Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PENDAPATAN”

Mata Kuliah :
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II
Dosen Pengampuh :
Gebriany Pirade Wenur, S.E,MSA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IX

1. Valencia Lengkong (AK1922087)


2. Erlani Harindah (AK1922027)
3. Tasya Tumelap (AK1922085)
4. Verent Manurip (AK1922088)
5. Vini Lolong (AK1922090)

TAHUN AKADEMIK : 2021/2022


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
STIE PETRA BITUNG
JL. S.H SARUNDAJANG/ KEL. MANEMBO-NEMBO TENGAH,
KEC MATUARI, KOTA BITUNG (0438) 37526
KATA  PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat,waktu,serta kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah II, dengan Judul “ Pendapatan “
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang sempurna oleh karena
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan.
Akhirnya melalui kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman
semuanya yang telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun
mengharapkan semoga makalah ini berguna bagi penyusun khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Bitung, 06 April 2021

(penulis)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................4

C. TUJUAN .........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. PENGERTIAN PENDAPATAN....................................................................5

B. JENIS-JENIS PENDAPATAN.......................................................................5

C. PEDOMAN PENGAKUAN PENDAPATAN................................................6

D. PENYIMPANGAN DARI DASAR PENJUALAN........................................6

E. PENGAKUAN PENDAPATAN PADA SAAT PENJUALAN.....................8

F. TRADE LOADING DAN CHANNEL STUFFING.......................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

A. KESIMPULAN.............................................................................................11

B. PENUTUPAN................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi
kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani, apakah
memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan akuntansi kita pun dapat memperoleh
informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya,baik itu pihak ekstern maupun intern.
Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi
kesejahteraan sosial
Semua informasi dia tas terkait halnya dengan sebareba banyak pendapatan yang kita
peroleh dari kegiatan perusahaan kita, kerana pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting
dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau
earnings. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa
dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Jenis-jenis Pendapatan?
3. Apa pedoman untuk pengakuan pendapatan?
4. Penyimpangan dari dasar penjualan?
5. Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan?
6. Trade loading dan channel stuffing?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan.
2. Mengetahui Jenis-jenis Pendapatan.
3. Mengetahui pedoman untuk pengakuan pendapatan.
4. Mengetahui penyimpangan dari dasar penjualan.
5. Mengetahui Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan.
6. Mengetahui bagaimana Trade loading dan channel stuffing.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendapatan
Untuk memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan pengertian dari
pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart
Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: “Arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus
masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal”.
Sedangkan menurut Accounting Principle Board dikutip oleh Theodorus Tuanakotta
(1984:153) dalam buku Teori Akuntansi pengertian pendapatan adalah Pendapatan sebagai
inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa
Selain itu menurut Commite On Accounting Concept and Standart dari AAA dikutip
oleh Theodorus Tuonakotta (1984:144) dalam buku teori Akuntansi memberikan definisi
pendapatan adalah Pernyataan moneter mengenai barang dan jasa yang ditransfer perusahaan
kepada langganan-langganannya dalam jangka waktu tertentu.
Paton dan Littleton mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat ditinjau dari
aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono (1984:167) dalam buku teori
Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat
dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Aspek
moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva
yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.
Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha. Budiono (1992 :
180) mengemukkan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi
yang dimilikinya kepada sektor produksi. Sedangkan menurut Winardi (1992 : 171)
pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada
penggunaan faktor-faktor produksi.
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam
suatu periode tertentu. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan pendapatan jasa adalah
nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu
B. Jenis-Jenis Pendapatan
 Pendapatan Operasi
Pendapatan operasi diperoleh dari dua sumber diantarnya :
1. Penjualan Kotor merupakan penjualan sebagaimana umumnya (sesuai dengan yang
tercantum di faktur) sebelum dikurani return serta potongan penjualan.
2. Penjualan bersih, penjualan yang didapat dari penjualan kotor serta dikurangi return
penjualan dan ditambah potongan penjualan lainnya.
 Pendapatan Non Operasi
Pendapatan non operasi diperoleh dari dua sumber diantaranya :
1. Pendapatan sewa adalah sebuah pendapatan yang didapatkan perusahaan sebab sudah
menyewakan aktivanya untuk perusahaan lain.
2. Pendapatan bunga adalah suatu pendapatan yang didapat atau diterima yang salah satunya
penyebabnya adalah seperti telah meminjamkan uangnya kepada pihak lainnya.

C. Pedoman Pengakuan Pendapatan

Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saatdirealisasi


atau dapat direalisasi dan dihasilkan. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan yangtepat
meliputi tiga hal :
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim atas
kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas
atau klaim atas kas yang diketahui.
3.Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya telah
dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan pendapatan.
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip ini :
1. Pendapatan pada penjualan produk diakui pada saat penjualan atau pengiriman barang
kepada pembeli.
2. Pendapatan dari jasa, diakui pada saat jasa-jasa telah dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari menyewakan aset, diakui saat aset telah digunakan, atau pada saat
berlalunya waktu sewa.
4. Pendapatan dari penjualan aset selain produk, diakui saat penjualan.

D. Penyimpangan Dari Dasar Penjualan


 Penyimpangan dari dasar penjualan
Suatu studi yang dilakukan FASB menemukan beberapa alasan umum untuk
menyimpang dari dasar penjualan. Salah satu alasannya adalah keinginan untuk mengakui
lebih awal (recognize earlier) dalam proses menghasilkan laba, dan bukan pada saat
penjualan. Pengakuan pendapatan lebih awal adalah tepat jika terdapat tingkat kepastian yang
tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan. Beberapa alasan bisa diterima untuk
penyimpangan dari aturan pengakuan penjualan tersebut diatas.
Alasan yang kedua adalah keinginan untuk menagguhkan pengakuan pendapatan
setelah saat penjualan. Atau pengakuan bisa ditunda (delay recognize). Transaksi yang bisa
diakui awal atau ditunda pengakuannya. Penangguhan penjualan tepat jika tingkat
ketidakpastian mengenai jumlah pendapatan ataupun biaya cukup tinggi, atau jika penjualan
bukan merupakan penyelesaian yang substansial dari proses menghasilkan laba.
Beberapa contoh berikut ini diberikan untuk penyimpangan pengakuan pendapatan
pada kasus yang menyimpang dari aturan umum (generap rule) :

- Penjualan dengan persetujuan pembelian.


Bila sebuah perusahaan menjual produk dalam suatu periode dan setuju untuk
membelinya kembali dalam periode akuntansi, perusahaan belum bisa di katakan menjual
produk, karena bila persetujuan pembelian kembali dilakukan pada harga tertentu dan harga
tersebut menutup semua biaya persediaan di tambah biaya penyimpanan yang berkaitan,
maka persediaan dan kewajiban yang berkaitan tetap ada di pembukuan penjual.

- Pengakuan penjualan dimana terdapat hak retur.


Tiga metode pengakuan pendapatan dengan adanya retur produk:
1. Tidak mencatat penjualan sampai hak retur habis masa berlakunya.
2. Mencatat penjualan tetapi menguranginnya dengan taksiran retur mendatang.
3. Mencatat penjualan dan memperhitungkan retur sewaktu terjadi

Bila suatu perusahaan menjual produkya tetapi memberikan kepada pembeli hak
retur, pendapatan dari transaksi penjualan dapat diakui pada saat penjualan hanya jika seluruh
6 syarat berikut terpenuhi :
1. Harga penjual kepada pembeli intinya tetap atau dapat ditentukan pada waktu
penjualan .
2. Pembeli telah / berkewajiban membayar kepada penjual dan kewajiban itu bukan
merupakan konsinyasi pada penjualan kembali produk.
3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak berubah karena kasus pencurian atau
kehancuran secara fisik terhadap produk.
4. Pembeli memperoleh produk yang dapat dijual kembali yang memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh pembeli.
5. Penjual tidak memiliki kewajiban berarti pada prestasi kerja masa depan yang secara
langsung mengakibatkan penjualan kembali produk oleh pembeli.
6. Jumlah retur masa depan dapat di taksir secara layak.

