Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pendapatan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. Ima Mani Ratu Djo (1923755493)


2. Indah Krisnak Bantaika (1923755494)
3. Maria Kristina Lo’a Te”a (1923755504)
4. Marlen Monica Tkela (1923755508)
5. Rivaldy Lorenzo Nge (1923755513)
6. Fifi Helmiani Manas (1923755301)

PRODI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik serta
tepat waktu. Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Teori Akuntansi. Adapun
judul yang diambil dalam makalah ini adalah “Pendapatan”.

Ucapan terima kasih penyusun berikan kepada semua pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini. Tanpa dukungan dari mereka semua, penyusunan makalah ini belum
tentu bisa terselesaikan tepat pada waktunya.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penyusun menyadari kalau masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu penyusun sangat mengharapkan kritik
serta anjuran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Kupang, 25 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................`2

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1 Pengertian Pendapatan.............................................................................3-5

2.2 Pengakuan Pendapatan.............................................................................5-6

2.3 Pembentukan Pendapatan............................................................................6

2.4 Realisasi Pendapatan..................................................................................6-7

2.5 Kriteria Pengakuan Pendapatan..................................................................7

2.6 Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan...................................................7

2.7 Prosedur Pendapatan.................................................................................7-8

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendapatan dan biaya merupakan penyebab penting perubahan ekuitas yang berasal dari
kegiatan operasi perusahaan dan pembentuk laporan laba rugi yang menentukan laba perusahaan.
Itulah sebabnya akun-akun tersebut disebut dengan akun nominal atau temporer yang akhirnya
secara periodik harus ditutup dengan membuat jurnal penutup. Konsep dasar upaya dan capaian
(effort and accomplishment) menyatakan bahwa pendapatan harus diperoleh dengan biaya dan
bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Jadi, tidak ada pendapatan tanpa biaya. Oleh
karena itu, secara konseptual biaya harus dikeluarkan dulu untuk memperoleh pendapatan.
Artinya hanya dengan biaya, pendapatan dapat tercipta.
Secara teknis akuntansi, pendapatan biasanya diukur terlebih dahulu dan barulah
mengukur biaya yang diperkirakan menghasilkan pendapatan tersebut sehingga laba dapat
ditentukan dengan tepat. Maka dari itu, dalam laporan laba rugi, pendapatan disajikan lebih awal
lalu dikurangi biaya. Namun demikian, tidak berarti bahwa pendapatan (revenue) menanggung
biaya (expense). Biaya merupakan beban yang harus dihindari tetapi merupakan upaya yang
sengaja dilakukan dengan senang hati serta penuh kesadaran.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Bagaimana pengakuan pendapatan?
3. Bagaimana pembentukan pendapatan?
4. Bagaimana realisasi pendapatan?
5. Bagaimana kriteria pengakuan pendapatan?
6. Bagaimana pedoman umum pengakuan pendapatan?
7. Bagaimana prosedur pendapatan?

1
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan
2. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan pendapatan
3. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan pendapatan
4. Untuk mengetahui bagaimana realisasi pendapatan
5. Untuk mengetahui bagaimana kriteria pengakuan endapatan
6. Untuk mengetahui bagaimana pedoman umum pengakuan pendapatan
7. Untuk mengatahui bagaimana prosedur pendapatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendapatan


Berbagai karakteristik pada pengertian pendapatan. Berbagai sumber memaknai
pendapatan yang kurang lebih sama walaupun terdapat variasi. Dalam Standar Akuntansi
Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan dari IASC yang menempatkan
pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income) sebagai berikut, income is increases in
economic benefits during the accounting periode in the form of inflows enhacements of assets or
decreases of  liabilities that result in increases in equity, other than those relating to equity
participants.
Dari beberapa definisi, dapat didaftar karakteristik-karakteristik atau kata- kata kunci
yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk  pengertian pendapatan
adalah:
1. Aliran masuk atau kenaikan asset
Pendapatan ada atau timbul apabila terjadi transaksi atau kejadian yang menaikkan asset
atau menimbulkan aliran masuk asset yaitu jumlah rupiah kotor ( gross).. Tidak ada batasan
bahwa asset harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Akan tetapi, tidak semua kenaikan asset
dapat menimbulkan pendapatan. FASB dan IAI (IASC) menyatakan hal yang sama bahwa
pendapatan diukur dengan jumlah rupiah dari penjualan. Paton dan Littleton menyebutkan 5
transaksi atau kejadian yang membuat asset bertambah. Maka dari itu, merujuk kegiatan yang
disebutkan Paton dan Littleton, hanya kegiatan point 5 yang masuk dalam kategori sumber 
pendapatan yaitu penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa). Pendapatan sebagai
kenaikan asset merupakan pedefinisian dengan konsep aliran masuk (inflow concept of revenue).
Konsep ini mempunyai kelemahan karena pendapatan dianggap baru ada setelah transaksi
penjualan terjadi. Dengan kata lain, pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi
 pada saat tertentu dan bukan karena proses selama suatu periode.

3
2. Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus
Kegiatan operasi diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan mengirim berbagai barang
kepada pelanggan atau menyerahkan atau melaksanakan berbagai jasa. Pengertian “operasi
utama” dalam hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan
produk atau jasa untuk mendatangkan laba. Dengan demikian, yang disebut pendapatan adalah
kenaikan asset yang berkaitan dengan operasi utama ini dan bukan dengan investasi dan
pendanaan. Sehingga laba yang berasal dari kegiatan investasi dapat dikatakan sebagai untung
( gains) karena merupakan jumlah neto dan bukan merupakan kegiaan operasi. Namun, berbeda
apabila suatu perusahaan bergerak dibidang jual beli surat berharga, maka laba jual beli surat
berharga tersebut dapat dikatakan pendapatan operasi pokok sedangkan bunga dan dividendnya
merupakan pendapatan tambahan.
3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban
Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan
pendapatan. Kejadian pengiriman barang mengubah kewajiban menjadi pendapatan. Jadi alih
alih kenaikan asset, pendapatan dapat didefinisikan sebagai penurunan kewajiban. Timbulnya
pendapatan yang berasal dari turunnya kewajiban banyak dipicu oleh penyesuaian akhir  tahun.
Asas akrual juga menimbulkan kenaikan asset yang dapat didefinisikan sebagai pendapatan,
misalnya piutang pendapatan bunga, piutang dividend dan semacamnya.
4. Suatu entitas
Pendapatan didefinisi sebagai kenaikan asset bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun
kenaikan asset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih. Telah
disebutkan, dengan konsep kesatuan usaha, ekuitas secara konseptual adalah utang perusahaan
kepada pemilik. Oleh karena itu, naiknya asset karena pendapatan akan mengakibatkan naiknya
ekuitas. Jadi, naiknya ekuitas merupakan konsekuensi dan bukan sumber pendapatan sehingga
pendapatan tidak dapat didefinisikan sebagai kenaikan ekuitas.
5. Produk perusahaan
Pendapatan adalah produk perusahaan yang meliputi jasa yang dihasilkan perusahaan.
Disini, pendapatan didefinisi secara fisis bukan moneter. Produk fisis yang dihasilkan oleh
kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan. Pengertian semacam ini sesuai dengan
konsep upaya dan capaian (effort  and accomplishment ) yaitu pendapatan merupakan capaian
dari upaya produktif perusahaan. Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif.

4
Dengan pengertian ini, pendapatan terbentuk pada saat produk terbentuk bahkan selama proses
produksi tanpa harus menunggu kejadian atau saat penyerahan produk kepada pelanggan.
Misalnya, hal ini tidak menghalangi pengakuan pendapatan sebelum barang diserahkan saat
perusahaan kontruksi menggunakan metode persentase penyelesaian ( percentage of
completion).
6. Pertukaran produk 
Paton dan Litteleton memasukkan kata pertukaran (exchange) dalam definisinya karena
pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sistem
pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah jika jumlah rupiah tersebut merupakan
hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk ( sales,
fees,interests,dividends, royalties, and rents).
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai
bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk  perusahaan perdagangan, misalnya, disebut dengan
penjualan. Misalnya bagi perusahaan jasa, pendapatan dapat disebut sebagai pendapatan sewa,
pendapatan jasa angkutan, pendapatan bunga, dan sebagainya.
8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas
FASB membatasi pengertian pendapatan hanya untuk kenaikan asset yang berkaitan
dengan operasi utama atau sentral. IAI (IASC) tidak membedakan untung dan pendapatan
sehingga keduanya digabung dalam konsep penghasilan (income). Maka dari itu, definisi untung
dapat dikatakan sebagai:
1. Kenaikan ekuitas (aset bersih)
2. Transaksi peripheral atau incidental
3. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik 

2.2. Pengakuan Pendapatan


Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam system akuntansi
sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pendapatan sebagai produk
perusahaan tidak mengisyaratkan berapa jumlahnya dan kapan harus dicatat tetapi lebih
mengisyaratkan bahwa pendapatan memang ada atau terwujud, definisi tersebut lebih difokuskan

5
pada eksistensi pendapatan. Secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi
kualitas keterukuran (measurability), dan keterandalan (reliability).

Sebagai produk perusahaan, kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa jumlah
rupiah produk tersebut dan kriteria keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah
tersebut objektif serta dapat diuji kebenarannya. Pendapatan belum terealisasi sebelum terjadinya
penjualan yang nyata ke pihak lain dan pendapatan belum terbentuk sebelum perusahaan
melakukan upaya produktif.

2.3. Pembentukan Pendapatan


Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan
bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul dan menjadi ada. Pendekatan ini dilandasi oleh
konsep dasar upaya dan hasil capaian serta kontiuitas usaha. Biaya dan operasi perusahaan
merepresentasikan upaya. Pendapatan dan produk merepresentasikan capaian.
Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenesitas kos yaitu bahwa semua tahap
kegiatan atau unsur di dalamnya (direpresentasikan) mempunyai kedudukan atau arti penting
yang sama dalam menghasilkan pendapatan (Paton dan Littleton 1970 : 67 dalam Suwardjono,
2005 : 364). Implikasi dari konsep ini adalah semua tahap kegiatan memberi sumbangan dalam
penciptaan pendapatan yang secara proporsional sama dengan besarnya kos. Jadi, begitu kos
suatu objek  biaya terjadi, pendapatan dapat dianggap terbentuk sehingga laba juga terbentuk.

2.4. Realisasi Pendapatan


Menurut konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi
kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar  produk baik produk telah
selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Pendapatan sebenarnya terjadi akibat
transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak
tersebut terjadi pendapatan belum terjadi atau terbentuk.
Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan secara objektif
dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna pendapatan. Konsep realisasi atau

6
pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai pengakuan pendapatan
yaitu:
1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau
semacamnya (misalnya kontrak penjualan)
2. Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar.
Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan
konfirmasi proses penghimpunan dana.

2.5. Kriteria Pengakuan Pendapatan


Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan penjualan
benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan kata lain, pendapatan
belum dapat dikatakan ada dan diakui sebelum ada penjualan yang nyata. Hal ini didasarkan
pada gagasan bahwa pengakuan suatu jumlah rupiah dalam akuntansi harus didasarkan pada
konsep dasar keterukuran dan reliabilitas; jumlah rupiah harus cukup pasti dan ditentukan secara
objektif  oleh pihak independen.
Sebaliknya, terjadinya kontrak penjualan belum cukup untuk mengakui pendapatan
sebelum barang atau jasa sudah cukup selesai dikerjakan walaupun jumlah rupiah pendapatan
telah terealisasi karena belum ada upaya yang membentuk pendapatan. Atas dasar konsep
kesatuan usaha, tidak ada pendapatan tanpa upaya. Tanpa upaya yang cukup pendapatan belum
dapat diakui. FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya
harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83):
a. Terealisasi atau cukup pasti terealisasi
Pendapatan dikatakan terealisasi bilamana produk telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau
klaim atas kas. Dan dikatakan cukup pasti terealisasi bilamana aset berkaitan yang diterima atau
ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya.
b. Terbentuk atau terhak

2.6. Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan

FASB meringkas pedoman umum ini dalam SFAC No. 5 paragraf 84 sebagai berikut :

a. Kriteria terbentuk dan terrealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk atau barang
dagangan diserahkan atau jasa diberikan kepada konsumer Oleh karena itu, pendapatan

7
dari kegiatan produksi dan pemasaran serta untung dan rugi dari penjualan aset lainnya
pada umumnya diakui pada saat penjualan (dalam arti pertukaran atau pengiriman
barang).
b. Kalau kontrak penjualan atan penerimaan kas (atau keduanya) mendahu lui produksi dan
pengiriman (seperti dalam kasus berlangganan majalah dengan pembayaran di muka),
pendapatan dapat diakui pada saat terhak (earned) dan pengiriman (delivery).
c. Kalau produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara bertahap
dengan metoda persentase penyelesaian pada saat sudah terbentuk asalkan taksiran yang
layak atas hasil pada saat penyelesaian dan taksiran kemajuan produksi dapat diukur
dengan cukup anda.
d. Kalau jasa diberikan atau hak untuk menggunakan aset berlangsung secara menerus
(kontinus) solema suatu perioda (misalnya, bunga atau sewa) dengan kontrak harga yang
pasti, pendapatan dapat diakui (menja- di terbak) bersamaan dengan berjalannya waktu.
e. Kalau produk atau aset lain dapat segera terrealisasi karena dapat dijual dengan harga
yang cukup pasti tanpa biaya tambahan yang berarti (misal- nya produk pertanian
tertentu, logam mulia, dan surat-surat berharga), pendapatan dan beberapa untung atau
rugi dapat diakui pada saat sele- sainya produksi atau pada saat harga aset tersebut
berubah.
f. Kalau produk, jasa, atau aset lain ditukarkan dengan aset nonmoneter yang tidak segera
dapat dikonversi menjadi kas, pendapatan atau untung atau rugi dapat diakui pada saat
meretia telah terhak atas pada saat tran- saksi telah selesai (tuntas) asalkan nilai wajar
aset nonmoneter yang terli- bat dapat ditentukan dalam kisar yang layak.
g. Kalau ketertagihan (kolektibilitas) aset yang diterima untuk produk, jasa, atau aset lain
meragukan, pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.

2.7. Prosedur Pengakuan

Saat atau kaidah pengakuan pendapatan di atas merupakan ketentuan pada level penetap
standar. Agar dapat di laksanakan di level perusahaan, kaidah tersebut harus dijabarkan secara
teknis dan prosedural dalam bentuk kebijakan akuntansi perusahaan. Kebijakan akuntansi
perusahaan harus menetapkan kejadian atau kegiatan internal apa yang dapat digunakan sebagai
pemicu pencatatan ke dalam sistem akuntansi. Misalnya, bila ditentukan bahwa saat penjualan
digunakan sebagai dasar pengakuan pendapatan, atas dasar kegiatan mana dan bukti apa bagian
akuntansi dapat mencatat atau menjurnal pendapatan dari penjualan tersebut.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berbagai karakteristik pada pengertian pendapatan. Berbagai sumber memaknai


pendapatan yang kurang lebih sama walaupun terdapat variasi. Dalam Standar Akuntansi
Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan dari IASC yang menempatkan
pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income) sebagai berikut, income is increases in
economic benefits during the accounting periode in the form of inflows enhacements of assets or
decreases of liabilities that result in increases in equity, other than those relating to equity
participants.
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam system akuntansi
sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pendapatan sebagai produk
perusahaan tidak mengisyaratkan berapa jumlahnya dan kapan harus dicatat tetapi lebih
mengisyaratkan bahwa pendapatan memang ada atau terwujud, definisi tersebut lebih difokuskan
pada eksistensi pendapatan. Secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi
kualitas keterukuran (measurability), dan keterandalan (reliability).
Masalah penyajian berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah memisahkan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar biasa
dan cara menuangkannya dalam statemetnt laba rugi.

9
10
DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga.
Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai