Anda di halaman 1dari 6

4. 1.

Pusat Biaya (Cost Center)


Pusat biaya adalah bentuk segmen terkecil dari aktivitas atau pusat pertanggungjawaban yang hanya
bertanggungjawab dalam mengendalikan biaya-biaya yang terjadi didalamnya tanpa menghubungkan
dengan nilai uang dari keluaran yang dihasilkan

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya dapat diukur dengan satuan
moneter, sedangkan masukannya tidak. Jadi, prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pada
pusat pertanggungjawaban yang dipimpin.

3. Pusat Laba (Profit Center)


Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana baik masukan (biaya yang dikonsumsi) maupun
keluarannya (pendapatan yang berhasil dicapai) dapat diukur dengan satuan moneter

4. Pusat Investasi (Investmen Center)


Pusat Investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling luas, karenanya manajer berwenang
dalam mengendalikan pendapatan dan biayanya, baik biaya operasi maupun biaya yang timbul
sehubungan dengan usaha memperoleh sumber daya dan menentukan barang modal yang akan dibeli.

1. Dalam system informasi akuntansi manajerial, informasi mengalir menuju 2 arah, yaitu mengalir dari
atas ke bawah (top-down) dari bawah ke atas (botton-up). Top down flow adalah system yang mencatat
dan meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi di jenjang manajemen puncak dalam sebuah
organisasi dan meneruskan serta mendistribusikan informasi ke jenjang organisasai yang lebih rendah.
Botton-up flow adalah system yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang
terjadi pada jenjang organisasi paling bawah, kemudian secara terstruktur melaporkan informasi kepada
manajemen puncak.

Aliran Informasi Dari Atas Kebawah ( Top-Down Information Flow)


Sistem penganggaran sebuah organisasi merupakan system yang mengalirkan informasi
dari atas kebawah. System informasi ini menghasilkan anggaran periodic, yang memberikan
informasi kepada para manajer tentang rencana kuantitatif organisasi untuk periode mendatang.
Dengan menetapkan dan mengkoordinasikan tujuan yang terukur untuk setiap segmen dalam
organisasi, anggaran membantu mencapai tujuan oeranisasi secara keseluruhan.

Struktur Organisasi
Sebuah strktur organisasi memberikan lingkungan bagi aliran informasi. Agar system
penganggaran dapat berfungsi secara tepa, lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik
sebagai berikut:
Organisasi harus menetapkan sebuah struktur yang membedakan setiap segmen yang terlibat.
Organisasi harus memiliki ketentuan yang jelas mengenai wewenang dan tanggungh jawab
setiap manajer segmen.
Setiap karyawan harus memberikan laporan hanya kepada atasan langsungnya.
Manajemen puncak harus menetapkan secara jelas hubungan atasan-bawahan antar karyawan.

Pernyataan Kebijakan
Pernyataan kebijakan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan menjelaskan tentang harapan
manajemen puncak tentang perilaku karyawan. Pernyataan kebijakan itu memberikan arahan
bagi karyawan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jabatan. Agar dapat berjalan secara
efektif, pernyataan kebijakan harus lengkap dan memiliki daya paksa. Salah satu jenis
pernyataan kebijakan adalah standar perilaku sebagai berikut:

Kepatuhan terhadap hukuman dan peraturan yang berlaku


Hubungan dengan aparat pemerintah
Pencatatan yang benar terhadap dana, aktiva dan pengeluaran kas
Kegiatan di luar tugas yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan
Perusahaan anak dan perusahaan afiliasi
Laporan-laporan da jaminan

Tujuan Kerja
System penganggaran yang efektif m,ensyaratkan bahwa manajemen menetapkan tujuan
kinerjauntuk setiap dalam organisasi. Selanjutnya manajemen puncak mengkomunikasikan
tujuan ini ke setiap manajer segmen dengan mengeluarkan anggaran periodic. System ini disebut
system penganggaran kerja.
Tujuan Organisasi dan Tujuan Departemen
System penganggaran kinerja menjabarkan tujuan perusahaan yang menggunakan ukuran
return on invested capital ke dalam tujuan yang lebih rinci dan spesifik untuk jenjang yang lebih
bawah seperti departemen, divisi, biro, bagian dan lain-lain.

Metode-metode Penyususnan Tujuan Departemental


J Jika manajemen puncak menetapkan tujuan departemental untuk jenjang manajer yang lebih
bawah, maka sebuah system penganggaran kinerja disebut system otoritatif. System ini berarti
system penganggaran bergantung pada otoritas manajeman puncak untuk memotivasi karyawan
guna mencapai tujuannnya. Alternative lain yang dapat digunakan adalah perusahaan
memberikesempatan kepada para manajer jenjang organisasi yang lebih bawah untuk
berpartisipasi dalam penyususnan tujuan kinerjanya sendiri. System penganggaran ini disebut
system penganggaran partisipatif. Proses informasi yang mengalir ke jenjang yang lebih bawah
dinamakan amplifikasi informasi.

B. Aliran Informasi Dari Bawah Keatas (Bottom-Up Information Flow)


Informasi jenis ini berasal dari kejadian atau transaksi yang terjadi pada jenjang yang
paling bawah dalam struktur organisasi. System yang mencatat transaksi. Memprosesnya dan
melaporkan kepada manajer yang lebih atas disebut system pelaporan pertanggung jawaban.
System pelaporan pertanggungjawaban mencatat realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
setiap segmen organisasi. Realisasi kegiatan ini dapat berupa satuan moneter pendapatan dan
biaya, atau data statistic jam kerja dan unit produksi.

Pusat Pertanggungjawaban
System informasi akuntansi pertanggungjawabanmengumpulkan informasi tentang
realisasi kegiatan dan tujuan kinerja pada jenjang organisasi yang paling rendah dalam hirarki
organisasi. Segmen organisasi yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pusat
pertanggung jawaban. Pusat pertanggungjawaban yang ada yaitu busat biaya, pusat laba dan
pusat investasi.

Laporan Kinerja
System akuntansi pertanggung jawaban mengkomunikasikan informasi yang dihasilkan
dalam laporan yang berisi informasi tentang realisasi, anggaran, selisih antararealisasi dan
anggaran. Untuk setiap pusat pertanggungjawaban.laporan kinerja untuk pusat laba dan pusat
investasi pada dasarnya sama, yang berbeda adalah isi laporannya.

Pengumpulan Data Pada Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban


System akuntansi pertanggung jawaban mengalirkan informasi dari bawah keatas berupa realisasi
dan dari atas kebawah berupa anggaran kerja. System ini menghasilkan laporan kinerja untuk
setiap pusat pertanggungjawaban, yang meringkas anggaran pendapatan, anggaran biaya,
realisasi pendapatan dan realisasi biaya. Untuk mengumpulkan data, perusahaan menggunakan
kode pertanggungjawaban yaitu mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pusat
pertanggungjawaban dan berdasarkan rekening dalam bagan rekening sekaligus. Klasifikasi ini
dilakukan melaliu tiga tahap yaitu:

Tansaksidiklasifikasikan sesuai dengan rekening yang tercantum dalam bagan rekening


Transaksi diklasifikasikan sesuai dengan tempat terjadinya biaya
Menggabungkan jenis rekening dengan tempat terjadinya transaksi tersebut

Kode Pertanggungjawaban
Kode ini digunakan untuk mencatat tempat terjadinya transaksi. Karena setiap unit dalam
organisasi terlibat dalam berbagai macam transaksi, maka setiap unit tersebut merupakan tempat
terjadinya transaksi, maka setiap unit harus memiliki kode khusus yangdisebut dengan kode
pertanggungjawaban.

Kode Rekening
Kode pertanggungjawaban hanya digunakan untuk mengidentifikasi siapa yang
bertanggungjawab terhadap transaksi tersebut. Oleh karena itu perusahaan tetap membutuhkan
kode rekening untuk keperluan pencatatan dan pelaporan informasi. Oleh karena itu struktur
kode rekening dalam system akuntansi pertanggungjawaban merupakan kombinasi antara kode
rekening dan kode pertanggungjawaban.

Kode Anggaran
Kode tambahan disisipkan antara kode pertanggungjawaban dank ode rekening, untuk
dapat membedakan secara tegas yaitu kode anggaran dan kode rekening.

Pelaporan Keuangan dan Akuntansi Pertanggungjawaban


Pada dasarnya laporan kinerja yang dihasilkan oleh system informasi akuntansi
pertanggungjawaban habya bermanfaat untuk keperluan intern. Oleh karena itu bentuj dan isi
laporan kinerja sangat spesifik, dan tidak bias langsung dikonversi untuk menghasilkan laporan
keuangan untuk kepentingan extern. Dengan demikian system informasi akuntansi harus
menyusun kembali laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan dengan
menggunakan data yang dihimoun oleh system akuntansi pertanggung jawaban.
1. Pemakai internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumsi
(RTK) dan rumah tangga produksi (RTP).
Pihak Internal
Pemakai pihak Internal adalah manager atau pemimpin, yaitu orang bertanggung jawab
terhadap kegiatan perusahaan. Pemimpin perusahaan memerlukan informasi akuntansi sebagai
dasar untuk membuat perencanaan, menentukan kebijakan untuk masa yang akan datang,
mengadakan pengawasan terhadap kegiatan kegiatan perusahaan yang dikelolanya dan untuk
mengetahui apakah perusahaan sudah mencapai target atau belum

5. Prosedur pengumpulan data dan biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban :


1. Atas dasar dokumen sumber, dicatat setiap jenis biaya ke dalam buku pembantu biaya (cost
subledger).
2. Secara periodic, biaya yang dicatat dalam buku pembantu biaya dijumlah dan disajikan dalam
bentuk laporan pertanggungjawaban biaya

Prosedur pengumpulan data biaya yang terjadi dalam akuntansi

pertanggungjawaban yang dikutip oleh Mulyadi (2003 : 231), sebagai berikut :

1. Atas dasar dokumen sumber, dicatat setiap jenis biaya ke dalam buku pembantu biaya

(cost subledger). Dalam kartu biaya digolongkan jenis biaya dan

pertanggungjawaban yang bersangkutan. Buku pedoman biaya merupakan alat

distribusi biaya untuk keperluan sistem akuntansi dalam pertanggungjawaban.

2. Secara periodik (misalnya sebulan sekali) biaya yang dicatat dalam buku pembantu

biaya dijumlah dan disajikan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban.

elanjutnya Mulyadi, menjelaskan bahwa prosedur penyusunan pelaporan pertanggungjawaban


adalah sebagai berikut :

1. Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban setiap periodenya (bulan/triwulan) menyusun laporan


atas biaya yang terjadi dan menjadi tanggungjawab departemen atau bagiannya. Biaya yang
dilaporkan oleh tiap-tiap pusat pertanggungjawaban adalah biaya yang sesungguhnya terjadi
(actual cost).
2. Laporan atas biaya yang seungguhya terjadi ini, diserahkan kepada penyusun laporan
perusahaan keseluruhan (biasanya departemen/staff controller/bagian akuntansi).
3. Bagian penyusunan laporan perusahaan keseluruhan (controller/bagian akuntansi) mengolah
data-data yang berasal dari laporan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban.
4. Kemudian bagian penyusunan laporan perusahaan menyusun (controller/pengawas/bagian
akuntansi) membandingkan antara anggaran yang tersedia dan biaya yang sesungguhnya terjadi.
5. Terakhir, controller atau pengawas intern mengirimkan laporan pertanggungjawaban tersebut
ke masing-masing pusat pertanggungjawaban yang dinilai dan kepada atasan dari pusat
pertanggungajawaban tersebut.

Anda mungkin juga menyukai