- Penjualan Cicilan
Penjualan cicilan merupakan contoh pengakuan pendapatan untuk jenis transaksi after
delivery, yang merupakan suatu jenis penjualan dimana pembayarannya diwajibkan didalam
periode cicilan selama periode waktu yang diperpanjang. Ini digunakan dalam perdagangan
eceran dimana segala jenis peralatan dan perabotan untuk pertanian dan rumah tangga dijual
dengan dasar cicilan. Kadang-kadang ini juga dipakai untuk industri alat-alat berat dimana
instalasi mesin dibayar untuk periode yang panjang.
Metode cicilan menekankan penagihan dari pada penjualan, metode ini mengakui laba
pada periode penagihan dan bukan pada saat periode penjualan. Dasar akuntansi cicilan
dibenarkan atas dasar bahwa tidak ada lagi dasar yang cocok untuk menaksir tingkat yang
dapat ditagih, pendapatan seharusnya tidak diakui sampai ditagihnya kas.

E. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan


 Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan
Jumlah penjualan atau pendapatan selalu merupakan item terbesar pada laporan laba rugi.
Pengetahuan tentang aspek-aspek penjualan sangat penting, diantaranya :
1) Diskon Penjualan
Potongan ini diberikan pada waktu penjualan atau pada saat pembayaran. Metode
sederhana untuk memberikan diskon adalah 2/10 n/30.
2) Pengembalian (retur)
Retur terjadi jika barang rusak selama pengiriman, busuk atau tidak sempurna,
pengiriman kuantitas tidak benar atau tipe barang tidak benar.
3) Akuntansi untuk piutang tak tertagih
4) Jaminan untuk pelayanan atau penggantian

Menurut FASB, syarat untuk mengakui pendapatan ( direalisasi atau dapat direalisasi dan
dihasilkan) terpenuhi pada saat produk atau barang dagang diserahkan atau jasa diberikan
kepada pelanggan. Perlu dicatat bahwa SEC merasa yakin bahwa pendapatan direalisasi atau
dapat direalisasi dan dihasilkan apabila criteria tersebut terpenuhi :
1. Ada bukti persuasive dari suatu perjanjian
2. Penyerahan telah terjadi atau jasa telah diberikan
3. Harga ppenjual kepada pembeli adalah tetap atau dapat ditentukan
4. Ketertagihan dapat dipastikan dengan layak

Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya diakui pada saat penjualan
atau point of sale akan tetapi disini bisa timbul masalah dalam pelaksanaannya, situasi
tersebut antara lain :
a. Penjualan dengan perjanjian beli kembali
Jika perusahaan menjual suatu produk dalam suatu periode dan setuju untuk
membelinya kembali dalam periode akuntansi berikutnya maka hak milik legal telah
berpindah. Akan tetapi, substansi ekonomi dalam transaksi ini adalah bahwa risiko
kepemilikan tetap berada pada penjual. Jika terdapat perjanjian beli kembali dengan
harga tertentu dan harga ini dapat menutup semua biaya persediaan ditambah biaya
kepemilikan yang terkait , maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada
dalam pembukuan penjual. Denagn kata lain tidak terjadi penjualan.
b. Penjualan dengan hak retur
Melibatkan penjualan tunai atau kredit, suatu masalah khusus akan timbul dengan
adanya hak retur akan pengurangan harga. Perusahaan tertentu dapat mengalami
tingkat retur yang tinggi yaitu rasio barang dagang yang dikembalikan terhadap
penjualan tinggi sehingga mereka merasa perlu menunda pelaporan penjualan sampai
hak retur secara substansial sudah habis masa berlakunya. Jenis perusahaan yang
mungkin mengalami tingkat retur yang tinggi adalah agen makanan yang mudah
rusak, distributor yang menjual ke toko-toko eceran, perusahaan rekaman dan kaset,
serta beberapa pabrikan makanan dan barang-barang olahraga. Retur dalam industry
ini sering dilaksanakan sebagai praktek yang melibatkan perjanjian “penjualan
bergaransi” atau konsinyasi.
Tersedia tiga metode pengakuan pendapatan alternative apabila penjual menanggung
risiko kepemilikan yang berkepanjangan karena pengembalian produk, yaitu:
1. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya
2. Mencatat penjualan tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa depan
3. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi

FASB (Financial Accounting Standards Board) menyimpulkan bahwa jika suatu


perusahaan menjual produknya tetapi memberikan pembeli hak untuk mengembalikan
produk itu, maka pendapatan dari transaksi penjualan akan diakui pada saat penjualan jika
kondisi berikut terpenuhi :
- Harga penjual kepada pembeli pada hakikatnya tetap atau dapat ditentukan pada
tanggal penjualan
- Pembeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban membayar penjual ,
dan kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk tersebut
- Kewajiaban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian
atau kerusakan atau rusaknya fisik produk
- Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual
- Penjual tidak memiliki kewajiabn yang signifikan atas kinerja masa depan yang
secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli
- Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi penjual secara layak.

Jika keenam kondisi tersebut tidak terpenuhi maka pendapatan penjualan dan harga
pokok penjualan harus diakui ketika hak retur secara substansial telah habis masa berlakunya.
Apabila penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi harus dikurangi untuk
melaporkan estimasi retur.

F. Trade Loading dan Channel Stuffing


- Trade Loading dan Channel Stuffing
Beberapa perusahaan mencatat pendapatan pada tanggal penyerahan tanpa membuat
penyisihan untuk pembelian kembali ataupun retur yang tak terbatas. Walaupun perusahaan
ini kelihatannya mengikuti pengakuan pada saat penjualan yang berlaku , namun sebenarnaya
mereka mengakui pendapatan dan laba sebelum waktunya.
Sebagai contoh , industry rokok domestic AS pada suatu waktu melakukan
praktedistribusi yang dikenal sebagai trade loading. Trade Loading merupakan praktek yang
gila , tidak ekonomis dan licik . Melalui praktek ini pabriakan yang mencoba menunjukkan
penjualan, laba, dan pangsa pasar yang sebenarnya tidak mereka miliki , mereka membujuk
para pedagang grosir yang menjadi pelanggan mereka yang dikenal sebagai trade untuk
membeli lebih banyak produk daripada yang dapat mereka jual kembali denagn cepat. Secara
keseluruhan, industry rokok ini tampaknya dalam waktu dua tahun telah menetapkan terlalu
tinggi laba operasinya sebesar $600juta karena mengambil laba dari tahun-tahun yang akan
datang.
Dalam industry perangkat lunak computer, praktek yang sama disebut sebagai
channel stuffing. Ketika sebuah produsen perangkat lunak ingin membuat hasil-hasil
keuangannya kelihatan bagus, mereka menawarkan diskon atau potongan yang besar kepada
distributornya agar membeli lebih banyak dan mencatat pendapatan ketika perangkat lunak
tersebut meninggalkan dermaga. Persediaan distributor akan membengkak dan saluran
pemasaran menjadi penuh sesak tetapi laporan keuangan produsen perangkat lunak terlihat
baik meskipun hal itu akan merusak hasil periode mendatang, kecuali jika proses tersebut
diulang. Trade loading dan channel stuffing menyimpangkan hasil operasi dan menghias
laporan keuangan . Jika digunakan tanpa ketentuan yang tepat untuk retur penjualan, channel
stuffing merupakan contoh klasik pembukuan hari ini atas pendapatan yang akan datang.

.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya
kepada sektor produksi. Ada juga pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya
yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.
Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat :
- Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim
atas kas (piutang).
- Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada
jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.
Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya
telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan pendapatan.
Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang
optimal sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat tercapat. Laba diperoleh sebagai
kelebihan pendapatan atas beban.
B. Penutupan
Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada makalah Akuntansi Keuangan Menengah II
dalam materi pendapatan. Semoga bermanfaat bagi para pembaca yang membaca makalah
yang kami buat ini, mohon maaf apabila ada salah kata yang disengaja maupun tidak
disengaja. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

Kieso Donald E. (2007). Akuntansi intermediate. Jakarta : Erlangga.


http://www.wikipedia.com
https://docplayer.info/30011392-Makalah-akuntansi-keuangan-menengah-
pendapatan.htm

Anda mungkin juga menyukai