Anda di halaman 1dari 14

LIABILITAS JANGKA

PANJANG
KELOMPOK 4 :
NURHIKMAH (1710321094)
NURUL FADILLAH (1710321101)
RADIKA (1710321109)
M.AS’AD NUR (1710321118)
a. Karakteristik liabilitas
 Pengorbanan Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau tanggung
jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan
atau melaksanakan dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti dimasa
datang. Pengorbanan manfaat ekonomik diwujudkan dalam bentuk transfer atau penggunaan
aset kesatuan usaha.
 Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang harus
timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian “sekarang” dalam hal ini mengacu pada 2 hal:
waktu dan adanya.
Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya : pada tanggal neraca kalau
perlu atau kalau dipaksakan secara yuridis, etis, atau rasional pengorbanan sumber ekonomik
harus dipenuhi karena keharusan itu telah ada. Keharusan kewajiban mencakupi keharusan
kontraktual, keharusan konstruktif atau bentukan, keharusan demi keadilan dan keharusan
bergantung atau bersyarat.
 Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu
Sama seperti definisi aset, kriteria ini sebenarnya menyempurkan kriteria keharusan sekarang
dan sekaligus sebagai tes pertama pengakuan suatu pos sebagai kewajiban tetapi tidak cukup
untuk mengakui secara resmi dalam system pembukuan.
b. Definisi liabilitas
Menurut FASB (SFAC No. 6 Prg. 35) : kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa
datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk
mentransfer aset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang
sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.

Menurut IASC : Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya perusahaan
dalam mewujudkan manfaat ekonomi

Menurut AASB (SAC No.4) : Kewajiban adalah kewajiban ekonomi perusahaan masa depan atas
potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan bahwa entitas saat ini wajib kepada entitas saat
ini wajib kepada entitas lain sebagai aktivitas transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu lainnya.

Menurut IFRS (PSAK 57) : Liabititas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.
c. Liabilitas jangka pendek vs liabilitas jangka panjang
1. Definisi jangka pendek & jangka panjang
Liabilitas jangka pendek merupakan kewajiban yang pelunasannya dalam 1 tahun atau satu
siklus perusahaan
Liabilitas jangka panjang merupakan kewajiban yang pelunasannya lebih dari 1 tahun atau
satu siklus perusahaan.
2. Jenis-jenis liabilitas jangka pendek & jangka panjang
Liabilitas jangka pendek
a. utang wesel
b. utang pajak penjualan (PPN)
c. pendapatan diterima dimuka
Liabilitas jangka panjang
a. utang obligasi
b. utang bank jangka panjang
c. utang wesel.

5
d. Liabilitas keuangan vs intrumen e. Pengakuan dan pengukuran
ekuitas Terdapat 2 (dua) klasifikasi liabilitas keuangan yaitu :
‐ Liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui
‐ Liabilitas keuangan meliputi setiap laba rugi
kewajiban kontrak untuk membayar ‐ Liabilitas lainnya
kas atau aset keuangan. Liabilitas diukur menggunakan nilai wajar pada saat
‐ Instrumen ekuitas adalah setiap pengakuan awalnya. Liabilitas yang diakui pada nilai
kontrak yang memberikan kontrak wajar melalui laba rugi merupakan liabilitas jangka
pendek sedangkan liabilitas lainnya dapat merupakan
residual atas aset suatu entitas liabilitas jangka pendek atau liabilitas jangka
setelah dikurangi dengan selutru panjang. Untuk menghitung nilai kini digunakan
liabilitasnya. tingkat suku bunga pasar (market interest
rate/effective interest rate) sedangkan untuk
mrnghitung bunga digunakan tingkat bunga kupon
(coupon rate/stated interest rate).

6
f. Penerbitan obligasi
Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Apabila harga jual
lebih tinggi dari nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga premium sedangkan
apabila harga jual lebih rendah dari nominal maka dijual dengan diskon. Perbedaan
tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif berbeda dengan tingkat suku bunga
kupon.
‐ Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga
premium.
‐ Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga
nominal.
‐ Tingkat suku bunga efektif > Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga
diskon.

7
Contoh penerbitan obligasi
Pada tanggal 1 januari 2015 PT Seruni menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp.100.000.000 dan ringkat bunga
kupon 10% yang dibayar semesteran tiap tanggal 1 januari dan 1 juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi
tersebut jatuh tempo pada tanggal 1 januari 2020. PVIF anuitas = 8.1109 dan PVIF single sum = 0.6756
Harga obligasi
Nilai sekarang dari pokok utang :
Rp.100.000.000 x 0.6756 = Rp. 67.500.000
Nilai sekarang dari bunga :
(Rp. 100.000.000 x 10% x 6/12) x 8.1109 = Rp. 40.554.000
Total
= Rp. 108.114.000
Obligasi dijual pada harga premium

Keterangan Debet Kredit


Kas Rp. 108.114.000
Utang Obligasi Rp. 100.000.000

Premium obligasi Rp. 8.114.000

8
g. Penerbitan wesel bayar
Perlakuan akuntansi untuk utang obligasi dan wesel bayar relatif sama yaitu wesel bayar dinilai sebesar
nilai kini dari arus kas pembayaran di masa depan (baik pokok maupun bunga).

