaran kembali hak penyertaan kepada masing-masing
anggota, harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dihindarkan kemungkinan terjadinya
pembayaran dalam jumlah yang berlebihan kepada anggota tertentu dengan mengurangi hak-
hak dari anggota lainnya.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota secara bertahap, tidak akan
menimbulkan persoalan apabila hak-hak penyertaan para anggota telah menunjukkan posisi
yang sebanding dengan perbandingan laba (rugi) pada saat menjelang proses likuidasi
itu berlangsung.
2
Hal ini dapat dilaksanakan dengan memperlakukan sebagai kerugian yang harus ditanggung
oleh masing-masing anggota atas nilai buku aktiva yang belum dapat direalisasikan. Jika
alokasi kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang belum dapat direalisasikan) berakibat
defisitnya saldo modal salah satu atau lebih anggota, maka defisit modal anggota yang
bersangkutan harus ditanggung oleh anggota-anggota yang lain. Dengan ketentuan demikian
itu maka hanya anggota-anggota yang memiliki saldo kredit atas rekening modalnya
mempunyai prioritas untuk menerima pembayaran terlebih dahulu. Perlakuan terhadap
nilai buku aktiva (yang belum dapat direalisasikan) dan defisit saldo modal anggota-anggota
tertentu seperti itu dilakukan di luar pembukuan dan akan berlangsung sampai dengan saldo
modal masing-masing anggota sebanding dengan perbandingan pembagian laba (rugi) di dalam
persekutuan.
2.2.1 Contoh Pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau
setiap kali aktiva dapat direalisasikan
Tuan A, B dan C adalah anggota-anggota persekutuan yang membagi laba (rugi) dalam
perbandingan 2 : 1 : 1. Neraca per 31 Agustus 1980, yang disusun sesaat sebelum likuidasi,
adalah sebagai berikut :
AKTIVA PASSIVA
Kas Rp 25.000,00 Hutang Dagang Rp 125.000,00
Aktiva lain-lain Rp 500.000,00 Modal, A Rp 175.000,00
Modal, B Rp 125.000,00
Modal, C Rp 100.000,00
Jumlah Aktiva Rp 525.000,00 Jumlah Passiva Rp 525.000,00
Proses likuidasi yang berlangsung sejak tanggal 1 September 1980, adalah sebagai
berikut : Pada pelelangan pertama hanya dapat dijual aktiva lain-lain yang mempunyai nilai
buku Rp 312.500,00 dengan harga Rp 237.500,00.
Pada bulan Oktober 1980 aktiva lain-lain sebesar nilai buku Rp 150.000,00 dapat dijual
dengan harga Rp 112.500,00.
Pada bulan November 1980 sisa aktiva lain-lain sebesar nilai buku Rp 37.500,00 dapat dijual
dengan harga Rp 45.000,00.
Laporan likuidasi Persekutuan ABC dan perhitungan pembayaran kembali hak penyertaan para
anggota pada bulan September setelah kewajiban-kewajiban kepada kreditur selesai dibayar
akan ternyata seperti tabel-tabel yang berikut :
3
Daftar I-Perhitungan Jumlah Uang Yang Dapat Dibayarkan kepada Para Anggota
A B C
(2/4) (1/4) (1/4)
Saldo modal sebelum pembayaran kepada 137.500,00 106.250,00 81.250,00
anggota Pembebanan kemungkinan rugi karena
aktiva lain-lain tidak dapat direalisasikan sebesar
Rp 187.500,00 (dibagi 2 : 1 : 1) -93.750,00 -46.875,00 -46.875,00
Jumlah yang dapat dibayarkan kepada masing- - - -
masing anggota 43.750,00 59.375,00 34.375,00
4
Apabila setelah hutang kepada kreditur diselesaikan pembayarannya dikehendaki
untuk membagikan sisa uang tunai sebesar Rp 137.500,00 kepada anggota, maka
perhitungan jumlah pembayaran kepada masing-massing itu harus didasarkan atas hak
prioritasnya. Pada saat itu saldo modal masing-masing anggota belum mencerminkan
perbandingan pembagian laba (ruginya), oleh sebab itu pembayaran kepada masing-masing
anggota berdasarka rasio pembagian laba (rugi) tidak seharusnya dilaksankan, karena hal ini
tidak mencerminkan hak prioritas yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Pembayaran
dalam mumlah yang sama besarnya juga tidak dapat mencerminkan hak prioritas tersebut,
karena prioritas pembayaran kembali hak penyertaan di dalam persekutuan dipengaruhi
pula oleh hak atas laba(rugi) yang ada.
Besarnya hak prioritas pembayaran harus ditentukan dengan memberlakukan nilai buku
aktiva lain-lain yang belum dapat dijual sebagai kerugian dan dibebankan kepada saldo modal
masing-masing anggota. Sebagai akibatnya tidak selalu seorang anggota yang memiliki
saldo modal paling besar jumlahnya juga mempunyai hak prioritas pembayaran dalam
jumlah yang besar.
Jika alokasi pembebanan rugi sebesar nilai buku aktiva lain-lain yang belum laku dijual
tidak mengakibatkan defisitnya saldo modal masing-masing anggota, maka saldo modal
para anggota akan menunjukkan keadaan sesuai rasio pembagian laba (ruginya). Pembayaran
kembali hak penyertaan anggota untuk tahap-tahap berikutnya , oleh sebab itu dapat
dilaksanakan berdasar ratio pembagian laba (rugi) yang ada. Sejak saat itu hak prioritas
dari masing-masing anggota adalah sama dengan ratio pembagian laba (rugi) tersebut.
Apabila prosedur demikian itu tetap diikuti dai alam proses likuidasi bertahap, maka para
anggota pemilik pada akhirnya akan mendapatkan pembayaran kembali atas hak
penyertaannya dalam perimbangan perusahaanya. hal ini dapat dibuktikan dengan apabila
misalnya pembayaran kembali hak penyertaan para anggota ditangguhkan sampai dengan
saat setelah aktiva lain-lain dapat direalisasikan seluruhnya.pembagian laba (rugi) realisasi
aktiva lain-lain dan jumlah uang yang terbagi bagi para anggota di dalam proses likuidasi
tersebut nampak pada tabel berikut:
5
Sedang pembayaran kembali hak-hak penyertaan para anggota, akan menjadi sebagai berikut:
A B C JUMLAH
Saldo sebelum Rp 175.000,00 Rp 125.000,00 Rp 100.000,00 Rp 400.000,00
likuidasi Rugi realisasi (Rp 52.500,00) (Rp 26.250,00) (Rp 26.250,00) (Rp 105.000,00)
aktiva
Pembayaran kembali Rp 122.500,00 Rp 98.750,00 Rp 73.750,00 Rp 295.000,00
hak-hak para anggota
Jumlah penerimaan atas hak-haknya di dalam perushan oleh masing-masing anggota tersebut
juga sama apabila proses likuidasi dilaksanakan secara bertahap, seperti pada tabel berikut ini:
A B C JUMLAH
Laba (rugi realisasi aktiva:
- Tahap pertama (september) Rp 17.500,00 (Rp 18.750,00) (Rp 18.750,00) (Rp 75.000,00)
- Tahap kedua (oktober) Rp 18.750,00 (Rp 9.375,00) (Rp 9.375,00) (Rp 37.500,00)
- Tahap ketiga (november) Rp 3.750, 00 (Rp 1.875,00) (Rp 1.875,00) (Rp 7.500,00)
Jumlah Rp 52.500,00 (Rp 26.250,00) (Rp 26.250,00) (Rp 105.00,00)
Daftar perhitungan jumlah uang yang dapat dibayarkan kepada anggota, di dalam
likuidasi bertahap dibuat di luaar pembukuan dan tidak dibukukan ke rekening-rekening
pembukuan yang bersangkutan. Pencatatan ke rekening-rekening pembukuan hanya terbatas
pada jumlah uang yang dibayarkan kepada masing-masing anggota. Dengan demikian
ikhtisar jurnal yang diperlukan untuk mengikuti berlangsungnya proses likuidasi
persekutuan ABC dalam contoh tersebut di atas adalah sebagai brikut:
a) Mencatat realisasi aktiva lain-lain dan pembebanan rugi kepada masing-masing anggota
Kas Rp 237.500,00
Modal A Rp 37.500,00
Modal B Rp 18.750,00
Aktiva lain-lain Rp 312.500,00
6
c) Mencatat pembayaran kembali hak penyertaan anggota tahap pertama
Modal A Rp 43.750,00
Modal B Rp 59.375,00
Modal C Rp 34.375,00
Kas Rp 137.500,00
d) Mencatat penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi pada tahap kedua
Kas Rp 112.500,00
Modal A Rp 18.750,00
Modal B Rp 9.375,00
Modal C Rp 9.375,00
Aktiva lain-lain Rp 150.000,00
Dalam keadaan "going concern"" hak-hak para anggota yang berupa "'penyertaan model
dalam persekutuan'"' dan "'piutang kepada persekuluan'" harus diadministrasi secara terpisah
dan dipertahankan integritasnya. Akan tetapi dalam keadaan perusahaan dilikuidasi hak-hak
para anggota demikian itu harus dianggap dan diperlakukan mempunya kedudukan yang
sama. Seberapa besar jumlah prioritas untuk menerima pembayaran lebih dahulu yang
dimiliki oleh seorang anggota di dalam proses likuidasi, tergantung pada kemampuan
masing-masing anggota untuk menanggung kemungkinan rugi yang maksimum dari
keseluruhan hak-hak mereka di dalam persekutuan. Pembayaran kembali harus dilakukan
terlebih dahulu kepada anggota yang masih menunjukkan saldo kredit modalnya (setelah
memperhitungkan piutangnya kepada persekutuan),
7
apabila kemungkinan rugi yang maksimum dibebankan kepada tiap-tiap anggora berdasar
rasio pembagian laba (ruginya). Dengan lain perkataan para anggota tidak bisa menuntut
pembayaran kembali harus dilakukan terlebih dahulu untuk "Hutang kepada Anggota"
baru kemudian untuk ''Penverraan Modal" di dalam persekutuan.
1) Menentukan jumlah kerugian maksimum yang dapat dibebankan kepada saldo hak-hak
penyertaan dari masing-masing anggota. Jumlah kemampuan masing-masing anggota
untuk menanggung kerugian maksimum itu dihitung dari hasil bagi antara saldo kredit
modal (dan piutangnya kepada persekutuan) dengan persentase (bagian) hak atas
pembagian laba (rugi). Atas dasar kemampuan tiap-tiap anggota menanggung kerugian
maksimum tersebut, kemudian disusun suatu ranking (prioritas) pembayaran dimulai dari
anggota yang memiliki kemampuan tertinggi.
2) Menentukan besarnya hak prioritas pembayaran di antara anggota-anggota persekutuan.
Berdasar susunan ranking (prioritas) yang telah disusun pada langkah pertama, kemudian
ditentukan sampai dengan jumlah seberapa besar prioritas pembayaran itu dimiliki oleh tiap-
tiap anggota. Besarnya hak untuk menerima pembayaran terlebih dahulu dari seorang atau lebih
anggota dari anggota-anggota lainnya tergantung pada selisih lebih kemampuan hak
penyertaan anggota yang bersangkutan untuk menanggung kerugian maksimum di atas
kemampuan anggota lainnya.
8
Dalam hal ini prioritas hak pembayaran itu adalah sebesar persentase pembagian laba dikalikan
dengan jumlah selisih lebih kemampuan menanggung rugi tersebut.
3) Atas dasar hak prioritas pembayaran yang telah ditentukan dalam tahap kedua, kemudian
disusun suatu skedul pembayarannya.
Berdasar dari uraian di atas, maka besarnya kemampuan masing-masing anggota untuk
menanggung kerugian maksimum dan ranking (susunan) prioritas pembayaran kepada
anggota akan nampak seperti pada tabel berikut :
Kemampuan
Susunan
Pembagian Menanggung
Nama Anggota Saldo Modal Prioritas
Laba (Rugi) Rugi
Pembayaran
Maksimum
A 225.000 ― 0,40 = 637.500,00 3
B 225.000 ― 0,30 = 750.000,00 2
C 210.000 ― 0,10 = 2.100.000,00 1
D 120.000 ― 0,20 = 600.000,00 4
Sedang perhitungan hak prioritas pembayaran sesuai dengan susunan (ranking) yang
telah ditentukan itu adalah sebagai berikut :
9
Kemungkinan Menanggung Rugi Maksimum Jumlah Hak Prioritas Pembayaran
A B C D A B C D
Kerugian 637.500 750.000 .100.000 600.000 - - - -
maksimum _ _ _ - - -
: (1.350.000) 135.000
(a)
Prioritas
ke 1,
kepada C
637.500 750.000 750.000 600.000
(b) _ (112.500) (112.500) _ _ 33.750 11.250 -
Prioritas (3/4) (1/4)
ke 2,
kepada B
dan C
637.500 637.500 637.500 600.000
(c) 637.500 637.500 637.500 600.000
Prioritas (37.500) ( 37.500) ( 37.500) _ 15.000 11.250 3.750 -
ke 3; A, B, (4/8) (3/8) (1/8
C, dan D
600.000 600.000 600.000 600.000
(d)
Prioritas (600.000) (600.000) (600.000) (600.000) 240.000 180.000 60.000 120.000
ke 4; A, B, (4/10) (3/10) (1/10) (2/10)
C, dan D
255.000 225.000 210.000 120.000
10
Apabila misalnya proses realisasi aktiva (non kas) persekutuan ABCD tersebut di atas
berlangsung dalam dua tahap sebagai berikut :
Tahap ke 1 Tahap ke 2 Total
Nilai buku aktiva yang dapat dijual Rp 510.000,00 Rp 375.000,00 Rp 885.000,00
Rugi penjualan aktiva Rp 60.000,00 Rp 240.000,00 Rp 300.000,00
Jumlah kas yang tersedia Rp 450.000,00 Rp 135.000,00 Rp 585.000,00
Berdasar skedul pembayaran yang telah disusun itu, maka alokasi jumlah kas yang tersedia
sebesar Rp 585.000,00 dapat dilakukan sebagai berikut :
Persekutuan ABCD
Skedul pembayaran kas
Kas Hutang Modal
Kepada A B C D
Kreditor
Tahap ke l:
Pertama, sampai 75.000,00 75.000,00 - - - -
dengan jumlah 135.000,00 – - - 135.000,00 -
(a) Berikutnya sebesar 45.000,00 - - 33.750,00 11.250,00 -
(b) Berikutnya sebesar 30.000,00 - 15.000,00 11.250,00 3.750,00 -
(c) Berikutnya sebesar 165.000,00 - 66.000,00 49.500,00 16.500,00 33.000,00
(d) Jumlah selebihnya
Jumlah tahap i 4500.000,00 75.000,00 81.000,00 94.500,00 166.500,00 33.000,00
Tahap ke 2 :
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yang dimaksud dengan likuidasi berangsur yakni, apabila pelaksanaan likuidasi
memerlukan waktu yang agak lama (karena realisasi aktiva tidak bisa sekaligus), maka
pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
jumlah uang kas yang tersedia. Pembayaran kembali hak penyertaan para anggota dilakukan
sesudah semua kewajiban-kewajiban persekutuan (hutang-hutang kepada kreditur bersaing)
dibayar lunas.
Likuidasi berangsur dalam perusahaan mengatur banyak hal yakni, pembayaran Kembali hak
penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva dapat direalisasikan, masalah
hutang pada anggota persekutuan, penentuan prioritas pembayaran kepada anggota,
penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi
berlangsung, serta piutang kepada persekutuan di dalam rencana prioritas pembayaran kepada
anggota.
12
DAFTAR PUSTAKA
Hadori Yunus, Hartanto : Akuntansi Keuangan Lanjutan, edisi pertama, BPFE UGM,
Yogyakarta.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-haluoleo/akuntnsi/makalah-akl-1-
kelompok-4/37970942
13