Anda di halaman 1dari 13

LIKUIDASI

BERANGSUR
DALAM
PERSEKUTUAN
EDISI KE-9
JILID 1

Floyd A. Beams – Joseph H. Anthony – Robin P. Clement, Suzanne H.


Lowensohn

Oleh Kelompok 3A
HASNI H. ABDULLAH B1C114021
IRA NOVIANTI B1C114024
MUH. FADLI AKBAR ALI B1C114038
SYADAM MALIK B1C114021
LD. RIZAL B1C114021
IRENE PETRUS P. B1C114055
ADELINA PUTRI B1C114057
BAB IV

LIKUIDASI BERANGSUR DALAM


PERSEKUTUAN

Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang agak lama


(karena realisasi aktiva tidak bisa sekaligus). Maka pembayaran kembali
penyertaan para anggota dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan jumlah uang kas yang tersedia.

Proses likuidasi demikian disebut sebagai lukuidasi berangsur.


Apabila pada tahap pertama baru sebagian aktiva dapat direalisasikan (di
jual), maka pertama harus dibayar semua kewajiban kepada kreditur.

Pembayaran kembali hak penyertaan kepada para anggota secara


bertahap, dilakukan sebelum laba (rugi) likuidasi yang menjadi
tanggungan mereka dapat ditentukan secara pasti.

Pembayaran hanya dilakukan kepada anggota yang mempunyai


saldo kredit atas rekening modalnya setelah mempertimbangkan seluruh
jumlah kemungkinan rugi yang akan terjadi dan tidak boleh melampaui
saldo kredit atas rekening modakl anggota yang bersangkutan. Dengan
ketentuan demikian itu berarti ada dua kemungkinan rugi yang
maksimum harus ditanggung oleh setiap anggota perlu diperhitungkan
dengan saldo modal masing-masing sebelum pembayaran kepada
anggota dilakukan, yaitu:
1. Kemungkinan rugi sebagai akibat tidak dapat direalisasikannya
aktiva (non kas) yang ada.
2. Kemungkinan adanya anggota-anggota yang mengalami defisit
modalnya, sehingga
tidak mampu menyelesaikan kewajiban-kewajiban kepada
persekutuan.

Apabila posisi hak-hak penyertaan kembali penyertaan modal para


anggota telah mencapai (sesuai dengan) perbandingan laba rugi yang
ada, maka pembagian dan pembayaran kepada anggota dapat
dilaksanakan sesuai dengan perbandingan pembagian laba rugi.

Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya


setiap kali pembayaran kembali hak penyertaan anggota agar dapat
dijamin penerimaan masing-masing anggota itu sesuai dengan hak-hak
yang bersangkutan sebgai berikut:

1. Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara


periodik atau setiap kali aktiva dapat direalisasikan (dijual).
2. Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota
sebelum proses likuidasi berlangsung, sehingga pembayaran dapat
segara dilakukan sesuai dengan jumlah uang yang tersedia.

A. Pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara


periodik atau setiap kali aktiva dapat direalisasikan.

Sebelum laba rugi likuidasi dapat ditentukan secara pasti (karena


belum semua aktiva dapat direalisasikan) harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga dihindarkan kemungkinan terjadinya pembayaran dalam
jumlah yang berlebihan kepada anggota tertentu dengan mengurangi
hak-hak dari anggota lainnya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
memperlakukan sebagai kerugian yang harus di tanggung oleh masing-
masing anggota atas nilai buku aktiva yang belum dapat direalisasikan.
Jika alokasi kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang bel;um dapat
direalisasikan) berakibat defisit saldo modal salah satu atau lebih
anggota, maka defisit modal angota-anggota yang bersangkutan harus
ditanggung oleh anggota-anggota yang lain. Jika alokasi pembebanan
rugi sebesar nilai buku aktiva lain-lain yang belum laku dijual tidak
mengakibatkan defisitnya modal saldo masing-masing anggota, maka
saldo modal para anggota akan menunjukkan keadaan sesuai dengan
ratio pembagian laba rugi.

Apabila prosedur demikian itu tetap diikuti dalam proses likuidasi


bertahap, maka para anggota pemilik pada akhirnya akan mendapatkan
pembayaran kembali atas hak penyertaan dalam perimbangan yang juga
seharusnya mereka peroleh di dalam likuidasi perusahaannya.

Masalah Hutang kepada anggota persekutuan

Dalam keadaan “going concern” hak-hak para anggota yang


berupa “penyertaan model dalam persekutuan” dan “piutang kepada
persekutuan” harus diadministrasi secara terpisah dan
dipertahankan integarisnya. Seberapa besar jumlah prioritas untuk
menerima pembayaran lebih dahulu yang dimilki oleh seorang
anggota di dalam proses likuidasi, tergantung pada kemampuan
masing-masing anggota untuk menanggung kemungkinan rugi yang
maksimum dari keseluruhan hak-hak mereka di dalam persekutuan.

Pembayaran kembali harus dilakukan terlebih dahulu kepada


anggota yang masih menunjukkan saldo kredit modalnya (setelah
memperhitungkan piutangnya kepada persekutuan). Bagi anggota
persekutuan secara individual penyertaan modal di dalam
persekutuan adalah merupakan jumlah yang diserahkan untuk
menanggung segala kemungkinan resiko yang terjadi pada
perusahaanya.
Penerimaan prioritas pembayaran kepada anggota

Disamping perlakuan yang sama antara piutang kepada


persekutuan dan penyertaan modalnya, penentuan prioitas
pembayaran kepada anggota juga perlu memperhatikan apabila
pembebanan kemungkinan rugi maksimum atas nilai buku aktiva
lain-lain mengakibatkan defisitnya saldo modal (dan piutang kepada
persekutuan) dari salah satu atau lebih anggota, maka prioritas
pembayaran diatur sebagai berikut:

 Anggota yang mengalami defisit saldo modalnya, tidak


memperoleh hak pembayaran lebih dulu.
 Anggota yang lain mempunyai hak pembayaran lebih dahulu,
sebesar saldo haknya didalam persekutuan sebelum diadakan
pembayaran kembali dikurangi dengan alokasi kemungkinan
rugi tidak dapat direalisasikan aktiva lain-lain dan alokasi deficit
modalnya anggota tertentu yang harus ditanggung bersama
sesuai dengan ratio pembagian laba rugi yang ada.
Defisit modal anggota tertentu itu dialokasikan kepada anggota-
anggota lainnya sampai dengan jumlah uang yang tersedia
sama dengan jumlah saldo kredit hak-hak para anggota
CONTOH SOAL :

Tuan A, B, dan C anggota-anggota persekutuan membagi laba rugi


dalam perbandingan 2 :1 : 1.

Persekutuan ABC Proses likuidasi sejak tanggal 1 September 1980:

 Pelelangan pertama dapat dijual aktiva lain-lain dengan harga Rp


237.500 dengan nilai buku Rp 312.500
 Oktober 1980 aktiva lain-lain dijual dengan harga Rp 112.500
dengan nilai buku Rp 150.000
 November 1980 sisa aktiva lain-lain dapat dijual Rp 45.000 dengan
nilai buku Rp 37.500
Realisasi aktiva lain-lain dan pembebanan rugi :

Kas Rp 237.500

Modal A Rp 37.500

Modal B Rp 18.750

Aktiva lain-lain Rp 312.500

Perlunasan hutang kepada kreditur :

Hutang dagang Rp 125.000

Kas Rp 125.000

Pembayaran kembali hak penyertaan anggota :

Modal A Rp 43.750

Modal B Rp 59.375
Modal C Rp 34.375

Kas Rp 137.500

Penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi :

Kas Rp112.500

Modal A Rp 18.750

Modal B Rp 9.375

Modal C Rp 9.375

Aktiva lain-lain Rp150.000

Pembayaran kembali hak penyertaan anggota :

Modal A Rp 56.250

Modal B Rp 28.125

Modal C Rp 28.125

Kas Rp 112.500

Penjualan aktiva lain-lain dan pembagian laba atas penjualan :

Kas Rp 45.000

Modal A Rp 3.750

Modal B Rp 1.875

Modal C Rp 1.875

Aktiva lain-lain Rp 37.500

Pembayaran kembali hak penyertaan anggota :

Modal A Rp22.500

Modal B Rp11.250

Modal C Rp11.250

Kas Rp45.000
B. Penyusunan Rencana Prioritas Pembayaran kepada anggota
sebelum proses likuidasi berlangsung

Cara ini merupakan alternatif procedure] yang telah dijelaskan


sebelumnya dan dapat pula disebut rencana prioritas pembayaran
kepada anggota berdasar dengan kemampuan masing-masing anggota
untuk menutup kerugian maksimum yang mungkin terjadi.

Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota,


dilakukan melalui tiga tahap sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah kerugian maksimum yang dapat dibebankan


kepada saldo hak-hak penyertaan dari masing-masing anggota.
2. Menentukan besarnya hak prioritas pembayaran diantara
anggota-anggota persekutuan.
3. Atas dasar hak prioritas pembayaran yang telah ditentukan
dalam tahap kedua, kemudian disusun dalam skedul
pembayaran.

Piutang kepada Persekutuan di dalam Rencana Prioritas


Pembayaran kepada Anggota

Rencana prioritas pembayaran kepada anggota disusun


berdasar kemampuan hak-hak masing-masing anggota di dalam
persekutuan untuk menanggung (menutup) kemungkinan kerugian
yang maksimum. Oleh sebab itu saldo piutang kepada persekutuan
harus ikut dipertimbangkan di dalam menentukan jumlah
kemampuan masing-masing anggota untuk menutup kerugian yang
maksimum tersebut.

Dengan demikian saldo piutang kepada persekutuan akan


menambah kemapuan anggota yang bersangkutan untuk menutup
kemungkinan rugi yang terjadi; pada akhirnya akan memberikan
kemungkinan untuk dapat memperoleh pembayaran hak terlebih
dahulu.

Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota,


dilakukan melalui 3 tahap:

1. Menentukan jumlah kerugian maksimum yang dapat dibebankan


kepada saldo hak-hak penyertaan masing-masing anggota.
2. Menenyukan besarnya hak prioritas pembayaran diantara
anggota.
3. Menyusun suatu skedul pembayaran.
CONTOH SOAL :

Persekutuan ABC akan dilikuidasi, perusahaan memiliki aktiva (non kas)


Rp885.000, hutang kepada kreditur Rp75.000 dan modal untuk masing-
masing anggota dan pembagian laba-rugi:

Prioritas pembayaran anggota


Tahap 1 Tahap 2 Total

Nilai buku aktiva 510.000 375.000 885.000


yang dapat dijual

Rugi penjualan 60000 240.000 300.000

450.000 135.000 585.000

“PERSEKUTUAN ABCD”
Skedul Pembayaran Kas

Anda mungkin juga menyukai