 Penerbit Secara Tunai


Tingkat bunga yang akan digunakan untuk perhitungan amortisasi adalah tingkat bunga yang
menyebabkan nilai kini dari pembayaran kas di masa depan sama dengan kas yang diterima saat ini.
Tingkat bunga yang akan digunakan untuk perhitungan amortisasi adalah tingkat bunga yang
menyebabkan nilai kini dari pembayaran kas di masa depan sama dengan kas yang diterima saat ini.

Contoh Penerbitan Wesel Bayar – Tunai


PT. Doha menerbitkan wesel bayar dengan nilai nominal Rp.100.000.000 yang akan jatuh tempo 3 tahun
yang akan datang PT Doha menerima Rp.86.956.522
Penyelesaian :
Rp.100.000.000 / (1 + i) 3 = Rp.86.956.522.
i= 5% , tingkat bunga sebesar 5% akan digunakan untuk mengamortisasi diskonto yang timbul.
 Penerbitan Secara Non-Tunai
Wesel bayar dicatat sebesar nilai wajar barang/ jasa tersebut atau nilai
kini dari wesel bayar menggunakan tingkat bunga pasar. Jika nilai
tersebut berbeda dengan nilai nominal wesel bayar, maka entitas
mencatat diskonto atau premium.
Contoh Penerbitan Wesel Bayar – Non Tunai
PT Milu membeli mesin yang mempunyai nilai pasar Rp. 126.000.000. dan
menerbitkan wesel bayar atas pembelian tersebut, wesel bayar tersebut
mempunyai nilai nominal Rp.150.000.000. tanpa bunga dan jangka
wakltu 3 tahun.

Keterangan Debet Kredit

Mesin Rp. 126.000.000


Diskon Wesel Bayar Rp. 24.000.000

Wesel Bayar Rp. 150.000.000

10
 Penerbitan Secara Tunai & Hak Tertentu
Sebagai kompensasi dari tingkat bunga tersebut entitas memberikan hak tertentu kepada pembeli wesel
bayar misalnya entitas setuju menjual barang dagangan ke pembeli dengan harga yang lebih murah dari
harga jual normal barang tersebut. Entitas harus mengakui selisih (diskonto) antara kas yang diterima dan
nilai kini dari wesel bayar menggunakan tingkat bunga pasar sebagai pendapatan diterima di muka.
Contoh Penerbitan Wesel Bayar – Tunai dan Hak Tertentu
PT Kapuas menerbitkan wesel bayar tidak berbunga jangka waktu 3 tahun dengan nilai nominal
Rp.200.000.000 kepada PT. Banjar. Entitas menerima kas sebesar Rp.200.000.000. dari penerbitan tersebut
tingkat bunga pasar untuk wesel yang sejenis adalah 8%. Entitas setuju untuk menjual barang dagangan
senilai Rp.750.000.000. dengan harga jual normal barang tersebut.
Penyelesaian :
Nilai kini wesel bayar = Rp.200.000.000 / (i + 8%)3 = Rp. 158.766.448.
Diskonto wesel bayar = Rp.200.000.000. – Rp.158.766.448 = Rp.41.233.552

Keterangan Debet Kredit


Kas Rp. 200.000.000
Diskonto Wesel Bayar Rp. 41. 233.552
Wesel Bayar Rp. 200.000.000
Pendapatan DDM Rp. 41.233.552

11
Diskonto diamortisasi menggunakan tingkat bunga 8% sedangakan pendapatan dibayar dimuka
diamortisasi proposional berdasarkan penjualan barang dagang. Jika pada tahun pertama PT. Banjar
membeli barang dagangan dari PT.Kapuas senilai Rp.250.000.000. maka penjualan yang diakui di
tahun pertama sebesar Rp.13.744.517 (Rp..41233.552 x 250/750) dan amortisasi diskonto sebesar
Rp.3.298.684 (Rp.41.233.552 x 8%)

Ayat jurnal pada akhir tahun pertama adalah :

Keterangan Debet Kredit

Pendapatan DDM Rp. 13.744.517

Penjualan Rp. 13.744.517

Beban Bunga Rp. 3.298.684

Diskonto Wesel Bayar Rp. 3.298.684

12
terimakasih
Any question ?

Anda mungkin juga menyukai