Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI PEMERINTAHAN

R M K

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Dosen Pembimbing :

Sitti Nafisah, SE., M. Si

Disusun oleh :

Andi Rida Syahraida Ramadani

1710321119

Kelas 4 Akuntansi S1
PEMBAHASAN

A. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

Kieso dan Waygant (1986) mengungkapkan pentingnya Kerangka Kerja Konseptual.


Pertama, penetapan standar akuntansi seharusnya dikembangkan dan terkait dengan suatu
konsep dan tujuan yang telah ditetapkan. Konsep dan tujuan yang jelas tersebut adalah
kerangka kerja konseptual yang memberikan arahan yang jelas dalam pengembangan suatu
standar akuntansi. Kedua, permasalahan praktik yang baru dan berkembang harus cepat
dapat diselesaikan sesuai dasar konsep yang jelas. Ketiga, kerangka kerja konseptual
dapat menggambarkan tingkat keterbandingan (comparability) laporan keuangan antar
entitas.

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI menjelaskan antara lain asumsi dasar,


karakteristik kualititatif laporan keuangan, unsur-unsur laporan keuangan pokok, prinsip-
prinsip akuntansi dan kendala informasi yang relevan dan andal. Kerangka konseptual
merupakan konsep yang mendasari pengembangan Standar Akuntansi, penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas, dan penyelesaian masalah yang belum diatur dalam
standar akuntansi. Dengan demikian, tujuan dari kerangka konseptual adalah sebagai acuan
bagi penyusun standar akuntansi, penyusun laporan keuangan, dan pengguna laporan
keuangan lainnya.

Tujuan Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan pedoman dasar Akuntansi Pemerintahan untuk


memenuhi tujuan yang dijelaskan berikut (PP No. 24 Tahun 2005):

1. Bagi penyusun Standar Akuntansi Pemerintahan, merupakan acual dalam menyusun


standar tersebut.

2. Bagi penyusun laporan keuangan, merupakan acuan dalam menyelesaikan masalah


akuntansi yang ditemui dalam praktik yang belum diatur dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan tertentu.

3. Bagi pemeriksa dalam memberikan pendapat atau opini atas kewajaran laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

4. Bagi para pengguna laporan keuangan, merupakan acuan dalam menafsirkan


informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan.

Lingkungan Akuntansi Pemerintahan

Lingkungan pemerintahan berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan


pelaporan keuangan. Lingkungan pemerintahan meliputi struktur pemerintahan dan jenis
pelayanan yang diberikan suatu pemerintah serta karakteristik keuangan (PP No. 24 Tahun
2005).

Struktur pemerintahan dan jenis pelayanan yang diberikan yang berpengaruh


terhadap tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan meliputi:

1. Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan


Di Indonesia, negara berbentuk republik dengan asas demokrasi. Hal ini berarti
bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam pelaksanaannya, tugas pemerintah
didelegasi kepada pejabat yang ditunjuk rakyat melalui proses pemilihan.

Pendelegasian kekuasaan rakyat tersebut terbagi dalam tiga kewenangan yang


terpisah, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemisahan ini dimaksudkan untuk menjaga
keseimbangan kekuasaan sehingga tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan dalam
penyelenggaraan kekuasaan (checks and balances).

2. Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah

Sejak reformasi 1998, sistem pemerintahan di Indonesia yang sebelumnya terpusat


berubah menjadi pemerintahan yang memberikan kewenangan atau otonomi daerah yang
lebih luas. Dengan adanya sistem otonomi, pendapatan pajak atau bukan pajak dialokasi
kepada pemerintahan di tingkat yang lebih bawah dengan dana perimbangan melalui
mekanisme akuntansi “transfer”. Penyerahan kekuasaan pengelolaan keuangan negara
kepada pemerintah daerah menyebabkan pengalihan pengelolaan dan tanggung jawab
penggunaannya.

3. Adanya pengaruh proses politik

Tujuan umum pemerintahan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal


ini dapat dilakukan dari alokasi sumber pendapatan dan pembiayaan pemerintah. Proses
pengalokasian tersebut merupakan bagian dari proses politik, yaitu dalam pembahasan
anggaran di lembaga legislatif. Oleh karena itu, Wildavsky (1975) menyebut anggaran
adalah alat politik. Dalam proses pembahasan anggaran terjadi negoisasi politik antara
lembaga legislatif (wakil partai politik) dan pemerintah.

4. Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah

Secara umum, hubungan rakyat dan pemerintah bersifat tidak langsung, yaitu
pungutan yang dikenakan kepada rakyat tidak secara langsung menentukan pelayanan
yang akan diberikan pemerintah. Walaupun demikian, dalam pengelolaan keuangan negara
pemerintah dapat memungut langsung atas pelayanan yang diberikan dalam keadaan
tertentu, seperti retribusi parkir.

Karakteristik Keuangan

Karakteristik keuangan yang berpengaruh terhadap tujuan akuntansi dan pelaporan


keuangan adalah sebagai berikut:

1. Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan alat pengendalian

2. Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan

3. Kemungkinan penggunaan akuntansi danan untuk tujuan pengendalian

B. PSAP Nomor 01 s.d PSAP Nomor 04

PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi laporan


keuangan dan transaksi – transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan
umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi
para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas
entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan :

a.) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas dana pemerintah;

b.) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,


kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah

c.) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, penggunaan sumber daya


ekonomi;

d.) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;

e.) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya;

f.) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai


penyelenggaraan kegiatan pemerintah;

g.) Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas


pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Komponen – komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan pokok adalah :

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Neraca

3. Laporan Arus Kas

4. Catatan atas Laporan Keuangan

Komponen – komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap


entitas pelaporan, kecuali Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh unit ysng
mempunyai fungsi perbendaharaan.

PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran

Dalam Laporan Realisasi Anggaran harus diidentifikasi secara jelas, dan diulang pada
setiap halaman laporan, jika dianggap perlu, informasi berikut :

a.) Nama entitas pelaporan atau saran identifikasi lainnya:

b.) Cakupan entitas pelapporan

c.) Periode yang dicakup

d.) Satuan angka yang digunakan

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang – kurangnya sekali dalam


setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan Laporan
Realisasi Anggaran tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau
pendek dari satu tahun, entitas mengungkapkan informasi sebagai berikut:
1. Alasan penggunaan periode pelaporan tadak satu tahun

2. Fakta bahwa jumlah – jumlah komparatif dalam Laporan Realisasi Anggaran dan
catatan – catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

Laporan Realisasi Anggaran sekurang – kurangnya mencakup pos – pos sebagai


berikut :

a. Pendapatan

b. Belanja

c. Transfer

d. Surplus atau deifisit

e. Penerimaan pembiayaan

f. Pengeluaran pembiayaan

g. Pembiayaan neto

h. Sisa lebih atau kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA)

PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama
periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset
nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.

Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari :

a.) Penerimaan Perpajakan

b.) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

c.) Penerimaan Hibah

d.) Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah dan investasi lainnya

e.) Transfer masuk

Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pengeluaran :

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang

3. Bunga

4. Subsidi

5. Hibah

6. Bantuan Sosial
7. Belanja Lain – lain/Tak Terduga

8. Transfer keluar

PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas haurs mempunyai referensi
silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos – pos
laporan keuangan dalam rangka pengukapan yang memadai, antara lain :

a.) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,


pencapaian target Undang – Undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target

b.) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan

c.) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan –
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi – transaksi dan
kejadian – kejadian penting lainnya

d.) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi


Pemerintah yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

e.) Mengungkapkan informasi untuk pos – pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas

f.) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
REFERENSI

Bahtiar Arif, Muchlis, dan Iskandar, Akuntansi Pemerintahan (2009),. Akademia.


Jakarta.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar


Akuntansi Pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai